Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS SULTAN

AGENG TIRTAYASA

LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM TENAGA
UNIT 3
KARAKTERISTIK n, I, Cos σ, P2, s, ɳ,= f(M) PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA
ROTOR SANGKAR

ML-13
Muhammad zidan abdillah (3332200101)
Ayu Andini (3332200075)
Pandu Arian Wirawinata (3332200063)

Penilaian Praktikum
No Penilaian Bobot Nilai
1 Pemahaman /40
2 Keaktifan /40
3 Penyelesaian Masalah /20
Total Nilai /100

Penilaian Laporan
No Penilaian Bobot Nilai
1 Pengambilan Data dan Hasil /20
2 Analisis Data /50
3 Post-Test /10
4 Tugas Modul /10
5 Kesesuaian Format /10
Total Nilai /100

Sabtu, 6 Mei 2023

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
1. Pendahuluan
Laporan praktikum ini membahas tentang karakteristik penting pada motor induksi tiga fasa rotor sangkar. Motor induksi
tiga fasa merupakan salah satu jenis motor listrik yang paling umum digunakan di berbagai aplikasi industri. Motor ini memiliki
desain yang sederhana, efisiensi tinggi, dan dapat menghasilkan torsi yang besar. Dalam laporan ini, akan dianalisis beberapa
karakteristik kunci yang terkait dengan motor induksi tiga fasa rotor sangkar, yaitu n (kecepatan putar), I (arus), Cos σ (faktor daya),
P2 (daya output), s (slip), dan ɳ (efisiensi). Karakteristik ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang performa dan efisiensi
motor ini dalam berbagai kondisi operasional.

Karakteristik kecepatan putar (n) adalah salah satu parameter penting yang menggambarkan kecepatan rotasi rotor motor.
Kecepatan putar ini dipengaruhi oleh tegangan dan frekuensi sumber daya listrik yang diberikan pada motor. Selain itu, karakteristik
arus (I) menunjukkan besarnya arus listrik yang mengalir melalui motor. Hal ini dapat memberikan informasi tentang beban yang
diterima oleh motor dan dapat digunakan untuk mengukur efisiensi dan performa motor. Faktor daya (Cos σ) adalah ukuran dari
kecocokan antara arus dan tegangan pada motor. Faktor daya yang baik menunjukkan bahwa motor menggunakan daya secara
efisien. Selanjutnya, daya output (P2) adalah daya mekanik yang dihasilkan oleh motor. Pengukuran daya output ini penting dalam
mengevaluasi performa motor dan kemampuannya untuk melakukan pekerjaan yang diinginkan.

Slip (s) adalah perbedaan antara kecepatan putar sinkron motor dan kecepatan putar aktual rotor. Slip ini menyebabkan
motor menghasilkan torsi yang diperlukan untuk mengatasi beban yang diterapkan. Karakteristik efisiensi (ɳ) merupakan
perbandingan antara daya output dan daya input motor. Efisiensi motor induksi tiga fasa rotor sangkar memberikan gambaran tentang
seberapa baik motor ini mengubah daya listrik menjadi daya mekanik. Selain itu, laporan ini juga akan menganalisis hubungan
antara karakteristik-karakteristik ini dengan variabel M (beban mekanik). Analisis ini akan membantu kita memahami bagaimana
karakteristik motor berubah seiring dengan perubahan beban mekanik yang diterapkan pada motor.

Dalam laporan praktikum ini, akan dilakukan pengamatan dan pengukuran terhadap motor induksi tiga fasa rotor sangkar
untuk mengidentifikasi karakteristik-karakteristik ini dalam berbagai kondisi operasional. Data yang dikumpulkan akan dianalisis
untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kinerja dan efisiensi motor ini. Hasil dan kesimpulan dari analisis ini akan
membantu kita untuk memahami karakteristik-karakteristik penting pada motor induksi tiga fasa rotor sangkar dan relevansinya
dalam aplikasi industri.

2. Pengambilan Data dan Hasil


Berikut ini merupakan pengambilan data dan hasil dari pengambilan data dari praktikum yang sudah dilaksanakan pada
praktikum bersama asisten laboratorium.

Tabel 1 Karakteristik Motor Tiga Fasa


Atur 1 2 3 4 4,88
M (Nm)

Pengukuran 2976 2952 2920 2832


N( Rpm)

0,566 0,595 0,676 1,022


I(A)

0,336 0,477 0,644 0,819


cos σ

0,041 0,061 0,094 0,123


P1 (Watt)

1
perhitungan 102,96 176,61 238,39
P2 (Watt) 430,76

220 264 308 484


S(VA)

0,013% 0,03% 0,041% 0,093%


S%

3. Analisis Data
Berikut merupakan hasil dari analisis dari percobaan yang telah dilakukan pada saat praktikum dilaksanakan. Terdapat 2
kali percobaan dengan masing masing percobaan akan dijelaskan secara terpisah.
1. Percobaan pertama
Selama pengukuran dilakukan untuk mengestimasi nilai daya aktif (P2), daya semu (S), dan slip (s%) dalam
pengambilan data praktikum, juga dilakukan pengukuran untuk mendapatkan nilai putaran (n), arus (I), faktor daya (Cosσ),
dan daya input (P1) dalam praktikum unit 3 ini.

Perbedaan signifikan dalam percobaan ini terjadi pada hubungan motor yang digunakan, yaitu hubungan delta. Dalam
hubungan delta, terdapat perbedaan arus yang sangat signifikan terutama saat memulai motor. Lonjakan arus yang tinggi
terjadi saat motor dihubungkan dalam konfigurasi delta. Oleh karena itu, motor perlu di-start menggunakan hubungan wye
untuk mengurangi lonjakan arus. Setelah arus menjadi stabil, motor dapat dihubungkan kembali dalam konfigurasi delta
yang memiliki karakteristik perputaran rotor maksimum dan arus tinggi. Sebaliknya, dalam konfigurasi wye, motor
memiliki karakteristik putaran rotor rendah dan arus yang rendah pula. Perbedaan ini dapat dilihat dari hasil percobaan,
termasuk lonjakan arus, tegangan, faktor daya, dan kecepatan putaran rotor (rpm) yang berbeda secara signifikan pada
blangko percobaan.

Dengan demikian, percobaan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang perbedaan karakteristik motor saat
digunakan dalam hubungan delta dan wye. Pengukuran yang dilakukan memberikan gambaran yang jelas tentang
perubahan arus, tegangan, faktor daya, dan kecepatan putaran rotor yang terjadi antara kedua konfigurasi ini.

2. Percobaan kedua
Pada praktikum unit 3 ini, dilakukan pengukuran untuk mencari nilai output dari daya aktif (P2), daya semu (S), dan
slip (s%) selama pengambilan data menggunakan alat praktikum. Selain itu, juga dilakukan pengukuran untuk menentukan
nilai putaran (n), arus (I), faktor daya (Cosσ), dan daya input (P1).

Pada percobaan ini, perbedaan utama terletak pada jenis hubungan motor yang digunakan, yaitu hubungan delta.
Dalam kondisi ini, terdapat perbedaan signifikan dalam arus terutama saat motor di-start. Penggunaan hubungan delta saat
melakukan starting motor akan menyebabkan lonjakan arus yang sangat tinggi, sehingga perlu dilakukan starting dengan
menggunakan hubungan wye. Setelah arus menjadi stabil, hubungan dapat dipindahkan ke delta yang memiliki karakteristik
perputaran rotor maksimum dan arus tinggi. Sebaliknya, dalam kondisi hubungan wye, motor memiliki karakteristik
putaran rotor rendah dan arus yang lebih rendah pula. Terlihat perbedaan yang sangat besar dalam lonjakan arus, tegangan,
faktor daya, dan kecepatan putaran rotor (rpm) ketika dilihat dari blangko percobaan.

Dengan demikian, percobaan ini memfokuskan pada perbedaan karakteristik motor tergantung pada jenis hubungan
yang digunakan, yaitu delta dan wye. Lonjakan arus, tegangan, faktor daya, dan kecepatan putaran rotor yang sangat
berbeda mengindikasikan perbedaan karakteristik antara keduanya.

2
4. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dan menganalisis pada praktikum unit 3 mengenai Karakteristik n, I, Cos σ, P2, s, η
= f (M) Pada Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar, beberapa kesimpulan dapat diambil sebagai berikut:

1. Praktikan berhasil memahami cara kerja motor induksi tiga fasa rotor sangkar dengan menggunakan hubungan wye dan
delta, serta penggunaan tegangan sebesar 380 V.

2. Praktikan mampu menentukan karakteristik beban untuk motor induksi tiga fasa dengan melakukan percobaan dan
mengamati hasil data yang tercatat pada alat praktikum, kemudian melakukan analisis terhadap data tersebut.

3. Praktikan melakukan pengukuran besaran listrik untuk mengetahui karakteristik motor induksi tiga fasa rotor sangkar. Hal
ini dilakukan dengan mencari nilai output pada P2 (daya aktif), nilai daya semu (S), dan slip (s%).

4. Praktikan berhasil memahami hubungan karakteristik motor induksi tiga fasa rotor sangkar. Terbukti bahwa torsi motor
memiliki hubungan sebanding lurus dengan arus listrik dan berbanding terbalik dengan kecepatan putar motor.

5. Dengan demikian, praktikum ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik motor induksi tiga fasa
rotor sangkar melalui pengukuran dan analisis yang dilakukan oleh praktikan.

3
DAFTAR PUSTAKA

[1] RI Munarto. Tim Asisiten Laboratorium Tenaga, "Karakteristik Start dan Pengaturan Arah Putaran
Pada Motor Induksi Tiga Fasa (Rotor Sangkar)," in Modul Praktikum Mesin Listrik, Cilegon, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, 2022, pp. 14-18.
[2] Arif. M, "Pengertian Listrik 1 Phase dan 3 Phase," 12 October 2018. [Online]. Available:
https://primatekniksystem.com/artikel/pengertian-listrik-1-phase-dan-3-phase.
[3] Ri Munarto. Tim Asisiten Laboratorium Tenaga , "Karakteristik Start dan Pengaturan Arah Putaran
Pada Motor Induksi Tiga Fasa (Rotor Sangkar)," in Modul Praktikum Mesin Listrik, Cilegon , Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, 2022, pp. 13-14.
[4] Wikielektronika, "Pengertian dan Cara Kerja Motor Induksi," 24 March 2022. [Online]. Available:
https://wikielektronika.com/motor-induksi/.
[5] Iqbal. A. Muh Rifaldi, Perancangan Sistem Starting Bintang (Y) Segitiga (∆) Untuk Motor Induksi 3
Fasa Di Laboratorium Teknik Elektro UNISMUH, Makasar: Universitas Muhammadiyah Makassar , 2018.

4
LAMPIRAN A POST-TEST

A-1
LAMPIRAN B TUGAS MODUL

1. Buatlah grafik dari hasil pengukuran dan perhitungan untuk n, I, Cosσ P2, η sebagai fungsi M!
Jawab:

N (Rpm)
3050
3000
2950
2900
2850
2800
2750
2700
2650
0 1 2 3 4 5 6

Gambar 2.1 Percobaan 1 Torsi-Kecepatan

I (A)
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 1 2 3 4 5 6

Gambar 2.2 Percobaan 1 Torsi-Arus

Cosσ
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6

Gambar 2.3 Percobaan 1 Torsi-Faktor Daya

B-1
P1(Watt)
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 1 2 3 4 5 6

Gambar 2.4 Percobaan 1 Torsi-Daya aktif P1

2. Apa yang terjadi pada kecepatan dan slip pada motor ketika beban dinaikan dalam hubungan bintang dan
delta?
Jawab: yang terjadi adalah kecepatan berputar mengalami penurunan kecepatan dan slip yang terjadi
mengalami penaikan dengan bertambahnya beban.
3. Bandingkan besar arus yang mengalir pada hubung bintang dan delta pada beban yang sama?
Jawab: berbeda arus yang mengalir pada hubung wye dan delta, pada hubung wye ini memiliki arus
mengalir yang rendah dan delta arus yang mengalir tinggi.

B-2

Anda mungkin juga menyukai