I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisikawan Belanda Heike Kamerlingh Onnes pada tahun 1911 di Leiden Belanda.
critis (Tc), dimana suatu bahan berada dalam fase transisi yaitu dari kondisi
misalnya kereta api super cepat yang dikenal dengan sebutan Magnetic
Levitation
(MagLev) dan pembuatan elektromagnet. Kendala yang dihadapi pada aplikasi
pada suhu yang amat rendah, jauh di bawah 0˚C. Hal ini mulai teratasi setelah
dkk.,1999). Salah satu bahan superkonduktor suhu kritis tinggi yang penting
superkonduktif yaitu fase Bi-2201 (Tc ∼ 10 K), Bi-2212 (Tc ∼ 80 K), dan Bi
mekanik yang bagus, sehingga mudah dibentuk, tidak mudah patah, tidak
beracun
dan dapat dikembangkan untuk pembuatan lapisan tipis. Fase 2223 paling
kritisnya tinggi. Kendala yang dihadapi dalam mendapatkan fase 2223 murni
adalah ketika mensintesis fase 2223 masih tercampuri dengan fase lain yang
tidak
awal berupa oksida Bi, Sr, Ca, dan Cu (Zavaritsky et al., 1990). Dalam sintesis
superkonduktor BSCCO-2223 sulit mendapatkan BSCCO-2223 fase tunggal.
Meskipun telah ditemukan metode Travelling Solvent Floating Zone (TSFZ) yang
metode ini memiliki kendala berupa biaya yang relatif mahal (Revcolevshi &
volumenya (Suharta, 1997). Tetapi metode ini belum mampu menghasilkan fase
Batasan Masalah
padatan dengan kadar doping Pb sebanyak 0,4 fraksi mol dan Ca sebanyak
2. Kalsinasi dilakukan pada suhu 800°C selama 10 jam dan variasi suhu
sintering yang dilakukan adalah 840°C, 845°C, 850°C, dan 855°C selama 20
jam.
4. Penelitian ini tidak melihat pengaruh konduktivitas, efek Meissner, dan rapat
baik?
C. Tujuan Penelitian
dan impuritas).
2. Mengetahui suhu sintering yang relatif paling baik pada pertumbuhan fase