Kebutuhan akan daya listrik searah (Tegangan DC) teragantung dari besar kecilnya
beban yang akan dicatu oleh penyearah tersebut. Untuk kebutuhan daya arus searah
yang besar umumnya digunakan penyearah 3 fasa. Penyearah tegangan terkontrol 3 fasa
(3 Phase AC to DC Controller) mempunyai tegangan output yang lebih sempurna yaitu
tegangan ripelnya lebih halus, Dengan menggunakan thyristor 3 buah yang dikontrol
dengan sudut trigger α yang sama dan pergeseran sudut secara bersamaan maka
tegangan output penyearah ini akan bergerak dari tegangan 0 sampai dengan maximum.
Di bawah ini gambar rangkaian penyearah 3 fasa ½ gelombang terkontrol dengan beban
resistif,
sbb:
Tegangan antara fasa R ke fasa S. atau antara fasa R ke fasa T, atau antara fasa S ke T
disebut tegangan line (tegangan line ke line) disingkat V L. Tegangan antara fasa R atau
S atau T ke Netral (N) disebut tegangan fasa (Vf).
Vr-s = Vr-t = Vs-t = VL (tegangan line), Vr-N = Vs-N = Vt-N = Vf (tegangan fasa)
𝑉𝐿 = 𝑉𝑓 √3
Persamaan tegangan 3 fasa
a. Tegangan fasa R, vr = Vm Sin ϕ
b. Tegangan fasa S, vs = Vm Sin (ϕ -1200)
c. Tegangan fasa T, vt = Vm Sin (ϕ -2400)
Gelombang tegangan 3 fasa yang disearahkan dengan penyearah ½ gelombang seperti di
bawah ini :
Tegangan keluaran (output ) penyearah tergangtung dari besar sudut trigger (φ). Sudut
trigger pada system penyearah ini efektif bekerja dari sudut 300 sampai dengan sudut
1500, lebih kecil dari sudut 300 besar tegangan output akan tetap sama (Berulang).
Gelombang output pasti berakhir di π (Kecuali untuk sudut trigger 300 dan 1500). Dengan
demikian tegangan Searah difomulasikan menjadi :
Penyearah terkontrol ini menyebabkan adanya pergeseran sudut antara arus beban
terhadap tegangan input yang disebut Power Faktor (Cos f) meskipun beban tersebut
berbentuk resistif. Power factor (PF) adalah perbandingan antara daya aktif output dan
daya input semu. (PF) = Daya aktif output /daya input semu
Parameter Penyearah:
1. Besaran keluaran penyearah komponen DC terdiri dari:
a. Tegangan rata-rata keluaran penyearah (Vdc)
b. Arus rata-rata keluaran penyearah (Idc)
c. Daya keluaran penyearah (Pdc)
Dimana Pdc=Vdc.Idc
4. Rangkaian Percobaan
5. Langkah Kerja
A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!!
B. Langkah percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. Pasang oschilloscope prop1 di rangkaian input dan prop 2 di rangkaian output
3. Off kan rangkaian trigger
4. Tahanan geser pada posisi maksimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 50 V (V1 tegangan AC dan V2
tegangan DC)
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder
di 18 Volt.
8. Masukkan tegangan sumber ke trafo
9. On-kan rangkaian trigger
10. Atur sudut trigger dari sudut 180 0 dan Amati tegangan V1 dan V2 serta amati
arus A1 dan A2 (masukkan data ke table percobaan )
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di
oscilloscope ke dalam kertas millimeter
𝑇
Vm yang dimaksud adalah tegangan maksimum output saat di 4 gelombang input tiap
fasanya. Ketika sudut trigger 00 dan 1200, data Vm tidak ada sebab gelombang tegangan
𝑇
output baru muncul di 3 gelombang tegangan input tiap fasanya.
No. Vm
1 25,37
2 25,416
3 25,457258
4 25,449
5 25,363
6 25,419
7 25,457258
No. P S Pf
1 5,547913 8,777544561 0,632057464
2 6,522005 9,516443895 0,68534061
3 1,357487 4,34186278 0,312650851
4 3,469562 6,940990469 0,499865569
5 5,544851 8,775122692 0,631883069
6 6,523545 9,517567177 0,685421504
7 1,357487 4,34186278 0,312650851
2. Rasio Vdc dan Idc antara hasil pengukuran dengan perhitungan berdasarkan
gelombang pada osiloskop
Perbandingan dibawah dapat digunakan sebagai tolak ukur valid atau tidak nya
rumus perhitungan yang digunakan. Jika hasil hitung Vdc dan Idc berdasarkan
osiloskop mendekati dengan hasil pengukuran oleh alat ukur, maka dapat
dikatakan rumus perhitungan yang digunakan valid.
1) 180O
2) 150O
3) 120O
4) 90O
5) 60O
6) 30O
7) 0O
20
15
Vout [V]
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Sudut Trigger [O]
Dari grafik di atas, terlihat bahwa besar tegangan output akan berulang setiap
1200. Tegangan maksimum didapat saat sudut trigger 30 0, sedangkan
tegangan minimum didapat saat sudut trigger antara 1490 - 1500.
Pada sudut trigger 30O hasil penyearahan sama dengan penyearah 3 fasa ½
gelombang dengan dioda.
5. Kesimpulannya:
Dengan menggunakan SCR sebagai saklar dalam penyearah 3 setengah
gelombang terkontrol, output DC dapat diatur besarnya (Variable)
dengan mengatur sudut trigger dari 300 - 1500 (Range 1200), selebih nya
output DC akan berulang (periodik).
Semakin besar tegangan output maka semakin besar faktor daya nya
(Pf), begitupun sebaliknya.
Catatan: Dalam praktikum ini, sudut trigger dinyatakan terhadap sudut referensi 0 0.