Anda di halaman 1dari 4

LIA ANDRI ANGGRAENI

03411640000015
ADWL-A

Sikuen Stratigrafi

Sikuenstratigrafi ialah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk dalam satuan waktu
tertentu pada satu siklus perubahan relatif muka laut. Pembagian sikuenstratigrafi ialah
penggolongan lapisan batuan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan
bernama berdasarkan gerak relatif muka laut. Pembagian ini merupakan kerangka untuk
menyusun urutan peristiwa geologi (Djauhari, 2012).
Sikuen Stratigrafi adalah metode pendekatan yang multidisiplin serta berorientasi pada
sejumlah proses untuk menginterpretasi paket sedimen. Paket sedimen tersebut diberi
nama sikuen dan dibatasi oleh bidang ketidakselarasan atau bidang kemenerusannya
yang selaras dan bersifat regional. Secara teknis, konsep ini bertujuan mengelompokkan
urutan susunan batuan sedimen ke dalam suatu sikuen yang didasarkan pada kronologi
sebagai pembatas selang genesanya (Vail, dkk, 1984, Vail, 1987, dalam Djuhaeni,
1996).

Tingkat Tingkat Satuan Sikuenstratigrafi


1. Urutan tingkat satuan sikuenstratigrafi, masing-masing dari besar sampai kecil
adalah Megasikuen, Supersikuen dan Sikuen.
2. Sikuen ialah satuan dasar dalam pembagian satuan sikuenstratigrafi.
Sikuen tersebut tersusun atas komponen sikuen (depositional system track: lowstand
system track/LST, transgressive system track/TST dan high system track/HST) sebagai
respons akibat perubahan muka air laut relatif (Posamentier dan Vail, 1988; van
Wagoner dkk., 1988). Interpretasi stratigrafi sikuen dan komponen sikuennya serta
horison seperti batas sikuen (SB), bidang transgresi (TS), bidang maximum flooding
surface (MFS), dan condensed section (C) memerlukan pemahaman akan hubungan
stratigrafi, umur, batimetri, dan fasies. Dengan demikian, terlihat ada beberapa aspek
yang melibatkan biostratigrafi dalam mengevaluasi stratigrafi sikuen.

Pola stratigrafi dalam batuan obyek pengamatan untuk analisa stratigrafi:


1. Pola stratigrafi regresi-transgresi
Regresi adalah majunya garis pantai kearah laut yang mengakibatkan pola stratigrafi
kearah atas. Transgresi adalah mundurnya garis pantai kearah darat dan
mengakibatkan pola stratigrafi mengahalus keatasnya.
2. Pola siklus sedimentasi
Siklus sedimentasi yang dikenal yaitu siklus regresi dan transgresi yang selalu
berulang dalam pola stratigrafi.
Ada dua kemungkinan penyebab siklus ini yaitu :
a) Autocyclic adalah proses pembelokan/pemindahan delta yang berlangsung selama
proses penurunan dasar cekungan sehingga menghasilkan penumpukkan siklus
regresi-transgresi.
b) Allocyclic adalah pembentukan silkus regresi-transgresi oleh adanya perubahan
muka air laut.
3. Pola sekuen pengendapan
Terbentuk sebagai akibat dari interaksi antara kecepatan pemasokan sedimen dan
kemampuan ruangan yang tersedia untuk sedimentasi.

Sekuen stratigrafi sangat berkaitan erat dengan perubahan relative sea level. Dengan
mengetahui karakter pengendapan pada setiap kondisi relative sea level tertentu, maka
LIA ANDRI ANGGRAENI
03411640000015
ADWL-A

kita bisa membuat model lingkungan pengendapannya. Untuk melakukan analisis


sekuen stratigrafi, kita harus mengetahui beberapa terminologi.

Aplikasi Sekuen Stratigrafi Untuk Data Welllog

System tract secara genesa diasosiasikan dengan unit stratigrafi yang mengendap selama
fase tertentu oleh siklus muka laut relatif (Posamentier, et al, 1988). Unit itu
menjelaskan kembali rekaman batuan berupa tiga dimensi pembentuk fasies. Ketiga
dimensi itu berupa tipe dari permukaan batas, posisi dalam sebuah sekuen, dan pola
tumpukan parasekuen (Van Wagoner et al., 1988). System tract yang membentuk
sebuah single depositional sequence adalah:
1. Lowstand System Tract (LST)
2. Transgressive System Tract (TST)
3. Highstand System Tract (HST)
4. Shelf Margin System Tract (SMFT)

Diagram Sikuen Stratigrafi (Tanpa Terganggu Oleh Adanya Struktur Sekunder)

Log yang biasanya digunakan dalam analisis stratigrafi ini adalah log gamma ray (GR)
dan Log Spontaneous Potentian (SP) yang merupakan log yang menceriminkan ukuran
butir dari sedimen. Dalam pengapalikasian sekuen stratigrafi perlu diketahui marker-
marker dalam sekuen stratigrafi yaitu seperti:
1. Batas sekuen atau sequence boundary (SB); SB-1 dan SB-2
2. Transgressive Surface
3. Maximum Flooding Surface
Setelah diketahui marker-marker tersebut kemudian dapat dilakukan kronokorelasi
untuk setiap system tract-nya. prinsip kronokorelasi adalah mengkorelasikan kejadian-
kejadian geologi yang terekam pada batuan. Kejadian geologi bisa terjadi secara lokal,
regional, dan global, dalam jangka waktu menit hingga ratusan juta tahun, sehingga
rekaman kejadian ini digolongkan dalam beberapa orde. Pembagian orde-orde tersebut
dapat dibaca di halaman sekuen stratigrafi sesuai link di atas. Setelah kerangka
kronologi geologi diketahui kemudian dilakukan korelasi yang lebih detil biasanya
adalah mengunakan prinsip litokorelasi seperti sand to sand correlation dan kemudian
dapat dibuat peta isopach dan paleogeografinya.
Identifikasi Coal
LIA ANDRI ANGGRAENI
03411640000015
ADWL-A

Metode logging merupakan pengukuran variasi kedalaman sifat fisik batuan sekitar
dengan menggunakan alat pengukuran geofisika (sonde) pada lubang bor. Jenis-jenis
logging geofisika yang umum digunakan pada eksplorasi batubara adalah log sinar
gamma (natural gamma ray), log densitas (bulk density), log neutron (neutron density),
log tahanan jenis (electrical resistivity) dan menggunakan log induksi atau laterelog
(Chironis, 1982 dalam Merrit, 1986).
Log Sinar Gamma Ray (Gamma Ray Log)
Batubara dengan kualitas baik dan batupasir bersih (clean sandstone) memiliki
tingkat radiasi alami yang sangat kecil. Bertambahnya kehadiran lempung sebagai
parting dalam batubara dan sebagai klastika ataupun matriks lempung dalam batupasir
menyebabkan bertambahnya tingkat radiasi alami batubara dan batupasir. Log gamma
ray dikalibrasi berdasarkan American Petroleum Institute (API) Standards, sehingga log
biasanya menggunakan satuan API Unit (APIU). Batubara umunya memiliki defleksi
pembacaan di bawah sand line (< 20 API Units ), karena mempunyai kandungan
radioaktif sangat rendah.
Log Densitas (Density Log)
Log densitas dalam kegiatan eksplorasi batubara merupakan perangkat yang utama
dalam mengidentifikasi lapisan batubara, karena sebagian besar batubara memiliki
karakteristik yang sama yaitu nilai densitas yang rendah dibandingkan batuan lain yang
berasosiasi dengannya, hal ini dapat dilihat pada gambar yang menunjukkan respon log
densitas terhadap lapisan batubara mempunyai kenampakan yang sangat khas.
Log Tahanan Jenis (Resistivity Log)
Dalam eksplorasi batubara, log tahanan jenis umumnya digunakan sebagai
pendukung log radioaktif. Pada keadaan yang ideal, batu lempung memberikan respon
pembacaan yang rendah, sedangkan pada jenis batuan yang lainnya memberikan
pembacaan yang tinggi termasuk pada batubara, tetapi pada keadaan tertentu baik batu
pasir maupun batu bara bisa memperlihatkan pembacaan yang rendah sehingga bisa
menimbulkan kesalahan interpretasi. Log tahanan jenis mengukur current flow diantara
elektroda pada alat logging dan elektroda pada permukaan tanah. Batubara merupakan
konduktor listik yang buruk, hal ini akan menunjukkan nilai resistivity yang besar.
Log Kaliper (CaliperLog)
Log kaliper digunakan untuk mengukur diameter lubang bor dan dapat juga untuk
mengoreksi pembacaan log long dan short spaced density. Pada kaliper yang memiliki 3
buah lengan, diameter lubang bor yang diperoleh merupakan hasil rata-rata pengukuran
pada tiga titik. Kombinasi log kaliper dan log densitas dapat digunakan untuk
mengetahui kekuatan (strength) batuan, dan juga untuk mengetahui karakteristik roof
dan floor lapisan batubara. Pada gambar kombinasi log kaliper dan log densitas
menunjukkan lapisan batubara dengan floor yang baik namun memiliki roof yang lunak.
LIA ANDRI ANGGRAENI
03411640000015
ADWL-A

Sumber:

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan, Bogor.

Mahardika,Rangga.2008.SikuenStratigrafi.
http:///Stratigrafi/sekuen/Rangga%20Mahardika%20Khairully%20%20September
%202008.html. Diakses pada tanggal 7 April 2019 pukul 6.23 WIB .
https://www.geologinesia.com/2016/02/jenis-jenis-logging-geofisika-pada-eksplorasi-
batubara.html . Diakses pada tanggal 7 April 2019 pukul 7.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai