Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LISTRIK

MESIN AC

Disusun Oleh :

Nama : Audito Achmad Anshorullah


NIM : 032100003
Kelompok :G
Prodi/Angkatan : Elektromekanika/2021
Tgl.praktikum : Senin, 12 Desember 2022

Dosen Pengampu : Ign. Agus Purbhadi, M.Eng

PROGRAM STUDI ELEKTRO MEKANIKA

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA

BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

YOGYAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistem
frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan
daya dan mmiliki torsi awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok
untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor
daya sistem, sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan banyak
listrik.

II. Tujuan
a. Melakukan pengujian terhadap mesin sinkron (AC) yang dioperasikan sebagai
motor maupun sebagai generator
b. Menentukan besar arus jangkar (Ia) sebagai fungsi arus pemacu (If) dari Motor
sinkron, pada Torsi dan tegangan yang tetap
c. Menentukan karakteristik berbeban dan tanpa beban Motor Sinkron
d. Menentukan karakteristik tanpa beban generator sinkron pada putaran konstan
antara tegangan induksi tanpa beban (E0) fungsi arus medan (If).

III. Manfaat
a. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian Mesin sinkron (AC)
b. Mahasiswa mampu mengoperasikan Mesin sinkron (AC) sebagai motor maupu
generatir
c. Mahasiswa mampu membaca nilai pada alat pengukuran
d. Mahasiswa mampu menentukan karakteristik berbeban dan tanpa beban Motor
Sinkron
e. Mahasiswa mampu menentukan karakteristik tanpa beban generator sinkron
pada putaran konstan antara tegangan induksi tanpa beban (E0) fungsi arus
medan (If).
BAB II

METODE PRAKTIKUM

I. Alat dan bahan


1. Mesin Sinkron (AC)
2. Motor DC seri / motor 3 fasa sebagai penggerak
3. Voltmeter
4. Amperemeter
5. Variak AC dan Variak DC
6. Panel Percobaaan LAK

II. Dasar Teori

Suatu mesin sinkron dapat di fungsikan menjadi motor maupun generator


tergantung dari energi yang diberikan. Bila energi masukan berupa tegangan, maka
mesin sinkron menjadi motor dengan output putaran atau energi mekanik. Namun
sebaliknya apabila energi yang dimasukkan berupa putaran dan arus eksitasi, maka
mesin sinkron menjadi generator dan output nya adalah tegangan atau energi listrik.

Motor Sinkron
Motor Sinkron (MS) hanya akan bekerja pada satu kecepatan saja, yaitu kecepatan
sinkronnya, dan kecepatan sinkron ini tergantung pada jala-jala.

120𝑓
𝑛𝑠 =
𝑝

Dimana : ns : Kecepatan sinkron


f : Frekuensi jala-jala,
p : Jumlah kutub

Oleh karena itu, apabila beban berubah-ubah, kecepatan MS tidak akan berubah.
Pengaruh perubahan beban pada motor sinkron hanyalah perubahan sesaat kecepatan
putar dan fase, tetapi kemudian akan kembali ke kecepatan dan fase sinkron.
Faktor daya dari MS dipengaruhi oleh pemacunya dan oleh beban motor. Pada
suatubeban tertentu factor daya dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan melalui pemacu If.
Dan suatu MS bisa “Over excited” atau “Under excited” tergantung pemacunya, untuk
pemacu melebihi normal, terjadi pemacuan lebih, sehingga motor akan mengambil
arus “Leading”dari jala-jala. Pemacuan dapat pula dibuat sedemikian rupa sehingga MS
bekerja pada Faktor daya = 1.

Dalam keadaan tanpa beban MS dengan pemacuan = o, tetapi bekerja pada


kecepatan sinkron, maka arus jala mendapatkan 150% dari arus “rated” atau lebih. Bila
pemacu (If) / medan DC dinaikkan dari nol, maka arus input ke motor akan berkurang
sampai dicapai arus minimum pada Faktor daya = 1. Diatas titik ini, MS akan bekerja
pada Faktor daya “Leading”. Penambahan selanjutnya pada arus medan akan
mengurangi Faktor daya dan semakin “Leading”, dan arus jala yang ditarik motor akan
besar untuk mempertahankan daya input yang tetap.
Apabila motor dibebani lebih kecil dari beban penuh, maka untuk suatu harga If
tertentu, arus input yang diperlukan lebih kecil dari arus input pada beban penuh.
Dengan pengertian-pengertian diatas dapat dibuat bentuk umum karakteristik
atau watak berbeban / tanpa beban dari MS yang dikenal dengan nama “V – curve” yaitu
sebagai berikut :

Gambar 1. V-Curve Motor Sinkron


Generator Sinkron

Prinsip kerja dari alternator adalah apabila jangkar diberi tenaga putaran
mekanik dari luar, dan kumparan jangkar di beri eksitasi dari penguat arus searah, maka
akan timbul reaksi terhadap kumparan medan stator sehingga akan menimbulkan
tegangan.

Apabila generator sinkron (alternator) melayani beban, maka pada kumparan


jangkar statormengalir arus; arus ini menimbulkan fluks jangkar. Fluks jangkar yang
ditimbulkan arus (A) akan berinteraksi dengan yang dihasilkan kumparan medan rotor
(F) , sehingga menghasilkan fluks resultante (R). (R) = (A) + (F); jumlah secara
vektor. Adanya interaksi ini, dikenal sebagai reaksi jangkar. Dengan memutar alternator
pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If); tegangan (E0) akan terinduksi
pada kumparan jangkar stator.

𝑬𝟎 = 𝒄 𝒏 

Dimana : c : konstanta mesin,


n : putaran sinkron,
 : fluks yang dihasilkan oleh If.
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak
terpengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Apabila arus
medan If diubah-ubah harganya akan diperoleh harga E0 seperti terlihat pada kurva
pemagnetan .

Gambar 2. Kurva Pemagnetan


a–b : Tambahan arus medan yang diperlukan untuk daerah jenuh,
Ra : Tahanan Stator
Xa : fluks bocor
E0 : V (keadaan tanpa beban)

I. Langkah Kerja
A. Motor Sinkron tanpa beban
1. Buatlah Rangkaian seperti gambar dibawah ini

2. Arus pemacu (If) pada keadan nol, hidupkan rangkaian


3. Aturlah arus pemacu (If) diubah dari 0 s/d harga maksimum
4. Catatlah harga-harga Faktor daya, If dan Ia
5. Buatlah kurva karakteristiknya.

B. Motor Sinkron Berbeban


1. Buatlah rangkaian seperti percobaan sebelumnya, dengan memutar unit
bebanpada 10% (1 putaran).
2. Arus pemacu (If) pada keadan nol, hidupkan rangkaian
3. Aturlah arus pemacu (If) diubah dari 0 s/d harga maksimum
4. Catatlah harga-harga Faktor daya, If dan Ia.
5. Buatlah kurva karakteristik berbeban digabung menjadi satu dengan tanpa
beban.

C. Generator Sinkron Tanpa Beban


1. Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan.
2. Generator dihubung bintang.
3. Hidupkan motor penggerak.
4. Aturlah If dari 0 s/d 1400 mA (10 data).
5. Catatlah penunjukan volt meter pada generator.
6. Matikan rangkaian.
7. Buatlah kurva pemagnetan (tegangan E0 fungsi If).
BAB III

DATA DAN ANALISIS

I. Data Praktikum
A. Motor Sinkron Tanpa Beban

Arus Arus Faktor Tegangan Frekuensi


Putaran
No Jangkar Pemacu Daya Sumber
Ia (A) If (A) Rpm Cos  Va (Volt) F (KHz)

1 0,13 0,13 1425 Lag. 52 380 0,05

2 0,11 0,2 1425 Lag. 62 380 0,05

3 0,11 0,6 1425 Lag. 64 380 0,05

4 0,10 0,8 1425 Lag.7 380 0,05

5 0,08 1 1425 Lag. 86 380 0,05

6 0 1,1 1425 1 380 0,05

7 0,06 1,2 1425 Lead. 96 380 0,05

8 0,07 1,2 1425 Lead. 84 380 0,05

Tabel 1. Data Praktikum Motor Sinkron tanpa beban

B. Motor Sinkron Berbeban

Arus Arus Faktor Tegangan Frekuensi


Putaran
No Jangkar Pemacu Daya Sumber
Ia (A) If (A) Rpm Cos  Va (Volt) F (KHz)

1 0,12 0,3 1425 Lag. 62 380 0,05

2 0,09 0,4 1425 Lag. 73 380 0,05

3 0,07 0,55 1425 Lag. 92 380 0,05

4 0 0,8 1425 1 380 0,05

5 0 9 1425 Lead. 99 380 0,05

6 0,07 1,1 1425 Lead. 9 380 0,05

7 0,08 1,2 1425 Lead. 8 380 0,05

Tabel 2. Data Praktikum Motor Sinkron Berbeban


C. Generator Sinkron Tanpa Beban

No. If (A) E0 (V) No. If (A) E0 (V)

1 0 18,5 6 0,5 247,5

2 0,1 34,8 7 0,6 291

3 0,2 83 8 0,7 332,2

4 0,3 145,3 9 0,8 366,2

5 0,4 203,5 10 0,9 400

Tabel 3. Data Praktikum Generator Sinkron tanpa beban

II. Analisis Data


A. Kurva Karakteristik Gabungan antara Motor Sinkron Tanpa Beban
dan Berbeban

Kurva Motor Sinkron

0.14
Tanpa Beban
0.12 Berbeban

0.10
Arus Jangkar (Ia)

0.08

0.06

0.04

0.02

0.00

-0.02
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2
Arus Pemacu (If)
B. Kurva Karakteristik Generator Sinkron Tanpa Beban

Kurva Generator
450

400

350

300
Tegangan (E0)

250

200

150

100

50

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0


Arus Pemacu (If)
BAB IV

PENUTUP

I. Pembahasan

Pada Praktikum kali ini, kami membahas mengenai mesin AC guna melakukan
pengujian terhadap mesin sinkron (AC) yang dioperasikan sebagai motor maupun
sebagai generator, menentukan besar arus jangkar (Ia) sebagai fungsi arus pemacu (If)
dari motor sinkron pada torsi dan tegangan yang tetap, menentukan karakteristik
berbeban dan tanpa beban motor sinkron (AC), dan menentukan karakteristik tanpa
beban generator sinkron (AC) pada putaran konstan antara tegangan induksi tanpa
beban (Eo) fungsi arus medan (If).
Pada percobaan pertama yaitu melakukan pengujian terhadap mesin sinkron (AC)
tanpa beban yang dioperasikan sebagai motor. Pada percobaan ini frekuensi yang
digunakan sebesar 0,05 KHz, dengan Putaran sebesar 1425 Rpm. Pada arus pemacu (If)
0,13 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0,13 A dan factor daya sebesar 0,52 Lag.
Pada arus pemacu (If) 0,2 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0,11 A dan factor daya
sebesar 0,62 Lag. Pada arus pemacu (If) 0,25 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0,11
A dan factor daya sebesar 0,64 Lag. Pada arus pemacu (If) 0,3 A didapatkan arus jangkar
(Ia) sebesar 0,1 A dan factor daya sebesar 0,7 lag. Pada arus pemacu (If) 0,4 A
didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0,08 A dan factor daya sebesar 0,86 Lag. Pada arus
pemacu (If) 0,69 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0 A dan factor daya sebesar 1.
Pada arus pemacu (If) 1,1 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0,06 A dan factor daya
sebesar 0,96 Lead. Pada arus pemacu (If) 1,2 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0,07
A dan factor daya sebesar 0,84 Lead.
Percobaan kedua yaitu melakukan pengujian terhadap mesin sinkron (AC) berbeban
yang dioperasikan sebagai motor dengan frekuensi yang digunakan sebesar 0,05 KHz, dan
Putaran sebesar 1425 Rpm.. Pada arus pemacu (If) 0,3 A didapatkan arus jangkar (Ia)
sebesar 0,12 A dan factor daya sebesar 0,62 Lag. Pada arus pemacu (If) 0,4 A didapatkan
arus jangkar (Ia) sebesar 0,09 A dan factor daya sebesar 0,73 Lag. Pada arus pemacu (If)
0,55 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0,07 A dan factor daya sebesar 0,92 Lag. Pada
arus pemacu (If) 0,8 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0 A dan factor daya sebesar1.
Pada arus pemacu (If) 0,9 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0 A dan factor daya
sebesar 0,99 Lead. Pada arus pemacu (If) 1,1 A didapatkan arus jangkar (Ia) sebesar 0,07
A dan factor daya sebesar 0,9 Lead. Pada arus pemacu (If) 1,2 A didapatkan arus jangkar
(Ia) sebesar 0,08 A dan factor daya sebesar 0,8 Lead.

Pada saat factor daya dalam kondisi Lagging, Semakin besar arus pemacunya maka
semakin kecil arus jangkarnya, sehingga If berbanding terbalik dengan Ia saat kodisi
Lagging. Namun pada saat factor daya dalam kondisi Leading, semakin besar arus
pemacunya maka semakin besar juga arus jangkarnya. Sehingga If berbanding lurus
dengan Ia saat kondisi leading.

Dari hasil data praktikum diatas dapat didapatkan hasil yang membentuk kurva
V. hal ini membuktikan bahwa percobaan yang dilakukan benar. Selain itu, pada
penggabungan antara kurva-V MS tanpa beban dan kurva-V MS berbeban telah sesuai
dengan modul yg tertera, dimana Apabila motor dibebani lebih kecil dari beban penuh,
maka untuk suatu harga If tertentu, arus input yang diperlukan lebih kecil dari arus
input pada beban penuh.

Percobaan terakhir yaitu melakukan pengujian terhadap mesin sinkron (AC) tanpa
beban yang dioperasikan sebagai generator. Dalam percobaan ini didapatkan data yaitu,
pada arus pemacu (If) sebesar 0 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 18,5 V. Pada
arus pemacu (If) sebesar 0,1 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 34,8 V. Pada arus
pemacu (If) sebesar 0,2 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 83 V. Pada arus pemacu
(If) sebesar 0,3 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 145,3 V. Pada arus pemacu (If)
sebesar 0,4 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 203,5 V. Pada arus pemacu (If)
sebesar 0,5 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 247,5 V. Pada arus pemacu (If)
sebesar 0,6 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 291 V. Pada arus pemacu (If)
sebesar 0,7 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 332,2 V. Pada arus pemacu (If)
sebesar 0,8 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 366,2 V. Pada arus pemacu (If)
sebesar 0,9 A didapatkan tegangan Induksi (E0) sebesar 400 V.

Dari percobaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai If dan E0 berbanding lurus. Dimana
semakin besar If nya maka akan semakin besar E0 nya. Sehingga kurva pemagnetan
semakin naik.
II. Kesimpulan

Dari Hasil praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Mesin sinkron dapat di fungsikan menjadi motor maupun generator tergantung


dari energi yang diberikan.
2. Pada saat arus pemacu dinaikkan, baik motor sinkron berbeban atau motor
sinkron tanpa beban, arus jangkar motor semakin besar.
3. Pada saat arus pemacu dinakkan, tegangan keluaran pada generator tanpa beban
akan semakin besar.
4. Arus jangkar pada motor sinkron akan turun hingga 0 A dan akan meningkat
Kembali sedangkan arus pemacu akan terus meningkat saat torsi dan tegangan
konstan
5. Motor sinkron adalah motor AC tiga fasa yang dijalankan pada kecepatan
sinkron, tanpa slip. Motor sinkron memerlukan arus DC untuk membangkitkan
daya dan memiliki torsi awal yang rendah. Motor sinkron mampu meperbaiki
faktor daya sistem sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan
banyak listrik
6. Pengaruh perubahan beban pada motor sinkron hanyalah perubahan sesaat
kecepatan putar dan fase, tetapi kemudian akan kembali ke kecepatan dan fase
sinkron.
7. Arus Pemacu (If) berbanding terbalik dengan Arus Jangkar (Ia) saat kondisi
Lagging.
8. Arus Pemacu (If) berbanding lurus dengan Arus Jangkar (Ia) saat kondisi
leading
9. Nilai If dan E0 berbanding lurus. Dimana semakin besar If nya maka akan semakin
besar E0 nya
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai