Anda di halaman 1dari 6

1

Estimasi Faktor Daya Motor Induksi Tiga Fasa


Dari Arus Terukur Dan Data Spesifikasinya
Wakhid Alhabshi L, Teguh Yuwono, dan Sjamsjul Anam
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: alhabshi.lukman11@mhs.ee.its.ac.id, teguh@ee.its.ac.id, anam@ee.its.ac.id

Abstrak— Faktor daya (PF) didefinisikan sebagai nilai kosinus yaitu ZC Time Displacement Method dan Instantaneous Power
dari sudut fasa tegangan dan arus. Pada segitiga daya, faktor Method. Kedua metode ini membutuhkan pengukuran baik
daya merupakan rasio dari daya aktif P dan daya nyata S. Nilai arus maupun tegangan operasi motor. Dalam tugas akhir ini
ini menyatakan seberapa efisien suatu peralatan menyerap daya
dipergunakan Measured Current Only Method (MCO) untuk
aktif P. Suatu peralatan dikatakan efisien bila faktor daya yang
dimiliki mendekati atau sama dengan unity. Mesured Current mengestimasi faktor daya pada motor induksi tiga fasa.
Only Method, selanjutnya disebut MCO, adalah salah satu Dengan metode MCO, faktor daya motor induksi dapat
metode untuk mengestimasi faktor daya motor induksi tiga fasa. diestimasi hanya dengan menggunakan arus dari hasil
Berbeda dengan metode lain, metode ini hanya membutuhkan pengukuran saat motor beroperasi pada beban tertentu dan
arus terukur dan data spesifikasi pada nameplate motor induksi. dengan memanfaatkan data spesikasi motor yang tertera pada
Sehingga faktor daya motor induksi dapat diestimasi dengan
nameplate-nya. Sehingga dengan metode tersebut diperoleh
lebih cepat dan lebih sederhana. Metode MCO berawal dari
anggapan bahwa besarnya arus reaktif yang diserap oleh motor penghematan dengan tanpa melakukan pengukuran tegangan
relatif konstan, sehingga arus reaktif dapat dihitung dari data operasi motor [1].
spesifikasi motor. Pada tugas akhir ini dilakukan pengestimasian
faktor daya motor induksi tiga fasa rotor sangkar dengan
kapasitas 0,25 HP dan 1 HP, dengan menggunakan MCO. II. MOTOR INDUKSI
Hasilnya menunjukkan bahwa pada motor 0,25 HP diperoleh A. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
akurasi pengukuran MCO sebesar 98,7% - 99,5% pada beban
penuh. Sedangkan pada motor 1 HP diperoleh akurasi Prinsip kerja motor induksi dapat dianalogikan seperti
pengukuran MCO sebesar 98,6% – 99,3% pada beban penuh. sebuah trafo, karena keduanya memanfaatkan prinsip induksi
tegangan. Saat sisi primer trafo dicatu dengan sumber
Kata Kunci—Faktor daya, Measured Current Only Method tegangan AC, maka akan muncul tegangan induksi pada sisi
(MCO), motor induksi. sekunder trafo. Munculnya tegangan induksi disebabkan oleh
interaksi antara belitan sekunder dan fluks yang melewatinya.
I. PENDAHULUAN Hal yang serupa terjadi pada motor induksi, rotor akan
terinduksi tegangan ketika belitan stator dihubungkan dengan
M OTOR induksi tiga fasa telah banyak digunakan dalam
dunia industri. Prosentase penggunaan daya di industri
sebesar 40-50% adalah untuk kebutuhan motor-motor induksi.
sumber tegangan AC. Rangkaian ekivalen trafo ditunjukkan
pada gambar 1.
Proteksi motor induksi menjadi sangat penting untuk
menghindari kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan motor.
Proteksi motor induksi pada dasarnya memonitor arus dan
atau tegangan motor yang kemudian diproses untuk
mendapatkan berbagai fungsi proteksi seperti proteksi arus
lebih, tegangan lebih, tegangan drop, dll. Salah satu parameter
yang dapat digunakan sebagai indikator sebuah fungsi proteksi
adalah faktor daya. Faktor daya dapat digunakan sebagai Gambar 1. Rangkaian ekivalen trafo [2]
sebuah indikator fungsi proteksi under load pada motor
induksi, misalnya pada motor pompa [1]. Resistansi stator dan reaktansi bocor stator dilambangkan
Faktor daya operasi motor induksi tiga fasa berubah sesuai dengan R 1 dan X 1 . Sedangkan resistansi rotor dan reaktansi
dengan perubahan beban motor. Nilai slip pada saat motor bocor rotor dilambangkan dengan R 2 dan X 2 . Reaktansi
dalam keadaan tidak berbeban berbeda dengan nilai slip pada magnetisasi dan rugi inti dilambangkan dengan X M dan R C .
saat motor berbeban. Perbedaan slip ini berpengaruh pada nilai Rangkaian ekivalen motor induksi (gambar 2) dapat
impedansi rotor, yang pada akhirnya berpengaruh pada faktor diperoleh dengan menyatakan rangkaian rotor terhadap
daya motor [1]-[3]. rangkaian stator melalui rasio belitan a eff (lihat gambar 1), dan
Penghitungan faktor daya motor induksi tiga fasa dapat dengan menyertakan pengaruh kecepatan putar rotor terhadap
dilakukan dengan menggunakan dua metode konvensional, impedansi rotor [1], [2].
2

C. Measured Current Only Methode (MCO)


Arus I yang diserap oleh motor terdiri dari arus aktif (I aktif )
dan arus reaktif (I reaktif ). Komponen aktif arus digunakan untuk
membangkitkan torsi, dimana besarnya I aktif berubah
menyesuaikan beban motor. Komponen reaktif arus digunakan
sebagai arus magnetisasi, dimana besanya I reaktif tidak banyak
berubah (dapat dikatakan konstan) dari keadaan tidak
berbeban hingga beban penuh [1].
Gambar 2. Rangkaian ekivalen motor induksi [2]
2 2
𝐼𝐼 = �𝐼𝐼𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 + 𝐼𝐼𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 (3)
Beda kecepatan medan putar stator dan kecepatan putar
rotor dinyatakan sebagai slip yang dilambangkan dengan s.
𝐼𝐼𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = 𝐼𝐼 cos ∅ (4)
Slip s berpengaruh pada nilai impedansi rotor Z R .

𝑅𝑅2 𝐼𝐼𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐼𝐼 sin ∅ (5)


𝑍𝑍𝑅𝑅 = + 𝑗𝑗𝑗𝑗2 (1)
𝑠𝑠
Dengan menggunakan persamaan (2) dan (5), diperoleh
Parameter pada rangkaian ekivalen motor induksi dapat
dicari melalui DC Test, No-Load Test, dan Locked-Rotor Test 𝐼𝐼𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 𝐼𝐼 sin(𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 −1 𝑃𝑃𝑃𝑃) (6)
[2], [3]. IEEE merekomendasikan untuk menghilangkan rugi
inti R C dari percabangan magnetisasi, dan menggabungkannya Identitas Euler :
bersama dengan rugi gesekan dan angin menjadi rugi rotasi
[3]. 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 2 𝑥𝑥 + 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠2 𝑥𝑥 = 1 (7)
B. Faktor Daya Motor Induksi
Persamaan (7) dapat dituliskan
Faktor daya (PF) didefinisikan sebagai nilai kosinus dari
sudut fasa tegangan dan arus. Pada segitiga daya, faktor daya
merupakan rasio dari daya aktif P dan daya nyata S [4]. cos 𝜙𝜙 = �1 − 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠2 𝜙𝜙 (8)

𝑃𝑃 Persamaan (5) dan (8) dapat dituliskan


Faktor daya = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 𝜃𝜃 = (2)
𝑆𝑆
2
𝐼𝐼
PF selalu bernilai positif, dengan rentang nilai antara 0 – 1. 𝑃𝑃𝑃𝑃 = cos 𝜙𝜙 = �1 − 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠2 ∅ = �1 − � 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 �𝐼𝐼 � (9)
Selain itu, PF dapat lagging atau leading. PF dikatakan
lagging ketika fasor arus tertinggal terhadap fasor tegangan, Komponen reaktif arus yang dianggap konstan dapat
dan sebaliknya dikatakan leading ketika fasor arus mendahului diestimasi dari data spesifikasi motor yang tertera pada
fasor tegangan. Beban induktif, seperti motor induksi, dengan nameplate dengan menggunakan persamaan (6). Saat motor
daya reaktif Q positif mempunyai PF lagging, sedangkan dibebani, arus I akan bertambah, sedangkan I reaktif motor tetap
beban kapasitif dengan daya Q negatif mempunyai PF leading konstan. Dengan demikian, rasio (I reaktif /I) pada persamaan (9)
[4]. akan turun. Keadaan ini mengakibatkan nilai PF motor
Slip s ketika motor induksi berputar tanpa beban bernilai menjadi naik menuju nilai unity [1].
sangat kecil, kurang dari 0,1% [2]. Keadaan ini
mengakibatkan resistansi rotor R 2 menjadi sangat besar,
sehingga arus dapat dianggap tidak mengalir menuju rotor. III. PERCOBAAN
Motor induksi tanpa beban akan menyerap arus sebesar 0,3 p.u Data spesifikasi motor yang tertera pada nameplate
– 0,5 pu (terhadap arus beban penuh). Arus yang diserap terkadang tidak lengkap. Kasus ini terjadi pada salah satu
motor akan mengalir menuju rangkaian magnetisasi motor motor induksi yang menjadi obyek penelitian dalam tugas
untuk membangkitkan medan magnet air gap. Pada keadaan akhir ini. Nameplate motor induksi 1 HP yang digunakan
ini PF motor bernilai sangat kecil, kurang dari 20% [5]. dalam penelitian tidak mencantumkan nilai PF nominal motor.
Pada saat motor induksi dibebani, nilai slip s akan Padahal, nilai ini sangat penting untuk mengestimasi PF motor
bertambah. Sehingga nilai resistansi rotor R 2 akan berkurang. dengan menggunakan metode MCO. Untuk mengatasi
Motor akan menyerap arus lebih banyak dari sebelumnya masalah tersebut, maka diperlukan parameter motor induksi.
untuk mengkompensasi bertambahnya beban motor dan PF nominal motor dapat dicari melalui perhitungan yang
bertambahnya medan magnet air gap motor. Sebagian besar melibatkan rangkaian ekivalen dan parameter motor induksi.
Parameter motor induksi juga dapat digunakan untuk
arus yang diserap oleh motor akan mengalir menuju rotor.
mengamati performa motor induksi seperti arus, PF, dan torsi
Pada keadaan ini, nilai PF motor menjadi lebih besar dari
motor pada keadaan steady state. Kebenaran data percobaan
sebelumnya, bahkan dapat mencapai nilai 80% pada kondisi
dapat dicek dengan cara membandingkan data tersebut dengan
beban penuh [5]. data hasil perhitungan menggunakan parameter motor induksi.
3

Parameter motor induksi dapat dicari melalui DC Test, No- Selama percobaan berlangsung, torsi motor beban diatur
Load Test, dan Locked-Rotor Test. DC Test dilakukan dengan melalui LV Drive dimulai dari kondisi tanpa beban hingga
cara mensuplai belitan stator dengan arus DC. Reaktansi stator kondisi beban penuh. Pada setiap kondisi pembebanan, arus
tidak bereaksi pada arus DC, sehingga dari tes ini dapat dan PF aktual motor uji diukur.
diperoleh nilai resistansi stator R 1 . No-Load Test dilakukan
dengan cara mengoperasikan motor tanpa beban. Dari tes ini
diperoleh rugi rotasi (P rot ) dan impedansi no-load (Z nl ). IV. DATA PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
Locked-Rotor Test dilakukan dengan cara menghubungkan Faktor daya motor induksi diestimasi dengan menggunakan
motor uji pada sebuah brake. Brake digunakan untuk menahan ZC Time Displacement Method, Instantaneous Power Method,
rotor agar tidak berputar pada saat motor uji disuplai tegangan. dan Measured Current Only Methode (MCO).
Dari tes ini diperoleh nilai R 2 , X 1 , X 2 , dan X M .
A. Motor Induksi 0,25 HP
R
Berikut adalah tampilan nameplate motor induksi 0,25 HP.
S
T
N Alliance Motori 3-PHASE MOTOR EFF2 IEC 60034-1
PE
Type A-Y3A63M2-4 Nr.120521
220/380 IEC 60038 1,1/0,62
LV DRIVE AUTO
0,18 kW 0,73 cos ϕ
MOTOR TRAFO
BEBAN 3 FASA 50 Hz 1310 rpm
Isol. F IP 55 DATE 2012 05
PROBE Gambar 4. Nameplate motor induksi 0,25 HP
TEGANGAN
CHANNEL 1

ISOLATION AMPLIFIER PROBE Motor induksi 0,25 HP yang digunakan dalam penelitian
ARUS
CHANNEL 2 adalah produk dari Alliance Motori. Motor tersebut
merupakan motor induksi tiga fasa rotor sangkar (squirrel
PENGUKURAN
cage) dengan suplai tegangan tiga fasa 220/380 V 50 Hz, arus
ARUS nominal 0,62 A saat terhubung Y (Wye), dan PF nominalnya
MOTOR
0,73. Parameter motor dicari melalui serangkaian tes yang
R S T N PE
R S T N PE telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dan hasilnya
PENGUKURAN
dirangkum dalam tabel 1.
M M FAKTOR DAYA
MOTOR
RPM TORSI Y Tabel 1.
MOTOR BEBAN MOTOR UJI
Parameter motor induksi 0,25 HP

R1 [Ω] R2 [Ω] X1 [Ω] X2 [Ω] XM [Ω]


Gambar 3. Skema percobaan pembebanan motor induksi [1]
59,33 37,075 27,319 27,319 411,47

Untuk menguji metode MCO, dilakukan percobaan


pembebanan pada motor induksi sesuai dengan skema Parameter pada tabel 1 digunakan untuk menghitung nilai
percobaan pada gambar 3. Pada gambar 3, motor uji adalah arus dan PF motor untuk setiap RPM pada tabel 2. Hasilnya
motor induksi tiga fasa rotor sangkar dengan kapasitas 0,25 terangkum dalam tabel 2 sebagai data hasil perhitungan.
HP dan 1 HP. Motor uji disuplai dari autrotrafo 3 fasa 380 V,
50 Hz. Motor beban adalah Multy Function Machine dengan Tabel 2.
kapasitas 2 HP. Motor beban disuplai dari LV Drive, sehingga Perbandingan nilai arus dan cos-phi motor induksi 0,25 HP
dari hasil percobaan dan perhitungan
torsi motor beban dapat diubah-ubah untuk membebani motor
uji dengan kondisi pembebanan yang berbeda-beda. Motor uji Percobaan Perhitungan
dan motor beban dihubungkan secara mekanis dengan RPM
menggunakan coupling mekanik. I [Amp] Cos-Phi I [Amp] Cos-Phi
Metode MCO membutuhkan data arus yang diserap oleh 1430 0,52 0,55 0,530 0,538
motor. Untuk itu, arus motor diukur dengan menggunakan 1417 0,54 0,60 0,548 0,590
amperemeter. Untuk memvalidasi metode MCO, PF aktual 1405 0,56 0,65 0,567 0,632
1393 0,58 0,69 0,587 0,668
motor juga perlu diukur dengan menggunakan cos-phi meter 1372 0,61 0,72 0,625 0,719
dan oscilloscope GRS-6025A. Untuk memudahkan 1365 0,63 0,73 0,639 0,733
pengambilan data, oscilloscope diakses dari sebuah PC dengan 1347 0,66 0,77 0,674 0,764
1315 0,72 0,82 0,738 0,805
menggunakan software oscilloscope GRS 1.01. Dari data
pengukuran oscilloscope dapat diketahui sudut fasa tegangan
dan arus, serta daya yang diserap motor. Sehingga dari data Data percobaan pada tabel 2 diperoleh dari pengukuran arus
tersebut dapat dihitung PF aktual motor dengan ZC Time dan PF motor dengan menggunakan amperemeter dan cos-phi
Displacement Method dan Instantaneous Power Method. meter. Tabel 2 memperlihatkan kemiripan antara data
4

percobaan dan data hasil perhitungan. Pada baris ke-3, arus besarnya sudut θ (teta) adalah 39,48o. PF motor dapat dihitung
dari hasil percobaan tercatat sebesar 0,56 A, sedangkan dari sebagai berikut :
hasil perhitungan diperoleh arus 0,567 A. Ini berarti keduanya
hanya berbeda 0,007 A (1,2 %) saja. Tren yang sama terlihat 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑍𝑍𝑍𝑍 = cos 39,48𝑜𝑜 = 0,77
pada nilai PF motor, dimana hasil percobaan dan perhitungan
hanya berbeda 0.018 (2,8 %) saja. PF motor juga dapat dihitung dengan metode P/S. Besarnya
daya aktif P dapat diketahui melalui visualisasi gelombang
daya S pada gambar 6. Atas dasar tersebut, dapat diperoleh
informasi dari gambar 5 sebagai berikut :

P 3ϕ = 341,7 Watt
V rms = 382,93 Volt
I rms = 0,669 A
𝑆𝑆3𝜙𝜙 = √3 𝑥𝑥 382,93 𝑥𝑥 0,669 = 443,7 𝑉𝑉𝑉𝑉

Sehingga PF motor adalah

341 ,7
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃/𝑆𝑆 = = 0,77
443 ,7

Metode ketiga yang digunakan untuk mengestimasi PF


motor adalah metode MCO. Dari nameplate motor diketahui :

I FL = 0,62 A
Cos-phi = 0,73

Arus reaktif motor dihitung menggunakan persamaan (6).


Gambar 5. Hasil penghitungan faktor daya dengan menggunakan program
pada motor induksi 0,25 HP. Motor dibebani 107,9 %
𝐼𝐼𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = 0,62 𝑥𝑥 sin(𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 −1 0,73) = 0,424 𝐴𝐴

Dari gambar 5 diketahui I rms = 0,669 A, PF motor dapat


dihitung menggunakan persamaan (9).

0,424 2
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 = �1 − � � = 0,77
0,669

Dari ketiga penghitungan PF motor yang telah dilakukan,


diperoleh hasil yang identik. Sehingga dapat dikatakan akurasi
metode MCO pada kondisi pembebanan ini mencapai 100%.
Hasil perhitungan tersebut dirangkum pada tabel 3 baris ke-7.

Tabel 3.
Hasil estimasi faktor daya motor induksi 0,25 HP
dengan tiga metode yang berbeda
Beban I
PAvg. PF ZC PF P/S PF MCO
[% I FL] [Amp]
87,237 0,541 193,135 0,543 0,541 0,621
89,131 0,553 215,910 0,600 0,594 0,642
Gambar 6. Gelombang tegangan, arus, dan daya S motor induksi 0,25 HP 92,479 0,573 248,271 0,657 0,656 0,674
97,539 0,605 270,132 0,683 0,681 0,713
99,124 0,615 288,600 0,718 0,717 0,724
Penghitungan PF motor menggunakan tiga metode berbeda 102,748 0,637 310,020 0,743 0,737 0,747
dilakukan dengan bantuan program. Masukkan program 107,906 0,669 341,704 0,772 0,770 0,774
berupa data hasil pengukuran oscilloscope. Hasil keluaran 119,690 0,742 398,974 0,832 0,813 0,821
program dapat dilihat pada gambar 5 dan 6, yang
menunjukkan performa motor ketika dibebani 107,9%. Tabel 3 merangkum hasil penghitungan PF motor dari
PF motor dapat dihitung dengan metode Zero-Crossing, beban 87% - 119%. Untuk memudahkan pengamatan, data PF
memanfaatkan sudut fasa (teta) tegangan dan arus yang motor pada tabel 3 di-plot terhadap bebannya, sehingga
diperlihatkan pada gambar 6. Dari gambar 5 diketahui dihasilkan grafik yang diperlihatkan pada gambar 7.
5

mencari PF nominal motor, yang kebetulan tidak tercantum


dalam nameplate-nya. Dari perhitungan yang dilakukan
diperoleh PF nominal motor 0,76.
Data percobaan divalidasi dengan cara membandingkan
data tersebut dengan data hasil perhitungan menggunakan
parameter dan rangkaian ekivalen motor induksi, ditunjukkan
pada tabel 5.
Data percobaan dan data hasil perhitungan dari motor 1 HP
yang ditunjukkan pada tabel 5 juga menunjukkan kemiripan
satu sama lain. Pada baris ke-3, arus dari percobaan tercatat
1,75 A, dan dari perhitungan diperoleh arus 1,734 A. Selisih
keduanya hanya sebesar 0.016 A, atau 0,9 %. Untuk nilai
Gambar 7. Grafik faktor daya motor induksi 0,25 HP faktor dayanya, selisihnya hanya sebesar 0.03, atau 4%.

Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa akurasi estimasi PF


motor dengan metode MCO semakin berkurang ketika beban
motor turun. Hal ini disebabkan oleh perubahan arus reaktif
yang diserap oleh motor.
B. Motor Induksi 1 HP
Berikut adalah tampilan nameplate motor induksi 1 HP.

EMM Elektrim EFF2 IEC 34-1


Type : EM 802-4 Seri No. : 001322
Kw/HP : 0,75 / 1 IP : 55
V : 220 / 380 Hz : 50 Hz
A : 3,6 / 2,1 Rpm : 1380
Gambar 8. Nameplate motor induksi 1 HP

Motor induksi 1 HP yang digunakan dalam penelitian


adalah produk dari EMM Elektrim. Motor tersebut merupakan
motor induksi tiga fasa rotor sangkar (squirrel cage) dengan
suplai tegangan tiga fasa 220/380 V 50 Hz, dan arus
nominalnya 2,1 A saat terhubung Y (Wye). PF nominal motor
tidak dicantumkan dalam nameplate-nya.
Gambar 9. Hasil penghitungan faktor daya dengan menggunakan program
Tabel 4. pada motor induksi 1 HP. Motor dibebani 103,7%
Parameter motor induksi 1 HP

R1 [Ω] R2 [Ω] X1 [Ω] X2 [Ω] XM [Ω]

11,59583 9,9586 15,944 15,944 174,832

Parameter motor induksi 1 HP ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel 5.
Perbandingan nilai arus dan cos-phi motor induksi 1 HP
dari hasil percobaan dan perhitungan

Percobaan Perhitungan
RPM
I [Amp] Cos-Phi I [Amp] Cos-Phi

1427 1,50 0,60 1,482 0,618


1414 1,60 0,66 1,592 0,663
1398 1,75 0,70 1,734 0,703
1380 1,90 0,74 1,898 0,735
1370 1,96 0,75 1,990 0,748
1353 2,15 0,78 2,146 0,764
1322 2,50 0,80 2,425 0,781 Gambar 10. Gelombang tegangan, arus, dan daya S motor induksi 1 HP

Selain untuk memvalidasi data percobaan, parameter dan Gambar 9 dan 10 adalah tampilan keluaran program
rangkaian ekivalen motor induksi juga dapat digunakan untuk estimasi faktor daya pada motor induksi 1 HP ketika motor
6

dibebani 103,7%. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari penuh. Rata-rata selisih faktor dayanya 3,6% - 3,9% dari
gambar-gambar tersebut, PF motor dapat dihitung dengan beban 87% sampai 119%.
menggunakan tiga metode yang berbeda. Hasilnya 3. Pada motor induksi 1 HP, metode MCO menghasilkan
ditunjukkan pada tabel 6 baris ke-6. Tabel 6 merangkum hasil akurasi pengukuran sebesar 98,6% - 99,3% pada beban
estimasi PF motor dari beban 73% - 118%. penuh. Rata-rata selisih faktor dayanya 7,4% - 7,6% dari
beban 73% sampai 118%.
4. Metode MCO menghasilkan akurasi estimasi PF motor
Tabel 6.
Hasil estimasi faktor daya motor induksi 1 HP yang sangat baik pada interval beban 90% - 100%.
dengan tiga metode yang berbeda Akurasi akan semakin berkurang ketika beban motor
Beban I
semakin turun (< 90%). Hal ini disebabkan oleh
PAvg. PF ZC PF P/S PF MCO perubahan arus reaktif motor yang sebaiknya tidak
[% I FL] [Amp]
73,214 1,538 617,969 0,603 0,604 0,460
diabaikan.
78,776 1,654 711,923 0,653 0,645 0,565
85,171 1,789 825,647 0,688 0,686 0,646 DAFTAR PUSTAKA
91,029 1,912 943,275 0,731 0,726 0,700
[1] Ukil, Abhisek, Bloch, Richard, and Andenna, Andrea,“Estimation of
96,105 2,018 1002,058 0,751 0,747 0,737
Induction Motor Operating Power Factor From Measured Current and
103,743 2,179 1156,343 0,785 0,791 0,779
Manufacturer Data”, IEEE Trans. Energy Convers. vol. 26, No. 2, June
118,490 2,488 1333,178 0,808 0,806 0,836
2011.
[2] Chapman, Stephen J. “ELECTRIC MACHINERY FUNDAMENTALS
FOURTH EDITION”, New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.,
PF motor pada tabel 6 dapat di-plot terhadap bebannya, 2005.
sehingga dihasilkan grafik pada gambar 11. [3] Sen, P. C., “Principles of Electric Machines and Power Electronics”, 2nd
ed. New York : Wiley, 1997.
[4] Sudirham, Sudaryatno, “Analisis Rangkaian Listrik Jilid 1”, Darpublic,
Bandung, Bab 14, 2010.
[5] Wildi, Theodore, “Electrical Machine, Drive, And Power Systems”, Fifth
Ed., Prentice Hall, Ohio, 2002.
[6] Siswoyo, “Teknik Listrik Industri Jilid 1”, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasa
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Bab 3, 2008.
[7] Beaty, H. Wayne, “HANDBOOK OF ELECTRIC POWER
CALCULATIONS”, 3th Ed., The McGRAW-HILL Companies, Inc., Ney
York, 2001.
[8] Gonen, Turan, “ELECTRIC POWER DISTRIBUTION SYSTEM
ENGINEERING”, The McGRAW-HILL Companies, Inc., Ney York, Ch.
8, 1986.

` BIODATA PENULIS
Gambar 11. Grafik faktor daya motor induksi 1 HP
Penulis lahir pada bulan Februari
tahun 1989 dengan nama Wakhid
Pada gambar 11 terlihat bahwa PF motor hasil dari metode
Alhabshi Lukman, sebagai anak
MCO berimpit dengan hasil dari dua metode yang lain,
pertama dari dua bersaudara, dari
dimulai pada beban 90% - 100%. Ini berarti bahwa pada pasangan Bapak Sudarso dan Ibu Rini
interval beban tersebut, metode MCO menghasilkan akurasi Handayani Ebnu Sukatri. Mengenyam
estimasi PF motor yang sangat baik. Ketika beban semakin pendidikan SMA di SMA N 2 Klaten
turun (< 90%), akurasi metode MCO juga semakin berkurang. (2003-2006). Penulis melanjutkan ke
Hal ini disebabkan oleh perubahan arus reaktif yang diserap jenjang perkuliahan di Akademi
oleh motor. Teknik Mesin Industri (ATMI)
Surakarta pada Jurusan Teknik
Mekatronika, Program Studi Teknik
V. KESIMPULAN
Mekatronika (2006-2009). Penulis pernah bekerja di
Berdasarkan percobaan dan analisis data yang telah perusahaan swasta yang bergerak di bidang dairy product
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (2010-2012). Pada bulan Februari tahun 2012, Penulis tercatat
1. Measured current only method, selanjutnya disebut sebagai mahasiswa aktif Lintas Jalur Semester Genap pada
metode MCO, memanfaatkan arus terukur dan data Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Sistem Tenaga,
spesifikasi pada nameplate untuk menghitung faktor daya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
motor induksi. Metode ini menganggap besarnya arus
reaktif motor dari keadaan tanpa beban hingga beban
penuh relatif konstan.
2. Pada motor induksi 0,25 HP, metode MCO menghasilkan
akurasi pengukuran sebesar 98,7% - 99,5% pada beban

Anda mungkin juga menyukai