PE RT E M UA N 1 2 MOTOR IN DU KSI
dESKRIPSI KOMPETENSI
1. Me n g i d e n t i f i k a s i
prinsip kerja, kon- 2. Mengidentifika-
si prinsip kerja dan 3. Menghitung slip,
frekuensi arus rotor,
struksi, jenis-jenis kontruksi generator putaran motor dan
dan aplikasi Motor dan membedakan starting. rugi-rugi
Listrik jenisnya sesuai fasa. dan efisiensi, torsi
poros motor induksi.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan prinsip kerja motor in- 6. Mengukur rugi besi motor induksi
duksi 3 fasa beserta parameter-parame- 3 fasa dengan percobaan beban nol.
ternya. 7. Mengukur rugi tembaga motor in-
2. Memahami cara timbulnya medan pu- duksi tiga fasa dengan percobaan ro-
tar pada motor induksi. tor block.
3. Memahami cara membalik arah putar 8. Mengukur rugi total motor induksi
motor induksi 3 fasa, dan penyebabnya. tiga fasa dengan percobaan berbeban.
4. Mengetahui pengertian slip motor in- 9. Mengitung parameter dan mencari
duksi dan pengaruhnya terhadap putaran nilai efisiensi motor induksi 3 fasa.
motor.
5. Mengetahui hubungan slip dengan
tegangan input motor induksi 3 fasa.
Gambar 12.1
Motor Induksi
1
Stator yaitu bagian yang tidak berputar dari
motor (statis/diam). Stator terdiri dari al-
ur-alur tempat kawat kumparan. Gulungan
stator adalah gulungan tiga fasa yang den-
gan mengatur gulungan ini dapat menentu-
kan jumlah kutub dan kecepatan sinkron;
STATOR
Ns = 120 . f
p
Gambar 12.4
Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa
2
Rotor yaitu bagian yang berputar (rotasi).
Rotor memiliki kawat yang terbuat dari
tembaga atau aluminium. Berdasarkan
cara merangkai kawat rotor, terdapat 2 tipe
dasar, yaitu:
a. Rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor);
ROTOR kawat pada rotor terdiri sari batang temba-
ga, aluminium atau alloy yang dimasukkan
kedalam alur-alur pada rotor. Ujung kawat
masing-masing dihubung singkat den-
gan “end ring”. Motor yang menggunakan Gambar 12.5
tipe rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Gambaran Stator dan Rotor
Motor Induksi
Sangkar.
b. Rotor lilit/belitan (wound rotor); rotor
ini memiliki lilitan yang dihubungkan ke
slip ring dan umumnya disambung dengan
tahanan luar. Motor yang menggunakan
tipe rotor ini disebut Motor Induksi Rotor
Lilit atau Motor Induksi Slip Ring.
Gambar 12.6
Rangkaian Ekivalen
Motor Induksi
Er
I2 =
√(R₂)2 + (S . X₂)2
Dimana: S = slip
sEr
I2 =
√(R₂)2 + (S . X₂)2
R2 adalah komponen tetap (fixed) dan sX2 adalah komponen yang tidak tetap (variable). Reaktansi (X2 = 2πfL)
disisi rotor dipengaruhi oleh perbedaan frekuensi pada sisi stator, maka X2 dikalikan dengan slip.
E2 N1
E2 = E´1 = dan k =
k N2
Atau :
Er
I2 =
√(R₂/s)2 + (X₂)2
Rangkaian ekivalen lain dari rotor motor induksi dapat digambarkan sebagai:
Kemudian dari gambar diatas, rangkaian ekivalen motor induksi yang dibebani per fasa dapat digambar lagi
menjadi sebagai berikut:
Atau :
Sementara gambar aliran daya dari motor induksi digambarkan sebagai berikut:
Pout = Pin - ∑P
∑P = Pts + Pi + Ptr + Pa&g + Pstray
Besarnya kopel induksi:
Tb =
Keterangan:
= kecepatan sudur stator
= kecepatan sudut rotor
ppd = satuan dalam putaran per detik /rpm
π = 3,14
Efisiensi motor induksi didefinisikan sebagai ukuran keefektifan motor induksi untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang dinyatakan sebagai perbandingan/rasio
daya output dengan daya input. Definisi NEMA terhadap efisiensi energi adalah bahwa efisiensi
merupakan perbandingan atau rasio dari daya keluaran yang berguna terhadap daya input total dan
biasanya dinyatakan dalam persen. Juga sering dinyatakan dengan perbandingan antara keluaran
dengan keluaran dengan keluaran ditambah rugi-rugi. Adapun efisiensi motor induksi η yaitu:
No Metode Keterangan
1 A Pengukuran langsung pada masukan dan keluaran
2 B Pengukuran langsung pada masukan dan keluaran dengan
menghitung tiap rugi-rugi dan pengukuran tak langsung pada
rugi-rugi stray
3 C Menduplikat mesin dengan tiap rugi-rugi dan pengukuran tak
langsung pada rugi-rugi stray
4 E Pengukuran daya listrik saat ada beban dengan tiap-tiap rugi
yang ada dan pengukuran langsung rugi-rugi stray
5 E1 Pengukuran saya listrik saat ada beban dengan tiap rugi-rugi
yang ada dan asumsi nilai rugi stray
6 F Rangkaian ekivalen dengan pengukuran langsung pada rugi-rugi
stray
7 F1 Rangkaian ekivalen dengan asumsi pada rugi-rugi stray
8 C/F Rangkaian ekivalen yang dikalibrasikan pertitik beban metode C
dengan pengukuran tak langsung rugi-rugi stray
9 E/F Rangkaian ekivalen yang dikalibrasikan pertitik beban metode C
dengan pengukuran langsung rugi-rugi stray
10 E1/F1 Rangkaian ekivalen yang dikalibrasikan pertitik beban metode E
dengan asumsi rugi-rugi stray
Metode segregated loss adalah metode yang paling mudah untuk mengetahui efisiensi
motor induksi karena metode ini hanya memperkirakan (memisahkan) setiap komponen ru-
gi-rugi Pts , Ptr , Pi , Pa&g, Pstray . Metode ini sangat akurat (dengan error ± 2 %), meskipun be-
berapa sangat kompleks, sementara yang lain mengandalkan nilai empiris untuk memperkirakan
beberapa rugi-rugi.
Metode segregated loss memiliki beberapa standar, diantaranya Standar IEEE-112 metode
E1 dan Standar OHME (Ontario Hydro Modifield Method). IEEE Std-112 metode E1 merupakan
metode loss segregated yang banyak digunakan. Metode E1 menentukan nilai dengan menga-
sumsikan nilai rugi-rugi stray yang berbeda pada setiap ukuran motor yang berbeda. Metode E1
digunakan untuk pengujian pada saat berbeban.
1. Uji Beban nol atau tanpa beban Reaktansi magnetansi (Xm) dapat dicari jika reaktansi
Percobaan beban nol digunakan untuk mengetahui primer X1 diketahui:
nilai arus magnetisasi dan rugi-rugi tanpa beban. Hal
ini dapat dilakukan dengan menghubungkan motor Ibn(jala-jala) =
induksi dengan tegangan dan frekuensi tertentu tanpa
dibebani, kemudian tegangan, arus dan daya input di-
ukur. Daya input pada beban nol merupakan sebagian Ibn =
kecil rugi tembaga stator, rugi inti dan rugi akibat gesek
dan angin (Pa&g).
Keterangan:
Xbn = Reaktansi beban nol
X1 = Reaktansi stator
X2 = Reaktansi rotor
Ibn = Arus beban nol
Vbn = Tegangan beban nol
Pinbn = Daya masukan beban nol
Slip yang terjadi umumnya sangat kecil (≤0,001) seh-
ingga I2 pada percobaan ini diabaikan.
Gambar 12.10 Rangkaian Percobaan Beban Nol. Dimana I1 = Ibn dan R1 dicari dengan uji tahanan
stator searah.
Dari data instrument ukur, dapat ditentukan parame-
ter per-fasa: 2. Uji tahanan stator arus searah
Uji ini digunakan untuk mengetahui nilai parame-
ter resistansi stator (primer) R1. Pada uji ini kumparan
Xbn = Vbn / Ibn ≈ X1 + Xm stator dialiri arus searah, sehingga suhunya mencapai
suatu nilai yang sama jika motor induksi beroperasi
pada kondisi normal (resistansi kumparan merupakan
fungsi suhu).
atau
Sedangkan jika terhubung segitiga, maka arus akan Gambar 12.11 Rangkaian Percobaan Rotor Blok.
mengalir melewati ketiga kumparan tersebut, sehing-
ga: Persamaan yang digunakan dalam uji ini apabila tidak
diketahui jenis desain rotor pada motor induksi ada-
lah:
Desain Rotor X1 X2
Rotor Belitan 0,5XRB 0,5XRB
Kelas A 0,5XRB 0,5XRB
Kelas B 0,4XRB 0,6XRB
Kelas C 0,3XRB 0,7XRB
Kelas D 0,5XRB 0,5XRB
Nilai XRB apabila diketahui desain rotor dan frekuensi uji dapat dicari dengan persamaan:
4. Uji Berbeban
Pengujian motor induksi berbeban dilakukan untuk mengetahui daya dari motor induksi serta karakteristi-
knya, termasuk rugi-rugi pada motor induksi, yaitu dengan memberikan beban pada rotor motor induksi. Pada
pengujian ini beban yang digunakan dapat berupa generator DC yang diberi beban resistif gambar (12.12) atau
menggunakan rem arus putar untuk mengetahui besar kopel dari motor induksi. Parameter yang diukur pada
pengujian ini antara lain arus input stator, daya input, dan kecepatan putaran rotor.
Karena desain kelas C, maka X1 dan X2 sebagai fungsi Karena Zbn = X1 + Xm, maka:
dari XRB, adalah:
Selanjutnya dari percobaan berbeban, dapat diketahui Sesuai dengan Tabel (…), maka dapat diasumsikan
rugi tembaga stator, dengan: bahwa rugi stray dan rugi a&g adalah:
Mencari rugi inti atau rugi besi dari persamaan (…) Setelah semua rugi-rugi diketahui, maka dapat diten-
tukan daya keluarannya, dengan:
Kemudian mencari rugi tembaga rotor, dengan: Maka dapat dicari efisiensi motor induksi dengan:
D. Starting Autotransformator
Cara lain yang digunakan untuk menjalankan moto
rinduksi adalah dengan menggunakan komponen
bantu lain berupa autostarter/ autotransformer atau
kompensator. Rangkaian startingnya adalah sebagai
berikut: