1. TUJUAN
- Menentukan analisa awal dan akhir limbah laundry
- Memahami proses pengolahan secara elektrokoagulasi
- Menentukan faktor yang mempengaruhi proses elektrokoagulasi
3. DASAR TEORI
Elektrokoagulasi adalah proses penggumpalan dan pengendapan partikel-
partikel halus yang terdapat dalam air dengan menggunakan energi listrik. Proses
elektrokoagulasi dilakukan pada bejana elektrolisis yang di dalamnya terdapat dua
buah penghantar arus listrik searah yang kita kenal sebagai elektroda. Apabila dalam
satu larutan elektrolit ditempatkan dua elektroda kemudian elektroda tersebut dialiri
oleh arus listrik searah maka akan terjadi suatu proses elektrokimia yang berupa
gejala dekomposisi elektrolit, yaitu ion positif (kation) bergerak ke katoda dan
menerima elektron yang direduksi dan ion negatif (anion) bergerak ke anoda dan
menyerahkan elektron yang dioksidasi. Sehingga nantinya akan membentuk flok
yang mampu mengikat partikel-partikel dalam limbah.
Proses elektrokoagulasi meliputi beberapa tahap yaitu proses equalisasi,
proses elektrokimia (flokulasi-koagulasi) dan proses sedimentasi. Proses equalisasi
dimaksudkan untuk menyeragamkan limbah cair yang akan diolah terutama kondisi
pH, pada tahap ini tidak terjadi reaksi kimia. Elektrokoagulasi seringkali dapat
menetralisir muatan-muatan partikel dan ion, sehingga bisa mengendapkan
kontaminan-kontaminan, menurunkan konsentrasi lebih rendah dari yang bisa
dicapai dengan pengendapan kimiawi, dan dapat menggantikan atau mengurangi
penggunaan bahan-bahan kimia yang mahal (garam logam, polimer). Meskipun
mekanisme elektrokoagulasi mirip dengan koagulasi kimiawi dalam hal spesies
kation yang berperan dalam netralisasi muatan-muatan permukaan, tetapi
karakteristik flok yang dihasilkan oleh elektrokoagulasi berbeda secara dramatis
dengan flok yang dihasilkan oleh koagulasi kimiawi. Flok dari elektrokoagulasi
cenderung mengandung sedikit ikatan air, lebih stabil dan lebih mudah disaring.
Elektrokoagulasi dikenal juga sebagai elektrolisis gelombang pendek.
Elektrokoagulasi merupakan suatu proses yang melewatkan arus listrik ke dalam air.
Itu dapat digunakan menjadi sebuah uji nyata dengan proses yang sangat efektif
untuk pemindahan bahan pengkontaminasi yang terdapat dalam air. Proses ini dapat
mengurangi lebih dari 99% kation logam berat. Pada dasarnya sebuah elektroda
logam akan teroksidasi dari logam M menjadi kation (Mn+). Selanjutnya air akan
menjadi gas hidrogen dan juga ion hidroksil (OH-).
Adapun prinsip kerja dari sistem ini adalah dengan menggunakan dua buah
lempeng elektroda yang dimasukkan ke dalam bejana yang telah diisi dengan air
yang akan dijernihkan. Selanjutnya kedua elektroda dialiri arus listrik searah
sehingga terjadilah proses elektrokimia yang menyebabkan kation bergerak menuju
katoda dan anion bergerak menuju anoda, sehingga pada akhirnya akan terbentuk
suatu flokulan yang akan mengikat kontaminan maupun partikel-partikel dari air
baku tersebut. Proses elektrokoagulasi ini dapat dilihat pada Gambar 1.
4. TEORI TAMBAHAN
Faktor yang mempengaruhi proses elektrokoagulasi adalah suhu,
kerapatan arus listrik, waktu operasi, tegangan, kadar asam (pH),
ketebalan plat dan jarak elektroda.
Pengaplikasian elektrokoagulasi dapat dilakukan di :
1. Pabrik kelapa sawit
2. Pabrik pengolaan air mineral
3. Farmasi
5. LANGKAH KERJA
1. Analisa awal limbah Laundry TDS, Turbidity, DO dan pH
2. Memasukkan Umpan berupa Limbah cair Laundry kedalam gelas kimia
600 ml
3. Mengatur jarak Elektroda 1,5 cm
4. Mengatur tegangan dimulai dari 10 volt sampai 18 volt
5. Menghidupkan peralatan elektrokoagulasi
6. Menetapkan waktu proses dengan stop watch + 20-30 menit
7. Catat perubahan yang terjadi dari proses elektrokoagulasi
8. Analisa akhir bila waktu telah tercapai TDS, Turbidity, DO dan pH
9. Saring jika perlu untuk menghitung jumlah flok yang terbentuk
6. TUGAS
1. Gambarkan diagram alir prosedur proses Elektrokoagulasi secara
lengkap!
2. Tuliskan factor-faktor yang mempengaruhi proses elktrokoagulasi!
3. Tuliskan dari studi literatur jenis-jenis elektroda yang dapat
digunakan untuk proses elektrokoagulasi
Jawab:
1. Pada proses elektrokoagulasi reaksi yang terjadi :
7. DATA PENGAMATAN
Data Parameter
No Parameter Akhir
2 pH 9, 46
Setelah elektrokoagulasi
Waktu Waktu
Katoda Anoda Katoda Anoda
(menit) (menit)
0 37 0, 43 0 11, 8 0, 16
2 39, 2 0, 47 1 11, 6 0, 14
4 39, 7 0, 48 2 11, 6 0, 14
6 39, 2 0, 43 3 11, 6 0, 14
8 42, 7 0, 47 4 11, 6 0, 14
8. ANALISA PENGAMATAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan tentang proses
elektrokoagulasi limbah laundry dengan metode elektrokoagulasi,
parameter yang dianalisa, antar lain TDS dan pH meter. Proses
elektrokoagulasi terbentuk melalui pelarutan dari anoda yang kemudian
berinteraksi secara simultan dengan ion hidroksida dan gas hydrogen yang
dihasilkan dari katoda.
Pada percobaan pertama, dilakukan dengan rentang waktu per 2 menit
dan menghitung katoda yang bewarna merah dan anoda yang bewarna
biru. Pada katoda mengalami kenaikan dari nilai 37,0 menjadi 42,7 dan
anoda juga mengalami kenaikan dari nilai 0,43 menjadi 0,47.
Pada percobaan kedua, dilakukan dengan rentang waktu per 1 menit
dan didapatkan nilai pada katoda mengalami penurunan dari 11,8 menjadi
11,6 dan pada anoda mengalami penurunan dari 0,16 menjadi 0,14.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elektrokoagulasi antara
lain, rentang waktu, kuat arus, jenis elektroda yang digunakan, serta jarak
elektroda tersebut. Besarnya jarak antar elektroda mempengaruhi
hambatan elektrolit. Semakin besar hambatan sebanding dengan besarnya
jarak elektrida, sehingga arus akan semakin kecil.
9. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
Elektrokoagulasi merupakan proses penggumpalan dan
pengendapan partikel-partikel halus dengan menggunakan energy
listrik
Proses elektrokoagulasi terbentuk melalui pelarutan dari anoda
yang kemudian berinteraksi yang dihasilkan dari katoda.
Faktor yang mempengaruhi proses elektrokoagulasi, antara lain
kuat arus, waktu, jenis elektroda, dan jarak antar elektroda.