Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

Nama : Fitri Dewi Annisa


NRP : 1303191016
Kelas : 2 D3 Teknik Elektro Industri A
Dosen : Lucky Pradigta Setiya Raharja, S. ST., MT.

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI
2020
PERCOBAAN 6
PENGUATAN GENERATOR SINKRON

I. TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan harga arus medan penguat (magnetisasi) generator sinkron
pada beban nol sebagai fungsi tegangan.
- Menentukan karakteristik beban nol pada putaran nominal.

II. DASAR TEORI


Mesin sinkron mempunyai dua kumparan yaitu kumparan jangkar (untuk
mengambil daya) dan kumparan medan (untuk penguaan).
Mesin sinkron berdasarkan letak kutubnya dapat dibedakan menjadi :
- Rotor kutub menonjol
- Rotor kutub silindris
Mesin sinkron dalam prakteknya paling banyak digunakan sebagai
generator.
- Mesin Sinkron sebagai Generator
Medan putar dapat dibangkitkan dengan magnet permanen atau
elektromagnet yang berputar, dimana elektromagnet yang berputar membutuhkan
slipring sebagai kontaknya. Magnet permanen tidak dapat diatur kekuatannya dan
berangsur-angsur kekuatannya akan berkurang. Sedangkan elektromagnet dapat
diatur kekuatannya dalam batas-batas tertentu. Sebagai arus penguat digunakan
arus searah yang dihubungkan dengan belitan medan melalui slipring.
- Karakteristik Rangkaian Terbuka
Karakteristik dari rangkaian terbuka dari generator sinkron merupakan
kurva tegangan termunal (Vo) dengan arus medan (If) pada saat generator bekerja
pada kecepatan sinkron. Atau bisa diartikan karakteristik rangkaian terbuka
menyatakan hubungan antara komponen dasar ruang dari fluks celah udara dengan
arus gerak magnet pada rangkaian magnet jika belitan merupakan satu-satunya
sumber arus gerak magnet. Karakteristik rangkaian terbuka biasa ditentukan
melalui pengujian dengan cara menggerakkan secara mekanis dengan terminal -
terminal gandar kumparan terbuka dan membaca tegangan terminal yang
bersangkutan dengan harga-harga arus medan. Bila daya mekanik yang diperlukan
untuk menggerakkan generator sinkron tersebut selama pengujian rangkaian
terbuka diukur dapat diperoleh rugi-rugi putaran tanpa beban.
Rugi-rugi tersebut terdiri atas gesekan, pelilitan dan rugi-rugi inti.
Rugi-rugi gesekan dan perlilitan pada kecepatan sinkron berharga tetap.
Sedangkan rugi-rugi inti rangkaian terbuka merupakan fungsi fluks yang
berbanding lurus dengan tegangan rangkaian terbuka.
Bentuk rangkaian dasar gennerator sinkron dan kurva hubungan antara Vo
dan If ditunjukkan pada gambar 6.1. dan 6.2.

Gambar 6.1 Rangkaian Dasar Mesin Sinkron 3 Phasa

Gambar 6.2 Kurva dari Tegangan Rangkaian Terbuka

III. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 6.3 Rangkaian Pengujian Beban Nol


IV. ALAT YANG DIPAKAI
- Satu Set Panel Generator Sinkron dan Motor DC

V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Periksa dan catatlah spesifikasi generator sinkron dan motor penggeraknya.
2. Rangkailah motor DC dan generator sinkron seperti pada gambar 6.3.
3. Jalankan motor DC, lepaskan dahulu hubungan dengan generatornya.
Amati arah putaranya, kalau sudah betul motor dimatikan lagi, hubungkan
dengan generator.
4. Setelah putaran motor sudah sesuai dengan kebutuhan generator dan
selama percobaan putaran dijaga konstan.
5. Atur arus medan pada generator mulai dari harga yang paling rendah dan
naikkan secara bertahap sampai tegangan induksi diperoleh harga
maksimum untuk setiap step baca tegangan induksi pada voltmeter V dan
arus medan If. Masukkan dalam tabel 6.1.
Tabel 6.1 Data Hasil Percobaan
I (A) V (Volt)

Nol

Maksimum

Nol

6. Dan harga maksimum arus medan yang diperoleh diatas turunkan harga
maksimum tersebut seara bertahap menuju harga nol. Lakukan pembacaan
serupa seperti pada waktu arus medan dinaikkan.
7. Putuskan sumber tegangan untuk arus medan generator dan hentikan motor
dengan jalan melepaskan dari sumber tegangan DC.

VI. PERTIMBANGAN HASIL


1. Buat grafik hubungan antara V dan If dari tabel 6.1.
2. Apakah selalu ada permanen magnet pada generator yang pernah dipakai?
Jika ada peristiwa apa yang terjadi pada waktu pemakaian beikutnya.
3. Pada waktu arus medan diturunkan dari harga maksimum menuju harga
nol, bagaimana penunjukkan voltmeter V. Jelaskan!
Jawaban :
1. Grafik hubungan antara arus eksitasi If dengan tegangan keluaran generator
Vt.

Grafik Hubungan antara Vt dan If


450

400

350

300
Vt (Volt)

250

200

150

100

50

0
0 20 40 60 80 100
If (A)

2. Tidak, penggunaan Permanen Magnet Generator tergantung dari cara


penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron pada sistem
eksitasinya. Jika yang dipakai adalah metode eksitasi tanpa menggunakan
sikat, maka s istem eksitasi dengan Permanent Magnet Generator (PMG)
dapat diterapkan karena termasuk salah satu jenis dari metode tersebut.
Biasanya Generator Sinkron berkapasitas besar yang akan menggunakan
sistem eksitasi brushless yang dilengkapi dengan permanen magnet
generator. Hal ini dimaksudkan agar sistem eksitasi dari generator sama
sekali tidak tergantung pada sumber daya listrik dari luar mesin tersebut.
Generator Penguat (Generator Eksiter) ini merupakan sebuah generator
arus bolak balik yang memiliki poros yang sama dengan generator sinkron
dan digunakan untuk mensuplai arus searah ke belitan medan yang terdapat
pada rotor mesin. Generator eksiter ini memiliki belitan medan yang
terdapat di stator, sedangkan belitan jangkarnya terdapat di rotor. Keluaran
dari generator eksiter kemudian disearahkan oleh penyearah dan disuplai
pada rotor generator utama. Bila terjadi penurunan tegangan keluaran
generator utama, maka arus ekistasi yang disuplai pada rotor generator
utama harus dinaikkan sampai generator bekerja pada tegangan nominal.
Karena rotor PMG adalah magnet permanen, maka daya keluaran dari
PMG adalah konstan, arus eksitasi generator utama hanya bisa diatur
dengan mengatur arus eksitasi yang disuplai pada generator eksiter, dimana
dalam hal ini AVR yang dilengkapi alat pengontrol arus medan mengatur
arus eksitasi yang disuplai pada generator eksiter. Bila arus eksitasi
generator eksiter dinaikkan maka tegangan yang dihasilkan eksiter juga
semakin besar.
3. Karena pada percobaan ini dilakukan secara simulasi jadi saat arus eksitasi
If diatur dari nilai terkecil ke nilai terbesar atau nilai terbesar ke nilai
terkecil maka hasilnya akan sama. Oleh karena itu saya melakukan satu
kali pengaturan yaitu mengubah arus eksitasi dari nilai terkecil (0 A)
sampai nilai maksimum (100 A). Berdasarkan hasil data percobaan, saat
arus eksitasi dinaikkan dari nilai 0 A ke nilai maksimum yaitu 100 A maka
nilai tegangan keluaran yang ditunjukkan voltmeter akan semakin naik dan
stabil sesuai dengan karakteristik dari Generator Sinkron.
VII. SIMULASI PERCOBAAN
A. LANGKAH – LANGKAH SIMULASI
1. Buka aplikasi MATLAB pada layar desktop untuk memulai simulasi.

2. Kemudian saat telah masuk ke aplikasi, ketik “power_SM_exciter” dan


enter untuk menampilkan rangkaian yang ingin disimulasikan.

3. Setelah itu akan muncul rangkaian yang dibutuhkan untuk simulasi.


4. Kemudian atur rangkaian three phase breaker menjadi open.

5. Jika semua komponen telah diatur dengan baik, Selanjutnya klik


‘Scopes’ untuk dapat menampilkan grafik simulasi.

6. Kemudian klik pilihan ‘Simulation’ dan ‘Run’ untuk menjalankan


rangkaian simulasi.
7. Lalu akan muncul grafik simulasi percobaan serta hasil nilai outputnya.

B. HASIL GRAFIK OUTPUT SIMULASI


- Untuk nilai If = 0 A

- Untuk If = 20 A
- Untuk If = 40 A

- Untuk If = 60 A

- Untuk If = 80 A
- Untuk If = 100 A

C. HASIL NILAI OUTPUT SIMULASI


- Konversi satuan pu (per-unit) ke V (Volt) Untuk If = 0 A
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 𝑉𝑡 (𝑝𝑢) × 𝑉𝑛
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 0,1098 × 400
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 43,92 𝑉
- Konversi satuan pu (per-unit) ke V (Volt) Untuk If = 20 A
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 𝑉𝑡 (𝑝𝑢) × 𝑉𝑛
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 0,8605 × 400
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 344,2 𝑉
- Konversi satuan pu (per-unit) ke V (Volt) Untuk If = 40 A
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 𝑉𝑡 (𝑝𝑢) × 𝑉𝑛
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 0,9901 × 400
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 396,04 𝑉
- Konversi satuan pu (per-unit) ke V (Volt) Untuk If = 60 A
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 𝑉𝑡 (𝑝𝑢) × 𝑉𝑛
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 0,9915 × 400
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 396,6 𝑉
- Konversi satuan pu (per-unit) ke V (Volt) Untuk If = 80 A
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 𝑉𝑡 (𝑝𝑢) × 𝑉𝑛
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 0,9938 × 400
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 397,52 𝑉
- Konversi satuan pu (per-unit) ke V (Volt) Untuk If = 100 A
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 𝑉𝑡 (𝑝𝑢) × 𝑉𝑛
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 0,9953 × 400
𝑉𝑡 (𝑉𝑜𝑙𝑡) = 398,12 𝑉
VIII. DATA HASIL PERCOBAAN
If (A) Vt (pu) Vt (Volt)
0 0,1098 43,92

20 0,8605 344,2
40 0,9901 396,04
60 0,9915 396,6
80 0,9938 397,52

100 0,9953 398,12

IX. ANALISA PERCOBAAN


Pada percobaan 6 yang berjudul Penguatan Generator Sinkron ini
dilakukan simulasi percobaan menggunakan software aplikasi MATLAB 2016.
Generator sinkron (alternator) merupakan jenis mesin listrik yang berfungsi
untuk menghasilkan tegangan bolak- balik dengan cara mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Energi mekanis diperoleh dari putaran rotor yang
digerakkan oleh penggerak mula (prime mover), sedangkan energi listrik diperoleh
dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan stator dan
rotornya.
Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa
frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator
tersebut. Rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan medan dengan suplai
arus searah akan menghasilkan medan magnet yang diputar dengan kecepatan
yang sama dengan kecepatan putar rotor.
Kumparan medan yang terdapat pada rotor generator sinkron diberi
penguatan (eksitasi). Eksitasi pada Generator sinkron adalah pemberian arus
searah pada belitan medan yang terdapat pada rotor, dengan adanya arus yang
mengalir melalui kumparan medan akan menimbulkan fluks magnetik. Fluks
magnet kutub-kutub rotor akan memotong kumparan jangkar secara bergantian
sehingga menghasilkan GGL bolak-balik pada ujung-ujung konduktor stator.
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai berikut :
1. Kumparan medan yang diletakkan di rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan
medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan
medan akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah
tetap.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor
segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar dengan kecepatan
tertentu sesuai dengan yang diharapkan.
3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada
rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga kumparan
jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang
berubah-ubah besarnya setiap waktu.
Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron,
sistem eksitasi terdiri atas dua jenis yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan
sikat (brush excitation) dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless).
Ada dua jenis sistem eksitasi dengan menggunakan sikat yaitu :
1. Sistem eksitasi konvensional (menggunakan generator arus searah).
2. Sistem eksitasi statis.
Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat terdiri dari :
1. Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai.
2. Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanent Magnet Generator
(PMG).
Pada percobaan ini digunakan motor DC sebagai alat bantu untuk putaran
dari motor ke generator sehingga dapat dikatakan bahwa putaran pada motor sama
dengan putaran pada generator. Untuk mengetahui putaran generator tersebut dapat
diperoleh dari teori yang ada dengan rumus berikut :
120𝑓
𝑛𝑆 =
𝑃
Sesuai dengan frekuensi (f) dan jumlah kutub (P) yang digunakan, maka
dapat dihitung :
120 . 50
𝑛𝑆 =
2
𝑛𝑆 = 3000 𝑟𝑝𝑚
Karena dari percobaan ini diperoleh nilai tegangan keluaran generator
dalam bentuk satuan pu (per-unit) maka perlu dikonversi terlebih dahulu ke dalam
satuan V (Volt) dengan mengalikan nilai tegangan dalam satuan pu (Vt PU) dengan
nilai tegangan base atau tegangan masukan pada generator (Vn). Setelah itu dapat
diperoleh nilai tegangan keluaran generator yang diinginkan.
Berdasarkan hasil data percobaan dapat diketahui bahwa saat arus eksitasi
If berada pada nilai 0, tetap ada tegangan yang dihasilkan sekalipun nilainya kecil.
Selain itu juga dapat diketahui bahwa saat arus eksitasi If dinaikkan dari nilai 0 A
ke nilai maksimum yaitu 100 A maka akan diperoleh nilai tegangan keluaran Vt
yang semakin naik pula yang berarti berbanding lurus dengan perubahan nilai pada
arus eksitasi If sehingga sesuai dengan karakteristik dari Generator Sinkron.

X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Generator sinkron (alternator) merupakan jenis mesin listrik yang
berfungsi untuk menghasilkan tegangan bolak- balik dengan cara
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
2. Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna
bahwa frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran
mekanis generator tersebut.
3. Eksitasi pada Generator sinkron adalah pemberian arus searah pada
belitan medan yang terdapat pada rotor, dengan adanya arus yang
mengalir melalui kumparan medan akan menimbulkan fluks magnetik.
4. Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron,
terdapat dua jenis sistem eksitasi dengan menggunakan sikat yaitu
Sistem eksitasi konvensional (menggunakan generator arus searah) dan
Sistem eksitasi statis. Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan
sikat terdiri dari Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai dan
Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanent Magnet Generator
(PMG).
5. Pada percobaan ini digunakan motor DC sebagai alat bantu untuk
putaran dari motor ke generator. Untuk mengetahui nilai putaran
generator maka dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
120𝑓
𝑛𝑆 =
𝑃
6. Untuk mengkonversi nilai tegangan keluaran Vt dari bentuk satuan pu
(per-unit) ke dalam satuan V (Volt) dapat dilakukan dengan mengalikan
nilai tegangan dalam satuan pu (Vt PU) dengan nilai tegangan base atau
tegangan masukan pada generator (Vn).
7. Berdasarkan data hasil percobaan, diperoleh nilai tegangan keluaran Vt
yang semakin naik atau berbanding lurus dengan perubahan kenaikan
nilai pada arus eksitasi If sehingga sesuai dengan karakteristik dari
Generator Sinkron.

Anda mungkin juga menyukai