Anda di halaman 1dari 21

ELEKTROKIMIA

(Laporan Praktikum Kimia Dasar II)

Oleh :
Nama : Raka Waskita
NIM : 119310019
TPB : 03
Kelompok : 05B
Nama Asisten : Rury Delvatiwi Marlianda
Nim Asisten : 12117060

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik berasal dari berbagai sumber, mulai dari panas bumi, nuklir, dan sebagainya.
Sumber-sumber tersebut kita temui dalam kehidupan sehari-hari, berdamampingan dengan kita,
baik alami maupun melalui penemuan-penemuan oleh para ilmuwan. Namun, ternyata energi
listrik juga dapat dihasilkan oleh zat kimia, tepatnya melalui reaksi kimia. Reaksi kimia dalam
elektrokimia tersebut dibagi menjadi dua, yaitu sel volta dan sel elektrolisis.

Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari keduanya, sel volta dan sel elektrolisis dalam
elektrokimia. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan mempelajari penentuan potensial sel, baik
sel volta maupun sel elektrolisis, mengetahui reaksi redoks, serta mempelajari teknik
elektroplating sehingga setelah melakukan praktikum ini diharapkan praktikan mampu
memahami materi terkait elektrokimia.

Komponen dan aksesori kendaraan bermotor, aksesori mebel, kursi lipat, berbagai alat
perkantoran, alat-alat pertanian, jam tangan, aksesori rumah tangga, dan berbagai alat-alat
industri dilakukan pengerjaan akhir melalui proses elektroplating. Elektroplating ditujukan
untuk berbagai keperluan mulai dari perlindungan terhadap karat seperti pada pelapisan seng
pada besi baja yang digunakan untuk berbagai keperluan bahan bangunan dan konstruksi.
Pelapisan nikel dan khrom umumnya ditujukan untuk menjadikan benda mempunyai
permukaan lebih keras dan mengkilap selain juga sebagai perlindungan terhadap korosi.

Elektroplating (electroplating) atau lapis listrik atau penyepuhan ini menjadi salah satu
proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam menggunakan bantuan arus listrik melalui
suatu elektrolit. Hal ini pula yang akan dibahas selain sel volta dan sel elektrolisis. Untuk
industry kecil yang membutuhkan alat electroplating, umumnya modal dan lahan mereka
terbatas dan mereka memerlukan alat electroplating dengan ukuran kecil, harganya murah
(terjangkau) dan portebel. Karena alat tersebut digunakan untuk mengerjakan barang
kerajinan dan souvenir. Dengan ukuran luas lahan industry yang terbatas, jika ada order barulah
peralatan electroplating dengan ukuran kecil, harganya murah (terjangkau) dan portebel. Karena
alat tersebut digunakan untuk mengerjakan barang kerajinan dan souvenir. Dengan ukuran luas
lahan industry yang terbatas, jika ada order barulah perlatan electroplating dipasang, sedangkan
jika order tidak ada alat tersebut disimpan pada tempat tertentu yang aman. Selama kegiatan
electroplating tidak ada lahan tersebut digunakan bergantian untuk mengerjakan pekerjaan
lainnya.
1.2 Tujuan
Tujuan pada praktikum “Elektrokimia” kali ini adalah sebagai berikut.
1. Mempelajari penentuan potensial sel
2. Mengetahui tentang reaksi redoks
3. Mempelajari sel elektrolisis dan sel volta
4. Mempelajari teknik electroplating
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Elektrokimia

Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan elektron


yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda terdiri dari elektroda
positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena elektroda tersebut akan dialiri oleh arus
listrik sebagai sumber energi dalam pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari oleh
reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari
rekasi reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi
peristiwa penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan
elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia. [CITATION Muh \l 1033 ]

Sel elektrokimia merupakan pemanfaatan arus listrik yang dihasilkan dari sebuah reaksi kimia
ataupun arus listrik yang menyebabkan terjadinya suatu reaksi kimia. Banyak pemanfaatan sel
elektrokimia digunakan untuk menghasilkan teknologi terbarukan. Di dalam proses
pengembangannya, sel elektrokimia dapat menghasilkan reaksi kimia berlangsung spontan atau
pun tidak spontan berdasarkan tingkat oksidasi-reduksi suatu elektroda. Sel elektrolisis dan sel
Volta merupakan hasil terapan dari sel elektrokimia yang menggunakan media elektroda dan
larutan elektrolit. Elektroda akan mengalami reaksi kimia yang terjadi pada katoda maupun
anoda. Hasil dari interaksi-interaksi pada elektroda ini yang akan menjadi media penghantar
energi yang dihasilkan. Sampai saat ini, sel elektrokimia masih memiliki peranan penting di
dalam kemajuan teknologi modern sampai industri otomotif maupun rumah tangga.

Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai tempat terjadinya serah terima
elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan larutan. Larutan dapat dikategorikan menjadi
tiga bagian yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan bukan elektrolit .
Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut yang dapat
mengantarkan arus listrik sangat baik sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat
dan energi yang dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah merupakan larutan
yang mengandung ion-ion terlarut cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam proses serah
terima elektron relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses
elektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan bukan elektrolit, proses serah terima elektron tidak
terjadi. Pada proses elektrokimia tidak terlepas dari logam yang dicelupkan pada larutan disebut
elektroda. Terdiri dari katoda dan anoda. [ CITATION Muh \l 1033 ]
2.2 Pengertian Elektrolisis

Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energi listrik untuk
mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda memiliki muatan negatif
sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari
zat yang dapat mengalami proses ionisasi, elektrode dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan
dari kutub negatif dari baterai ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami
ionisasi menjadi kation dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda
akan mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam emas
dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung unsur emas (Au).

Faktor Yang Mempengaruhi Sel Elektrolisis :

1.Overpotensial

Tegangan yang dihasilkan akan lebih tinggi dari yang diaharapkan.Overpotensial bisa menjadi
penting untuk mengendalikan interaksi antar elektroda.

2.Jenis Elektroda

Jenis elektroda ada 2 yaitu inert(tidak mudah berekasi,ada 3 macam zat yaitu
Platina(Pt),Emas(Au),dan Karbon(C)) dan tak inert (mudah bereaksi,zat lainnya selain Pt,Au,dan
C).Elektroda inert berperan sebagai permukaan untuk rekasi yang terjadi.Namun elektroda tidak
ikut bereaksi dimana elektroda ikut menjadi aktif menjadi bagian yang bereaksi.

3.Reaksi Elektroda Yang Bersamaan

Jika dua pasang setengah reaksi terjadi bersamaan,maka salah satu setengah reaksi harus
dihentikan untuk menentukan pasangan tunggal reaksi yang dapat dielektrolisis.

4.Keadaan Pereaksi

Jika perekasi tak standar,maka tegangan setengah sel akan berbeda dari nilai standar.Pada kasus
ini,larutan untuk anoda setengah sel mungkin akan mempunyai pH yang lebih tinggi atau pH
lebih rendah dari standartnya.

[ CITATION Raymond2004 \l 1057 ]


2.3 Pengertian Sel Volta ( Sel Galvani )

Sel Volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik diperoleh dari
reaksi kimia yang berlangsung spontan. Beberapa literatur menyebutkan juga bahwa sel volta
sama dengan sel galvani. Diperoleh oleh gabungan ilmuan yang bernama Alexander Volta dan
Luigi Galvani pada tahun 1786. Bermula dari penemuan baterai yang berasal dari caian
garam. Pada sel Volta anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan katoda
akan dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang terhubung oleh jembatan garam. Jembatan
garam memiliki fungsi sebagai pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang
menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui reaksi kimia yang
spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit harus mengikuti kaedah deret volta.[ CITATION
TPO2010 \l 1057 ]

Sel Volta dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel Volta primer merupakan sel Volta
yang tidak dapat diperbarui (sekali pakai) dan bersifat tidak dapat balik (irreversible)
contohnya baterai kering. Sel Volta sekunder merupakan sel Volta yang dapat diperbarui
(sekali pakai) dan bersifat dapat balik (reversible) ke keadaan semula contohnya baterai aki.
Sel Volta bahan bakar (full cell) adalah sel Volta yang tidak dapat diperbarui tetapi tidak habis
contohnya sel campuran bahan bakar pesawat luar angkasa.

Syarat-syarat Sel Galvani :

1.Reaksi redoks terjadi secara spontan

2.Hasil reaksi menghasilkan energi

3.Go < 0 dan Eo sel adalah positif

Contoh dari sel galvani adalah baterai,sel bahan bakar,baterai Pb dengan elektrolit asam yang
digunakan dalam mobil,fuel cell berbahan bakar gas hydrogen,etanol dan metanol.[ CITATION
Sodikin2013 \l 1057 ]

Prinsip Sel Volta

Bila dua logam dicelupkan dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda dalam larutan elektrolit
dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel volta akan tersusun. Pertama,
logam dengan kecenderungan ionisasi yang lebih besar akan teroksidasi, menghasilkan kation
yang terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang dihasilkan akan bermigrasi
ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat. Pada logam
dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation yang terlarut dalam larutan elektrolit akan
direduksi dengan adanya elektron yang mengalir ke logam tersebut .Pemanfaatan mikroalga
sebagai baterai ramah lingkungan, menggunakan prinsip kerja sel volta. Sel volta merupakan
bahan kimia dan penghantar listrik yang membawa aliran elektron dari suatu kimia yang
teroksidasi ke zat kimia yang tereduksi. Prinsip kerja sel volta, yaitu oksidasi melepaskan
elektron oleh atom, molekul atau ion dan reduksi memperoleh elektron oleh suatu partikel.
[ CITATION Keenan1980 \l 1057 ]

Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan voltmeter atau
potensiometer. Potensial sel volta dapat juga dihitung berdasarkan data potensial elektroda
positif (katoda) dan potensial elektroda negatif (anoda). Katoda adalah elektroda yang
mempunyai harga E0 lebih besar (lebih positif), sedangkan anoda adalah yang mempunyai E0
lebih kecil (lebih negatif).[ CITATION Dogra1990 \l 1057 ]

2.4 Elektroplanting

Elektroplating adalah cara yang digunakan untuk melapis permukaan logam besi dengan logam
yang tahan terhadap karat seperti nikel dan krom. Hasil electroplating sangat keras dan tahan
terhadap goresan atau tumbukan. Oleh karena itu pelapisan jenis ini sering digunakan pada pelek
roda kendaraan bermotor, started, kursi besi, perkakas rumah tangga, peralatan untuk membuat
roti, peralatan teknik dan lain sebagainya. Selain itu lapisan krom atau nikel logam Fe atau baja
dapat mengurangi terjadinya korosi dan juga dapat memperindah penampilan benda kerja.
[ CITATION Soeprapto1994 \l 1057 ].Setiap alat electroplating pasti memerlukan larutan (elektrolit) ,
larutan yang digunakan harus diselesaikan dengan bahan pelapisnya (anoda), umunya benda
kerja dari bahan baja atau mild steel dilapis dengan nikel atau krom. Di industry, pelapisan
dengan menggunakan nikel yang berfungsi sebagai lapisan dasar , kemudian dilanjutkan dengan
tahap kedua yaitu pelapisan menggunakan krom sebagai pelapisan akhir. Dengan demikian
lapisan yang terbentuk lapisan yang terbentuk menjadi kebiru-biruan. Untuk mendapatkan
hasil pelapisan yang maksimal, sebaiknya larutan electroplating yang digunakan untuk melapis
logam adalah larutan elektrolit yang paten (buatan pabrik).[ CITATION Tony1987 \l 1057 ]

Persyaratan tempat electroplating yang baik adalah:

1) mengoprasikan pelapisan logam dengan elektropating tempatnya harus cukup luas.

2) sirkulasi udaranya baik.

3) diberi penangkapan uap bentuk krucut (hood swung) yang dipasang diatas bak
elektroplanting.

4) ukuran hood swung lebih besar dari bak untuk memaksinamlan menangkap uap larutan.
5) tutup berbentuk kerucur(hood swung) diberi cerobong yang tinggi untuk mengalirkan uap
larutan keudara luar diatas bangunan.

6) hood swung harus dapat distel ketinggiannya dengan mudah contohnya diturunkan rapat
dengan bak apabila sedang proses pelapisan dan dinaikkan jika mengeluarkan atau memasang
benda kerja pada bak

7) tempat kerja harus kering.

[ CITATION Kenneth1971 \l 1057 ]

Pada elektroplanting larutan yang kotor akan menyebabkan hasil pelapisan pada benda kerja
menjadi kotor, buram dan kasar. Setiap hasil pelapisan yang gagal harus perbaikannya dimulai
dari awal, dibersihkan hingga lapisan lama hilang, halus dan bersih dari kotoran dan lemak.
Pengadukan larutan yang terlalu lemah menyebabkan kotoran logam yang agak berat sulit akan
naik, sehingga benda kerja masih dapat kotor. Sedangkan pengadukan larutan yang terlalu kuat
dapat menyebabkan hasil pelapisan hasil pelapisan kurang baik, karena ion-ion anoda yang akan
menempel pada benda kerja akan terganngu.[ CITATION Soeprapto1994 \l 1057 ]

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Peralatan : Gelas beaker 50 mL, gelas beaker 250 mL, gelas beaker 1000 mL, pipet
ukur 10 mL, gelas ukur 100 mL, gelas ukur 10 mL, tabung U, pencatat detik, hot plate, gelas
arloji, kertas saring, thermometer, multimeter, sumber arus DC, amplas batang pengaduk.

3.1.2 Bahan kimia : Larutan KMnO4, larutan H2C2O4, larutan KI, larutan H2SO4 2 M,
larutan CuSO4, larutan FeSO4, larutan AgNO3, lempeng Cu, lempeng Fe, lempeng Pb, lempeng
Zn, larutan pencuci lemak, larutan pencuci karat, Aqua dm.

3.2 Cara Kerja

A. Penentuan potensial sel elektrokimia


1. Diiapkan elektroda Cu, Zn, Pb, karbon dan Fe.
2. Dimasukkan 50 mL larutan berikut kedalam gelas beaker: CuSO4 0,5 M, FeSO4 (0,5 M),
AgNO3 (0,5 M)
3. Dikombinasikan larutan dan lempeng-lempeng tersebut dalam bentuk rangkaian sel volta.
Digunakan jembatan garam KNO3.
4. Dicatat besarnya tegangan yang dihasilkan (Jika Ada). - Analisa penyebab ada/tidaknya
tegangan yang muncul tersebut - Tentukan elektroda yang bertindak sebagai katoda dan anoda -
Tuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda - Catat apakah data voltase yang dihasilkan
sesuai dengan data teoritis.

B. Elektrolisis larutan KI
1. Diasukkan larutan KI 0,25 M kedalam tabung pipa U sampai 2 cm dibawah dari mulut tabung.
2. Diasang elektroda dan hubungkan elektroda dengan sumber arus searah ± 6 volt selama lima
menit, kemudian putuskan arus.
3. Dicatat perubahan yang terjadi pada ruang anoda dan katoda
4. Diambil 2 mL larutan dari ruang anoda, tambahkan 1 mL larutan aseton/sikloheksana,
kemudian kocok. Perhatikan warna lapisan aseton/sikloheksana.
5. Diatat semua hasil dan tulis semua persamaan reaksi.

C. Elektroplating lempeng Fe dengan logam Cu


1. Diamplas lempeng besi
2. Dielupkan lempeng besi yang telah diamplas dalam larutan pencuci lemak dan minyak pada
suhu 70 °C selama 15 menit.
3. Dicelupkan lempeng besi dalam larutan pencuci karat selama lima belas menit pada suhu 40
°C-60 °C.
4. Dibilas dengan aquadest dan keringkan. Ukur berat lempeng besi tersebut.
5. Disiapkan 200 mL larutan dengan konsentrasi CuSO4 1,25 M dan H2SO4 0,3 M.
6. Diset sistem elektrolisis dengan lempeng besi sebagai katoda dan karbon sebagai anoda.
7. Dielektrolisis larutan selama 5 menit. Dicatat arus mengalir setiap 1 menit.
8. Diputuskan arus. Dikeringkan logam yang telah dilapisi dan timban.

3.3 Diagram Alir


3.3.1 Penentuan potensial sel elektrokimia

Gelas Beaker

Dicampurkan 50 ml CuSO4, FeSO4,AgNO3 dengan


elektroda Cu, Zn, Pb, karbon, dan Fe.

Gunakan jembatan garam KNO3

Hasil

3.3.2 Elektrolisis Larutan KI

Tabung Pipa U

-Isi Larutan KI 0,25 M

Elektroda

- Pasang dan hubungkan,arus searah 6


- Selama 5 menit

Anoda dan Katoda


- Catat perubahan
- Ambil 1 ml larutan aseton
- Kocok, kemudian perhatikan warna

Catat semua hasil

3.3.3 Ektoplating lempeng Fe dengan logam Cu

Lempeng besi

-Amplas
-Celupkan dalam larutan pencuci lemak dan minyak
-Suhu 70 derajat selama 15 menit
-Celupkan dalam larutan pencuci karat
-Selama 15 menit suhu 40-60 derajat
-Bilas dengan aquades, keringkan

CuSO4 1,25M, H2SO4 0,3M

-Siapkan 200 ml larutan

Set sistem elektrolisis dengan lempeng besi

-Elektrolisis larutan selama 5 menit


-Catat arus mengalir tiap 1 menit putuskan arus
-Keringkan logam yang telah dilapisi dan timbang

Hasil

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


4.1.1 Penentuan Potensial Sel Elektrokimia
4.1.1.1 Larutan CuSO4 >< Larutan ZnSO4

o o
Larutan Larutan E Sel E Sel Keterangan :
CuSO4 ZnSO4 Praktikum Teori Anoda = Logam Cu

Logam Cu Logam Zn 0,005V -0,42V Katoda = Logam Zn

Logam Cu Logam Al 0,003V -1,32V Logam Al

Logam Cu Logam Pb 0,003V 0,21V Logam Pb

o o o
Perhitungan E Sel Teori ; (E Katoda – E Anoda)

2+ 2+
Cu|Cu ||Zn |Zn

o
E Sel = -0.76V-(-0,34V)

o
E Sel = -0,42V

2+ 3+
Cu|Cu ||Al |Al

o
E Sel = -1.66V-(-0,34V)

o
E Sel = -1,32V

2+ 2+
Cu|Cu ||Pb |Pb

o
E Sel = -0.13V-(-0,34V)

o
E Sel = 0,21V

4.1.1.2 Larutan CuSO4 >< Larutan FeSO4


o o
Larutan Larutan E Sel E Sel Keterangan :
CuSO4 FeSO4 Praktikum Teori Anoda = Logam Cu

Logam Cu Logam Zn 0,005V -0,42V Katoda = Logam Zn

Logam Cu Logam Al 0,003V -1,32V Logam Al

Logam Cu Logam Pb 0,003V 0,21V Logam Pb

o o o
Perhitungan E Sel Teori ; (E Katoda – E Anoda)

2+ 2+
Cu|Cu ||Zn |Zn

o
E Sel = -0.76V-(-0,34V)

o
E Sel = -0,42V

2+ 3+
Cu|Cu ||Al |Al

o
E Sel = -1.66V-(-0,34V)

o
E Sel = -1,32V

2+ 2+
Cu|Cu ||Pb |Pb

o
E Sel = -0.13V-(-0,34V)

o
E Sel = 0,21V

4.1.1.3 Larutan ZnSO4 >< Larutan FeSO4

o o
Larutan Larutan E Sel E Sel Keterangan :
ZnSO4 FeSO4 Praktikum Teori Anoda = Logam Zn

Logam Zn Logam Cu 0,006V -0,42V Katoda = Logam Cu


Logam Zn Logam Al 0,004V -2,42V Logam Al

Logam Zn Logam Pb 0,004V -0,89V Logam Pb

o o o
Perhitungan E Sel Teori ; (E Katoda – E Anoda)

2+ 2+
Zn|Zn ||Cu |Cu

o
E Sel = 0.34V-(0,76V)

o
E Sel = -0,42V

2+ 3+
Zn|Zn ||Al |Al

o
E Sel = -1.66V-(0,76V)

o
E Sel = -2,42V

2+ 2+
Zn|Zn ||Pb |Pb

o
E Sel = -0.13V-(0,76V)

o
E Sel = -0,89V

4.1.1.4 Larutan ZnSO4 >< Larutan CuSO4

o o
Larutan Larutan E Sel E Sel Keterangan :
ZnSO4 CuSO4 Praktikum Teori Anoda = Logam Zn

Logam Zn Logam Cu 0,006V -0,42V Katoda = Logam Cu

Logam Zn Logam Al 0,004V -2,42V Logam Al

Logam Zn Logam Pb 0,004V -0,89V Logam Pb

o o o
Perhitungan E Sel Teori ; (E Katoda – E Anoda)
2+ 2+
Zn|Zn ||Cu |Cu

o
E Sel = 0.34V-(0,76V)

o
E Sel = -0,42V

2+ 3+
Zn|Zn ||Al |Al

o
E Sel = -1.66V-(0,76V)

o
E Sel = -2,42V

2+ 2+
Zn|Zn ||Pb |Pb

o
E Sel = -0.13V-(0,76V)

o
E Sel = -0,89V

o o
Kesimpulan = E Sel Praktikum berbeda dengan E Sel Teori, disebabkan oleh :

1. Logam belum dilap bersih, saat memindahkannya ke larutan


lain,

2. Larutan tercampur dengan larutan lainnya,

3. Kutub Anoda dan Katoda tertukar,

4. Tutup multimeter belum dibuka, dan

5. Kutub multimeter tertukar.

4.1.2 Elektrolisis Larutan KI

-  -
Reaksi : Anoda = 2I I2 (kuning) + 2e (reaksi oksidasi)

-  - +
: Katoda = 2H2O + 2e 2OH + H2 (reaksi reduksi) I2 (l)

- 
+ 2e + C6H6(l) C6H5I(l) (merah muda) + HI

Waktu Arus Perubahan


1 Menit 3A Elektroda karbon bergelembung, koin logam belum terlapis

2 Menit 4.5 A Koin berubah agak merah muda

3 Menit 6A Koin berubah agak merah muda, larutan berubah menjadi hijau
terang

4 Menit 7,5 A Koin berubah agak merah muda, larutan berubah menjadi hijau
terang

5 Menit 12 A Koin berubah agak merah muda, larutan berubah menjadi hijau
terang

4.1.3 Eltroplating Lempeng Fe dengan Logam Cu


Reaksi : Fe(s) + CuSO4 (aq) CuSO4 (aq) + Cu(s) (kemerahan)

Massa Logam Awal = 4,1198 g

1. Massa Logam setelah direndam larutan pencuci = 4,1226 g


2. Massa Logam setelah proses pelapisan = 4,1590 g
Massa logam Cu yang melapisi logam Fe = Massa 2 – Massa 1

= 4,1590 g - 4,1226 g

= 0,0364 g

4.2 Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, kita melakukan 3 pengamatan. Yang pertama penentuan
potensial sel elektrokimia, dengan menyiapkan 50 ml larutan CuSO 4, FeSO4, dan ZnSO4.
Pertama, siapkan larutan CuSO4 dan larutan ZnSO4 lalu hubungkan dengan jembatan garam
KNO3. Jembatan garam menggunakan tabung U yang ditutup dengan kapas kecil di atasnya.
Fungsi dari jembatan garam ini yaitu untuk menetralkan ion berlebih. Pasang jembatan garam
terbalik, pada larutan CuSO4 dimasukkan logam Cu dan pada larutan ZnSO4 dimasukkan
logam Zn. Lalu ukur dengan menggunakan multimeter, kabel merah untuk arus positif dan
ditempelkan pada logam Cu, dan kabel hitam untuk arus negatif dan ditempelkan pada logam
Zn. Didapatkan hasilnya yaitu 0,005 V. Lalu variasikan logam yang digunakan pada larutan
ini, seperti logam Al dan logam Pb. Kedua, siapkan larutan CuSO 4 dan larutan FeSO4 lalu
hubungkan dengan jembatan garam KNO3. Lakukan seperti pada percobaan sebelumnya, pada
larutan CuSO4 dimasukkan logam Cu dan pada larutan FeSO 4 dimasukkan logam Zn. Lalu
ukur, didapatkan hasilnya yaitu 0,005 V. Variasikan kembali logam yang digunakan pada
larutan ini, seperti logam Al dan logam Pb. Ketiga, siapkan larutan ZnSO 4 dan larutan FeSO4,
lalu hubungkan dengan jembatan garam KNO3. Letakkan logam logam Zn pada larutan
ZnSO4 dan logam Cu pada larutan FeSO4. lalu ukur, didapatkan hasilnya yaitu 0,006 V.
Variasikan kembali dengan logam yang digunakan pada larutan ini, seperti logam Al dan
0 0
logam Pb. Setelah mencari nilai E sel praktikum, lalu cari nilai E sel teori yaitu dengan
0
menentukan mana elektroda katoda dan elektroda anoda. Selanjutnya cari nilai E sel teori :
0 0
( E Katoda – E Anoda).

Pada praktikum yang pertama ini, praktikan mengalami kesalahan pada kutub
multimeter yang tertukar dan kutub anoda-katoda yang tertukar. Jika pada percobaan larutan
CuSO4 dan larutan ZnSO4 diketahui bahwa katoda nya adalah logam Cu dan anodanya adalah
logam Zn, maka yang benarnya adalah katodanya logam Zn, logam Al dan logam Pb dan
0
anodanya adalah logam Cu. Karena kesalahan ini, nilai E sel teori memiliki nilai yang
0 0
berbeda dengan nilai E sel praktikum. Dapat dilihat diperhitungan pertama nilai E sel teori
0
pada larutan CuSO4 dan larutan ZnSO4 adalah -0,42 V sedangkan nilai E sel praktikum nya
0
adalah 0,005 V. Begitu juga pada nilai-nilai E sel lainnya.

Percobaan kedua yaitu, elektrolisis larutan KI, dengan menyipakan larutan KI dan
larutan sikloheksana. Tuangkan larutan KI ke tabung U, sisakan 2 cm dibagian atas tabung,

atur DC power suply 3 V, lalu masukkan besi yang sudah tersambung dengan kabel ke
masing-masing sisi tabung U. Atur DC power suply agar menunjukkan 6 V, setelah
direaksikan selama beberapa menit, didapatkan bahwa, bagian tabung U sebelah kiri atau sisi
tabung yang dialiri kutub positif mengalami perubahan warna menjadi warna kuning
sedangkan di kutub negatif tetap bening. Lalu diambil sekitar 2 ml dari larutan yang

berwarna pekat kedalam tabung reaksi lalu ditambah 1 ml sikloheksana, lalu dikocok.
Didapatkan larutan sikloheksana menjadi berwarna merah muda. Dari percobaan yang
- → -
dilakukan dapat diketahui bahwa reaksi di anoda adalah 2I I2 + 2e dan untuk reaksi di
- → -
katoda adalah 2H2O + 2e 2OH + H2. Reaksi yang terjadi pada saat penambahan
sikloheksana yaitu

- →
I2 (l) + 2e + C6H6 (l) C6H5I (l) + HI.
Percobaan ketiga yaitu, elektroplating lempeng Fe dengan logam Cu, siapkan
lempeng besi, larutan CuSO4+H2SO4, larutan pencuci karat, larutan pencuci lemak, hot plate,
dan DC power suply. Amplas uang logam, lalu ukur berat uang logam, didapatkan massanya
o
adalah 4,1198 gram. Masukkan logam ke larutan pencuci lemak, set suhu hot plate pada 70 C
tunggu selama 5 menit, setelah itu angkat uang logam dan keringkan dengan tissu. Lalu
o
diganti dengan larutan pencuci karat, masukkan uang logam dan set suhu pada 40 C tunggu
selama 5 menit, setelah itu angkat keringkan dengan tissu. Lalu set DC power suply, di kabel
positif dipasang elektroda karbon, di kabel negatif dipasang lempeng besi. Siapkan larutan
CuSO4+H2SO4, masukkan kedua kabel kedalam larutan, atur DC power suply di 3V. Setelah 1
menit uang logam mulai menguning, pada tegangan 4,5 V uang logam menguning dan ada
tembaga yang menempel, lalu pada tegangan 6 V uang logam menghitam. Setelah itu
dikeringkan, timbang massa uang logam akhir dan didapatkan hasilnya yaitu 4,1590 gram.
Setelah dilakukan perhitungan di dapatkan maasa logam Cu yang melapisi logam Fe yaitu
0,0364 gram. Ketika proses elektrolisis dilakukan, terjadi oksidasi pada besi (katoda) dan
reduksi pada tembaga (anoda), massa tembaga pun berpindah ke besi yang dielektrolisis
setelah dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang dialiri arus listrik .Untuk reaksi yang


terjadi adalah Fe(s) + CuSO4 (aq) FeSO4 (aq) + Cu(s)
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum kali ini ialah :

1. Logam-logam yang dicelupkan berperan sebagai katoda & anoda dalam larutan
CuSO4,FeSO4 dan ZnSO4
2. Potensial yang diperoleh dari praktikum berbeda cukup jauh dari potensial teoritisnya
berdasarkan pengukur oleh power supply
3. Pada elektrolisis larutan KI yang dihasilkan larutan anoda berwarna kuning dan katoda
berwarna bening dimana K tidak dapat direduksi karena K merupakan ion dalam
golongan IA
4. Perlakuan elektroplanting dimaksudkan untuk melindungi logam yang akan dilapisi dari
karat
5. Pada proses pelapisan terjadi pengendapan loham di katoda dan anodanya tetap terus
berjalan
6. Selisih massa logam setelah dan sebelum dilapisi sebesar 0,2 g

5.2 Saran

1. Sebaiknya larutan-larutan merupakan larutan murni yang tidak terkontaminasi dengan


faktor apapun sehingga percobaan dapat dilakukan dengan baik dan data yang diperoleh
dapat lebih akurat
2. Sebaiknya melakukan percobaan dengan variasi larutan atau logam agar dapat diketahui
perbandingan diantara tiap-tiap larutan.
DAFTAR PUSTAKA

Bird, T. (1987). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.


Chang, R. (2004). Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Jilid 2/Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Dogra. (1990). Kimia Fisik dan Soal-soal . Jakarta: Universitas Indonesia.
Graham, K. (1971). Elekctroplanting Engginering Handbook Third Edition . New York: Van
Nostrand Reinhold.
Harahap, M. R. (2016). Sel Elektrokimia : Karakteristik dan Aplikasi. Circuit, Vol.2, No.1, 177.
Keenan. (1980). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Olimpiade, T. P. (2010). Kimia. Jakarta: PT.Graha Cipta Karya.
Sodikin, N. R. (2013). Representasi Makroskopik Submikroskopik dan Prinsip Kerja Sel
Elektrokimia. Jurnal Universitas Negeri Malang, 1.
Soeprapto. (1994). Teknik Pelapisan. Yogyakarta: FPTK IKIP.

Anda mungkin juga menyukai