OPERASI MOTOR DC
1.1 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana motor menghasilkan putaran pada jangkar
sebuah motor d-c.
1.2 Dasar Teori.
Aksi sebuah motor adalah interaksi antara dua medan magnet yang membuat
motor berputar, karena tarikan dan tolakan kedua medan magnet tesebut. Medan
magnet pertama dihasilkan oleh kumparan medan, yaitu kumparan medan shunt
dan kumparan medan seri. Kedua kumparan tersebut berada pada kutub yang
sama. Medan magnet kedua berasal dari kumparan jangkar, kumparan jangkar
adalah belitan yang terpasang pada inti besi rotor. Ketika arus mengalir dalam
kumparan jangkar, sebuah medan magnet ditimbulkan melalui setiap batang
konduktor.
Sebuah medan shunt yang dirancang dihubungkan paralel dengan jangkar,
kumparan medan ini terdiri dari banyak lilitan kawat dengan resistensi tinggi
untuk menjaga arus yang rendah. Sedangkan medan seri terbuat dari sedikit
kumparan dengan diameter yang besar untuk menjaga arus yang besar, karena
kumparan ini dihubungkan seri dengan jangkar yang membawa arus jangkar yang
besar.
Medan magnet yang mengelilingi setiap konduktor jangkar mempunyai
sebuah arah. Dan arah medan ini tergantung pada arah arus yang mengalir melalui
jangkar. Jika anda membalik polaritas sikat (brushes), anda membalik arah medan
magnet kumparan jangkar.
Jika anda membalik salah satu polaritas magnet medan utama atau arah
medan jangkar, rotor akan berputar dengan arah berlawanan. Jika anda mengubah
keduanya bersama-sama, motor akan berputar dengan arah yang sama.
E ggl .lawan
R
Apa yang dapat kita cari pada resistensi kumparan jangkar, mengukur arus
ketika motor sedang berputar dan menghitung tegangan jala, V dari persamaan V
= I. R. Kemudian kita dapat mengukur tegangan supali E, dan menghitung ggl
lawan dari persamaan :
Teg. Ggl lawan = E V.
1.3 Alat alat Yang Digunakan
Mesin DC (DM-250)
: DC 0 -150V, 1A.
DC 0 -125V, 4A.
S w itc h
S u m b e r d a ya
d -c 0 -1 2 5 V
A
5 A
+
1 5 0 V
--
m e d a n
sh u n t
Ja n g ka r
G a m b a r 2 - 2 . R a n g k a ia n P e r c o b a a n I I : O p e r a s i M o to r d - c
d e n g a n k u m p a r a n m e d a n p a r a le l ja n g k a r
1
2
3
4
5
6
0
10
20
30
40
50
1
0
2
10
3
15
4
20
5
25
6
30
1.5 Analisa Perhitungan
a. gaya mekanik.
b. Gaya listrik.
c. Gaya magnetik.
2.
3.
4.
5.
b.
c.
PERCOBAAN II
KARAKTERISTIK RUNNING MOTOR INDUKSI
2.1 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana perilaku sebuah motor induksi rotor bajing
dalam kondisi berbeban.
2.2 Dasar Teori
Kecepatan medan putar disebut kecepatan sinkron. Medan ini dipotong oleh
bantalan kumparan rotor bajing, sehingga arus menginduksi ke dalam bantalan
rotor. Medan magnetik rotor (disebabkan oleh arus ini) berinteraksi dengan medan
stator untuk memproduksi torsi pada rotor.
Torsi ini sebanding lurus dengan arus, Ir, dan cosinus sudut fasa antara medan
rotor dan stator (cos ). Cara lain untuk mengekspresikan hubungan ini adalah
bahwa torsi sebanding lurus dengan komponen fasa arus rotor, Ir cos .
Pada saat start, Ir adalah tinggi tetapi komponen fasa rendah sebab faktor
daya (cos ) kecil. Ketika kecepatan rotor naik, tegangan induksi rotor dan
reaktansi induktip keduanya menurun. Secara mendasar Ir menurun sementara cos
menaik.
1
cos
0
90 0
G a m b a r 3 - 1 . K u r v a C o s in u s
Oleh karena itu, jangkauan operasi motor yang berlebihan, faktor daya rotor
tidak berperanan penting dalam torsi output. Yang lebih penting adalah arus rotor.
Arus rotor jatuh (turun) secara tajam mendekati kecepatan sinkron rotor (yaitu :
slip mendekati nol). Kecepatan tidak harus drop (turun) kembali dengan kenaikan
arus rotor, faktor daya stator, dan torsi.
Bila anda sedang menjalankan sebuah motor induksi tanpa beban, ia memikul
arus sebesar-besarnya ketika beban penuh. Namun, arus tanpa beban ini, memiliki
dua komponen. Komponen sefasa mensuplai listrik dan rugi-rugi mekanik.
Komponen kwadratur (sudut fasa 90 derajat) adalah arus magnetisasi. Arus ini
begitu besar dibanding dengan bagian fasanya. Ketika motor dibebani, motor
tersebut seperti dipasang sebuah resistensi beban pada sekunder sebuah
transformator. Kenaikan arus rotor tidak menambah arus total yang dipikul oleh
motor. Arus ini lebih sederhana penggunaannya dari pada arus penggunaan kerja.
Dalam eksprimen ini kita akan menggunakan metode dua-wattmeter
pengukur daya input. Ketika tanpa beban, faktor daya lebih kecil dari 0.5. Ini
berarti bahwa satu wattmeter harus dihubungkan dengan kumparan tegangan yang
dibalik, faktor daya diperbaiki. Ketika faktor daya mencapai 0.5, hubungan
kumparan potensial harus dihubungkan secara normal, pembacaanya ditambahkan
dengan wattmeter yang satunya.
2.3 Alat-alat yang Digunakan
Motor Induksi (IM-250-3)
Electro-Dynamometer (DYN-250). (digantikan dengan pengereman)
Power Suplai (ED-5119)
: DC 0-150V, 1A.
(ED-5120) : AC 208V, 3 (fixed).
Volt/Am-Meter (ED-5105) : DC 150V/ DC 2,5A.
(ED-5160) : AC 300V/AC 5A.
AC Watt-Meter (ED-5109)
: 0-600W
(300V, 4A) : 2EA. (tidak digunakan)
Resistensi Beban (ED-5101). (tidak digunakan/diganti
pengereman)
Tacho-Meter : 1000-2500 rpm.
Pully Dan Belt Mesin
dengan
A
B
C
In p u t 3
208V
L1
L2
L3
5A
T1
W M -2
600W
T2
T3
S ta to r
W M -1
600W
E D -5 1 0 1
d -c 0 -1 5 0 V
R h e o s ta t
W
4 6
R o to r
Jangkar
Rem
5
300V
B 2
M edan
shunt
A
3 C
300 gr
450 gr
600 gr
b.
c.
PERCOBAAN III
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI ROTOR BELITAN
3.1 Tujuan:
Untuk mengetahui pengaruh resistensi rotor terhadap kecepatan motor
induksi rotor belitan.
3.2 Teori Dasar
Pada saat start, resistensi rangkian rotor dapat mencegah lonjakan arus
yang besar. Kesulitan kita yaitu menurunkan torsi start. Hal ini terimbangi oleh
kenyataan bahwa anda memperoleh torsi per amper arus starting. Resistensi
mengatasi masalah ini dengan membuat medan rotor tertutup se-fasa dengan
medan stator. Dengan kata lain, ia memperbaiki faktor daya rotor.
Namun, sekali rotor mulai berputar frekuensi rotor ini mulai menurun.
Ketika sebuah motor rotor belitan sedang berjalan tanpa beban, frekuensi rotor
hanya 5 hz atau lebih. Pada frekuensi ini, kumparan rotor secara praktis tidak
mempunyai reaktansi induktip. Jika anda menghubungkan resistensi seri dengan
kumparan rotor, ia tidak akan memperbaiki faktor daya rotor. Semua kumparan itu
akan menambah rugi-rugi dalam rangkaian rotor.
Sampai disini apa yang terjadi: motornya sendiri secara otomatis
menemukan besarnya slip yang diperlukan untuk memproduksi arus rotor yang
akan mengemudikan beban pada kecepatan itu. Sekarang anda menambah
resistensi rotor.
Keadaan ini membuat rotor bergerak lambat. Tetapi beban tidak berubah.
Oleh karena itu, rotor menarik arus yang cukup besar untuk memproduksi torsi
ekstra. Ingat, beban sebanding dengan torsi kali kecepatan. Jika kecepatan turun,
torsi naik karena beban konstan. Maka dengan resistensi rotor dapat disediakan
pengaturan kecepatan dari motor rotor belitan. Namun pengaturan itu tidak akurat,
karena kecepatan berubah dengan berubahnya beban.
Dynamometer (DYN-250).
2.
Menghubungkan
motor
rotor
belitan
dan
dynamometer
seperti
4.
5.
Memutar knob pada ED-5115 searah jarum jam penuh sampai posisi
resistensinya maksimum (RUN).
P e n g a tu r k e c e p a ta n
S ta to r
4
B
In p u t
0 -2 0 8 V 3
5A
150V
C
R o to r
M 2
2
M 3
V
C
1A
E D -5 1 0 1
+
150V
R eost
R eost
Jang
kar
M 1
M edan
shunt
Power
S u p la i d - c
0 -1 5 0 V
150V
G a m b a r 5 - 1 . P e r c o b a a n V : P e n g a tu r a n K e c e p a ta n
M o t o r I n d u k s i R o t o r B e lit a n
D y n a m o m e te r
Hidupkan (turn-ON) suplai 0-150V dan atur penguatan pada 120 volt.
6.
7.
8.
9.
10. Baca kecepatan, arus stator, kecepatan, dan arus rotor dan catat dalam
Tabel 3.1.
Catatan : Anda akan melihat getaran kecil jarum pengukuran am-meter arus rotor.
Hal ini disebakan frekuensi tegangan rotor yang rendah. Saat kecepatan rotor
meningkat, frekuensi turun. Baca am-meter pada titik tengah antara jarum
ekstrem.
R0 = 0
R1 = 10
R2 = 19,4
R3 = 38,2
R4 =36,9
kecepatan
Teg Out Generator
Arus Stator
Arus Rotor
Grafik 3.1 Hubungan Antara Kecepatan dengan Resistansi
Grafik 3.2 Hubungan Antara Tegangan output dengan resistansi
Grafik 3.3 Hubungan Antara Tegangan output dengan Kecepatan
Grafik 3.4 Hubungan Antara Arus Rotor dengan Resistansi Arus Stator
Grafik 3.5 Hubungan Antara Arus Stator dengan Resistansi
Grafik 3.6 Hubungan Antara Arus Stator dengan Arus Rotor
3.6 Analisa Percobaan
3.7 Kesimpulan
3.8 Tugas
1. Kenaikan resistensi eksternal rotor:
a. Meningkatkan kecepatan rotor motor belitan.
b. Menurunkan kecepatan rotor motor belitan.
c. Tidak mempengaruhi pada kecepatan rotor motor belitan.
2. Bila rotor berputar pelan, frekuensi rotor:
a. Meningkat.
b. Menurun.
c. Tetap sama.
3. Dengan adanya resistensi dalam rangkaian rotor, saat beban berubah:
a. Tidak ada perubahan kecepatan.
b. Terdapat sedikit perubahan kecepatan.
c. Tidak dapat mengubah kecepatan.
4. Resistensi rotor yang lebih besar:
a. Mengurangi arus rotor.
b. Memperbesar arus rotor.
R5 = 46,8