Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM POWER SYSTEM

SEMESTER GANJIL 2021/2022


KARAKTERISTIK GENERATOR DAN SINKRONISASI

OLEH :
ALWI RIZAL
32119054
KELAS 3C
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2021
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melihat dan memahami pengaruh beban reaktif terhadap
perubahan power factor.
2. Mahasiswa dapat menentukan cara perbaikan power factor pada suatu sistem.

II. TEORI DASAR


Kinerja suatu saluran transmisi, khusunya jarak menengah dan yang lebih panjang,
dapat ditingkatkan dengan reactive compensation (kompensasi reaktif) baik secara seri
maupun parallel. Series compensation terdiri dari kapasitor bank yang ditempatkan secara
seri di setiap fase konduktor dari suatu saluran. Shunt compensation terkait dengan
penempatan induktor dari setiap fase saluran ke netral untuk mengurangi pengaruh
perubahan tegangan pada sisi penerima terhadap perubahan beban.
Ketika suatu saluran dibebani dengan impedansi yang sama dengan karakteristik
impedansi saluran, maka arus di sisi penerima adalah:

Saluran yang tidak mengalami rugi-rugi maka Zc adalah murni resistif. Hubungan
beban terhadap surge impedance pada rated voltage dikenal sebagai Surge Impedance
Loading (SIL), yang dinyatak sebagai berikut:

Karena , maka SIL dalam MW menjadi

Idealnya, jika suatu saluran transmisi dibebani sesuai SIL maka tidak akan ada
pengaliran daya reaktif menuju atau keluar dari saluran sehingga tegangan praktis stabil
sepanjang saluran. Pada saluran transmisi jarak panjang, beban rendah cukup kecil
dibandingkan SIL sehingga akan meningkatkan tegangan pada sisi penerima, sedangkan
beban besar biasanya lebih besar dari SIL yang akan menghasilkan penurunan tegangan
pada sisi penerima.
Gambar 2.1 Profil tegangan saluran panjang dengan berbagai kondisi beban
(Sumber: Hadi Saadat; Power System Analysis; McGraw-Hill; 1999)

Untuk kondisi pembebanan rendah atau saluran open (terbuka/ tidak dioperasikan)
maka umumnya digunakan/ dipasang shunt reactor . Sedangkan pada kondisi sistem
transmisi berbeban berat (besar) maka dapat digunakan shunt capacitor, static var control
(svc) dan synchronous condenser untuk memperbaiki tegangan, meningkatkan
kemampuan pengiriman (transfer) dan memperbaiki stabilitas sistem.

Gambar 2.2 Pemasangan 150 kV Shunt Reactor & Shunt Capacitor di GI Sanur
(Bali)
Shunt Reactor
Shunt reactor dipasang untuk mengkompensasi tegangan yang tidak diinginkan
akibat kapasitansi saluran (line capacitance). Sejumlah kompensasi reaktor dibutuhkan
pada saluran transmisi untuk menjaga tegangan pada sisi penerima sesuai dengan
kebutuhan.

Shunt Capacitor Compensation


Shunt capacitor digunakan ketika kondisi beban besar yang menyebabkan power
faktor lagging dan penurunan tegangan yang besar. Capacitor ini dapat dipasang secara
langsung di bus bar atau pada belitan tersier transformator daya, seingga dapat
mengurangi rugirugi dan penurunan tegangan.

Series Capacitor Compensation


Series capacitor dihubungkan secara seri dengan saluran, biasanya lokasi
pemasangan di tengah, yang bertujuan untuk mengurangi reaktansi seri antara titik
pengirim daya listrik dan beban. Hasilnya memperbaiki stabilitas transient dan steady-
statei, pembeban yang lebih ekonomis, dan mengurangi penurunan tegangan pada bus
beban.

IS Long Line IR
+ +

VS VR

- -

Gambar 2.3 Shunt dan series capacitor compensation


Secara sederhana, keubutuhan kompensasi reaktif (Q) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:

Dimana ; dimana
III. ALAT DAN BAHAN
1. Modul Pembangkit, transmisi dan beban (Ex Terco)
2. Kabel secukupnya
3. Multimeter jika diperlukan

IV. GAMBAR RANGKAIAN

Jumper karena tidak


digunakan

Jumper karena tidak digunakan

Gambar 4.1 Rangkaian sisi pembangkit


Gambar 4.2 Rangkaian penghubung pembangkit – transfer block ke
transmisi/distribusi – beban

Gambar 4.3 Modul Transmisi & Distribusi


Gambar 4.4 Modul beban

Gambar 4.5 Blok Diagram Rangkaian Dari Sumber ke beban


V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan

3. ON-kan tombol main di modul PST2210 C2 dan di PST2240 C1.

4. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.

5. Pastikan posisi pengaturan motor Auto.

6. Pastikan posisi pengaturan generator Auto

7. On-kan motor turbine control (CBM)

8. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.

9. On-kan generator excitation control (CBF)

10. Naikkan perlahan-lahan arus eksitasi sampai out tegangan mencapai kurang lebih 220
Volt di sisi generator atau tegangan sekunder trafo telah mencapai 380/390 V.
11. Pada modul PST2210 C1 – modul generator - Close isolator switch I2 lalu on-kan
CB-1. Ini berarti Bus B telah mendapatkan tegangan dari Generator.
12. Pada modul PST 2210 C3, pilih feeder ke 2, masukkan isolator I8 dan I10.

Selanjutnya close CB4.

13. Pada modul beban tiga phase, masukkan step beban sesuai tabel data.
14. Setelah percobaan, off kan supplay. Mulai dr open CB4, open isolator I8 dan I10.

Lalu Open CB1 dan I2 setelahnya.


15. Turunkan perlahan lahan arus eksitasi.

16. Off kan CBF

17. Off kan CBM untuk menghentikan putaran motor.

18. RAPIKAN peralatan.

VI. DATA PERCOBAAN


Tabel 6.1 Data Hasil Percobaan Kompensasi Reaktif

Beban Sisi Pengirim (Sebelum Transmisi) Sisi Beban (Setelah Transmisi)


Wat Wat
R L C VLL I VA VAR Pf VLL I VA VAR Pf
t t
0,91 0,30
1 3 0 395 628 193 598 394,4 0,918 628 192 597 0,306
8 8
0,66 0,42
1 3 1 395,4 456 194 412 395,1 0,666 456 194 412 0,425
6 5
0,42 0,66
1 3 2 391,4 289 193 214 391,1 0,427 289 193 214 0,667
9 8
0,29 0,97
1 3 3 391 199 194 9 390,8 0,294 199 193 9 0,973
4 3
0,87 0,26
1 0 3 389,6 593 160 -571 389,3 0,879 593 158 -571 0,267
9 9
0,61 0,43
1 1 3 390,2 415 179 -374 390 0,614 415 179 -374 0,431
4 2
0,38 0,66
1 2 3 390,3 260 173 -193 390,2 0,384 260 173 -193 0,668
4 8
0,29 0,97
1 3 3 391 199 193 9 390,6 0,294 199 193 9 0,973
4 3
VII. ANALISIS PERCOBAAN
Dari data pada tabel 6.1 pada percobaan pertama dan percobaan kelima memiliki
perbedaan nilai yang sama tetapi berbeda tanda saja, yang berbeda itu pada bagian daya
reaktifnya (VAR) pada kedua sisi (sisi pengirim dan sisi beban). Pada percobaan pertama
daya reaktif yang didapatkan nilainya positif sedangkan pada percobaan kelima daya reaktif
yang didapatkan hasilnya negatif, mengapa demikian? Dikarenakan pada percobaan pertama
beban kapasitif nya bernilai 3 dan beban induktifnya tidak ada sama sekali jadinya nilai daya
reaktif pada percobaan pertama yakni sekitar 598 VAR sedangkan pada percobaan kelima
nilai beban induktifnya lebih besar yakni bernilai 3 dan nilai beban kapasitifnya 0 jadi daya
reaktif dari percobaan kelima yakni -571 VAR.
Percobaan kedua, ketiga, keenam dan ketujug itu nilainya tidak berubah banyak untuk sisi
pengirim maupun sisi beban. Percobaan keempat dan kedelapan untuk kedua beban bernilai
sama dan terjadi kompensasi reaktif dimana beban induktif sama besar dengan beban
kapasitif (C = L).

VIII. KESIMPULAN
1. Mahasiswa telah dapat memahami pengaruh beban reaktif terhadap perubahan power
factor
2. Mahasiswa telah dapat menentukan cara perbaikan power factor pada suatu sistem.

Anda mungkin juga menyukai