Anda di halaman 1dari 14

I.

Mesin Tak Serempak

2.1. Pendahuluan
Setiap pembicaraan mengenai mesin tak serempak , mau
tidak mau selalu akan diawali dengan sifat utama mesin ini:

- Konstruksi sangat kuat dan sederhana


- Efisien relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat
sehingga rugi gesek kecil dan PF nya relatif baik.
- Harganya relatif murah dan kehandalan tinggi
- Biaya pemeliharaan murah (rendah), karena pemeliharaan
motor hampir tidak diperlukan
- Start mudah tidak seperti motor sinkron yang harus
diparalelkan pada system terlebih dahulu
- Menghasilkan putaran yang konstan.

Pada umumnya mesin-mesin penggerak di dalam industri


dengan daya keluar lebih besar dari 1 HP, adalah mesin tak
serempak tiga fasa. Rotor dari motor tak serempak tidak perlu
dihubungkan ke sumber/jala-jala, akan tetapi belitan dihubung
singkat . Fluks magnet di cela udara antara stator dan rotor
akan melingkupi belitan-belitannya (rotor). Bila rotor bergerak
relatif terhadap fluksi cela udara tadi, maka sesuai dengan
hukum faraday, di dalam belitan rotor akan mengalir arus.
Arus pada rotor yang timbul karena imbas (induksi), bukan
karena pengaliran (konduksi) itulah yang memberikan nama
pada mesin seperti ini Mesin Induksi. Nama tak serempak
dipakai juga, ini berasal dari putaran kerja yang sedikit
dibawah putaran serempak

Kekurangan
- Pengaturan perputarannya sulit
- Arus mula dapat mencapai 5 s/d 6 kali arus nominal (arus beban
penuh)
- Faktro kerja terbelakang dan rendah pada saat mesin berbeban
rendah
- Torsi start kecil dibanding motor DC
- Putaran akan turun bila beban bertambah

Motor Induksi adalah suatu mesin listrik beergerak yang merubah


energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan
medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor .
Motor induksi motor yang paling banyak kita jumpai dalam praktisnya/
industri.
Mesin listrik dapat diklasifikasikan menurut sumber dayanya menjadi
mesin AC dan mesin DC. Sedangkan mesin AC dapat digolongkan
menjadi mesin sinkron dan mesin asinkron/induksi.
Pada mesin asinkron ada beberapa jenis motor yaitu;
- Motor induksi 3 phasa
- Motor induksi 1 phasa
Menurut konstruksinya motor tiga fasa dapat dikelompokan sebagai
berikut:
- Motor induksi dengan rotor sangkar (squarrel-cage rotor)
- Motor induksi dengan rotor kumparan (wound rotor)
Menurut konstruksinya dan metode startingnya motor-motor satu fasa
dapat dikelompokan sebagai berikut:
- Motor split – phasa
- Motor Kapasitor
- Motor shaded pole
- Motor seri AC (universal motor)
- Motor sinkron tanpa eksitasi
a. motor reluktansi
b. motor histeresis
MOTOR INDUKSI
1. Medan Putar

Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan putar
(fiuks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan. statornya. Medan putar ini
terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya fasa 3.
Hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta. Di sini akan dijelaskan
bagaimana terjadinya medan putar itu. Perhatikanlah gambar 4.3a sampai f

Misalkan kumparan a -a; b -b; c -c dihubungkan 3 fasa, dengan beda fasa masing-
masing 1200 (gambar 4.3a) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi arus
ia,ib,ic sebagai fungsi waktu adalah seperti gambar 4.3b. Pada keadaan t1, t2, t3, dan t4,
fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-masing' adalah
seperti gambar 4.3c, d, e, dan f.
Pada ti fluks resultan m.empunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan
oleh kumparan a -a; sedangkan pada t2, fluks resultannya Mempunyai arah sama
dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan c -c; dan untuk t3 fluks resultan
mempunyai arah sama dengan fluks yang dihasilkan oleh kumparan b -b. Untuk t4,
finks resultannya berlawanan arah dengan finks resultan yang dihasilkan pada saat t1
keterangan ini akan iebih jelas pada analisa vektor.

Dari gambar c, d, e, dan f tersebut terlihat fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh
karena itu untuk mesin dengan jumlah kutuib lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat
diturunkan sebagai berikut :
ns = 120.f
p
f = frekuensi
p = jumlah kutub
Aanalisis secara vektor

Dari gambar c, d, e, dan f tersebut terlihat fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh
karena itu untuk mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat
diturunkan sebagai berikut :

ns = 120.f
p
f = frekuensi
p = jumlah kutub

Aanalisis secara vektor

analisis secara vektor didapatkan atas dasar :

1. arah fluks yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir dalam suatu lingkar sesuai
dengan perputaran sekrup (gambar 4.4).

2. kebesaran fluk yang ditimbulkan ini sebanding dengan arus yang mengalir.

Notasi yang dipakai untuk menyatakan positif atau negatifnya arus yang mengalir pada
kumparan a –a, b –b, dan c –c yaitu: harga positif, apabila tanda silang (x) terletak pada
pangka;l konduktor tersebut (titik a, b, c), sedangkan negatif apabila tanda titik
(.)terletak pada pangkal konduktor tersebut (gambar 4.5). maka diagram vektor untuk
fluks total pad keadaan t1, t2, t3, t4 dapat dilihat pada gambar 4.5.
Dari semua diagram vewktor di atas dapat pula diaihat bahwa fluks resultan berjalan
(berputar).

Analisis secara matematika


Misalkan fluks yang dihasilkan olek kumparan a –a pada saat t dapat dinyatakan dalam
koordinat polar, yaitu :
Fa cos ø
Dan fluks yang dihasilkan oleh kumparan b –b, dan c –c masing-masing adalah

Fb cos (ø-120o)

Fc cos (ø-240o)

Karena amplitudo fluks berubah menurut waktu secara sinusoida, maka amplitudo Fa,
Fb, dan Fc dapat dituliskan :

Fa = Fmax cos wt

Fb = Fmax cos (wt-120o)

Fc = Fmax cos (wt-240o)

Fluks resultan adalah jumlah ketiga fluks tersebut, dan merupakan fungsi tempat (f) dan
waktu (t).
Ada beberapa prinsif kerja motor induksi:

Prinsif Kerja Motor Induksi

1. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator, timbullah

medan magnet dengan kecepatan.

120 f
Ns =
P
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.

3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar:

E2s = 4,44 f2 N2 (untuk satu fasa)


ns
E2s adalah tegangan induksi pada saat rotor
mulai berputar
3Æ~ nr
4.Karena kumparan rotor merupakan rangkaian
. tertutup, ggl (E) akan menghasilkan arus (I)
5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet
.
menimbulkan gaya (F) pada rotor

6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk

memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.

Seperti dijelaskan pada (3) tegangan induksi timbul karena terpotongnya

batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator . Artinya agar tegangan

terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar

stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).

7. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan:

ns - nr
S = x 100 %
Ns
8. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir

pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel

motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.

9. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak

serempak atau asinkron.

Slip

Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (nr) mengakibatkan berubahnya harga slip

dari 100 % pada saat start sampai 0 % pada saat motor diam

(nr = ns); Hubungan frekuensi dan slip dpt dilihat sbb :

Bila f1 = frekuensi jala- jala,

120 f1 P.ns P (ns – nr)


Ns = atau f1 = , pada rotor berlaku hubungan : f2 =
P 120 120
Pns ns - nr
Atau ,
120 ns

Karena = dan = , maka =

Pada saat start = 100%; =

Dengan demikian terlihat bahwa pada saat start dan rotor belum berputar frekuensi
pada stator dan rotor sama. Dalam keadaan rotor berputar, frekuensi arus rotor

dipengaruhi oleh slip ( =s ). Karena tegangan induksi dan reaktansi kumparan


rotor merupakan fungsi frekuensi, maka harganya turut pula dipengaruhi oleh slip.
1. E2s = 4,44 f2 N2 Øm
E2s = 4,44 f1 N2 Øm
E2s = S Es
Es = tegangan induksi pada saat start (diam)
E2s = tegangan induksi pada saat motor berputar

E2s =

2. X2 = 2 Sf
X2s = SX2
X2s = adalah reaktansi pada saat rotor berputar
X2 = adalah reaktansi pada saat start (diam)

Rangkaian rotor

Setelah dibahas bahwa saat rotor berputar tegangan induksi rotor dan

reaktansi rotor turut dipengaruhi oleh slip, arus rotor menjadi:

R2/sS X2
R2 SX
2 I2
I2
E2
SE
2

(a) (b)

Atau
Dengan demikian rangkaian rotor digambarkan seperti terlihat pada gambar 4.7

Karena = , rangkaian rotor dapat juga digambarkan


seperti terlihat pada gambar dibawah ini
R2 X2

I2

E2

Perhatikan bahwa:

I = daya yang hilang berupa panas

I = daya keluar rotor yang diubah menjadi daya mekanik.

4.5 Rangkaian Ekivalen


Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet. Oleh katrena itu motor induksi dapat

I’2 R1 X1 R2 SX22
I1

I2 I0

V1 E1 SE2 I2
R Xm
c

dianggap sebagai transformator dengan rangkaian sekunder yang berputar. Dengan

demikian rangkaian motor induksi dapat dilukiskan seperti pada gambar 4.9.
Vektor diagram dapat dilihat pada gambar 4.10, sedangkan rangkaian

ekivalen motor induksi dapat dilukiskan sebagai dalam gambar 4.11. Vektotor

diagram untuk rangkaian ekivalen diatas terlihat pada gambar 4.12.

4.6 Kopel Motor Induksi

Dari rangkaian ekivalen gambar 4.9, arus I2 adalah

I2 = , dengan cos Φ = =

P = Tw = 3 E1 I2 cos f P = daya

T = kopel

w = kecepatan sudut
Maka T = = E1 P1 cos Φ

Bila Z1 = R1 + jX dinggap kecil, E1 hampir sama dengan V1

T = (1)

Berapa harga S agar harga T maksimum?

Harga S untuk mendapatkan T maksimum adalah bila =0

Dari diferensiasi = 0 diperoleh harga T maksimum pada saat S =

(2)

Tmaks = (3)

Dari ketiga persamaaan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan :

Dari persamaan (1) diketahui untuk harga S kecil maka S2(a2X2)2dapat diabaikan,

maka kopel sebanding dengan S (T ~ S).

Dari persamaan (2) diketahui untuk memperoleh kopel maksimum pada saat start

(S = 1) ialah dengan membuat R2 = X2.

Harga kopel maksimum dapat diubah dengan mengatur harga X2 atau tegangan

sumber V1. Lihat persamaan (3). Persamaan (1) dan (2) menunjukkan R2 tidak

mengubah harga kopel maksimum, melaikan hanya mengubah harga S pada saat

kopel maksimum terjadi.

Anda mungkin juga menyukai