4.1. Umum
Komponen pembentuk sistem tenaga seperti jaringan transmisi, jaringan
distribusi dan pembangkit listrik harus dapat bekerja pada kondisi normal dan
abnormal. Apapun gangguan apapun yang terjadi dalam sistem, harus segera
dideteksi dan dilepaskan dari sistem. Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisasi
kerusakan akibat gangguan dan gangguan tidak menyebar di dalam sistem juga
pemulihan gangguan dengan cepat akan mengurangi penghentian layanan pada
konsumen.
Pada awalnya fungsi penyaklaran pada sistem dapat terpenuhi dengan bantuan
saklar(switch) dan pelebur(fuse) yang terpasang seri dengan jaringan. Namun
terdapat beberapa kesulitan seperti pergantian pelebur yang memakan waktu yang
lama sehingga penyediaan listrik kepada konsumen membutuhkan waktu yang lama
untuk kembali normal. Batasan lainnya tidak terputus sepenuhnya jaringan
(terjadinya busur api) pada saat terjadi arus gangguan yang sangat tinggi. Akibat
kekurangan ini saklar dan pelebur hanya digunakan pada tegangan rendah dan
jaringan pada kapasitas kecil.
Dengan kemajuan dalam jaringan sistem tenaga dan berbagai peralatan yang
bekerja pada tegangan dan arus yang tinggi, saklar dan pelebur tidak mampu
menyediakan fungsi yang diinginkan dalam jaringan berkapasitas besar. Penggunaan
pemutus tenaga(circuit breaker) dapat memfalisitasi pembukaan dan penutupan
jaringan listrik dengan lancar dan efisien. Pemutus tenaga dapat menghubung atau
memutuskan secara manual atau otomatis pada saat kondisi tanpa beban, beban penuh
atau pada saat gangguan. Fungsi ini sangat penting dalam sistem proteksi.
37
4.2 Persyaratan Pemutus Tenaga
Persyaratan sebuah pemutus tenaga seperti berikut :
1. Arus kerja normal dan arus hubung singkat harus dapat diputus dengan aman
oleh pemutus tenaga.
2. Bagian yang terkena gangguan harus dapat diisolasi oleh pemutus tenaga
secepat mungkin.
3. Tidak beroperasi ketika arus lebih mengalir selama kondisi jaringan normal.
4. Jaringan yang terganggu diisolasi tanpa mempengaruhi bagian yang lain.
38
kondisi tertutup yang dilewati arus kerja normal. Kontak dapat dibuka secara manual
dengan pengontrol.
Pada kondisi abnormal atau gangguan, arus tinggi dalam kumparan primer
trafo arus menginduksi e.m.f ke kumparan sekunder maka kumparan trip akan
terenergisasi. Ini akan membuka proses pembukaan pada kontak. Aksi ini tidak secara
spontan karena selalu adanya waktu tunda antara energisasi kumparan trip dan
terbukanya kontak secara penuh. Kontak bergerak menjauhi kontak tetap ke arah
kanan.
39
pemisah. Ionisasi media di antara kontak dipadamkan oleh hembusan
udara.
b. PMT dengan hampa udara (Vacuum Circuit Breaker)
PMT dengan jenis hampa udara belum banyak digunakan. Dimana
kontak-kontak pemutus dari PMT terdiri dari kontak tetap dan kontak
bergerak yang ditempatkan dalam ruang hampa udara. Ruang hampa
udara ini mempunyai kekuatan dielektrik (dielectric strength) yang tinggi
dan mempunyai pemadam busur api yang baik. Jenis biasanya digunakan
pada tegangan 20 kV.
3. PMT dengan media gas (Gas Circuit Breaker)
Menggunakan gas SF6 sebagai pemadam busur api.
40
1. Karakteristik Gas SF6
Tabel 4.1 Spesifikasi Gas SF6
Penentuan Spesifikasi Unit Analisis
Kemurnian > 99.9 % wt > 99.9
CF4 ≤ 0.05 % wt < 0.03
Udara ≤ 0.05 % wt < 0.03
Air ≤ 50 Vppm < 50
Acidity as HF ≤ 0.3 mg/kg < 0.3
Hydrolye, fluor ≤1 mg/kg <1
41
5) Tegangan tembus (disruptive voltage) gas SF6 akan semakin tinggi,
jika tekanan absolut gas SF6 semakin besar. Dan tegangan tembus
(disruptive voltage) gas SF6 semakin rendah, jika persentase udara
tegangan tembus bercampur dengan gas SF6 semakin besar.
b. Sifat-sifat gas SF6 sebagai pemadam busur api
a) Cepat untuk membentuk kembali kekuatan dielektrik (dielektric
strength).
b) Tidak terjadi karbon selama terjadi busur api.
c) Tidak mudah terbakar.
d) Memiliki thermal conductivity yang baik.
e) Tidak menimbulkan bunyi yang besar pada saat pemutus tenaga
menutup atau membuka.
Terdiri dari kontak tetap (2 dan 3) , kontak bergerak (4 dan 5), silinder
penghembus (6) dan piston penghembus.
2. Sistem gas
Gas SF6 diisi dalam ruangan pemutus tenaga dengan tekanan tinggi
untuk mencegah terjadinya kebocoran.
42
Gambar 4.2 Bagian Dalam pemutus tenaga SF6
Keterangan :
1. Pinggiran koneksi atas
2. Kontak tetap arus (fixed continous-current contact)
3. Kontak busur tetap (fixed arcing contact)
4. Kontak busur bergerak (moving arcing contact)
5. Kontak bergerak arus (moving continous-current contact)
6. Silinder penghembus (puffer cylinder)
7. Insulator porselin (porcelain insulator)
8. Pinggiran koneksi bawah
9. Batang operasi (operating rod)
43
2. Bagian penyangga (supporting compartment).
Bagian penyangga terbuat dari porselen, dipasang vertikal pada rangka
tangki (frame tank) dan berfungsi sebagai penyangga dari ruangan pemutus
tenaga. Di dalam bagian ini terdapat batang penggerak dari bahan isolasi
yakni batang operasi (9) pada gambar 4.2. batang operasi ini terhubung
dengan mekanis penggerak pemutus tenaga.
44
a) Posisi tertutup
Arus mengalir antara terminal 1 dan 6 melalui kontak utama 2 dan 5, kontak
bergerak 3 dan 5 dan batang operasi 4.
b) Proses pembukaan
Kontak bergerak utama 3 terpisah terlebih dahulu. Kemudian busur api akan
terjadi pada kontak busur 7 dan 8. Gas SF6 akan tertekan antara piston bergerak 9
dan piston tetap 10 dan akan memadamkan busur api dalam dua arah berlawanan.
Gas di tekan dalam pemutus tenaga dengan dua alasan :
1. Gas SF6 relatif mahal sehingga tidak disalurkan dan di buang ke atmosfir.
2. Kemampuan gas SF6 dapat terurai pada pemadaman busur api, gas yang
terurai ini tidak stabil sehingga SF6 akan segera terbentuk lagi setelah busur
api padam.
c) Posisi terbuka
Setelah busur api padam, permukaan sela kontak ruang pemadaman busur api
akan terisi lagi dengan gas SF6 sehingga kekuatan dielektrik pada busur pada sela
kontak secara cepat akan pulih kembali akibat sifat keelektronegatifan gas SF6
untuk menangkap elektron-elektron bebas yang melewatinya sehingga PMT dapat
dioperasikan kembali.
45
Gambar 4.4 PMT SF6 tipe tekanan tunggal
Selama pemisahan kontak-kontak, gas SF6 (6) ditekan ke dalam suatu tabung
yang menempel pada kontak bergerak (2). Pada waktu pemutusan gas SF6 (7)
ditekan melalui nozzle(4) dan tiupan gas akan mematikan busur api.
46
Pada tipe tekanan ganda, gas dari sistem tekanan tinggi (P1) dialirkan melalui
nozzle ke gas sistem tekanan rendah (P2) selama pemutusan busur api. Pada
sistem gas tekanan tinggi,tekanan gas kurang lebih 12 kgf/cm2 dan pada sistem
tekanan rendah kurang lebih 2 kgf/cm2, gas pada sistem tekanan rendah kemudian
dipompakan kembali ke sistem tekanan tinggi.
47
2. Mengoperasikan PMT
a. Pembukaan jaringan
1) PMT dioperasikan terlebih dahulu, baru kemudian di pemisah-
pemisahnya.
2) Sebelum pemisah dikeluarkan/dioperasikan harus diperiksa apakah PMT
sudah terbuka sempurna.
b. Penutupan jaringan
1) PMT dioperasikan setelah pemisah-pemisahnya dimasukkan.
2) Setelah PMT dimasukkan diperiksa apakah terjadi kebocoran.
48
Sumber tegangan searah
Sumber tegangan bolak balik
Isolator
Indikator pegas
Indikator tekanan minyak
Terminal utama
b. Jadwal bulanan.
Dilaksanakan dalam keadaan operasi, peralatan/komponen yang diperiksa.
Counter (alat penghitung jumlah kerja) PMT
Terminal pentanahan
Kerangka tangki
c. Jadwal tahunan.
Dilaksanakan dalam keadaan tidak operasi, peralatan/komponen yang
diperiksa :
Pondasi
Katup-katup, sumbat-sumbat, pipa-pipa, dan tangki
Isolator
Terminal utama dan pentanahan
Tekanan gas SF6
Counter (alat penghitung jumlah kerja)
Posisi indikator
Lemari kontrol mekanis
Penggerak mekanis
d. Jadwal overhaul.
Dilaksanakan dalam keadaan tidak beroperasi, peralatan/komponen yang
diperiksa :
Perapat (gasket/packing), diganti semua yang baru. Dan juga diperiksa
peralatan lainnya yang dirasa perlu.
49