PENGAMAN
GENERATOR SINGKRON
DISUSUN OLEH :
GENERATOR SINKRON
a. Mengetahui unjuk kerja generator sinkron tanpa beban pada perubahan arus
eksitasi (medan) dan perubahan kecepatan terhadap tegangan jangkar
generator sinkron dan arus jangkar motor penggerak (DC).
b. Mengetahui karakteristik pengaruh arus eksitasi (medan) dan perubahan
kecepatan terhadap tegangan jangkar generator sinkron dan arus jaangkar
motor penggerak (DC) pada generator sinkron tanpa beban.
c. Mengetahui pengaruh beban R pada unjuk kerja generator sinkron yaitu
tegangan jangkar, arus jangkar, arus medan, kecepatan putar rotor dan daya
generator sinkron.
d. Mensinkronisasi 2 pembangkit listrik yaitu generator sinkron san sumber
listrik PLN.
7.2 Teori Dasar
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hokum lens, yaitu arus listrik yang
diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat
melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan
EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi ketika prime mover memutar
rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnet yang
berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan pada stator.
Karena terdapat dua kutub yang yang berbeda yaitu utara dan selatan, maka pada 90°
pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada sudut 270° kedua akan
dihasilkan tegangan maksimum negatif. Hal ini terjadi secara terus menerus. Bentuk
tegangan seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.
pn
f=
120
Adapun besar GGL induksi kumparan stator atau GGL induksi armature per
fasa adalah:
Ea=4,44. f . M . . K d
Dengan memutar generator sinkron pada kecepatan sinkron dan rotor diberi
arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator.
Bentuk hubungannya diperlohatkan pada persamaan berikut:
E0 =c . n .
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan
(If).
a. PF = 1
E0 =√ (V t + I a Ra ) +( I ¿ ¿ a X s ) ¿
2 2
b. PF tertinggal
c. PF mendahului
a. PF = 1
Ea =√ (V t + I a Ra ) +( I ¿ ¿ a X L ) ¿
2 2
b. PF tertinggal
c. PF mendahului
7.5 Aspek K3
K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan untuk melindungi dan mencegah
terjadinya kecelakaan dalam bekerja yang dapat merugikan manusia, lingkungan
sekitar maupun peralatan yang digunakan.
a. Membuat rangkaian seperti pada gambar 7.4 generator sinkron tanpa beban.
b. mengoperasikan brake pada posisi speed control sebagai penggerak generator
sinkron.
c. Mengatur kecepatan motor (brake) sampai mencapai kecepatan sinkron
generator sinkron.
d. Memberikan supply DC pada medan generator sinkron. Atur sampai
mendapatkan arus medan/eksitasi 0,5 A.
e. Menyatat tegangan jangkar (stator).
f. Mengulangi langkah d-e untuk arus eksitasi berbeda.
g. Ulangi langkah d-f untuk arus eksitasi konstan sebesar Ierr = 3 A dan kecepatan
motor 500 rpm.
h. Menyatat tegangan jangkar/stator untuk kecepatan motor yang berbeda.
i. Apabila semua hasil pengamatan selesai, matikan supply dengan urutan sebagai
berikut: matikan sumber DC untuk arus medan generator baru kemudian
matikan sumber arus DC untuk brake (motor DC) sebagai penggerak mula.
Ierr – 3A
Ra/ohm I/A U/V S/VA
2000 0,19 210,8 40,1
1500 0,25 207,1 52,9
1300 0,28 211,6 59,4
1200 0,29 202,9 63,5
s1100 0,32 207,4 65,5
Tabel 7.3 percobaan singkrongkronisasi generator singkron dan sumber listrik PLN.
Pada tabel 7.1 dapat dilihat bahwa nilai tegangan yang dibangkitkan
berbanding lurus dengan arus eksitasi, karna semakin besar arus eksitasi yang
diberikan maka semakin besar pula tegangan yang dibangkitkan oleh generator.
Pada percobaan ini nilai putaran motor konstan (1500 rpm) Sehingga
tegangan yang dibangkitkan nilainya sepenuhnya dipengaruhi oleh fluks magnetik
pada belitan. Besar kecilnya nilai fluks magnetik pada belitan juga dipengaruhi
oleh arus eksitasi. Dari persamaan tersebut terlihat hubungan antara tegangan yang
dibangkitkan (E0) dengan arus eksitasi (Ierr) adalah berbanding lurus. Dapat dilihat
juga hubungan antara tegangan yang dibangkitkan dengan putaran motor dan fluks
pada belitan medan.
Pada tabel 7.1 dapat dilihat bahwa nilai nilai arus eksitasi (Ierr) 3 A dan
putaran (n) rotor generator 1500 rpm. pada percobaan ini dapat di lihat bahwa
tahanan dan arus keluaran berbanding terbalik, semakin rendah tahanan yang di
berikan semakin tinggi arus keluarannya. Sedangkan arus keluaran berbanding
lurus dengan daya semu. Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir
mengakibatkan reaksi jangkar. Bila generator di beri beban yang berubah ubah
maka tegangan V akan berubah ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian
tegangan pada: resistansi jangkar, reaktansi bocor jangkar, dan reaksi jangkar.