Disusun Oleh
Lanika Citra Dewi 16042110009
Mustaqorin Azizil 16042110016
Rijal Fadil Sumartoyo 16042110018
Rizky Azhar Saragih 16042110019
Syarifudin Taufikurrahman Al Azhar 16042110022
Tiara Nurulia Nurdin 16042110024
PROGRAM STUDI
TEKNIK LISTRIK BANDARA ANGKATANN XXIII
POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG
A. Gambar dan Karakteristik
Motor ini dinamakan motor DC shunt karena cara pengkabelan motor ini yang
parallel (shunt) dengan kumparan armature. Motor DC shunt berbeda dengan motor yang
sejenis terutama pada gulungan kawat yang terkoneksi parallel dengan medan armature. Kita
harus ingat bahawa teori elektronika dasar bahwa sebuah sirkuit yang parallel juga disebut
sebagai shunt. Karena gulungan kawat diparalel dengan armature, maka disebut sebagai shunt
winding dan motornya disebut shunt motor.
Motor DC shunt memiliki skema berikut: Pada motor shunt, gulungan medan (medan
shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus
dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dynamo.
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus
medan (kecepatan bertambah).
Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai melakukan putaran
seperti pada medan kumparan seri .Hal ini berarti motor parallel mempunyai torsi awal yang
lemah. Ketika voltase diaplikasikan ke motor listrik, resistansi yang tinggi pada kumparan
parallel menjaga arus mengalir lambat.
Kumparan armature untuk motor shunt pada dasarnya sama dengan motor seri dan
menggunakan arus untuk memproduksi medan magnetik yang cukup kuat untuk membuat
kumparan armature memulai putaran. Dalam industry, motor shunt digunakan pada Mesin
bubut, Drills, Boring Mills, pembentuk, dan Spinning. Berikut adalah contoh boring mills
yang sering digunakan pada industri.
Motor shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit konstan,
motor ini mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi perubahan beban.
Perubahan kecepatan hanya sekitar 10%. Misalnya untuk pemakaian kipas angin, blower,
pompa centrifugal, elevator, pengaduk, mesin cetak, dan juga untuk pengerjaan kayu dan
logam.
Torque dan Kecepatan Motor Shunt
Penguatan shunt dikontrol dengan tahanan variabel yang dihubungkan seri dengan
medan. jika tahanan dinaikkan arus medan turun menyebabkan tegangan output juga turun,
Drop tegangan terminal yang disebabkan kenaikan beban, lebih besar dibanding generator
penguat terpisah karena arus medan juga turun bersamaan turunnya tegangan. Jika dicoba
menaikkan beban generator melebihi batasnya, tegangan terminal akan turun secara cepat •
digunakan untuk pengisi batere dan penerangan.
Motor DC ini bekerja pada kecepatan tetap setelah suplai tegangan diatur.
Motor DC ini terbalik oleh putaran di sekitar koneksi motor seperti motor seri.
Pada motor DC tipe ini, dengan meningkatnya arus motor, torsi dapat
ditingkatkan tanpa mengurangi kecepatan.
b. Karakteristik Berbeban
Karakteristik berbeban pada generator shunt hampir sama besarnya dengan generator
berpenguatan bebas.
c. Karakteristik Luar
Karakteristik yang lebih atas letaknya adalah pada penguatan terpisah. Karakteristik
pada generator shunt lebih cepat membelok ke arah bawah oleh karena pada generator
arus terpisah arus medan tetap, sedangkan pada generator shunt arus medan
berukurang dengan berkurangnya VT. Bila tahanan rangkaian luar diperkecil terus
maka pada saat VT berkurang sedemikian hingga Im juga berkurang dan VT akan
mengecil dan akhirnya didapat titik b1. Di titik ini keadaan kritis. Dengan tidak
merubah tahanan luar pun VT akan turun terus karena Im kecil -> VT turun - Im dan
seterusnya.
d. Karakteristik Pengatur
Karakteristik pengatur dari generator shunt berlangsung seperti pada generator
penguat terpisah hanya karena turunnya tegangan jepitan lebih besar pada beban yang
sama sehingga agar tegangan jepitan tetap, dibutuhkan arus Im yang lebih besar. Dan
karakteristiknya lebih mendaki daripada penguat bebas.
Ia = If +IL
Vf = VL = Eg – 2 V – Ia. Ra
Persamaan arus :
Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia. Ra + 2? e
Keterangan:
R a = Resistansi rangkaian jangkar
E = Induksi EMF
V = Tegangan busbar
U = Eb + Ia.Ra
U
Ish =
Rsh
Ia = I L – Ish
T ≈ ∅ o.Ia { T =f ( Ia ) }
U−Ia . Ra
N=
c
(Putaran berbanding lurus dengan tegangan sumber dan arus angker)