Disusun Oleh:
SURANDI N. SANGADJI
FAKULTAS PERTANIAN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Karbohidrat
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh Karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1.Latar Belakang...............................................................................................2
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3.Tujuan............................................................................................................4
BAB 11 PEMBAHASA......................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional
Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan
berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tapai bisa dibuat dari singkong (ubi
kayu) dan hasilnya dinamakan tapai singkong. Bila dibuat dari ketan hitam
maupun ketan putih, hasilnya disebut "tapai pulut" atau "tapai ketan".Dalam
proses fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti
Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp.,
Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus sp., dan lain-lain. Tapai
hasil fermentasi dari S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, berasa manis
keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket . Umumnya, tapai
diproduksi oleh industri kecil dan menengah sebagai kudapan atau hidangan
pencuci mulut.
Alkohol juga terjadi dalam proses peragian beras ketan yang menghasilkan
produk tape. Ketan (atau beras ketan), berwarna hitam, tidak transparan, seluruh
atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Proses pembuatan tape ketan
melibatkan peran mikroba dalam bentuk ragi. Ragi adalah suatu inokulum padat
yang mengandung berbagai jenis kapang, khamir, dan bakteri yang berfungsi
sebagai starter dalam fermentasi tape. Ragi juga dapat diartikan sebagai zat
pembentuk kalor atau panas yang terjadi pada pembuatan tape, karena diolah dari
bahan-bahan yang mengandung panas atau setidak-tidaknya dapat menimbulkan
panas pada tubuh makhluk hidup
1.2.Rumusan Masala
Pembuatan Tape ketan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beras ketan hitam,
ragi, dan aquades. Alat yang digunakan adalah alat desilasi uap sederhana,
kompor gas, wadah ketan, panci, dandang dan daun jambu.
Penentuan Kadar Alkohol
Bahan yang digunakan adalah air hasil destilat, larutan
K2Cr2O7 dan larutan H2SO4 pekat. Alat yang digunakan adalah alat destilasi uap
sederhana, alumunium foil, tabung reaksi dan beaker glass 50 ml.
Pembuatan Tape Ketan
Beras ketan hitam sebanyak 1 liter dicuci dan direndam dalam panci
selama 10 menit, beras ketan kemudian dikukus selama kurang lebih 90 menit
sehingga menjadi lunak dan lengket. Beras ketan tersebut didinginkan, dan
selanjutnya ditaburi ragi dengan perbandingan 1 liter ketan: 1 butir ragi (1 butir =
5 gram), lalu disimpan dalam panci yang atasnya ditutup rapat dengan daun jambu
air dan dibiarkan untuk fermentasi pada suhu kamar 40C dan 50C, dan
mendiamkannya selama tiga malam hingga terbentuk tape. Kemudian diukur
kadar alkoholnya pada air tape tersebut.
Penentuan kadar Alkohol
Cairan tape ketan didistilasi dengan menggunakan alat
destilasi uap. Destilasi dilakukan dengan teko air yang dibuat secara sederhana.
Keadaan kondensor dari alat destilasi itu harus sempurna agar mendapatkan
destilat dalam hal ini yaitu alcohol (etanol) yang sempurna). Alkohol ditentukan
kadarnya dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam dengan penambahan H2SO4, serta
dengan reaksi uji nyala.
Analisis Data
Data yang dihasilkan dalam percobaan ini yaitu, dari 200 mL air tapai
yang didestilasi menghasilkan 20 mL alkohol.
Kadar alkohol yang dihasilkan dari air tape ketan adalah
%Kadar Alkohol = Volume akhir x 100 % =
volume awal
= 20 mL x 100 % = 10 %
200 mL
Jadi, kadar alkohol yang dihasilkan adalah 10%.
1.3.tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar alkohol (etanol)
yang terkandung dalam air tape ketan hitam melalui proses destilasi uap. Berikut
adalah kadar etanol yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan menggunakan
kit yang diperoleh dari Boehring Mannheim: kadar etanol (%) pada 0 jam
fermentasi tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%,
setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah
48 jam 2.707% setelah 60 jam 3.380% . Alkohol (etanol) adalah cairan
transparan, tidak berwarna, cairan yang mudah bergerak, mudah menguap, dapat
bercampur dengan air, eter, dan kloroform, diperoleh melalui fermentasi
karbohidrat dari ragi. Alkohol biasanya diartikan sebagai etil alkohol
(CH3CH2OH/ C2H5OH), mempunyai densitas 0,78506 g/ml pada 25C, titik didih
yaitu 78,4C, tidak berwarna, dan mempunyai bau serta rasa yang spesifik. Etanol,
disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua.
Etanol dapat diproduksi secara petrokimia melalui hidrasi etilena ataupun
secara biologis melalaui fermentasigula dengan ragi. Etanol untuk kegunaan
konsumsi manusia (seperti minuman beralkohol) dan kegunaan bahan bakar
diproduksi dengan cara fermentasi. Spesies ragi tertentu(misalnya Saccharomyces
cerevisiae) mencernagula dan menghasilkan etanol dan karbon dioksida:
Alkohol juga terjadi dalam proses peragian beras ketan yang menghasilkan
produk tape. Ketan (atau beras ketan), berwarna hitam, tidak transparan, seluruh
atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Proses pembuatan tape ketan
melibatkan peran mikroba dalam bentuk ragi. Ragi adalah suatu inokulum padat
yang mengandung berbagai jenis kapang, khamir, dan bakteri yang berfungsi
sebagai starter dalam fermentasi tape. Ragi juga dapat diartikan sebagai zat
pembentuk kalor atau panas yang terjadi pada pembuatan tape, karena diolah dari
bahan-bahan yang mengandung panas atau setidak-tidaknya dapat menimbulkan
panas pada tubuh makhluk hidup
BAB II
PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas, alkohol yang didapatkan dari air tapai ketan
yang didestilasi dari alat destilasi sederhana yaitu 20 ml dari 200 ml dan kadar
alkohol yang dihasilkan sebesar 10%. Hasil destilasi ini bukan alkohol murni
tetapi masih mengandung air. Alcohol yang didapatkan dari hasil destilasi
berwarna bening, berbau aromatik.
3.2.Saran
Dari hasil percobaan seharusnya dalam mendestilasi air tapai
menjadi alkohol ditambahkan sedikit garam agar mendapatkan
alkohol murni dari hasil destilasi tersebut. Dan kondisi dari alat
destilasi termasuk kondensornya harus dalam kondisi yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, J.K. 1991. Muhr Brem Berm Ketan yang Dibuat Dan Dua Macam Ragi
dan
Diperam Dalam Beberapa Wadah, Tesis Pasca Sarjana, IPB, Bogor.
Kasmidjo, R.B. 1999. Pembuatan dan Pemanf aatan Ragi. Pusat Antar
Universitas Pangan
dan Gizi, Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
Kuswanto, K.R. 1994. Food Fermentation of Cassava In Indonesia, Application
and Conhol
of Microorganism In Asia, Proceedings af The International Workrhop
On
Application and Control of Microorganism In Asia, Science and
Technology
Agency, RIKEN, Japan Intemational Science and Technology Exchange
Cenhe.
Purwantari, S.E., Ari, S. dan Ratna.S. 2004. Fementasi I Ganyong (Canna edulis
Ker.) untuk
Produksi Etanol oleh Aspergillus dan Zymomonas mobilis. J.
Bioteknologi
1(2):43-47.
Sulistyawan, R.D.T. 2002. Mufu Tape 4 Macam Beras Ketan. Fak. Biologi. Univ.
Atma Jaya
Yogyakarta.
Wahyuningsih, S.S., Mursyanti, E. dan Kianto, A. 2004. Pola Pemunbuhan dan
Produksi
Amilase Bacillus amyloliguefaciens pada Subshat Pati Jagung dengan
Variasi pH
dan Waktu Inkubasi. Biota M (2) :84-91.
Wiyono, E.M.S. 2005. Fermentmi Nira Siwalan oleh Saccharomyces cervisiae
Dengan
Variasi Kadar Sukrosa Dan Sari Kacang Hijau. Fak. Biologi Univ.
Atma Jaya
Yogyakarta.
Winata, L. 1989. Pembuatan Ragi Tape Dengan Menggunakan Berbagai Jenis
Substrat,
Fatemeta, IPB, Bogor.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1