Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM MESIN-MESIN DAN

PENGAMAN
GENERATOR SINGKRON

DISUSUN OLEH :

Nama : Andi Resmi Amalia


Rahmat
NIM : 421 17 028
Kelas : 3B / D4 Teknik Listrik
Semester :5

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019
PRAKTIKUM VII

GENERATOR SINKRON

7.1 Tujuan Percobaan

a. Mengetahui unjuk kerja generator sinkron tanpa beban pada perubahan arus
eksitasi (medan) dan perubahan kecepatan terhadap tegangan jangkar
generator sinkron dan arus jangkar motor penggerak (DC).
b. Mengetahui karakteristik pengaruh arus eksitasi (medan) dan perubahan
kecepatan terhadap tegangan jangkar generator sinkron dan arus jaangkar
motor penggerak (DC) pada generator sinkron tanpa beban.
c. Mengetahui pengaruh beban R pada unjuk kerja generator sinkron yaitu
tegangan jangkar, arus jangkar, arus medan, kecepatan putar rotor dan daya
generator sinkron.
d. Mensinkronisasi 2 pembangkit listrik yaitu generator sinkron san sumber
listrik PLN.
7.2 Teori Dasar

Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yang digunakan untuk


mengubah energy mekanik menjadi energy listrik dengan perantara induksi medan
magnet. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan
jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari
kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan
yang sama dengan medan putar pada stator. Tegangan keluaran dari generator sinkron
adalah tegangan bolak-balik, karena itu generator sinkron disebut juga generator AC.

7.2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron


Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk
generator DC, kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak di antara kutub-
kutub magnet yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator
sinkron, konstruksinya sebaliknya, yaitu kumparan jangkar disebut juga kumparan
stator karena berada pada tempat yang tetap, sedangkan kumparan rotor bersama-
sama dengan kutub magnet diputar oleh tenaga mekanik. Prinsip generator ini secara
sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor
apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-
garis gaya.

Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hokum lens, yaitu arus listrik yang
diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat
melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan
EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi ketika prime mover memutar
rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnet yang
berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan pada stator.
Karena terdapat dua kutub yang yang berbeda yaitu utara dan selatan, maka pada 90°
pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada sudut 270° kedua akan
dihasilkan tegangan maksimum negatif. Hal ini terjadi secara terus menerus. Bentuk
tegangan seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.

Gambar 7.1 Prinsip kerja generator sinkron.


Prinsip kerja dari generator sinkron dapat dinyatakan sebagai berikut:

a. Rotor disupplai dengan arus DC If yang kemudian menghasilkan fluks magnet


f.
b. Rotor digerakkan oleh turbin dengan kecepatan konstan sebesar ns.
c. Garis gaya magnet bergerak menginduksi kumparan pada stator.
d. Frekuensi dari tegangan generator tergantung dari kecepatan putaran rotor yang
dapat dinyatakan dengan persamaan :

pn
f=
120

Dimana : f = frekuensi (Hz)


p = jumlah kutub
n = kecepatan putaran rotor (rpm)

Adapun besar GGL induksi kumparan stator atau GGL induksi armature per
fasa adalah:

Ea=4,44. f . M . . K d

Dimana : Ea = gaya gerak listrik armature per fasa (Volt)


f = frekuensi output generator (Hz)
M = jumlah kumparan per fasa = Z/2
Z = jumlah konduktor seluruh slot per fasa
Kd= faktor distribusi
 = flux magnet per kutub per fasa
7.2.2 Karakteristik Generator Sinkron

1. Generator sinkron keadaan tanpa beban

Dengan memutar generator sinkron pada kecepatan sinkron dan rotor diberi
arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator.
Bentuk hubungannya diperlohatkan pada persamaan berikut:

E0 =c . n .

Dimana : c = konstanta mesin


n = kecepatan putaran (rpm)
= fluks yang dihasilkan oleh If

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan
(If).

Gambar 7.2 Rangkaian ekivalen generator sinkron tanpa beban


Besar GGL armatur tanpa beban pada factor daya beban = 1, PF tertinggal dan
PF mendahului adalah sebagai berikut :

a. PF = 1

E0 =√ (V t + I a Ra ) +( I ¿ ¿ a X s ) ¿
2 2

b. PF tertinggal

E0 =√(V t cos + I a Ra ) +(V t sin+ I ¿ ¿ a X s ) ¿


2 2

c. PF mendahului

E0 =√(V t cos + I a Ra )2 +(V t sin−I ¿ ¿ a X s )2 ¿

Dimana : E0 = GGL armatur tanpa beban (Volt)


Vt = tegangan terminal output per fasa (Volt)
Ra = resistansi jangkar per fasa (ohm)
Xa = reaktansi sinkron per fasa (ohm)

2. Generator sinkron berbeban

Gambar 5.3 Rangkaian ekivalen generator sinkron berbeban


Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan
terminal Vt akan berubah-ubah pula. Hal ini disebabkan adanya beberapa factor
yaitu :

- Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra)


- Jatuh tegangan karena reaktansi bocor jangkar (XL)
- Jatuh tegangan karena reaktansi jangkar

Besar GGL armatur berbeban pada PF =1, PF tertinggal dan PF mendahului


adalah sebagai berikut :

a. PF = 1

Ea =√ (V t + I a Ra ) +( I ¿ ¿ a X L ) ¿
2 2

b. PF tertinggal

Ea =√(V t cos + I a R a) +(V t sin+ I ¿ ¿ a X L ) ¿


2 2

c. PF mendahului

Ea =√ (V t cos + I a R a) +(V t sin−I ¿ ¿ a X L ) ¿


2 2

Dimana : Ea = GGL pada jangkar per fasa (Volt)


Vt = tegangan terminal output per fasa (Volt)
Ra = resistansi jangkar per fasa (ohm)
XL= reaktansi bocor per fasa (ohm)

7.3 Alat Dan Bahan

- AC dan DC Suply 1 buah


- Shunt Wound Motor (0,3 kW) 1 buah
- Synchronous Machines (0,3 kW) 1 buah
- Resistive Load 1 buah
- Inductive Load 1 buah
- Moving iron meter 1A 2 buah
- Moving iron meter 600 V 2 buah
- Power Factor Meter 1 buah
- Watt meter 1 buah
- Kabel konektor secukupnya

7.4 Gambar Rangkaian

Gambar 7.4 Percobaan generator sinkron tanpa beban


Gambar 7.5 Percobaan generator sinkron berbeban

Gambar 7.6 Percobaan sinkronisasi hubungan gelap


Gambar 7.7 Percobaan sinkronisasi hubungan terang

7.5 Aspek K3
K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan untuk melindungi dan mencegah
terjadinya kecelakaan dalam bekerja yang dapat merugikan manusia, lingkungan
sekitar maupun peralatan yang digunakan.

a. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam bekerja


1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (nsafe act)
Adalah kecelakaan yang disebabkan murni karena tindakan manusia atau
praktikan itu sendiri. Contoh dari tindakan tidak aman dari manusia atau
praktikan yaitu: sengaja melanggar peraturan keselamatan yang
diwajibkan,bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)
Contoh dari unsafe condition yaitu: mesin-mesiin yang rusak,tidak diberi
pengamanan, konstruksi kurang aman,bising, dan alat yang kurang baik dan
rusak.
b. Potensi bahaya dan langkah pencegahannya
1. Bahaya sentuhan langsung
Meliputi arus bocor yang mungkin terjadi pada peralatan yang isolasinya mulai
rusak, kelalaian praktikan dalam merangkai rangkaian percobaan.
2. Bahaya tertimpa benda kerja
Bahaya tertimpa benda kerja adalah kemungkinan-kemungkinan terjadinya
kecelakaan akibat terjatuhnya benda kerja dan menimpa anggota tubuh dari
praktikan.
c. Upaya pencegahan
1. Mengikuti prosedur praktikum dengan baik,
2. Tidak melakukan gerakan tambahan di dalam melakukan praktikum,
3. Tidak bercanda atau bergurau saat sedang melakukan praktikum,
4. Menggunakan alat pelindung diri (sepatu safety),
5. Menggunakan pakaian atau jas laboratorium,
6. Menjaga jarak aman dari bagian bergerak mesin-mesin listrik.

7.6 Prosedur Percobaan

7.6.1 Percobaan Generator Sinkron Tanpa Beban

a. Membuat rangkaian seperti pada gambar 7.4 generator sinkron tanpa beban.
b. mengoperasikan brake pada posisi speed control sebagai penggerak generator
sinkron.
c. Mengatur kecepatan motor (brake) sampai mencapai kecepatan sinkron
generator sinkron.
d. Memberikan supply DC pada medan generator sinkron. Atur sampai
mendapatkan arus medan/eksitasi 0,5 A.
e. Menyatat tegangan jangkar (stator).
f. Mengulangi langkah d-e untuk arus eksitasi berbeda.
g. Ulangi langkah d-f untuk arus eksitasi konstan sebesar Ierr = 3 A dan kecepatan
motor 500 rpm.
h. Menyatat tegangan jangkar/stator untuk kecepatan motor yang berbeda.
i. Apabila semua hasil pengamatan selesai, matikan supply dengan urutan sebagai
berikut: matikan sumber DC untuk arus medan generator baru kemudian
matikan sumber arus DC untuk brake (motor DC) sebagai penggerak mula.

7.6.2 Percobaan Generator Sinkron Berbeban

a. Membuat rangkaian seperti pada gambar 7.5 generator sinkron berbeban.


b. mengoperasikan brake pada posisi speed control sebagai penggerak generator
sinkron.
c. Mengatur kecepatan motor (brake) sampai mencapai kecepatan sinkron
generator sinkron.
d. Memberikan supply DC pada medan generator sinkron. Atur sampai
mendapatkan arus medan/eksitasi 3 A.
e. Memberikan pembebanan beban pada generator sinkron dengan memutar
rheostat mulai dari tahanan yang terendah.
f. Mencatat tegangan jangkar/stator, arus stator, putaran generator sinkron serta
daya dari beban.
g. Mengulangi langkah d-f untuk kombinasi beban R berbeda.
h. Apabila semua hasil pengamatan selesai, matikan supply dengan urutan sebagai
berikut: matikan sumber DC untuk arus medan generator baru kemudian
matikan sumber arus DC untuk brake (motor DC) sebagai penggerak mula.
7.6.3 Percobaan Sinkronisasi antara 2 Generator Sinkron dan Sumber Listrik PLN

a. Membuat rangkaian seperti pada gambar 7.6 Sinkrosnisasi generator sinkron


dengan sumber listrik PLN.
b. mengoperasikan brake pada posisi speed control sebagai penggerak generator
sinkron.
c. Mengatur kecepatan motor (brake) sampai mencapai kecepatan sinkron
generator sinkron.
d. Memberikan supply DC pada medan generator sinkron. Atur sampai
mendapatkan arus medan/eksitasi nominal dari generator sinkron.
e. Jika lampu indikator menyala terang gelap, atur kecepatan motor DC(brake)
dan arus eksitasi generator sinkron untuk mendapatkan syarat sinkronisasi
(lampu gelap) yaitu frekuensi sama, tegangan sama, urutan fasa sama, dan sudut
tegangan sama.
f. Jika syarat kondisi sinkronisasi terpenuhi, ON-kan saklar sinkronisasi.
g. Menyatat tegangan jangkar/stator, arus stator, putaran generator sinkron serta
daya dari jaringan sinkronisasi.
h. Mengulangi langkah d-g untuk rangkaian percobaan seperti gambar 7.7 .
i. Apabila semua hasil pengamatan selesai, Lepaskan (OFF) saklar sinkronisasi
kemudian dengan urutan sebagai berikut: matikan sumber DC untuk arus
medan generator baru kemudian matikan sumber arus DC untuk brake (motor
DC) sebagai penggerak mula.
7.7 Hasil Percobaan

Tabel 7.1 percobaan generator singkron tanpa beban.

A 0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0


V 11,61 130,0 237,6 311,1 354,8 321,3 390,9 399,3 424,4

Tabel 7.2 percobaan generator singkron berbeban.

Ierr – 3A
Ra/ohm I/A U/V S/VA
2000 0,19 210,8 40,1
1500 0,25 207,1 52,9
1300 0,28 211,6 59,4
1200 0,29 202,9 63,5
s1100 0,32 207,4 65,5

Tabel 7.3 percobaan singkrongkronisasi generator singkron dan sumber listrik PLN.

Ierr/A I/A U/V S/VA


Lampu hubung
2,76 0,61 217,9 102,9
gelap
Lampu hubung
2,79 0,67 222,3 108,3
terang
Lampu hubung
2,74 0,23 219,0 46,8
kombinasi
7.8 Analisis

1. percobaan generator singkron tanpa beban.

Pada tabel 7.1 dapat dilihat bahwa nilai tegangan yang dibangkitkan
berbanding lurus dengan arus eksitasi, karna semakin besar arus eksitasi yang
diberikan maka semakin besar pula tegangan yang dibangkitkan oleh generator.

Pada percobaan ini nilai putaran motor konstan (1500 rpm) Sehingga
tegangan yang dibangkitkan nilainya sepenuhnya dipengaruhi oleh fluks magnetik
pada belitan. Besar kecilnya nilai fluks magnetik pada belitan juga dipengaruhi
oleh arus eksitasi. Dari persamaan tersebut terlihat hubungan antara tegangan yang
dibangkitkan (E0) dengan arus eksitasi (Ierr) adalah berbanding lurus. Dapat dilihat
juga hubungan antara tegangan yang dibangkitkan dengan putaran motor dan fluks
pada belitan medan.

2. percobaan generator singkron berbeban.

Pada tabel 7.1 dapat dilihat bahwa nilai nilai arus eksitasi (Ierr) 3 A dan
putaran (n) rotor generator 1500 rpm. pada percobaan ini dapat di lihat bahwa
tahanan dan arus keluaran berbanding terbalik, semakin rendah tahanan yang di
berikan semakin tinggi arus keluarannya. Sedangkan arus keluaran berbanding
lurus dengan daya semu. Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir
mengakibatkan reaksi jangkar. Bila generator di beri beban yang berubah ubah
maka tegangan V akan berubah ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian
tegangan pada: resistansi jangkar, reaktansi bocor jangkar, dan reaksi jangkar.

3. percobaan singkrongkronisasi generator singkron dan sumber listrik PLN.


Berdasarkan tabel 7.3 dapat terlihat bahwa parameter-parameter yang
didapatkan nilainya serupa antara sinkronisasi hubung gelap dan terang, dimana
untuk sumber PLN secara umum diketahui Vpn = 220 V, f=50 hz dan sudut fasa
untuk tiap-tiap fasa antara sumber PLN dan generator harus sama.
Pada tabel baik ketika hubungan gelap terang maupun kombinasi arus
eksitasinya masing-masing 2,76 , 2,79 , dan 2,74 (A). Berdasarkan data tersebut
maka nilai tegangan yang yang dihasilkan generator pada saat sinkronisasi
hubungan gelap, terang dan kombinasi harusnya tidak terlalu berbeda. Tabel
percobaan sinkronisasi generator generator dengan PLN memperlihatkan kondisi
generator ketika sinkron dengan sumber PLN.
Pada sinkronisasi hubungan gelap, digunakan indikator berupa lampu yang
terminal lampu dihubungkan fasa yang sama antara pln dengan generator. Salah
satu syarat sebuah sistem dikatakan sinkron yaitu ketika sudut fasa antara sumber
pln dan generator sama. Ketika terdapat perbedaan sudut fasa antara sumber pln
dan generator, maka indikator lampu menyala karena terdapat beda potensial yang
diakibatkan beda sudut fasa tersebut tadi. Sedangkan ketika sistem telah sinkron
dalam hal ini tidak terdapat perbedaan antara sudut fasa pada sumber pln dan
generator maka tidak terdapat beda potensial sehingga lampu padam yang
mengindikasikan sistem telah sinkron. Sedangkan pada sinkronisasi hubungan
terang lampu indikator dihubungkan dengan fasa yang tidak sama antara sumber
PLN dengan generator.
7.9 kesimpulan
a. Setelah melaksanakan praktikum generator singkron dapat disimpulkan bahwa
pada percobaan generator singkron nilai tegangan yang dibangkitkan
berbanding lurus dengan arus eksitasi.
b. sumber PLN dan sudut fasa untuk tiap-tiap fasa antara sumber PLN dan
generator harus sama.

Anda mungkin juga menyukai