Anda di halaman 1dari 36

MATERI 1.

KONSTRUKSI DAN PRINSIP KERJA MOTOR LISTRIK

A. Konstruksi Dan Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa.


Konstuksi motor induksi tiga fasa terdiri dari dua bagian utama yaitu : bagian yang
diam ( stator ) dan bagian yang berputar ( rotor ).
1. Stator Motor Induksi 3 Fasa Rotor Sangkar.
Stator dari motor induksi tiga fasa terdiri dari beberapa bagian seperti : bodi
(badan), kumparan stator dan kotak terminal. Kotak terminal ini merupakan
tempat ujung-ujung kumparan stator dihubungkan, pada tempat ini dapat
membuat kumparan stator dalam hubungan bintang atau segitiga dan juga untuk
menghubungkan kumparan dengan tegangan jala jala (sumber tegangan).

Stator Motor Induksi Tiga Fasa

2. Rotor Motor Induksi 3 Fasa Rotor Sangkar.


Pada motor induksi 3 fasa rotor sangkar, bagian yang berputar disebut rotor
sangkar. Rotor sangkar dengan jangkar hubung singkat, terdiri dari sejumlah
batang konduktor yang ujungnya disatukan dengan dua buah gelang (cincin),
sehingga batang konduktor merupakan jangkar hubungan singkat yang menyerupai
suatu sangkar yang berbentuk silinder, seperti gambar di bawah ini.

a. Bentuk Rotor b. Potongan Rotor

Rotor Sangkar

Sistem Pengendali Elektromagnetik 1


Batang-batang konduktor biasanya terbuat dari tembaga atau loyang campuran
aluminium. Ujung-ujung tembaga ini dikeling pada kepingan logam yang berbentuk
cincin. Pada saat kumparan stator dihubungkan dengan tegangan jala-jala, rotor
masih dalam keadaan diam. Arus listrik yang mengalir pada kumparan stator akan
menimbulkan medan putar stator.
Konstruksi rotor sangkar sangat sederhana bila dibandingkan dengan rotor mesin
lainnya, sehingga harganya murah. Karena konstruksi rotor sangkar yang demikian,
maka tidak mungkin dilakukan pengasutan motor rotor sangkar melalui rotor.
Jadi untuk membatasi arus starting motor yang besar, maka tegangan masuk pada
stator diperkecil dengan menggunakan saklar bintang segitiga (Y/), menggunakan
tahanan mula stator, atau autotransformator. Tetapi berkurangnya arus starting
akan berakibat berkurangnya kopel mula.
3. Rotor Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan
Motor induksi 3 fasa rotor belitan mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga
fasa yang sama seperti kumparan stator, dan jumlah kutub rotor sama dengan
jumlah kutub stator.Konstruksi rotor motor induksi tiga fasa rotor belitan mempunyai
lilitan dari kawat email yang ujungnya disatukan dengan dengan 3 buah cincin
seret, rotor belitan dengan cincin seret dibuat untuk motor listrik yang berdaya
besar. Cincin seret dapat digunakan untuk menghubungkan tahanan luar pada saat
starting motor. Jadi penambahan tahanan luar sampai harga tertentu dapat
membuat kopel mula mencapai harga kopel maksimumnya. Selain untuk
menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar juga diperlukan untuk
membatasi arus starting yang besar.

Rotor Belitan

Sistem Pengendali Elektromagnetik 2


Rotor belitan dengan jumlah belitan yang relatif banyak, maka saat starting gaya
gerak listrik yang timbul pada kumparan rotor sangat besar. Jadi bila starting tampa
tahanan luar akan menggunakan arus listrik yang relatif besar.
4. Terjadinya Medan Putar Stator Motor Listrik 3 Fasa.
Medan putar stator akan menginduksikan gaya listrik (ggl) pada gulungan rotor,
karena rotor terhubung singkat, maka akan mengalir arus listrik pada batang
konduktor rotor. Perputaran rotor motor induksi 3 fasa rotor sangkar diakibatkan
oleh adanya medan putar yang dihasilkan kumparan stator. Jadi medan putar ini
terjadi apabila kumparan stator motor induksi 3 fasa baik hubungan bintang atau
hubungan segitiga terhubung dengan tegangan listrik 3 fasa. Tegangan listrik ini
akan mengakibatkan arus listrik mengalir pada stator dan rotor. Arus listrik ini akan
menimbulkan fluks magnet pada batang konduktor pada rotor sangkar. Arah fluks
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang mengalir melalui batang-batang
konduktor sesuai dengan perputaran sekrup. Bila arah fluks magnet yang timbul
dianalisa secara vektor, kita terlebih dahulu melihat arah arus listriknya. Arah
arusnya positif diberi tanda silang pada pangkal konduktornya dan tanda titik O
bila arusnya negatif.
Tanda akan menimbulkan fluks magnet searah jarum jam, dan tanda O
menimbulkan fluks magnet berlawanan arah jarum jam.

Arah Fluks Magnet

Bila kumparan U1 U2, V1-V2 dan W1-W2 dihubungkan


dengan tegangan tiga fasa yang berbeda 120 listrik, dan arusnya berbentuk
sinusoida, yang mendistribusikan arus IR, IS dan IT sebagai fungsi waktu
seperti gambar 2 b, yang mana antara arus IR, IS, dan IT berbeda 120 listrik
sesuai dengan tegangan yang menimbulkannya.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 3


Pada saat t1 : U1 = dan U2 = O , V1 = O dan V2 = , W1 = O
dan W2 = . Jadi saat t1 fluks resultante mempunyai arah yang sama
dengan fluks yang dihasilkan kumparan U1 U2, yang mana kumparan V1
V2 dan W1 W2 turut memperkuat ( memperbesar ), seperti gambar 4 a
Pada saat t2 ; U1 = dan U2 = O, V1 = O dan V2 = O , W1 = O
dan W2 = . Jadi saat t2 fluks resultante mempunyai arah yang sama
dengan fluks yang dihasilkan W1 W2, yang mana U1 U2 dan V1 -
V2 turut memperkuat, gambar 4 b.
Saat t3 fluks resultante mempunyai arah yang sama dengan fluks yang
dihasilkan oleh kumparan V1 V2, yang mana kumparan U1 U2 dan W1
W2 turut memperbesar, gambar 4 c.
Saat t4 fluks resultantenta mempunyai arah yang berlawanan dengan fluks
resultante yang dihasilkan pada saat t1. Dengan kata lain fluks resultante
telah berputar 180 listrik.

Perputaran Fluks Magnet Pada Stator

Bila digambarkan satu periode, maka akan terlihat fluks resultante ini akan berputar
satu kali, yang arahnya ke kanan. Arah putaran motor lnduksi 3 fasa sama dengan
aputaran fluks magnet.
Kecepatan putar medan stator tergantung dengan jumlah kutub dan frekuensi jala-
jala seperti rumus di bawah ini : ( ns ) adalah :
60 . f
ns = ( rpm )
P
Keterangan :
ns = Kecepatan sinkron (rpm)
P = Jumlah pasang kutub

Sistem Pengendali Elektromagnetik 4


f = Frekuensi (Hz)
5. Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa.
Prinsip kerja motor induksi 3 fasa dapat dijelaskan sebagai berikut : Bila tegangan 3
fasa dihubungkan dengan kumparan stator ( kumparan medan ) yang terhubung
bintang atau segitiga, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar stator
(ns) yang besarnya dipengaruhi oleh frekuensi (f) jaringan dan jumlah pasang kutub
(P). Medan putar stator ini akan memotong batang-batang konduktor pada rotor
dengan fluks yang berubah setiap waktu, maka pada rotor akan timbul gaya gerak
listrik (tegangan induksi) yang besarnya dipengaruhi frekuensi rotor dan jumlah
batang konduktor rotor atau dengan rumus :
E 2 S = 4,44. f 2. N 2. m (untuk 1 fasa).
Dengan adanya tegangan induksi pada batang konduktor, dan konduktor-konduktor
tersebut merupakan rangkaian tertutup, maka pada konduktor rotor akan mengalir
arus listrik, arus listrik ini juga akan menimbulkan medan putar rotor (nr).

Motor Induksi 3 Fasa

Jadi dengan adanya dua medan magnet yaitu medan putar stator dan medan putar
rotor, akan menimbulkan gaya kopel (F). Bila gaya F ini cukup besar memikul
beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.

6. Arah Putaran Motor Induksi 3 Fasa


Arah putaran motor induksi 3 fasa sesuai dengan standar pabrik motor listrik di
Eropa adalah arah ke kanan bila dilihat dari sisi poros puly motor listrik. Arah
putaran ini didapat bila terminal kumparan stator U1, V1, W1 dihubungkan
dengan urutan fasa R, S, T, jaringan tegangan listriknya.
Untuk membalik arah putaran motor, dilakukan dengan cara menukarkan salah satu
fasa dengan fasa yang lain.
Sistem Pengendali Elektromagnetik 5
B. Motor Listrik 1 Fasa.
1. Motor Listrik 1 Fasa Tanpa Kapasitor.
Motor listrik 1 fasa disebut juga motor listrik 2 fasa tak seimbang yang mempunyai
dua kumparan stator yaitu :
1. Kumparan utama ( U )
2. Kumparan bantu ( Z )
Agar terjadi fasa tak seimbang, maka kumparan bantu direncanakan mempunyai
Resistansi ( R ) lebih besar dari kumparan utama, dan reaktansinya ( XL ) lebih kecil. >n

U1 Z1 V
L Iz


N
U2 Z2 IU
I

a. Rangkaian Motor 1 fasa b. Vektor Arus Dan Tegangan

Motor Listrik 1 fasa tanpa kapasitor

Dengan demikian terdapat perbedaan fasa antara arus kumparan utama (Iu)
dengan arus kumparan bantu (Iz), yang mana arus kumparan bantu (Iz) mendahului
arus kumparan utama (Iu). Dalam hal ini motor berfungsi sebagai motor dua fasa
tidak seimbang, yang mengakibatkan terjadinya medan putar pada stator. Dengan
terjadinya medan putar pada stator, maka rotor motor pun dapat
berputar.Kumparan bantu secara umum hanya dibutuhkan pada saat start dan akan
terputus bila kecepatan putar motor mencapai 75 % dari kecepatan sinkron. Untuk
memutuskan kumparan bantu digunakan saklar sentrifugal.

2. Motor Listrik 1 Fasa Dengan Kapasitor ( Motor Kapasitor )


Untuk memperbesar beda fasa antara kumparan utama dengan kumparan bantu,
maka pada kumparan bantu dipasang kapasitor yang dihubungkan secara seri.
Dengan pemasangan kapasitor dapat berguna untuk memperbesar kopel mula
motor. Pemasangan kapasitor ada sebagai kapasitor start dan ada juga kapasitor
Sistem Pengendali Elektromagnetik 6
running ( Kapasitor Kerja ). Besar kapasitor start adalah 4 kali Kapasitor
Kerja.Untuk menghitung besar kapasitor kerja motor induksi 1 fasa dapat melalui
besar daya motor sebagai berikut.
Daya out put Daya Reaktif

P Q

U2 U2

R Xc
U 2

P =
Xc

U2
Xc =
P

P
Jadi C = Farad
2
U . 2. f.
Keterangan :
P = Daya Motor ---------------- VA , C = Kapasitas C ........ Farad
U = Tegangan ------------------ V
f = frekwensi ------------------ 1/S

>n C
Iz

Z
L U1 Z1 V

I
In
N U2 Z2

Iu

a. Rangkaian Motor Kapasitor b. Vektor Arus dan Tegangan Motor Kapasitor

Motor Kapasitor

Sistem Pengendali Elektromagnetik 7


3. Arah Putaran Motor Listrik 1 Fasa.
Motor induksi 1 fasa dapat berputar arah kiri dan kanan. Untuk merubah arah
putarannya adalah dengan membalik polaritas salah satu kumparan yaitu dengan
membalik polaritas kumparan utama saja atau kumparan bantunya, lihat gambar di
bawah ini.
>n >n

C C

U1 Z1 U1 Z1

L L

N N

U2 Z2 U2 Z2

a. Putaran Kanan b. Putaran Kiri

Rangkaian Motor 1 Fasa Arah Putaran Kiri dan Kanan

Sistem Pengendali Elektromagnetik 8


MATERI 2. JENIS KOMPONEN KONTROL ELEKTROMAGNETIK

A. Alat-Alat Kontrol Manual Dan Mekanik


Topik ini membahas tentang alat-alat kontrol ( Saklar ) yang bekerja secara manual
dan secara mekanik, yaitu saklar manual yangbekerja digerakkan langsung dengan
orang yang mengoperasikannya sedangkan saklar mekanik akan bekerja (On/Off )
secara otomatis oleh sebuah proses perubahan parameter.

Tujuan Kegiatan :
a. Memahami jenis dan simbol saklar Manual
b. Memahami jenis saklar Mekanik
c. Memahami saklar elektromekanik
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan
menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu alat yang dapat
atau berfungsi menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus listrik) baik itu pada
jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah.
Yang membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah adalah bentuknya
kecil jika dipakai untuk alat peralatan elektronika arus lemah, demikian pula sebaliknya,
semakin besar saklar yang digunakan jika aliran listrik semakin kuat. Secara sederhana,
saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa
terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam
rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap
korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan
sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya
harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat.

1.Jenis Jenis Saklar Manual.


Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik
yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata
lain pengoperasian saklar ini langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu.
Sehingga dapat juga disebut saklar mekanis. Pada saat saklar memutus dan
menghubung, pada kontak saklar akan terjadi percikan bunga api terutama pada
beban yang besar dan tegangan yang tinggi. Karena itu gerakan memutus dan
menghubung saklar harus dilakukan secara cepat sehingga percikan bunga api yang

Sistem Pengendali Elektromagnetik 9


terjadi kecil. Dengan saklar ini motor listrik dapat dihubungkan langsung dengan jala-
jala (direct on line), atau dapat pula saklar ini digunakan sebagai starter (alat asut)
pada motor-motor listrik 3 fasa daya kecil. Saklar Manual ini dapat juga digunakan
menjadi saklar pemisah utama pada sistem instalasi listrik.
a. Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch)
Saklar jenis SPST ini hanya digunakan pada motor listrik yang kecil saja dengan
daya kurang dari 1 PK.
b. Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch)
Saklar SPDT adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan dua arah
hubungan. Saklar ini dapat bekerja sebagai penukar. Pemutusan dan
penghubungan hanya bagian kutub positif atau fasanya saja.
c. Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch)
Saklar DPST adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi
hanya dapat memutus dan menghubung saja.
d. Saklar DPDT (Double Pole Double Throw Switch)
Saklar DPDT adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah. Sakelar
jenis ini dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor listrik dapat
digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik arus searah dan motor listrik
satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber tegangan pada
satu motor listrik.
e. Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)
Saklar TPST adalah sakelar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk
melayani motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya.
f. Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch)
Saklar TPDT adalah saklar dengan tiga kutub yang dapat bekerja ke dua arah.
Saklar ini digunakan pada instalasi motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya.
Juga dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik 3 fasa, layanan
motor listrik 3 fasa dari dua sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang
sangat sederhana.
g. Cam switch (saklar putar cam)
Saklar ini adalah salah satu jenis dari sakelar manual. Cam switch banyak
digunakan dalam rangkaian utama pada rangkaian kontrol. Misalnya untuk
hubungan bintang segitiga, membalik putaran motor listrik 1 fasa atau motor listrik

Sistem Pengendali Elektromagnetik 10


3 fasa.Alat ini terdiri dari beberapa kontak, arah pemutaran dan sakelar akan
mengubah kontak-kontak menutup atau membuka.
1. Jenis-Jenis Saklar Mekanik
Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian.
Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan
parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set
titik proses yang ditentukan telah tercapai. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik,
antara lain: Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperature
Switch. Contoh pengunaannya seperti pada magic com adalah saklar Temperature
Switch
a. Limit Switch (LS)
Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada dasarnya
limit switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena mendapat
tekanan plunger atau tripping sirip wobbler. Konfigurasi yang ada dipasaran adalah:
(a).Sirip roller yang bisa diatur, (b) plunger, (c) Sirip roller standar, (d) sirip wobbler,
(e) sirip rod yang bisa diatur. Pada saat tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka
kontak akan berubah posisinya. Contoh aplikasi saklar ini adalah pada PMS
(Disconecting Switch) untuk menghentikan putaran motor lengan PMS.
b. Temperature Switch
Saklar temperatur disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan temperatur.
Perubahan kontak elektrik di-trigger (dipicu) oleh pemuaian cairan yang ada pada
chamber yang tertutup (sealed chamber) chamber ini terdiri dari tabung kapiler dan
silinder yang terbuat dari stainless steel. Cairan di dalam chamber mempunyai
koefisiensi temperatur yang tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan
memuai, dan menimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber.
Tekanan ini menyebabkan kontak berubah status.Secara fisik saklar ini terdiri dari
dua komponen, yaitu bagian yang bergerak/bergeser (digerakkan oleh tekanan)
dan bagian kontak. Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston.
Kontak elektrik biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika
terjadi pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi (On ke Off atau
sebaliknya).
c. Flow Switch (FL)
Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam
pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa tidak ada

Sistem Pengendali Elektromagnetik 11


aliran, maka kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan disebelah kanan dan
kiri tuas sama. Namun pada saat ada aliran, maka tuas/piston akan bergerak dan
kontak akan berubah sehingga dapat menyambung atau memutusklan rangkaian.
d. Float Switch (FS)
Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan untuk
mengontrol level permukaan cairan di dalam tangki. Posisi level cairan dalam tangki
digunakan untuk men-trigger perubahan kontak saklar. Posisi level switch ada yang
horizontal dan ada yang vertikal.
e. Saklar Tekanan atau Pressure Switch
Pressure switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan pada
perangkat saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya,
misalnya oli. Terdapat dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu) terjadi
pada tekanan tertentu) dan konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena perbedaan
tekanan).
3. Jenis Alat Kontrol Dengan Kontaktor Magnet.
Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis yang menggunakan kontaktor magnet
memerlukan alat bantu lain agar fungsi pengontrolan berjalan dengan baik seperti :
Tombol tekan, Thermal over load relay, Time relay dan alat bantu lainnya.
a. Kontaktor Magnet.
Kontaktor magnet banyak digunakan untuk mengontrol motor-motor listrik yang
bekerja semi otomatis maupun otomatis. Kontaktor magnet atau saklar magnet
adalah saklar yang bekerja berdasarkan kemagnetan. Kemagnetan ini terjadi
akibat arus listrik mengalir melalui kumparan ( gulungan ) yang inti kumparannya
terbuat dari besi. Jadi gaya magnet ini dimanfaatkan untuk menarik/menolak
jangkar kontak, sehingga kontak dari saklar ini dapat menutup dan membuka.
Sebuah kontaktor magnet harus mampu mengalirkan/memutuskan arus listrik
dalam keadaan kerja normal. Bentuk kontaktor magnet ditentukan oleh tegangan
kerja AC atau DC dan kapasitas arus kontak utamanya.
Kotaktor Magnet Arus Searah.
Kontaktor magnet arus ( DC ) yang terdiri dari sebuah kumparan yang intinya
terbuat dari besi. Untuk merancang kontaktor magnet arus searah yang besar,
dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, hal ini akan mengakibatkan arus
yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor magnet akan cepat panas
karena tahanan dari kumparan sangat kecil ( hanya R ). Jadi kontaktor magnet

Sistem Pengendali Elektromagnetik 12


arus searah yang sering disebut relay akan efisien pada tegangan kerja yang
kecil seperti pada tegangan : 6 V, 12 V, dan 24 V.
Kontaktor Magnet Arus Bolak-Balik.
Konstruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya sama dengan
kotaktor magnet arus searah. Namun karena sifat arus bolak-balik yang
berbentuk gelombag sinusoida, maka tiap satu periode terdapat dua kali besar
tegangan sama dengan nol. Saat harga nol ini inti besi akan hilang
kemagnetannya, dan pegas akan menarik/menolak angker ( jangkar ) yang
menyebabkan kontaktor magnet akan bergetar. Untuk menghilangkan getaran
ini, maka pada inti kumparannya dipasang cincin tembaga yang merupakan
kumparan bantu, sehingga kemagnetan pada inti besi tetap ada. Kontaktor
magnet arus bolak-balik diperdagangkan dengan tegangan kerja coil (
kumparan ) 220 Volt da 380 Volt dengan frekuensi 50/60 Hz. Besar konstruksi
kontaktor magnet ini dipengaruhi oleh besar arus yang diijinkan mengalir
melalui kontak utama disamping banyaknya kontak bantunya.
Kontaktor magnet arus bolak-balik terdiri dari: coil, kontak utama, kontak bantu.
Kontak utama digunakan untuk menghubungkan/ memutuskan saluran
utama ( beban ) pada pengontrolan beban listrik, sedangkan kontak bantu
digunakan sebagai kontak pada rangkaian kontrol, dan juga dapat dipakai
sebagai kontak untuk lampu indikator. Untuk membedakan terminal-terminal
pada kontaktor magnet, maka pada setiap terminal diberi kode angka atau
huruf yang simbolnya seperti gambar di bawah ini.

A 1 3 5 13 21

B 2 4 6 14 22

a. Coil b. Kontak Utama c. Kontak Bantu

Simbol-simbol Kontaktor Magnet.

Kontak utama terdiri dari tiga buah kontak NO ( Normally open ) dengan kode
angka : 1-3-5, 2- 4- 6 atau dengan huruf R S T, U V W. Sedangkan jumlah

Sistem Pengendali Elektromagnetik 13


kontak bantu pada sebuah kontaktor magnet tergantung dari type kontaktor
magnet tersebut, yang terdiri dari kontak Normally Open ( NO ) dan Normally
Closed ( NC ). Kontak bantu NO dengan kode angka terakhir ...3 dan ...4
seperti 13 14, 23 24, 33 44, dan seterusnya. Sedangkan kontak bantu
NC dengan kode angka terakhir ...1 dan ...2 seperti 21 22, 31 32, 41
42, dan seterusnya. Untuk terminal Coil diberi kode angka A1 A2 atau A
B.
b. Tombol Tekan ( Push Bottom )
Tombol tekan merupakan komponen kontrol yang sangat penting pada
pengontrolan motor listrik dengan kontaktor magnet. Tombol tekan ini digunakan
pada rangkaian kontrol untuk memberikan arus listrik pada kumparan ( Coil )
kontaktor magnet secara manual. Tombol tekan terdiri dari tiga jenis :
1. Tombol tekan Normally Open ( NO ) adalah tombol tekan dalam keadaan
normal kontaknya terbuka, bila ditekan ( terenergi ) kontaknya tertutup. Bila
energi hilang, kontaknya kembali terbuka.
2. Tombol tekan Normally Closed ( NC ) adalah tombol tekan dalam keadaan
normal kontaknya tertutup ( terhubung ). Bila ditekan kontaknya terbuka, dan
tekanan hilang kontaknya kembali menutup.
3. Tombol tekan gabungan NO-NC adalah tombol tekan yang terdiri dari dua
pasang kontak, yang satu Normally Open dan satu lagi Normally Closed. Saat
tombol ditekan kontak NC akan terbuka dan NO akan tertutup/terhubung. Bila
energi hilang kontaknya kembali normal

a. Normally Open b. Normally Closed c. Gabungan NO


( NO ) ( NC ) dan NC

Simbol Tombol Tekan

c. Jenis Dan Kegunaan Time Relay.


Time relay adalah merupakan alat bantu pengontrolan yang menghubungkan/
memutuskan rangkaian kontrol sesuai dengan pengaturan waktu dari alat
tersebut. Time relay banyak digunakan pada instalasi motor listrik yang
membutuhkan pengontrolan semi-otomatis atau otomatis, seperti pada instalasi
motor induksi 3 fasa starting bintang-running segitiga, pengereman motor listrik,
Instalasi motor listrik bekerja/berhenti berurutan otomatis.Sesuai dengan
perkembangan teknologi dibidang elektronika, maka time relay banyak dirancang

Sistem Pengendali Elektromagnetik 14


dengan menggunakan komponen elektronika. Secara umum time relay elektronika
ini bekerja berdasarkan prinsip pengisian/pengosongan Kapasitor ( C ), yang
mana untuk pengisian/pengosongan kapasitor memerlukan waktu. Jadi tegangan
pengisian/pengosongan Kapasitor ini dapat dimanfaatkan untuk mengatur
bekerjanya Transistor atau IC yang sekaligus mengerjakan relay. Berdasarkan
cara kerja time relay dapat dibedakan dengan dua jenis sesuai dengan kebutuhan
pengontrolan seperti :

1. Time Relay ON Delay.


Time relay ON Delay adalah sebuah saklar yang bekerja berdasarkan waktu. Bila
coil ( kumparan ) terhubung dengan tegangan listrik (terenergi), maka kontaknya
akan menunda menutup/membuka sesuai dengan pengaturan waktu. Dan bila
tegangan listrik terputus dengan coil, maka kontaknya kembali sperti
semula.Simbol dan diagram signal kerja dari time relay ON Delay dapat dilihat
seperti gambar di bawah ini :

Nama Simbol Diagram Signal

Coil

( Teg. Sumber )

Kontak NC

Kontak NO

Sistem Pengendali Elektromagnetik 15


2. Time Relay OFF Delay.

Time relay OFF Delay adalah saklar yang kontak NO langsung terhunbung,
dan kontak NC langsung terputus bila coil terhubung dengan tegangan listrik.
Bila coil ( kumparan ) terputus dengan tegangan listrik, maka kontaknya akan
menunda membuka untuk kontak NO, dan menunda menutup untuk kontak
NC sesuai dengan pengaturan waktu time relay tersebut. Cara kerja
rangkaian time relay OFF Delay adalah berdasarkan prinsip pengosongan
kapasitor ( C ).Simbol dan diagram signal dari time relay OFF Delay dapat
dilihat di bawah ini :
Nama Simbol Diagram Signal

Coil

( Teg. Sumber )

Kontak NC

Kontak NO

Adapun keuntungan dari time relay elektronika adalah tidak menimbulkan getaran
dan menggunakan daya listrik yang relatif kecil serta banyak dijual di Toko
elektronika dalam bentuk timer terpisah dengan based. Namun time relay
elektronika memiliki kelemahan, yaitu tidak tahan bekerja ( beroperasi ) dalam
jangka waktu yang lama. Jadi bila digunakan untuk pengontrolan mesin listrik,
time relay elektronika yang dipakai harus terbebas dari tegangan listrik setelah
mesin bekerja (running ) dalam waktu yang relatif lama.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 16


d. Sensor.
Pergerakan suatu mesin listrik atau bagian suatu mesin produksi yang bergerak
dapat dibatasi pergerakannya secara mekanis dengan menggunakan Sensor
mekanis. Namun sebuah pembatas mekanis hanya dapat memutus/menghubung
kontak saklar secara langsung dengan bagian mesin tersebut.
Untuk pembatas gerakan mesin yang tidak langsung berhubungan dengan mesin
tersebut dapat digunakan sensor elektronik. Sensor elektronik ini dapat
mendeteksi gerakan atau perubahan letak suatu benda pada jarak tertentu.
1. Sensor Mekanis.
Salah satu sensor yang bekerja berdasarkan mekanil adalah Limit Switch.
Saklar ini digunakan untuk membatasi suatu gerakan lengan/mesin yang
digerakkan oleh motor listrik atau pneumatic/hydrolik. Jadi bila motor bekerja
menggerakkan suatu benda, dan saat benda tersebut menyentuh Limit Switch
motor listrik akan berhenti ( Stop ). Limit Switch biasanya memiliki kontak
Normally Open dan Normally Closed, kontak inilah yang dihubungkan dengan
rangkaian pengontrolan yang bekerja secara elektromagnetik ( menggunakan
kontaktor magnet ). Kontak limit switch ini ada yang terdiri dari tiga terminal dan
ada yang empat terminal.

Kontak Limit Switch 4 Terminal 3 terminal


2. Sensor Elektronika.
Sensor elektronika adalah suatu alat yang dapat mendeteksi/merasakan
adanya logam, kayu, plastic dan benda-benda lainnya pada jarak tertentu
sesuai dengan spesifikasi dari sensor tersebut. Sensor tersbuat dari beberapa
komponen elektronika yang dirangkai, sehingga dapat berfungsi sebagai
sensor untuk kebutuhan pengontrolan.
Cara pemasangan Sensor elektronik secara secara umum dapat dihubungkan
dengan relay arus searah pada tegangan 6 30 Volt dan disesuikan dengan
type sensor. Sensor dengan teknik type PNP, maka relay dipasang pada line
positif ( L+ ). Dan Sensor dengan teknik type NPN, maka relay dipasang
pada line negative ( L - )

Sistem Pengendali Elektromagnetik 17


Sensor Elektronik

Sistem Pengendali Elektromagnetik 18


MATERI 3. RANGKAIAN KONTROL ELEKTROMAGNETIK
A. Rangkaian Kontrol Dengan Saklar
Saklar togel merupakan alat penghubung/pemutus yang praktis penggunaannya. Salar
ini digunakan untuk mengontrol motor listrik yang berdaya kecil, dan juga dapat sebagai
saklar pemisah utama pada system control tenaga listrik.

Dua Sistem Pengontrolan Manual Otomatis

1. Rangkaian Dua Arah Putaran Motor


Saklar TPDT dapat menghubungkan/memutuskan pada dua arah secara
bergantian untuk sistem 3 fasa. Saklar ini dapat digunakan pada rangkaian
pengontrol motor listrik 3 fasa, Saklar ini dapat digunakan pada rangkaian
pengontrol motor listri 3 fasa, seperti :
Mengoperasikan dua motor listrik 3 fasa bekerja bergantian.
Mengoperasikan beban listrik 3 fasa secara bergantian dari dua sumber daya.
Mengoperasikan motor listrik 3 fasa dua arah putaran.
Salah satu penggunaan saklat TPDT yaitu mengontrol motor listrik 3 fasa dua
arah putaran seperti pada gambar.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 19


Saklar TPDT mengontrol motor 3 fasa dua arah putaran

2. SAKLAR CAM ( Cam Switch )


Peralatan listrik pada industry yang menggunakan motor listrik harus terbebas dari
sumber tegangan pada saat pembersihan, perbaikan pemasangan baru. Jadi
untuk itu saklar cam adalah salah satu alat yang dapat digunakan sebagai saklar
pemisah atau saklar utama. Saklar Cam merupakan salah satu type yang
digerakkan secara manual. Selaian saklar pemisah, saklar cam sering juga
digunakan sebagai saklar pengontrol motor listrik 1 fasa dan 3 fasa seperti :
membalik arah putaran motor, starting bintang segitiga dan motor Dahlander.
Saklar terdiri dari saklar satu kutub sampai beberapa kutub yang sudah dirangkai
sedemikian rupa sesuaidengan fungsinya, sehingga saklar tersebut dapat
langsung dihubungkan dengan beban.
Saklar Cam terdiri dari beberapa bentuk sesuai dengan fungsi dari saklar tersebut
seperti :
Saklar 1 kutub 2 posisi ( On/Off )
Saklar 1 kutub 3 posisi ( On/Off/On )
Saklar 3 kutub 3 posisi ( On/Off/On2 )
Saklar Bintang-Segitiga ( / )
Dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya saklar cam ini, dapat dilihat simbol-simbol saklar cam sepert
table dibawah ini :

Sistem Pengendali Elektromagnetik 20


Tabel 1 : Simbol-simbol Saklar Cam

Salah satu bentuk saklar putar cam dan cara kerja kontaknya dapat dilihat seperti
gambar dibawah ini :

Sistem Pengendali Elektromagnetik 21


a. Bentuk Saklar

Saklar Putar Cam

Dari gambar 4 di atas diterangkan bahwa saklar cam bekerja denga arah
putar handle ke kiri terhubung kontak 1 dan kekanan kontak 2 yang
terhubung. Tanda kontak terhubung dan tanda kontak terbuka. Untuk
jelasnya kontak yang terhubung sesuai dengan gambar bentuk kontak
seperti berikut :
Pada posisi 0 : Semua kotak terbuka
Pada posisi 1 : Kotak 1-2, 5-6, 9-10 tertutup dan kontak 3-4, 7-
8, 11-12, terbuka.
Pada posisi 2 : Kontak 1-2, 5-6, 9-10 terbuka dan kontak 3-4,
7-8, 11-12 terbuka.
Saklar cam dapat digunakan dengan besar arus yang bervariasi mulai dari 16A,
25A, 40A, 63A sampai 100 Ampere. Penggunaan kawat penghantar pada saklar
cam dapat disesuaikan dengan ukuran sekrup terminalnya, seperti table 2.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 22


Tabel 2 : Ukuran Penghantar Pada Saklar Cam

Arus Nominal 16A 25A 40A 63A 100A

Skrup Terminal M 3,5 M4 M5 M5 M6

Ukuran Penghantar (mm) 1-4 1-6 2,5-16 2,5-16 6-25

Beban Motor 380V 5,5kW 8kW 15kW 22kW 37kW

Salah satu penggunaan saklar cam dapat digunakan sebagai pengontrol arah putaran
motor listrik 3 fasa seperti gambar dibawah ini :

Motor Listrik Dikontrol dengan Saklar Cam

Sistem Pengendali Elektromagnetik 23


B. Rangkaian Kontrol Dengan Kontaktor Magnet.
Rangkaian sederhana menggunakan kontaktor magnet yaitu mengontrol sebuah
motor listrik. Pengontrol oleh kontaktor magnet menggunakan dua rangkaian yaitu
rangkaian utama dan rangkaian kontrol arus.

L1
L2 L1
L3
N F2
F1

OFF

K1
ON

F2

KM

M3
M
N

a. Rangkaian Utama b. Rangkaian Kontrol Arus.


Rangkaian Kontrol Motor Listrik Menggunakan Kontaktor Magnet.

Pada rangkaian utama digunakan kontak utama (1-3-5 dan 2-4-6) dari kontaktor
magnet untuk menghubungkan/memutuskan jaringan dengan motor listrik, karena
arus listrik yang mengalir pada rangkaian utama relatif lebih besar dari pada rangkaian
kontrol arus. Dan pada rangkaian utama dilengkapi dengan pengaman beban dari
hubungan singkat dan beban lebih.
Pada rangkaian kontrol mengalir arus yang relatif kecil, sehingga dapat digunakan
kabel listrik yang kecil (1 mm2). Pada rangkaian kontrol arus dilengkapi dengan tombol
tekan NC untuk OFF dan tombol tekan NO untuk ON dan kontak bantu NO (13
14) dari kontaktor magnet dihubungkan paralel dengan tombol tekan NO sebagai
kontak pengunci.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 24


C. Rangkaian Dua Kontaktor Magnet
Dua buah kontaktor magnet dapat digunakan untuk mengontrol motor listrik 3 phasa
dua arah putaran. Kedua kontaktor magnet ini tidak boleh bekerja pada waktu yang
sama, hanya satu kontaktor yang dapat bekerja sesuai arah putaran motor. Agar
kedua kontaktor magnet ini tidak dapat bekerja pada waktu yang sama, maka
digunakan kontak pengunci melalui tombol tombol tekan dan kontak bantu NC dari
kontaktor magnet atau dengan kata lain kontak interlock. Rangkaian dua kontaktor
magnet dapat juga digunakan untuk mengontrol dua jenis sumber tegangan listrik
yang mensuplay beban, dimana bila salah satu sumber tegangan mengalami
gangguan, maka sumber tegangan yang satulagi dapat bekerja melayani beban
tersebut. Sebagai contoh sumber tegangan PLN mensuplay beban di rumah, bila pada
jaringan PLN terjadi gangguan, maka generator set (Genset ) dapat digunakan untuk
mensuplay beban listrik di rumah tersebut. Penggunaan Dua kontaktor magnet untuk
pengontrolan motor listrik dapat direncanakan seperti permasalahan di bawah ini :
1. Masalah :
Dua unit Kontaktor magnet dikontrol tiga tombol tekan ( 1 OFF + 2 ON ).
Kontaktor magnet tersebut digunakan untuk mengoperasikan motor listrik 3 fasa
dua arah putaran secara tidak langsung .
a. Diagram Signal Kerja.

S0

S1

S2

K1

K2

Sistem Pengendali Elektromagnetik 25


b. Rangkaian Kontrol Arus Dan Rangkaian Utama/Tenaga.
F

L1 L2 L3

F1

K1 K2

F2

K1 K2
N
Rangkaian Dua Kontaktor Magnet BekerjaDengan Kontak Interlock.
2. Masalah : Dua unit Kontaktor magnet dikontrol oleh tiga tombol tekan( 1 OFF + 2
ON/OFF ). Kontaktor magnet tersebut digunakan untu mengoperasikan
motor listrik 3 fasa dua arah putaran secara langsung .

a. Diagram Signal Kerja.

S0

S1

S1

S2

S2

K1
K2

Sistem Pengendali Elektromagnetik 26


b. Rangkaian Kontrol Arus Dan Rangkaian Utama/Tenaga
F

L1 L2 L3

F1

K1 K2

F2

M
K1 K2
N
Rangkaian dua kontaktor magnet bekerja
bergantian secara langsung.

D. Rangkaian Kontrol Dengan Kontaktor Magnet Dan Time Relay.


1. Prinsip Kerja Rangkaian Kontrol.
Pada praktek ini anda dapat memasang rangkaian motor induksi tiga fasa
starting bintang-segitiga dengan menggunakan tiga buah kontaktor magnet dan
time relay (otomatis dari bintang ke segitiga).
Untuk melakukan starting bintang-segitiga dapat digunakan saklar bintang-
segitiga atau dengan tiga unit kontaktor magnet. Pada tulisan ini yang dibahas
adalah dengan menggunakan tiga unit kontaktor magnet yang bekerja otomatis
melalui relay waktu, seperti gambar 17 dan 18.
Cara kerja rangkaian starting bintang-segitiga ini seperti berikut : Sumber
tegangan tiga fasa tersedia pada jaringan RSTN. Bila tombol tekan S1 ditekan
(bekerja), kontaktor 3 (K3) akan bekerja membuat hubungan bintang pada
kumparan motor. Dalam waktu hampir bersamaan Kontaktor 1 (K1) akan bekerja

Sistem Pengendali Elektromagnetik 27


menghubungkan motor dengan jaringan tegangan, maka motor bekerja dalam
hubungan bintang.
Dengan bekerjanya kontaktor 1 (K1), relay waktu (T) akan bekerja tetapi
kontaktor 2 tidak bekerja karena antara kontaktor 3 (K3) dengan kontaktor 2 (K2)
saling mengunci melalui kontak bantuk K3 NC dan K2 NC. Setelah waktu dari
relay waktu T tercapai, maka kontak Timer membuka kontaktor 3 (K3), dan
kontak Timer NO akan menghubungkan kontaktor 2 (K2) sehingga motor dalam
hubungan segitiga. Jadi motor bekerja pada hubungan segitiga melalui kontaktor
1 (K1) dan kontaktor 2 (K2), dan relay waktu akan terbuka melalui kontak bantu
K2 NC. Untuk memberhentikan motor dapat melalui tombol tekan SO. Dan bila
terjadi beban lebih, kontak F2 terbuka dan motor akan berhenti.
Jadi motor bekerja pada hubungan segitiga melalui kontaktor 1 (K1) dan
kontaktor 2 (K2), dan relay waktu akan terbuka melalui kontak bantu K2 NC.
Untuk memberhentikan motor dapat melalui tombol tekan SO. Dan bila terjadi
beban lebih, kontak F2 terbuka dan motor akan berhenti.
2. Alat dan Bahan
Power supply 3 fasa
Motor listrik induksi 3 fasa
Kontaktor magnet
Time relay OFF delay
Tombol tekan NO dan NC
Thermal Overload Relay (TOR)
MCB 1 phasa dan 3 fasa
Kabel NYAn 2,5 mm2
Multimeter
Alat-alat tangan pertukangan listrik.
3. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dan cek kondisinya.
b. Buatlah rangkaian kontrol arus seperti gambar 17 pada papan kerja.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 28


F1
F2

S0

S1 K1

K2
T

K2 K2 K3

K1 T1 K3 K2

Rangkaian Kontrol Arus Kontrol Motor


Starting Bintang-Delta

c. Selesai membuat rangkaian kontrol arus, buatlah rangkaian utamanya


seperti gambar 18.
d. Selesai rangkaian, operasikanlah rangkaian pengontrolan motor strating
bintang segitiga tersebut dengan menghubungkan MCB terlebih dahulu.
e. Tekanlah tombol tekan S1, motor akan bekerja pada hubungan bintang,
dan beberapa detik kemudian motor akan bekerja pada hubungan segitiga.
f. Tekan tombol tekan S0, motor akan berhenti.
g. Lakukanlah langkah kerja (e) dan (f) sekali lagi dan amati serta buat
kesimpulannya.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 29


L1

L2

F1
L3

K1 K2 K3

F2

W2

W1 M
M V2
M
V1 M U2
3~
U1
3

Rangkaian Utama Kontrol Motor Listrik


Starting Bintang Running Delta

B. Kontrol Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan Dengan Kontaktor


Magnet.

1. Prinsip Kerja Rangkaian Kontrol


Pengasutan motor induksi rotor belitan pada dasarnya dapat dilakukan
secara bertingkat yang disesuaikan dengan daya motor listriknya, lihat
Rangkaian Utama/tenaga sepert gambar 21. Pengontrolan tahanan tiap
tingkat dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa unit kontaktor
magnet.
Dari gambar rangkaian utama dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Tingkat I : K1 bekerja (ON), K2 dan K3 terbuka OFF
Motor bekerja dengan tahanan pengasutan R1
Sistem Pengendali Elektromagnetik 30
R3 ditambah R4 R6 ( Motor keadaan start ).
b) Tingkat II : K1 dan K2 bekerja (ON ), K3 terbuka (OFF)
Motor bekerja dengan pengasutan R4 R6
(Motor start).
c) Tingkat III : K1 dan K3 bekerja (ON), K2 terbuka (OFF)
Motor bekerja normal (running).
Untuk mengontrol pengasutan tiga tingkat ini dibutuhkan 3 unit Kontaktor
magnet dan dua unit Time Relay. Kontaktor magnet yang digunakan
disesuaikan besar kemampuan nominalnya dengan Motor Listrik yang akan
diasut. Dan untuk Time Relay dapat dipakai Time Relay Elektronika, karena
penggunaannya hanya sebentar saja sesuai dengan lamanya pengasutan.
Rangkaian kontrol dilengkapi dengan pengaman rangkaian dan tombol tekan
yang dirangkai sedemikian rupa, sehingga dapat berfungsi sesuai dengan
kebutuhan pengasutan motor induksi tiga fasa rotor belitan di atas. Untuk
jelasnya rangkaian kontrol pengasutan motor induksi tiga fasa rotor belitan
dapat dirangkai seperti gambar di bawah ini.

2. Alat dan Bahan.


Power supply 3 fasa
Motor listrik induksi 3 fasa
Kontaktor magnet
Time relay OFF delay
Tombol tekan NO dan NC.
Thermal Overload Relay (TOR)
MCB 1 phasa dan 3 phasa
Kabel NYAn 2,5 mm2
Multimeter
Alat-alat tangan pertukangan listrik
3. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dan cek kondisinya.
b. Buatlah rangkaian kontrol arus seperti gambar 20 pada papan
c. Selesai membuat rangkaian kontrol arus, buatlah rangkaian utamanya
seperti gambar berikut.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 31


F1

S0

S1 K1 T1 K2 T2 K3

K3 K3

K1 T1 K2 T2 K3

Rangkain Kontrol Arus.

d. Selesai rangkaian, operasikanlah rangkaian kontrol pengasutan motor


induksi 3 fasa rotor belitan tersebut dengan menghubungkan MCB
terlebih dahulu.
e. Tekanlah tombol tekan S1, motor akan bekerja dengan pengasutan penuh
(semua tahanan R), dan beberapa detik kemudian tahanan pengasutan
motor berkurang satu tingkat, terakhir motor listrik terbebas dari tahanan
depan ( motor listrik running ).
f. Tekan tombol S1, motor akan berhenti.
g. Lakukanlah langkah kerja (e) dan (f) sekali lagi dan amati serta buat
kesimpulannya.

Sistem Pengendali Elektromagnetik 32


R

S
T

F0
N

K1

F1

K3 K2

M K

3~ L

M R4 R4
R6
R6 R1 R3

Rangkaian Utama Pengasutan Rotor

MATERI 4. RANGKAIAN KONTROL INTERLOCK


Sistem Pengendali Elektromagnetik 33
A. Rangkaian Dua Kontaktor Magnet Dengan Interlock.
Dua buah kontaktor magnet dapat digunakan untuk mengontrol motor listrik 3 fasa
dua arah putaran. Kedua kontaktor magnet ini tidak boleh bekerja pada waktu yang
sama, karena dapat mengakibatkan hubung singkat pada rangkaian utama. Jadi saat
running hanya satu kontaktor yang bekerja sesuai arah putaran motor. Agar kedua
kontaktor magnet ini tidak dapat bekerja pada waktu yang sama, maka digunakan kontak
yang saling mengunci ( Interlock ) melalui tombol tombol tekan dan kontak bantu NC dari
kontaktor magnet. Rangkaian dua kontaktor magnet dapat juga digunakan untuk
mengontrol dua jenis sumber tegangan listrik yang mensuplay beban, dimana bila salah
satu sumber tegangan mengalami gangguan, maka sumber tegangan yang satu lagi
dapat bekerja melayani beban tersebut. Sebagai contoh sumber tegangan PLN
mensuplay beban di rumah, bila pada jaringan PLN terjadi gangguan, maka generator
set (Genset ) dapat digunakan untuk mensuplay beban listrik di rumah tersebut.
Untuk jelasnya penggunaan dua buah kontaktor magnet sebagai alat kontrol listrik
dapat ditunjukkan rangkaian kontrolnya seperti gambar 8 di bawah ini. Dan untuk
rangkaian utama/tenaga dapat disesuaikan dengan beban listrik yang akan dikontrol,
misalya motor dua arah putaran, beban bergantian dan sumber tegangan listrik
bergantian.

L1 L1
Sistem Pengendali Elektromagnetik 34
F1 F1
K2

a. Interlock dengan kontak bantu b. Interlock dengan tombol tekan


dan kontak bantu

Rangkaian Dua Kontaktor Magnet Bekerja Dengan Kontak Interlock.

B. Kontrol Motor Listrik 3 Fasa Dua Arah Putaran.


Motor listrik induksi tiga fasa dapat bekerja dua arah putaran bila dihubungkan
dengan tegangan listrik tiga phasa. Agar motor listrik tiga phasa berubah arah
putarannya, maka salah satu fasa dari line jaringan yang masuk ke motor dipertukarkan
dengan fasa yang lain yang dilakukan pada terminal kontaktor magnet. Untuk itu dapat
digunakan dua buah kontaktor magnet seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

L1
Sistem Pengendali Elektromagnetik 35
F1
M
3 ~

a.Rangkaian Kontrol Arus b. Rangkaian Utama/Tenaga


Rangkaian kontrol motor listrik dua arah putaran

Sistem Pengendali Elektromagnetik 36

Anda mungkin juga menyukai