Kekurangan
- Pengaturan perputarannya sulit
- Arus mula dapat mencapai 5 s/d 6 kali arus nominal (arus beban
penuh)
- Faktro kerja terbelakang dan rendah pada saat mesin berbeban
rendah
- Torsi start kecil dibanding motor DC
- Putaran akan turun bila beban bertambah
Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan
putar (fiuks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan. statornya. Medan
putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya
fasa 3. Hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta. Di sini akan
dijelaskan bagaimana terjadinya medan putar itu. Perhatikanlah gambar 4.3a
sampai f
Misalkan kumparan a -a; b -b; c -c dihubungkan 3 fasa, dengan beda fasa masing-
masing 1200 (gambar 4.3a) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi arus
ia,ib,ic sebagai fungsi waktu adalah seperti gambar 4.3b. Pada keadaan t1, t2, t3,
dan t4, fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-masing'
adalah seperti gambar 4.3c, d, e, dan f.
Pada ti fluks resultan m.empunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan
oleh kumparan a -a; sedangkan pada t2, fluks resultannya Mempunyai arah
sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan c -c; dan untuk t3 fluks
resultan mempunyai arah sama dengan fluks yang dihasilkan oleh kumparan b -b.
Untuk t4, finks resultannya berlawanan arah dengan finks resultan yang dihasilkan
pada saat t1 keterangan ini akan iebih jelas pada analisa vektor.
Dari gambar c, d, e, dan f tersebut terlihat fluks resultan ini akan berputar satu kali.
Oleh karena itu untuk mesin dengan jumlah kutuib lebih dari dua, kecepatan sinkron
dapat diturunkan sebagai berikut :
ns = 120.f
p
f = frekuensi
p = jumlah kutub
ns = 120.f
p
f = frekuensi
p = jumlah kutub
1. arah fluks yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir dalam suatu lingkar
sesuai dengan perputaran sekrup (gambar 4.4).
2. kebesaran fluk yang ditimbulkan ini sebanding dengan arus yang mengalir.
Notasi yang dipakai untuk menyatakan positif atau negatifnya arus yang mengalir
pada kumparan a –a, b –b, dan c –c yaitu: harga positif, apabila tanda silang (x)
terletak pada pangka;l konduktor tersebut (titik a, b, c), sedangkan negatif apabila
tanda titik (.)terletak pada pangkal konduktor tersebut (gambar 4.5). maka diagram
vektor untuk fluks total pad keadaan t1, t2, t3, t4 dapat dilihat pada gambar 4.5.
Dari semua diagram vewktor di atas dapat pula diaihat bahwa fluks resultan berjalan
(berputar).
Fb cos (ø-120o)
Fc cos (ø-240o)
Karena amplitudo fluks berubah menurut waktu secara sinusoida, maka amplitudo
Fa, Fb, dan Fc dapat dituliskan :
Fa = Fmax cos wt
Fluks resultan adalah jumlah ketiga fluks tersebut, dan merupakan fungsi tempat (f)
dan waktu (t).
Ada beberapa prinsif kerja motor induksi:
120 f
Ns =
P
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator . Artinya agar
ns - nr
S = x 100 %
Ns
8. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir
pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
Slip
slip dari 100 % pada saat start sampai 0 % pada saat motor diam
Dengan demikian terlihat bahwa pada saat start dan rotor belum berputar frekuensi
pada stator dan rotor sama. Dalam keadaan rotor berputar, frekuensi arus rotor
E2s =
2. X2 = 2 Sf
X2s = SX2
X2s = adalah reaktansi pada saat rotor berputar
X2 = adalah reaktansi pada saat start (diam)
Rangkaian rotor
Setelah dibahas bahwa saat rotor berputar tegangan induksi rotor dan
R2/sS X2
R2 SX
2 I2
I2
E2
SE
2
(a) (b)
Atau
Dengan demikian rangkaian rotor digambarkan seperti terlihat pada gambar 4.7
R2 X2
I2 R 2 ¿1-s)/s
E2
Perhatikan bahwa:
I’2 R1 X1 R2 SX22
I1
I2 I0
V1 E1 SE2 I2
R Xm
c
Dengan demikian rangkaian motor induksi dapat dilukiskan seperti pada gambar
4.9.
ekivalen motor induksi dapat dilukiskan sebagai dalam gambar 4.11. Vektotor
I2 = , dengan cos Φ = =
P = Tw = 3 E1 I2 cos f P = daya
T = kopel
w = kecepatan sudut
Maka T = = E1 P1 cos Φ
T = (1)
Tmaks = (3)
Dari persamaan (1) diketahui untuk harga S kecil maka S2(a2X2)2dapat diabaikan,
Dari persamaan (2) diketahui untuk memperoleh kopel maksimum pada saat
sumber V1. Lihat persamaan (3). Persamaan (1) dan (2) menunjukkan R2 tidak