Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

NO LOAD AND LOAD TEST


SYNCHRONOUS GENERATOR
EXPERIMENT N.2 & N.4
Dosen Pembimbing :
Bp. Djodi Antono, B.Tech.

Disusun Oleh :
HENING PUTRI RIYANDHINI
Listrik 2D / 10
3.39.13.3.10

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

1. JUDUL
No Load and Load Test Synchronous Generator
2. NO. PERCOBAAN
Experiment N.2 & N.4
3. WAKTU PERCOBAAN
Hari
: Jumat
Tanggal : 8 Mei 2015
Pukul : 08.00 s/d 11.00 WIB
Tempat : Laboraturium Listrik Barat Ruang Khusus Politeknik Negeri Semarang
4. PENDAHULUAN
Pada percobaan dengan judul No Load and Load Test Synchronous Generator ini
bertujuan untuk mengamati karakteristik dari generator 3 phasa dalam kondisi berbeban dan
tidak berbeban. Pada saat awal di beri tegangan maka arus yang mengalir menyebabkan
berputarnya motor DC yang kemudian akan menggerakan generator sinkron. Namun
generator tersebut belum memiliki tegangan, generator akan bertegangan ketika generator
tersebut telah diberi penguat atau eksitasi.
Praktikum load test merupakan simulasi persiapan dari paralel generator sampai
pengujian berbeban. Adapun tujuan dari paralel adalah adanya pembagian beban antara
generator

yang satu dengan lainnya.Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan generator

hingga siap mendukung kerja sumber yang ada kemudian siap dibebani.
5. DASAR TEORI
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan untuk
mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator
sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.

a. Alternator tanpa beban


Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If),
maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya
diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.
dimana :

c = konstanta mesin

n = putaran sinkron
= fluks yang dihasilkan oleh If
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak
terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Bila
besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik sampai titik
saturasi (jenuh) seperti diperlihatkan pada Gambar 1.a. Kondisi Generator tanpa beban
bisa digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Tanpa Beban


b. Alternator berbeban
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya
reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan
disebut reaktansi magnetisasi (Xm). Reaktansi pemagnet (Xm) ini bersama-sama dengan
reaktansi fluks bocor (Xa) dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs). Persamaan tegangan
pada generator adalah:
Ea= V + I.Ra + j I.Xs
Xs = Xm + Xa
dimana :

Ea = tegangan induksi pada jangkar


V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs= reaktansi sinkron
Gambar 2. Kurva Generator berbeban

6. GAMBAR RANGKAIAN
4.1.
Alat dan Bahan

Nama Peralatan

Gambar Peralatan

Jumlah

DL 1013T2 DC
filtered power supply

1 buah

DL 1023PS
Shunt DC drive motor

1 buah

DL 1026A
Three-phase Altenator

1 buah

DL 2025DT
Speed Indicator

1 buah

DL 2108TAL
Three phase power supply
unit

1 buah

DL 2108T01
Excitation voltage

1 buah

7. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 3. Rangkaian Pengujian Generator Sinkron dalam Kondisi Tanpa Beban

Gambar 4. Rangkaian Pengujian Generator Sinkron dalam Kondisi Berbeban

8. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Mengecek alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengetahui kelayakan alat dan
bahan tersebut.
3. Percobaan No Load (Tanpa Beban)
a. Merangkai rangakaian sesuai gambar percobaan 3
b. Mulanya, tidak diperbolehkan menyambung motor arus searah dengan alternator,
karena hanya motor searah yang akan bekerja.
c. Berawal dari 0 Volt, naikkan nilai tegangan masukan dari DC Power Supply dan
atur tegangan hingga kecepatan nominal pada alternator tercapai.
d. Apabila motor arus searah sudah panas, ukur arus eksitasi, arus pada motor tersebut,
dan tegangan pada motor arus searah.
e. Hitung daya yang diserap oleh motor.
f. Hentikan kerja motor dan sambungan motor arus searah dengan alternator.
g. Mulai dari 0 Volt, naikkan tegangan suplai untuk memulai pengaturan motoralternator dan atur tegangan hingga kecepatan nominal pada alternator tercapai.
h. Ukur arus eksitasi, arus, dan tegangan yang diserap oleh motor arus searah.
i. Mengatur kecepatan dari motor searah hingga mencapai nilai 3000 rpm.
j. Menyalakan saklar pengatur arus eksitasi dan mengatur arus eksitasi secara
bertahap sesuai yang tertera pada tabel 9.1. hingga tegangan 380 Volt.
k. Mengamati tegangan pada setiap arus eksitasi dan mencatat pada tabel 9.1. pada
l.
m.
n.
o.
p.
q.

kolom US.
Menurunkan arus eksitasi dan tegangan pengatur kecepatan motor menjadi 0 Volt.
Mengatur kecepatan motor menjadi 2500 rpm.
Mengulangi langkah 11 s/d 13.
Mengatur kecepatan motor menjadi 2000 rpm.
Mengulangi langkah 11 s/d 13.
Menurunkan arus eksitasi dan tegangan pengatur kecepatan motor menjadi 0 Volt.

4. Percobaan Load (Berbeban)


a. Merangkai rangkaian sesuai pada gambar 4 dengan resistor yang dihubung bintang
sebagai hambatan pertama pada percobaan ini, selanjutnya induktor, dan yang
b.
c.
d.
e.

terakhir kapasitor.
Sebelum mengawali percobaan, atur tegangan hambatan pada 0 Volt.
Menaikkan kecepatan motor menjadi 3000 rpm dan arus eksitasi 200 mA.
Menyalakan saklar pengatur arus eksitasi.
Mengatur arus eksitasi sampai tegangan pada V1 menjadi 380V.

f. Mengatur saklar beban R dari 1 sampai 7, kemudian menyalakan saklar ELCB.


g. Mengukur besarnya I1, I2, I3, I4, V1 dan V2.
h. Mengulangi langkah 2 s/d 7 untuk beban L dan C, menghitung besarnya I 1, I2, I3, I4,
V1 dan V2.
i. Menurunkan arus eksitasi dan tegangan pengatur kecepatan motor menjadi 0.
j. Mematikan saklar pengatur arus eksitasi, dan mematikan power supply.
5. Catat hasil percobaan no load pada tabel 9.1 dan percobaan load pada tabel 9.2.
9. DATA PERCOBAAN
Tabel 9.1. Data percobaan rangkaian no load test
Speed (min-1)
IE (mA)
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550

3000
US (V)
220
310
380
-

2500
US (V)
160
245
310
350
-

2000
US (V)
125
200
255
290
310
330
350
365
375
-

Tabel 9.2. Data percobaan rangkaian load test

R
R1
R2
R3
R4
R5
R6

n = 3000 (min-1)
IS (A)
US (V)
0,18
370
0,26
360
0,4
330
0,53
290
0,63
295
0,71
180

L
L1
L2
L3
L4
L5
L6

IS (A)
0,1
0,18
0,27
0,34
0,41
-

US (V)
330
315
280
245
210
-

IEO = 200 (mA)


C
IS (A)
C1
0,15
C2
0,21
C3
0,41
-

US (V)
410
425
475
-

10. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dalam merangkai rangkaian perlu diperhatikan kemampuan
maksimum generator, pada percobaan kali ini maksimum kemampuan generator yaitu 380
Volt. Jika lebih maka generator tersebut bisa menjadi rusak.

Tabel 9.1 merupakan tabel hasil percobaan generator sinkron tidak berbeban. Saat
pengujian tanpa beban, generator diputar perlahan menggunakan filter power supply sampai
pada kecepatan nominalnya dan terminal generator tidak dihubungkan ke beban. Arus
eksitasi medan mula adalah nol. Motor DC dipanaskan akan menghasilkan arus eksitasi serta
arus dan tegangan yang diserap pada motor DC. Saat pengujian tanpa adanya eksitasi maka
tidak terjadi selisih daya. Sedangkan saat diberikan eksitasi terjadi eksitasi selisih serta
terdapat rugi-rugi mekanis pada generator. Berdasarkan percobaan yang dilakukan
menjelaskan bahwa semakin tinggi putaran generator maka arus eksitasi yang digunakan
semakin kecil yaitu pada 3000 rpm arus eksitasi maksimal 200 mA, pada 2500 rpm arus
eksitasi maksimalnya 250 mA dan pada kecepatan 2000 rpm arus eksitasi maksimalnya
adalah 500 mA.
Pada tabel 9.2 terdapat tiga jenis pembebanan pada percobaan ini, yaitu resitif, induktif
dan kapasitif. Pada pembebanan resistif, apabila posisi R berubah dari R1 sampai R7, maka
nilai arus IS akan semakin tinggi, sedangkan tegangan US yang terukur akan semakin rendah.
Pada pembebanan induktif, apabila posisi L berubah dari L1 sampai L6, hasilnya hampir
sama seperti pada pembebanan resistif yaitu nilai arus I S akan semakin tinggi, sedangkan
tegangan US yang terukur akan semakin rendah. Hanya saja nilai dari I S dan US yang terukur
nilainya lebih kecil sebab beban induktif memiliki kemampuan untuk menyimpan muatan
sehingga terjadi perbedaan arus dan tegangan pada hasil yang ditunjukkan dengan beban
induktif dibanding dengan hasil yang ditunjukkan pada beban resistif. Sedangkan pada
pembebanan kapasitif, apabila posisi C berubah dari C1 sampai C3, maka nilai arus IS akan
semakin tinggi, begitu pula dengan tegangan US yang terukur juga akan semakin tinggi, hal
ini disebabkan karena sifat beban kapasitif yaitu tegangan mendahului arusnya.
11. MENJAWAB PERTANYAAN
1. Perhitungan motor DC dengan generator tanpa eksitasi
Menghitung arus eksitasi, arus dan tegangan yang diserap oleh motor DC :
IEM0 = 0,3 A
IM0 = 1,7 A
UM0 = 209 V
Menghitung daya yang diserap oleh armatur
PM0 = UM0 ( IM0 IEM0 ) = 209 ( 1,7 0,3 ) = 209 (1,4) = 292,6 W
2. Perhitungan motor DC dengan penaikan eksitasi generator
Menghitung arus eksitasi, arus dan tegangan yang diserap oleh motor DC :

IEMe = 0,3 A
IMe = 1,95 A
UMe = 210 V
Menghitung daya yang diserap oleh armatur
PMe = UMe ( IMe IEMe ) = 210 ( 1,95 0,3 ) = 210 (1,65) = 346,5 W
3. Perbedaan Daya Sebelum dan Sesudah mengalami eksitasi
PGFe = PMe - PM0 = 346,5 292,6 = 53,9 W

Grafik Tegangan Load Test Generator Sinkron


500
450
400
350

US (V)

300

250

200

150
100
50
0

3
Position

Grafik No Load Test Generator Sinkron


400
350
300
250
Us (V)

200
150
100
50
0
100

150

200

250

300

350

400

450

500

IE (mA)
3000

2500

2000

Grafik Arus Load Test Generator Sinkron


0.8
0.7
0.6
0.5
IS (A)

0.4

0.3
0.2
0.1
0

POSITION

12. KESIMPULAN
1. Motor DC digunakan sebagai penggerak generator.
2. Besarnya nilai kecepatan dengan besarnya nilai tegangan berbanding lurus. Semakin
kecil besar kecepatan, semakin kecil pula nilai tegangannya.

3. Besarnya nilai arus berbanding lurus dengan besarnya nilai tegangan, semakin besar
nilai arus, maka akan semakin besar pula tegangannya.
4. Besarnya nilai arus dan besarnya nilai tegangan pada beban resistif

dan induktif

berbanding terbalik, semakin besar nilai arus, maka akan semakin kecil pula
tegangan outputnya.
5. Pada beban kapasitor, nilai arus dan nilai tegangan keluaran berbanding lurus, semakin
besar nilai arus, maka akan semakin besar pula nilai tegangan keluaran.
6. Beban Resistif adalah beban yang paling stabil dibandingkan dengan 3 beban yang lain,
karena penurunan besar arus dan tegangan yang perlahan.

DAFTAR PUSTAKA
[1.] Delorenzo,Electrical Power Enginering (Alternator and parallel operation DL GTU101.1)
[2.] https://anggadewangga.wordpress.com/2011/03/28/generator-sinkron/
[3.] http://kurniawanpramana.wordpress.com/2011/09/25/generator-sinkron-1/
[4.] https://www.scribd.com/doc/147062736/Alternator-Tes-Load-no-Load
[5.] http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/13020-13-599349935825.pdf
[6.] http://rgpnd.blogspot.com/2013/02/pengertian-generator-sinkron.html#.Uyi6gs7TqYk

Anda mungkin juga menyukai