LABORATORIUM FISIKA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2021
PENENTUAN MUATAN ELEKTRON BERBASIS TRANSISTOR
BC 109
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan nilai muatan elektron
B. Alat dan Bahan
1. Catu daya
2. Transistor BC109
3. Multimeter (2 buah)
4. Kabel jumper
C. Prosedur Percobaan
1. Pertama sebelumnya colokkan kabel catu daya ke terminal, kemudian siapkan
multimeter disisi kanan dan kiri transistor BC 109. Terdapat juga 6 vort cek yaitu V
sumber, Vbe dan Vrc.
2. Kedua kita hubungkan kabel dari sumber catu daya positif ke positif dan sebaliknya
yang negatif ke negatif. Kemudian kita hubungkan multimeter yang positif ke positif
sebaliknya negative ke negative dan lakukan hal yang sama pada multimeter satunya.
3. Ketiga, multimeter pada sebelah kanan yaitu untuk melihat nilai Vrc , sedangkan
sebelah kiri untuk melihat nilai Vbe. Untuk nilai yang di dapat bisa di tuliskan di lembar
pengambilan data.
4. Selanjutnya kita arahkan saklar ke tegangan DC dan kita nyalakan catu daya nya.
5. Kemudian yang pertama Vrc bernilai 1 Volt dan kita atur pada multimeter, jika sudah
dapat kita lihat nilai Vbe nya terdapat nilai 0,628 V. Selanjutnya nilai yang didapat
pertama dapat di tulis pada lembar pengambilan data.
6. Yang kedua dapat kita atur dengan kenaikkan sebesar 0,002. Kemudian kita atur Vbe
jadi 0,630 jika sudah kita tuliskan nilai Vrc pada lembar pengambilan data.
7. Selanjutnya kita lakukan kembali dengan kenaikan sebesar 0,002 dan tuliskan nilai Vrc
sebesar 1,22 pada lembar pengambilan data. Lakukan hal yang sama sampai nilai Vbe
ketika sudah tiga kali dan memiliki nilai yang sama maka pengambilan data selesai.
8. Kemudian pada lembar pegambilan data terdapat nilai suhu, suhu yang digunakan
adalah suhu ruangan yaitu sebesar 200.
9. Terakhir jika sudah selesai pengambilan data, jangan lupa untuk rapikan kembali alat
yang telah di gunakan.
D. Dasar Teori
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki oleh setiap partikel penyusun atom,
kecuali neutron, karakteristik muatan dasar hanya dimiliki oleh proton dan electron.
Berdasarkan konsep muatan listrik, ada dua macam muatan listrik, yaitu muatan positif dan
muatan negatif. Muatan listrik timbul karena adanya elektron yang dapat berpindah dari satu
benda ke benda yang lain. Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan
umumnya ditulis sebagai e-elektron tidak memiliki komponen landasan ataupun substruktur
apapun yang dikenal, sehingga beliau dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron
memiliki massa sekitar 1/1836 massa proton, Momentum sudut (spin) instrinsik elektron
adalah setengah nilai integer dalam satuan ħ, yang berfaedah bahwa beliau termasuk
fermion, Antipartikel elektron dinamakan sebagai positron. Benda yang kekurangan elektron
dikatakan bermuatan positif, sedangkan benda yang kelebihan elektron dikatakan bermuatan
negatif. Elektron merupakan muatan dasar yang menentukan sifat listrik suatu benda.
Sifat Muatan Lisrik
1. Dua muatan yang sejenis apabila didekatkan maka akan tolak menolak
2. Dua muatan yang tidak sejenis apabila didekatkan maka akan tarik menarik
Transistor NPN dan transistor PNP merupakan transistor yang terbuat dari
semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. Pada transistor tipe ini nilai pergerakan
elektronnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan muatan positifnya, sehingga
akan memungkinkan sistem beroperasi dengan arus yang besar dan kecepatan yang besar.
Arus pada basis akan diperkuat oleh kolektor Jadi transistor NPN akan memasuki wilayah
aktif ketika tegangan yang berada pada basis lebih tinggi dari pada emitor dan menuju keluar
yang menunjukan arah arus konvensional, saat alat mendapat panjar maju(Aditya 2012).
Transistor dapat bekerja semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),
Emitor (E) dan Kolektor/Kolektor (C). koneksi yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur dan tegangan yang akan digunakan untuk memperkuat
transistor bisa juga digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus yang cukup
besar pada transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini pengumpul dan
emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis
mengamati maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka. Dengan sifat pensaklaran seperti
transistor ini bisa digunakan sebagai gerbang atau yang sering kita dengar dengan sebutan
TTL vaitu Transistor Transistor Logic. Transistor dapat bekerja juga sebagai, (a) booster
arus maupun tegangan yang dipakai sebagai booster. (b) sebagai srkuit pemutus dan
penyambung (switching), (c) stabilisasi tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan
arus inputnya (BJT) atautegangan inputnya (FET). dan (d) memungkinkan pengaliran Iistrik
yangsangat akurat dari sirkuit sumber listriknya(Surjono 2011).
(Wajib: Buat terlebih dahulu tabel analisis regresi linear lengkap untuk menyelesaikan
persamaan-persamaan berikut dengan nilai Vbe sebagai x dan Ln Vrc sebagai y)
11,8221292
= = 𝟐𝟔, 𝟓𝟔𝟑𝟎𝟎𝟎𝟎𝟗𝟕
0,44506
∑ 𝑥𝑖2 ∑ 𝑦𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 ∑(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) (14,245796)(35,1736959) − (21,998)(23,10509093)
𝑏= =
𝑁 ∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥𝑖 )2 34(14,245796) − (21,998)2
(501,0772964)−(508,2657903)
= (484,357064)−(483,912004)
−7,1884939
= = −𝟏𝟔, 𝟏𝟓𝟏𝟕𝟒𝟏𝟏𝟔𝟏
0,44506
= (16,30968259558) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟏𝟓𝟕𝟗𝟒𝟏𝟒𝟑𝟓
= (16,36280859752) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟐𝟏𝟏𝟎𝟔𝟕𝟒𝟑𝟕
= (16,41593459946) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟐𝟔𝟒𝟏𝟗𝟑𝟒𝟑𝟗
= (16,4690606014) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟑𝟏𝟕𝟑𝟏𝟗𝟒𝟒
= (16,52218660334) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟑𝟕𝟎𝟒𝟒𝟓𝟒𝟒𝟐
= (16,57531260528) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟒𝟐𝟑𝟓𝟕𝟏𝟒𝟒
𝑦̂7 = 𝑎𝑥𝑖 + 𝑏 = (26,56300097)(0,626) + (−16,151741161)
= (16,62843860722) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟒𝟕𝟔𝟔𝟗𝟕𝟒𝟒𝟔
= 𝟎, 𝟓𝟐𝟗𝟖𝟐𝟑𝟒𝟒𝟖
= (16,7346906111) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟓𝟖𝟐𝟗𝟒𝟗𝟒𝟓
= (16,78781661304) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟔𝟑𝟔𝟎𝟕𝟓𝟒𝟓𝟐
= (16,84094261498) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟔𝟖𝟗𝟐𝟎𝟏𝟒𝟓𝟒
= (16,89406861692) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟕𝟒𝟐𝟑𝟐𝟕𝟒𝟓𝟔
= (16,94719461886) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟕𝟗𝟓𝟒𝟓𝟑𝟒𝟓𝟖
= (17,0003206208) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟖𝟒𝟖𝟓𝟕𝟗𝟒𝟔
= (17,05344662274) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟗𝟎𝟏𝟕𝟎𝟓𝟒𝟔𝟐
= (17,10657262468) + (−16,151741161)
= 𝟎, 𝟗𝟓𝟒𝟖𝟑𝟏𝟒𝟔𝟒
= (17,15969862662) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟎𝟎𝟕𝟗𝟓𝟕𝟒𝟔𝟔
= (17,21282462856) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟎𝟔𝟏𝟎𝟖𝟑𝟒𝟔𝟖
= (17,2659506305) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟏𝟏𝟒𝟐𝟎𝟗𝟒𝟕
= (17,31907663244) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟏𝟔𝟕𝟑𝟑𝟓𝟒𝟕𝟏
= (17,37220263438) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟐𝟐𝟎𝟒𝟔𝟏𝟒𝟕𝟑
= 𝟏, 𝟐𝟕𝟑𝟓𝟖𝟕𝟒𝟕𝟓
= (17,47845463826) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟑𝟐𝟔𝟕𝟏𝟑𝟒𝟕𝟕
= (17,5315806402) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟑𝟕𝟗𝟖𝟑𝟗𝟒𝟕𝟗
= (17,58470664214) + (−16,1517411161)
= 𝟏, 𝟒𝟑𝟐𝟗𝟔𝟓𝟒𝟖𝟏
= (17,63783264408) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟒𝟖𝟔𝟎𝟗𝟏𝟒𝟖𝟑
= (17,69095864602) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟓𝟑𝟗𝟐𝟏𝟕𝟒𝟖𝟓
= (17,74408464796) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟓𝟗𝟐𝟑𝟒𝟑𝟒𝟖𝟕
= (17,7972106499) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟔𝟒𝟓𝟒𝟔𝟗𝟒𝟖𝟗
𝑦̂30 = 𝑎𝑥𝑖 + 𝑏 = (26,56300097)(0,672) + (−16,151741161)
= (17,85033665184) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟔𝟗𝟖𝟓𝟗𝟓𝟒𝟗𝟏
= (17,90346265378) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟕𝟓𝟏𝟕𝟐𝟏𝟒𝟗𝟑
= (17,95658865572) + (−16,15174121)
= 𝟏, 𝟖𝟎𝟒𝟖𝟒𝟕𝟒𝟗𝟓
= (18,00971465766) + (−16,15174121)
= 𝟏, 𝟖𝟓𝟕𝟗𝟕𝟑𝟒𝟗𝟕
= (18,0628406596) + (−16,151741161)
= 𝟏, 𝟗𝟏𝟏𝟎𝟗𝟗𝟒𝟗𝟗
Nilai ralat untuk persamaan garisnya bisa dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
̂𝑖 )2
∑(𝑦𝑖 −𝑦 0,783828143 0,783828143
𝑆𝑦̂ = √ 𝑁−2
= √ 34−2
=√ 32
= √0,024494629 = 𝟎, 𝟏𝟓𝟔𝟓𝟎𝟕𝟔𝟎𝟎𝟓 𝑽
𝑁 34
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦̂ √ = 0,1565076005 √
𝑁 ∑ 𝑥2𝑖 − (∑ 𝑥𝑖 ) 2 34(14,245796) − (21,998)2
34
= 0,1565076005 √(484,357064)−(483,912004)
34
= 00,1565076005√0,44506
= 0,1565076005 √76,39419404
= (0,1565076005 )(8,74037722527)
= 𝟏, 𝟑𝟔𝟕𝟗𝟑𝟓𝟒𝟔𝟔𝟗𝟗 𝑽
∑ 𝑥2𝑖 14,245796
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦̂ √ = 0,1565076005√
2
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 − (∑ 𝑥𝑖 ) 2 34(14,245796) − (21,998)2
14,245796
= 0,1565076005 √(484,357064)−(483,912004)
14,245796
= 0,1565076005 √ 0,44506
= 0,1565076005√32,00870894
= (0,1565076005 )(5,65762396594)
= 𝟎, 𝟖𝟖𝟓𝟒𝟔𝟏𝟏𝟓𝟏𝟒𝟒 𝑽
dengan suhu dalam satuan Kelvin dan nilai k= 1,38 x 10-23 J/K
Ralat perhitungan muatan elektron pada transistor dapat dihitung dengan persamaan berikut :
𝑆𝑞 = √(𝑘 𝑇 𝑆𝑎 )2
2
𝑆𝑞 = √((1,38 × 10−23 )(293,15)(1,367935467))
𝑆𝑞 = √(553,3941894 𝑥 10−23 )2
𝑆𝑞 = √306245,1288 𝑥 10−46
𝑆𝑞 = 𝟓, 𝟓𝟑𝟑𝟗𝟒𝟏𝟖𝟗𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟐𝟏 𝑪
Sedangkan untuk menghitung ralat relatif perhitungan muatan elektron sebagai berikut :
𝑞𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 −𝑞𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% ralat relatif = | 𝑞𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
| × 100%
3
2
1
0
0,61 0,62 0,63 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,69
Vbe (V)
1,5
1
0,5
0
0,61 0,62 0,63 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,69
Vbe (V)
Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Vbe dengan ln VRc
Pembahasan :
Berdasarkan percobaan diatas tentang “Penentuan Muatan Elektron Berbasis Transistor BC
109” menggunakan 34 data dengan nilai yang berbeda-beda, sebelum menentukan nilai
muatan electron kita membuat tabel analisis regresi linear lengkap untuk menyelesaikan
persamaan-persamaan berikut dengan nilai Vbe / x dan Ln Vrc / y dimana perubahan nilai Vrc
merupakan cara untuk menghitung nilai muatan listrik dimana saat Ln Vrc nilai y nya
berkurang dari sebelumnya yang mana dapat dilihat pada tabel. Untuk mendapatkan nilai
muatan elektron kita menggunakan rumus 𝑞 = 𝑎 𝑘 𝑇 sehingga hasilnya sebesar
𝟏, 𝟎𝟕𝟒𝟓𝟗𝟖𝟐𝟑𝟓 × 𝟏𝟎−𝟏𝟗 𝑪 , dengan ralat perhitungan sebesar 𝟓, 𝟓𝟑𝟑𝟗𝟒𝟏𝟖𝟗𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟐𝟏 𝑪
dan rakat relatifnya sebesar 32,9 %.
G. Kesimpulan
Menentukan nilai muatan electron dimana pada percobaan ini menggunakan 34 data dengan
nilai yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan hasilnya kita menggunakan rumus 𝑞 = 𝑎 𝑘 𝑇
sehingga hasilnya sebesar 𝟏, 𝟎𝟕𝟒𝟓𝟗𝟖𝟐𝟑𝟓 × 𝟏𝟎−𝟏𝟗 𝑪, dengan ralat perhitungan sebesar
𝟓, 𝟓𝟑𝟑𝟗𝟒𝟏𝟖𝟗𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟐𝟏 𝑪 dan rakat relatifnya sebesar 32,9 %.
H. Daftar Pustaka
Aditya, Emy.2012. Transistor. Jurnal Transistor. Vol 1(1) : 3-4.
Achmad, Asmar (2020) Modul pembelajaran SMA matematika umum kelas XII: jarak dalam
ruang bidang datar, (diakses pada 25 oktober 2021)
Sujono Herman 2011. Elekreonika Lanjut. Jakarta : Erlangga.
Sriwidodo. 2012. Elektronika Dasar. Jakarta : Salemba Teknika.
Sutrisno. 1986. Elektronika 1. Bandung : ITB.