Anda di halaman 1dari 6

4.

ELEKTROKIMIA

1.1 PUSTAKA

Elektrokimia merupakan bagian dati ilmu kimia yang memepelajari


hubungan antara reaksi kimia dengan arus listrik. Penggunaan
elektrokimia diantaranya adalah (Riyanto, 2013) :

1. Sel gavani yaitu sel yang didasarkan pada reaksi kimia yang dapat
menghasilkan arus listrik, seperti baterai, aki, dan sel bahan bakar
(fuel cell). Reaksi redoks akan menimbulkan arus listrik, dengan
kata lain energi kimia diubah menjadi energi listrik. Pada sel
gavani, katoda merupakan elektroda bermuatan positif bila
dihubungkan dengan anoda. Ion bermuatan positif mengalir ke
katoda untuk direduksi oleh elektron – elektron yang datang dari
anoda. Artinta elektron bergerak dari anoda ke katoda dalam
sirkuit eksternal.
2. Sel elektrolisis, yaitu sel yang didasarkan pada reaksi kimia yang
memerlukan arus listrik. Contoh penggunaan sel elektrolisis yaitu :
a. Elektrodeposisi adalah pengendapan logam dipermukaan
elektroda. Teknik ini digunakan untuk pembuatan bahan
nanoteknologi, elektroplating, pencegah korosi, perhiasan, dan
aksesoris mobil.
b. Elektroanalisis adalah aplikasi elektrolisis untuk analisis,
seperti, polarografi, voltametri, potensiometri, Linier Sweep
Voltammetry (LSV), Cyclic Voltammetry (CV), Differential
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2
Program Studi Teknik lingkungan – F T– UPN “Veteran” Jatim 4-1
Pulse Voltammetry (DPV), Normal Pulse Voltammetry (NPV),
Differential Normal Pulse Voltammetry (DNPV), Square Wave
Voltammetry (SWV), Anodic Stripping Voltammetry (ASV),
Cathodic Stripping Voltammetry (CSV), dan Voltammetry
Stripping Adsorptif (AdSV).
c. Elektrosintesis adalah sintesis senyawa organik dan anorganik
dengan cara elektrolisis. Teknik ini dapat mengatasi beberapa
kelemahan sintesis dengan cara biasa. Beberapa senyawa organik
dapat disintesis dengan cara elektrosintesis antara lain asam
asetat, adiponitril, tetra alkil plumbum, dan tetrafluoro-p-xylen,
sedangkan sintesis senyawa organik antara lain Ti, Al, Na, MnO2,
dan Cl2.
d. Elektrodegradasi adalah penguraian limbah organik dan anorganik.
Penguraian limbah dengan teknik ini lebih efisien dan hemat
energi. Hasil akhir dari penguraian limbah organik adalah air dan
gas CO2, sedangkan limbah anorganik seperti logam – logam akan
terendapkan dikatoda. Logam yang sudah terendapkan dikatoda,
dapat dihasilkan dengan melarutkan logam tersebut dalam asam
kuat, kemudian dipisahkan menjadi logam murni melalui
pengendapan.
e. Elektrokoagulasi terjadi ketika sel elektrolisis ini terjadi, akan ada
pelucutan ion – ion bermuatan. Selama proses berlangsung, arus
listrik mengalir melalui elektrolit, memberikan energi yang cukup
untuk menjalankan reaksi oksidasi dan reduksi. Ion – ion yang

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2


Program Studi Teknik lingkungan – F T– UPN “Veteran” Jatim 4-2
bermuatan bergerak, setelah arus listrik mengalir dalam
elektrolit. Ion positif bergerak ke elektroda negatif (katoda) dan
ion negatif bergerak ke elektroda positif (anoda). Saat ion – ion
bermuatan saling bersinggungan dengan elektroda akan terjadi
reaksi elektrokimia. Pada elektroda positif (anoda), ion negatif
melepaskan elektron dan teroksidasi. Pada elektroda negatif
(katoda), ion positif menangkap elektron dan tereduksi. Dalam
proses itu akan muncul gelembung – gelembung udara (Agung
Prabowo, 2012). Kemudian gelembung – gelembung inilah yang
akan mengikat zat-zat yang ada di elektrolit atau air limbah.
Kemudian zat-zat yang terikat pada gelembung-gelembung udara
itu akan terangkat ke permukaan dan mengapung. Zat – zat yang
terikat pada gelembung – gelembung udara yang telah mengapung
tadi berbentuk seperti lumpur yang mengapung yang biasanya
disebut dengan flok. Terjadinya flok pada sel elektrolisis ini
merupakan penerapan dari proses flotasi. Gambar sel elektrolisis
dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan gambar zat yang mengapung
karena proses flotasi dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.1 Contoh Sel Elektrolisis

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2


Program Studi Teknik lingkungan – F T– UPN “Veteran” Jatim 4-3
Gambar 2.2 Contoh Pengapungan Zat dari Proses Flotasi

1.2 BAHAN

1. limbah industri batik = 10 liter

1.3 PERALATAN
1. Dimensi reaktor elektrokoagulasi = 40 cm x 20 cm x 25 cm
2. Ketebalan plat = 1 mm
3. Jarak antar plat = 3 cm
4. Waktu pengendapan elektrokoagulasi = 45 menit
5. Plat elektroda = Alumunium (Al)
6. Ukuran plat
Panjang plat 20 cm, lebar 20 cm
7. Jumlah plat = 10buah
8. Kuat arus = 5 ampere

1.4 PROSEDUR KERJA


Proses variasi besar tegangan dan waktu kontak
pada proses elektrokoagulasi
1. Sampel limbah dimasukkan ke dalam reaktor elektrokoagulasi
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2
Program Studi Teknik lingkungan – F T– UPN “Veteran” Jatim 4-4
sebanyak 10 liter
2. Masukkan plat Aluminium ke dalam reactor elektrokoagulasi
dengan jarak 3 cm antar elektroda (variasikan dengan
menggunakan 1,2 atau 3 pasang elektroda)
3. Jepitkan kabel ke masing masing elektroda (pada katoda dan
anoda)
4. Nyalakan power supply dan setting kuat arus pada 5 Ampere
(tertera pada display power supply)
5. Setelah power supply disetting, segera di hitung waktu start
hingga 30, 45 atau 60 menit sesuai dengan variasi waktu
kontak yang diinginkan.
6. Setelah proses selesai, matikan power supply.
7. Diamkan selama 30 – 60 menit sebagai waktu pengendapan.
8. Lakukan pengambilan sampel dengan hati hati menggunakan
pipet volum 1 ml sebanyak 3 ml,
9. Letakkan air sampel yang terolah pada botol sampel atau
beaker glass untuk dilakukan Analisa kekeruhan.

1.5 HASIL PENGAMATAN

2. Lakukan pengamatan dan catat pada lembar kerja, kondisi


sampel awal sebelum proses.
3. Amati proses yang terjadi pada reactor, dan jelaskan pada
lembar kerja.

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2


Program Studi Teknik lingkungan – F T– UPN “Veteran” Jatim 4-5
4. Tuliskan hasil pengamatan air sampel setelah proses
elektrokoagulasi selesai.
5. Catat nilai kekeruhan sampel awal dan sampel akhir
6. Lakukan pembahasan dari proses tersebut.

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2


Program Studi Teknik lingkungan – F T– UPN “Veteran” Jatim 4-6

Anda mungkin juga menyukai