Anda di halaman 1dari 45

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

MATERI V

SIFAT-SIFAT FISIK DARI ZAT & TERMOKIMIA

Oleh :
Nama : Yasmin Humaira
NRP : 213020028
Kelompok : A
Asisten : Monica Devinor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2021
PERCOBAAN V : SIFAT-SIFAT FISIK DARI ZAT &

TERMOKIMIA

5.1. Kekentalan (Viskositas)

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar

kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka

makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam

fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara

molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat

tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara

kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk

koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa.s).

Untuk menetapkan kekentalan dari suatu larutan atau cairan yaitu dengan

menggunakan viskometer, dan ada beberapa macam viskometer, diantaranya :

a. Viskometer ubbelohde,

b. Viskometer stromer,

c. Viskometer Brookfield,

d. Viskometer Oswald,

e. Viskometer baume,

f. Viskometer cup and bob.

g. Viskometer Cone dan Plate

h. Viskometer Bola Jatuh (Falling Sphere)

5.1.1. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui viskositas (kekentalan) dari suatu zat atau bahan pangan.

5.1.2. Prinsip Praktikum

Berdasarkan gaya gesek sampel yang terjadi di dalam ruangan antara

dinding luar dari Bob dan dinding dalam dari cup.

5.1.3. Alat dan Bahan Praktikum

Alat :

- Viskometer - Statif

- Spindle - Cup

Bahan :

- Sampel

5.1.4. Rumus Praktikum

5.1.5. Reaksi Percobaan

5.1.6. Percobaan Praktikum


5.1.7. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Percobaan Penentuan Hasil Viskositas

Sampel Spindle Skala

Minyak Goreng 3 140 mPa.s

Sirup 4 27 mPa.s

Kecap 5 125 mPa.s

5.1.8. Pembahasan

Dari hasil pengamatan pada percobaan penentuan viskositas dapat

diketahui bahwa percobaan ini menggunakan viscometer cup and bob,

Viskometer ini memiliki tiga spindel yaitu spindle 3 yang digunakan pada larutan

yang bersifat kental, spindle 4 yang digunakan pada larutan bersifat cair dan

ukuran spindle nya lebih besar dari spindle 3, lalu ada spindle 5 yang digunakan

pada larutan yang bersifat semi kental. Pada percobaan ini menggunakan sampel

minyak dengan spindel 3 didapatkan hasil kekentalan sebesar 140 mPa.s . Pada

sampel sirup dengan spindel 4 didapatkan hasil kekentalan sebesar 27 mPa.s .

Dan pada sampel kecap dengan spindel 5 didapatkan hasil kekentalan sebesar

125 mPa.s.

Mekanisme viskonmeter cup and bob, pada viskometer cup and bob, cara kerja

mengukur viskositas dilakukan dengan cara memasukan cairan yang akan diukur

pada ruang tertentu. Ruang ini terletak di antara dinding dalam mangkuk (cup)

dan dinding luar (bob). Setelah memasukan cairan, langkah selanjutnya adalah
memasang rotor. Terakhir, hidupkan alat dan nilai viskositas akan langsung

terlihat pada skala.

PR

1. Sebutkan perbedaan viskositas dan konsistensi ?

Perbedaan viskositas dan konsistensi adalah pada tekstur sampel. Sampel

viskositas bersifat agak cair seperti sirup markisa, sedangkan konsistensi lebih

padat contohnya dodol.

2. Sebutkan bunyi hokum Stokes dan Poisseuille!

Hukum Stokes : ”Jika sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam maka

bola itu akan bekerja suatu gaya gesek dalam bentuk gaya gesekan dan arahnya

berlawanan dengan arah gerak bola itu sendiri”.

Menurut (Puspitasari, 2015) Hukum Poisseuille menyatakan bahwa cairan yang

mengalir melalui suatu pipa akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan

sepanjang pipa pangkat empat jari-jari pipa.

3. Sebutkan dan gambarkan macam-macam viscometer

a. Viskositas Ostwald

b. Viskositas Hoppler

c. Viskositas cone and plate

d. Viskositas Cup and Bob


5.1.9. Aplikasi Bidang Pangan

- Hidrolisis kitosan menggunakan katalis asam klorida

- Pembuatan gelatin kulit ikan tuna sirip kuning

- Pembuatan yogurt

- Mengecek mutu hedonik kefir air kelapa

5.1.10. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan viskositas dapat

disimpulkan bahwa didapat hasil percobaan penenentuan viskositas pada 3

sampel, yang pertama minyak goreng dengan menggunakan spindle 3 memiliki

nilai viskositas sebesar 140 mPa.s, sampel yang kedua adalah sirup memiliki

nilai viskositas sebesar 27 mPa.s, dan sampel yang terakhir adalah kecap

memiliki nilai viskositas sebesar 125 mPa.s.

Daftar Pustaka

- Adhiatama, I., Zainudin, M., & Rokhati, N. (2012). Hidrolisis kitosan

menggunakan katalis asam klorida (HCl). Jurnal Teknologi Kimia dan

Industri, 1(1), 245-251.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jtki/article/view/932
- Elianto, D. M. (2018). Perancangan Alat Uji Viskositas Minyak Pelumas

Pada Sepeda Motor (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah

Malang).

https://eprints.umm.ac.id/38822/

- Hatta, M. Pengaruh Beda Tekanan dan Ketinggian Pipa Terhadap

Debit Air Yang Dihasilkan Berdasarkan Hukum Poiseuille.

https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10092

- Lestari, M. W., Bintoro, V. P., & Rizqiati, H. (2018). Pengaruh lama

fermentasi terhadap tingkat keasaman, viskositas, kadar alkohol, dan

mutu hedonik kefir air kelapa. Jurnal Teknologi Pangan, 2(1).

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/tekpangan/article/view/20750

- Nurilmala, M., Jacoeb, A. M., & Dzaky, R. A. (2017). Karakteristik

gelatin kulit ikan tuna sirip kuning. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan

Indonesia, 20(2), 339-350.

https://pdfs.semanticscholar.org/

a623/6159a4e3712e08eaa9e1ee8c7d05ad6e9dd1.pdf

- Susanti, H., & Asmoro, C. P. (2019). Rekonstruksi Set Alat Percobaan

Viskositas. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika, 4(1), 31-36.

https://www.researchgate.net/profile/Cahyo-Puji-Asmoro/publication/

334195770_Rekonstruksi_Set_Alat_Percobaan_Viskositas/links/

5d641e0c299bf1f70b0ea922/Rekonstruksi-Set-Alat-Percobaan-

Viskositas.pdf

5.2. Penentuan Berat Jenis


Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat

dengan massa jenis air murni.

5.2.1. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui skala laktodensimeter pada susu sehingga dapat

diketahui berat jenis sesuai dengan perhitungannya.

5.2.2. Prinsip Praktikum

Berdasarkan hukum Archimedes. Jika suatu benda dicelupkan pada suatu

cairan maka benda tersebut akan mendapatkan tekanan keatas sesuai dengan

berat volume cairan yang diisi.

5.2.3. Alat dan Bahan Praktikum

Alat :

- Gelas Ukur

- Laktodensimeter

Bahan :

- 85 mL Sampel

5.2.4. Rumus Praktikum

5.2.5. Reaksi Percobaan

5.2.6. Percobaan Praktikum


5.2.7. Hasil Pengamatan

Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan Berat Jenis

Sampel Susu UHT

Suhu 15ºC

Skala Laktodensimeter 30

5.2.8. Pembahasan

Dari hasil pengamatan pada percobaan penentuan berat jenis dapat

diketahui bahwa percobaan ini menggunakan alat Laktodensimeter untuk

mengukur berat jenis sampel, Sampel yang digunakan yaitu susu. Didapat hasil

suhu sampel sebesar 15ºC dan skala laktodensimeter sebesar 30. Hasil tersebut

dimasukkan ke dalam perhitungan. Suhu diubah terlebih dahulu dalam bentuk

Fahrenheit sebesar 59ºF. Didapat BJ susu UHT sebesar 1, 0305 g/mL.


Laktodensimeter adalah hidrometer dimana skalanya sudah disesuaikan

dengan berat jenis susu. Prinsip kerja alat ini mengikuti hukum Archimides yaitu

jika suatu benda dicelupkan ke dalam suatu cairan, maka benda tersebut akan

mendapat tekanan ke atas sesuai dengan berat volume cairan yang dipindahkan

(diisi). Jika laktometer dicelupkan dalam susu yang rendah berat jenisnya, maka

laktometer akan tenggelam lebih dalam jika dibandingkan jika laktodensimeter

tersebut dicelupkan ke dalam susu yang berat jenisnya tinggi.

Laktometer yang paling sering digunakan adalah jenis Quevenne karena

cukup mudah penggunaannya. Dalam pasaran dikenal dua macam laktometer

Quevenne yaitu yang berskala 15-40 (skala terkecil 1) dan yang berskala 20-37

(skala terkecil 0,1). Laktometer yang terakhir ini memberikan hasil yang lebih

akurat dibandingkan jenis yang pertama.

PR

1. Apa yang di maksud dengan berat jenis ?

Berat jenis adalah perbandingan antara berat dan juga volume benda.

Guru AnggaPosted on November 22, 2021

2. Sebutkan macam macam lactodensimeter beserta fungsinya!

Terdapat tiga jenis laktodensimeter yang umum digunakan yaitu: Quevenne,

New York Board of Health dan Laktometer Baume.

Laktometer Baume sering digunakan untuk mengukur berat jenis produk susu

kental/evaporasi, sedangkan dua laktometer yang lain sering digunakan untuk

susu segar.

3. Sebutkan dan jelaskan hal yang mempegaruhi berat jenis susu?


Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan berat jenis pada susu yaitu

butiran-butiran lemak (globula), laktosa, protein dan garam. Susu yang telah

bercampur dengan air maka berat jenisnya akan menurun.

5.2.9. Aplikasi Bidang Pangan

- Melihat karakteristik mutu minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix

DC)

- Memeriksa kemurnian kayu manis

- Pengujian kualitas susu dipertanian

5.2.10. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan berat jenis dapat

disimpulkan bahwa didapat hasil bj susu dari percobaan praktikum sebesar

1,0305 g/mL. Sedangkan bj susu menurut SNI sebesar 1,031 g/mL.

Daftar Pustaka

- Guru AnggaPosted on November 22, 2021

https://materibelajar.co.id/

- Khasanah, L. U., Kawiji, K., Utami, R., & Aji, Y. M. (2015). Pengaruh

perlakuan Pendahuluan terhadap karakteristik mutu minyak atsiri

daun jeruk purut (Citrus hystrix DC). Jurnal Aplikasi Teknologi

Pangan, 4(2).

http://jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/98

- Rachmawan, O. (2001). Penanganan Susu Segar. Bandung: SMK PPN

Lembang.
https://mirror.unpad.ac.id/orari/pendidikan/materi-kejuruan/pertanian/

pengendalian-mutu/penanganan_susu_segar.pdf

- SETYAWAN, M. E. (2020). TEKNIK PENGUJIAN KUALITAS SUSU

DI DINAS PERTANIAN, KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

KOTA SURAKARTA PADA BULAN JANUARI SAMPAI DESEMBER

TAHUN 2018 (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/194466

- Wirjatmadja, R., Mussa, O. R. P. A., Widyawati, R., & Pratama, M. D. W.

(2020). PERBANDINGAN KADAR LEMAK DAN BERAT JENIS

SUSU SAPI PERAH Friesian Holstein (FH) DI BENDUL MERISI,

SURABAYA (Dataran Rendah) dan NONGKOJAJAR, PASURUAN

(Dataran Tinggi). VITEK: Bidang Kedokteran Hewan, 10, 15-19.

Lampiran

Lampiran 1 . Perhitungan Berat Jenis Susu


5.3. Penentuan Titik Leleh

5.3.1. Tujuan Praktikum

Untuk menentukan titik leleh dari sampel (naftalena)

5.3.2. Prinsip Praktikum

Berdasarkan pemberian energi panas. Kekuatan antar molekul berbeda

dengan struktur kimia dan molekul atom atau molekul unsur berbeda.

5.3.3. Alat dan Bahan Praktikum

Alat :

- Klem dan Statif - Bunsen

- Pipa Kapiler - Kaki Tiga

- Gelas Kimia - Thermometer

- Kawat Kassa

Bahan :

- Serbuk Naftalena

MSDS

Tabel 1. MSDS Naftalena


5.3.4. Rumus Praktikum

5.3.5. Reaksi Percobaan

5.3.6. Percobaan Praktikum

5.3.7. Hasil Pengamatan

Table 3. Hasil Pengamatan Percobaan Titik Leleh

Sampel Naftalena

Bentuk Serbuk

Warna Putih

Suhu Awal Aquadest 28 ºC

Suhu Mulai Meleleh 74 ºC

Suhu Meleleh Sempurna 81 ºC


5.3.8. Pembahasan

Dari hasil pengamatan pada percobaan penentuan titik leleh dapat

diketahui bahwa sampel yang digunakan yaitu naftalena yang berbentuk serbuk

dan berwarna putih Didapat suhu awal sebesar 28 ºC, suhu mulai meleleh sebesar

74 ºC, dan suhu meleleh sempurna sebesar 81 ºC.

Titik lebur atau titik leleh adalah temperature dimana zat padat berubah

wujud menjadi cair pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh

merupakan suhu Ketika fase padat dan cair sama-sama berada dalam setimbang.

Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti

dengan adanya perubahan tekanan. Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik

leleh pun tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antar molekul

cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh adalah berat

molekul zat dan bentuk simetris molekul.

Pada umumnya titik leleh senyawa organic lebih mudah diamati sebab

temperature pelelehan mulai terjadi hamper sama dengan tempratur dimana

zat telah meleleh semuanya.

PR

1. Apa yang dimaksud dengan titik leleh?

Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi

cairan pada tekanannya. satu atmosfer. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami

perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan. 11 Apr 2010


https://www.scribd.com/doc/135380894/TITIK-LELEH#:~:text=TITIK

%20LELEH%20Titik%20leleh%20didefinisikan,berarti%20dengan%20adanya

%20perubahan%20tekanan.

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu zat

meleleh!

 Ukuran Kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu

zat . Apabila semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka

semakin sulit terjadinya pelelehan.

 Banyaknya sample suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya

proses pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sample

yang digunakan makan semakin cepat proses pelelehannya.

 Pengemasan dalam kapiler harus dilakukan dengan teliti dan benar

 Pemanasan harus dilakukan menggunakan bara api atau panas yang

konstan atau tetap.

3. Apa yang dimaksud dengan titik didih dan titik beku?

- Titik didih adalah titik didih normal, yaitu titik didih pada tekanan udara luar

1 atm. Titik didih normal air adalah 100C.

- Titik beku adalah suhu pada saat larutan mulai mambeku pada saat tekanan

udara luar sama dengan 1 atm.

5.3.9. Aplikasi Bidang Pangan

- Uji coba metil selulosa

- Uji banding berdasarkan kandungan lemak padat minyak sawit dan

minyak inti sawit


- Pembuatan gelatin tulang ikan bandeng (Chanos-chanos forskal)

- Meneliti mutu karaginan rumput laut Eucheuma cottonii berdasarkan sifat

fisiko-kimia pada tingkat konsentrasi kalium hidroksida (KOH)

5.3.10. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan titik leleh dapat

disimpulkan bahwa sampel naftalena berbentuk serbuk dan berwarna putih

dimana mulai meleleh pada suhu 74 ºC dan meleleh sempurna pada suhu 81 ºC.

Daftar Pustaka

- Abidin, Khoirul. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ITITIK

LELEH DAN TITIK DIDIH. Tersedia Dalam :

https://www.academia.edu/12224899/TITIK_LELEH_DAN_TITIK_DIDI

- Dewi, F., & Akyunul, J. (2009). Efektivitas penggunaan asam sitrat

dalam pembuatan gelatin tulang ikan bandeng (Chanos-chanos

forskal). Alchemy, 1(1), 7-15.

http://repository.uin-malang.ac.id/6866/

- Ega, L., Lopulalan, C. G. C., & Meiyasa, F. (2016). Kajian mutu

karaginan rumput laut Eucheuma cottonii berdasarkan sifat fisiko-

kimia pada tingkat konsentrasi kalium hidroksida (KOH) yang

berbeda. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 5(2).

http://jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/169

- Gracesella, Cyntia, Sopyan, Iyan. 2017. KO-KRISTAL DI BIDANG

FARMASI : REVIEW JURNAL. Suplemen Volume 14 Nomor 1


- Hasibuan, H. A., & Siahaan, D. (2013). PENENTUAN BILANGAN IOD

D AN TITIK LELEH BERDASARKAN KANDUNGAN LEMAK

PADAT MINYAK SAWIT DAN MINYAK INTI SAWIT (Uji Banding

terhadap Metode Standar AOCS). Jurnal Standardisasi, 15(1), 47-57.

http://js.bsn.go.id/index.php/standardisasi/article/view/658

- Rahmidar, L., Nurilah, I., & Sudiarty, T. (2018). Karakterisasi Metil

Selulosa Yang Disintesis Dari Kulit Jagung (Zea Mays). PENDIPA

Journal of Science Education, 2(1), 117-122.

file:///C:/Users/HP/Downloads/4427-8093-1-SM.pdf

- Vaniarta. 2014. Laporan Perubahan Titik Didih dan Titik Beku (Sifat

Koligatif Larutan). Tersedia dalam:

https://www.scribd.com/doc/220250145/Laporan-Perubahan-Titik-Didih-

dan-Titik-Beku-Sifat-Koligatif-Larutan

5.4. Perubahan Wujud Zat

5.4.1. Tujuan Praktikum

Untuk menegetahui perubahan wujud yang terjadi pada suatu zat.

5.4.2. Prinsip Praktikum

Berdasarkan proses perubahan sifat fisik suatu zat yang diakibatkan

oleh adanya peningkatan suhu sehingga terjadi perubahan wujud zat.

5.4.3. Alat dan Bahan Praktikum

Alat :

- Gelas Kimia - Kaki Tiga

- Kawat Kassa - Spatula


- Kaca Arloji

- Bunsen

Bahan :

- Iodine

MSDS
Tabel 2. MSDS Iodine

5.4.4. Rumus Praktikum

5.4.5. Reaksi Percobaan

5.4.6. Percobaan Praktikum


5.4.7. Hasil Pengamatan

Tabel 4. Hasil Pengamatan Percobaan Perubahan Wujud Zat

Sampel Iodine
Deskripsi Pertama Iodine berwarna abu-abu metalik dan bentuknya serbuk

Deskripsi Kedua Iodine dipanaskan dan menjadi gas atau uap berwarna
ungu

Deskripsi Ketiga Iodine mengalami perubahan wujud menjadi kristal

warna hitam metalik dengan proses

Pengkristalan

5.4.8. Pembahasan
Dari hasil pengamatan pada percobaan perubahan wujud zat dapat

diketahui bahwa zat yang diamati perubahan wujudnya adalah sampel iodine.

Sampel iodine berupa kristal yang berwarna abu-abu metalik pada saat

dipanaskan terjadi perubahan wujud yaitu menyublim yang di mana dari wujud

padat menjadi wujud gas berwarna ungu . Dilakukan pemanasan kembali hingga

terjadi pembentukan kristal yang berwarna hitam pada kaca arloji. Mekanisme

menyublim yaitu proses dimana molekul yang semula saling berdekatan menjadi

saling terpisah dengan adanya energi panas.

PR

1. Apa yang dimaksud dengan sifat fisik zat?

Sifat fisik zat adalah segala aspek dari suatu zat yang dapat diukur atau

dipersepsikan tanpa harusmengubah identitasnya.

2. Gambarkan dan jelaskan diagram fasa air!

Garis tekanan 1 atm memotong garis TB dan TC masing-masing pada titik

M dan N. Pada titik M tejadi kesetimbangan fasa padat-cair, yaitu pada

suhu 0℃ dan pada titik N terjadi kesetimbangan cair-gas. Dengan


demikinn diketahiii bahwa pada tekanan 1 atm, tit& beku air 0℃ dan titik

didihnya 100℃

3. Apa yang di maksud dengan sifat instrinsik dan ekstrensik ?

Sifat intrinsik adalah sifat utama yang dimiliki oleh bunyi. Sifat ekstrinsik

adalah sifat sekunder bunyi, yang hanya muncul jika ada hal lain yang

mendahuluinya (Mahawati, 2021).

5.4.9. Aplikasi Bidang Pangan

- Pembentukan busa pada putih telur yang dikocok

- Proses Penyimpanan Pangan Pada Suhu Rendah

- Cara penyajian maknanan pada orang Sunda di Jawa Barat

5.4.10. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada perubahan wujud zat dapat

disimpulkan bahwa sampel kristal iodine berupa kristal padatan berwarna abu-

abu metalik . Pada saat dipanaskan sampel mengalami proses penyubliman

yaitu dari wujud padat berubah menjadi wujud gas berwarna ungu. Saat

dilanjutkan pemanasan sampel terbentuk kristal berwarna hitam.

Daftar Pustaka

- Eni Mahawati, d. (2021). Penyakit Berbasis Lingkungan. Yayasan Kita

Menulis: Medan.

- Heryanti, Silvyera. 2013. LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA

DASARSIFAT FISIK ZAT. Tersedia Dalam :

https://www.scribd.com/embeds/249402781/content?
start_page=1&view_mode=scroll&acces_key=key-fFexx7r1bzEfWu3HKwf (Diakses

pada : 12 Desember 2021)

- Hardeli, S Syukuri.2013. KESETIMBANGAN FASA. Universitas

Negeri Padang

- Jhauharotul, Rosalina, Widya. Buku Kimia Fisik Pangan. Malang: UB

Press

https://books.google.co.id/books?

hl=id&lr=&id=F8tTDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA2&dq=aplikasi+bidang

+pangan+perubahan+wujud+zat&ots=kA6pVlAWAH&sig=Ems0WdEgo

zbh3VNRBtml6_T_BBA&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

- Nurul Asiah, ST, MT, Laras Cempaka, S.Si, MT, Dr. Kurnia Ramadhan,

Stephanie Hoseva Matatula, S.TP. Prinsip Dasar Penyimpanan Pangan

Pada Suhu Rendah.

https://www.google.com/books?

hl=id&lr=&id=_UIQEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=fungsi+perubah

an+wujud+zat+dalam+pangan&ots=wuS4vsBm5x&sig=zcly0mKFi6nV_

YdYOgsGeuIqDOM

- Yetti Herayati, Nia Masnia, Titi Haryanti. Makanan: Wujud, Variasi

dan Fungsinya Serta Cara Penyajiannya.

https://www.google.com/books?

hl=id&lr=&id=hi4yCwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=fungsi+perubaha

n+wujud+zat+dalam+pangan&ots=3i0W4C3J-

z&sig=JRnyHr4HE_h8rLZGSTlcAwTUHCo
5.5. Termokimia

5.5.1. Tujuan Praktikum

Untuk mempelajari bahwa setiap reaksi kimia selalu disertai dengan

perubahan energi, perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan

percobaan yang sederhana, dan reaksi kimia dapat berlangsung secara

eksoterm atau endoterm.

5.5.2. Prinsip Praktikum

Prinsip percobaan termokimia, yaitu berdasarkan :

• Hukum Hess : “Kalor yang dibebaskan atau diserap tidak bergantung

pada jalannya reaksi, tetapi hanya bergantung pada keadaan aawal dan

akhir”

• Hukum Black : “Kalor yang diserap akan sama dengan kalor yang

dilepas”

Hukum Lavoisier : “Setiap reaksi kimia, massa zat yang bereaksi sama dengan

dan massa produk reaksi”.

5.5.3. Alat dan Bahan Praktikum

Alat :

- Gelas Kimia - Kawat Kassa

- Thermometer - Bunsen

- Kaki Tiga - Cup

Bahan :

- Aquadest - Etanol

- CuSO₄ - HCl
- Serbuk Zn - NaOH

MSDS

Tabel 3. MSDS
5.5.4. Rumus Praktikum

A. Penentuan Ketetapan Kalorimeter


Keterangan :

𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1 𝑔/𝑐𝑚3

𝐶 = 4,2 𝐽 𝑔−1𝐾−1

𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

𝑇𝑐 = 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

𝑇𝑑 = 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛

𝑇𝑝 = 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠

B. Penentuan Kalor CuSO4 + Zn

Keterangan :
𝑐𝑐𝑎𝑚𝑝 = 3,52 𝐽𝑔−1𝐾−1
𝑚 𝑍𝑛 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑍𝑛
𝐴𝑟 𝑍𝑛 = 65,39
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑢𝑆𝑂4
𝑀𝑜𝑙 𝑍𝑛 = 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝐴𝑟
m CuSO4= 𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉 / 1000
𝑚 𝐶𝑎𝑚𝑝 = 𝑚 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 𝑚 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 + 𝑚 𝑍𝑛

C. Penentuan Kalori Etanol + Air

Keterangan :

TA = suhu akhir

TM = suhu mula-mula

𝑚𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡

𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙

𝐶𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 4,2 𝐽𝑔−1𝐾−1


𝐶𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 1,92 𝐽𝑔−1𝐾−1

Mr etanol = 46

𝜌𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 0,7893 𝑔/𝑐𝑚3

mol etanol :

1. m (gram) = ρetanol x Vetanol

2. mol etanol = 𝑚(g𝑟𝑎𝑚) / 𝑀𝑟 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜l

D. Peenentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH

Keterangan :

m camp = V HCl + V NaOH

ρ NaCl = 1,03/cm3

Ccamp = 3,96 J g -1K -1

Mr NaCl = 58,5
mol NaCl :

1. m (gram) = ρ NaCl x V(mcamp)

2. mol etanol = 𝑚(g𝑟𝑎𝑚) / 𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙

5.5.5. Reaksi Percobaan

5.5.6. Percobaan Praktikum

A. Penentuan Ketetapan Kalorimeter

B. Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(l)


C. Peenentuan Kalor Etanol Dalam Air

D. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH


5.5.7. Pembahasan

A. Penentuan Ketetapan kalorimeter

N x(t) y(T) x² XY
1 1 314 1 314
2 2 311 4 622
3 3 314 9 942
4 4 314 16 1256
5 5 313 25 1565
6 6 313 36 1878
7 7 313 49 2191
8 8 313 64 2504
9 9 312 81 2808
10 10 313 100 3130
∑n = 55 ∑X = 55 ∑Y = 3130 ∑X2 = 385 ∑XY = 17210

a = 313.33
b = 0,0606
yn = a + b x n
= 312,724
y1 = 313,27
y2 = 313,21
y3 = 313,15
y4 = 313,09
y5 = 313,03
y6 = 312,97
y7 = 312,91
y8 = 312,85
y9 = 312,79
y10 =312,73
m.aquadest = 40
Tc = 313,5

Td = 25°C = 298K

Tp = 77°C = 350K

Q1 =2604 J

Q2 =6132 J

Q3 =3528 J

K = 227,612 J/K
B. Penentuan Kalor CuSO4 + Zn

N x(t) y(T) x² XY
1 0.5 329 0.25 164.5
2 1 328 1 328
3 1.5 329 2,25 493.5
4 2 331 4 662
∑n = 10 ∑X = 5 ∑Y = 1317 ∑X2 = 7.5 ∑XY = 1648

a = 327,5
b = 1,4
yn = a + bxn

Δ T1j = 31,5 k
Tc =329.5
Td = 25°C = 298 K
mCuSO4 = 6,4
mol Zn = 0,03 mol
Q4 = 7169.715 J
Q5 = 3148,992 J
Q6 = 10318,707 J
ΔH = 343956,9 J/K
C. Penentuan Kalor Etanol + Air

N X(t) Y(T) x² XY
1 0.5 302 0,25 151
2 1 302 1 302
3 1.5 302 2,25 453
4 2 303 4 606
5 2.5 303 6,25 757,5
6 3 304 9 912
7 3.5 303 12,25 1,060.5
8 4 304 16 1,216
∑n = 36 ∑X = 18 ∑Y = 2423 ∑X2 = 51 ∑XY = 5458

a = 301,535
b = 0,5952
yn = a + bxn

Δ T2j =1K
TA = 303 K
TM = 302 K
m aquadest = 30 g
c aquadest = 4,2 J/g-1
m etanol = 23,679
c etanol = 1,92 J/g-1K-1
mol etanol = 0,51 mol
Q7 = 126
Q8 = 45,4637
Q9 = 227,61
Q10 = 399,07 J
ΔH = 782,49 kj/mol
D. Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH

N X(t) Y(T) x² XY
1 0.5 308 0,25 154
2 1 308 1 308
3 1.5 308 2,25 462
4 2 308 4 616
5 2.5 308 6,25 770
6 3 308 9 924
7 3.5 308 12,5 1078
8 4 308 16 1232
9 4.5 308 20,25 1386
10 5 308 25 1540
∑n = 55 ∑X = 27,5 ∑Y = 3080 ∑X2 = 9625 ∑XY = 8470

a = 308
b=0
yn = a + bxn
Δ T3j =0
TA =308
TM = 308
m HCl = 20 x 1,1 = 22 g
m NaOH = 20 x 2,13 = 42,6
m.campuran = 64,6
c.campuran = 3,96 J/g-1k-1
Q11 =0J
Q12 =0J
Q13 =0J
ΔH = 0 J/K

5.5.8. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan ketetapan kalorimeter dengan

menggunakan 20mL aquadest dengan sebagai suhu dingi (Td) dan 20mL
aquadest lainnya yang dipanaskan (Tp) lalu dicampurkan keduanya dan dihitung

suhunya selama 10 menit dengan interval waktu 1 menit sekali. Diperoleh bahwa

perbedaan suhu yang terjadi stabil. Dari hasil percobaan tersebut dalam tabel

dipergunakan untuk menghitung nilai a dan nilai b yang digunakan untuk

mencari nilai yn atau suhu – suhu yang terjadi dalam interval 10 menit tersebut.

Diperoleh nilai a sebesar 313,33 dan b sebesar -0,0606 dan pada perhitungan yn

menggunakan rumus diperoleh grafik yang stabil. Setelah mendapat nilai

koordinat y selanjutnya adalah mencari nilai Q1 dengan rumus m x c x (Tc-Td).

Tc adalah 313,5 K. Digunakan prinsip hukum hess yang menyatakan bahwa

kalor yang dibebaskan atau diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi

hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir. Sedangkan Td adalah 298K.

Didapatkan Q1 sebesar 2604 J, lalu Q2 sebesar 6132 J dan Q3 sebesar 3528 J.

Pada percobaan kedua dilakukan percobaan penentuan kalor CuSO4 + Zn.

Dilakukan selama 2 menit dengan interval waktu selama 0,5 menit sekali. Cara

perhitungan a dan b sama seperti percobaan pertama. Diperoleh nilai a sebesar

327,5 dan nilai b sebesar 1,4. Dalam percobaan ini diperoleh suhu sebesar 329

kelvin, kemudain turun menjadi 328 kelvin, naik kembali menjadi 329 kelvin.

Hingga keadaan akhirnya sebesar 331 kelvin, maka suhu setimbangnya adalah

330 kelvin berdasarkan penjumlahan suhu awal dan suhu akhir lalu dibagi dua.

Pada perhitungan koordinat suhu berdasarkan teori didapatkan bahwa yang

terjadi adalah kenaikan suhu pada keadaan terakhir. Q4 diperoleh dengan cara K

x ∆ T1j didapatkan sebesar 7169,715 J, dan Q5 diperoleh dengan cara

mcampuran x Ccampuran x ∆ T1j. Massa suatu unsur diperoleh dengan cara (M


x Mr x V)/ 1000 didapatkan massa 6,4 gram. Maka hasil perubahan nilai H

adalah 343956,9.

Percobaan ketiga adalah penentuan kalor Etanol + Air, menggunakan 15

mL aquadest dan 30mL etanol yang masing-masing diukur suhunya sebelum

dicampurkan. Suhu aquadest yaitu 27oC atau 300 K dan suhu etanol 27oC atau

300 K. Pada percobaan ini dilakukan pengamatan perubahan suhu selama 4

menit dengan interval waktu selama 0,5 menit. Perubahan suhu yang terjadi

kisaran 1K Diperoleh nilai a sebesar 301,535714 dan nilai b sebesar 0,595238.

Pada perhitungan yn menghasilkan grarfik yang terus mengalami penurunan,

sedangkan pada garis berdasarkan praktikum diperoleh hasil stabil mengalami

kenaikan. Mencari Q7 dapat dilakukan dengan cara maquadest x Caqudest x ∆

T2j sehingga diperoleh nilai Q7 sebesar 126 J dan Q8 adalah metanol x Cetanol x

∆ T2j yaitu sebesar 45,46368 J dan Q9 sebesar 227,61 dengan cara K x ∆ T2j.

Serta Q10 adalah Q7 + Q8 + Q9 yaitu sebesar 399,07368 J. Q10 digunakan

untuk menccari ∆H. Pada percobaan keempat digunakan untuk penentuan

kalor penetralan HCl + NaOH. Pada percobaan ini dilakukan selama 5 menit

dengan interval waktu 0,5 menit, sehingga totalnya 10 percobaan kali

perhitungan suhu. Namun, saat melakukan percobaan ini tidak terdapat

perubahan suhu. Didapatkan nilai a sebesar 308 dan nilai b sebesar 0. Pada saat

perhitungan yn didaparkan sebesar 308. Nilai Q11 didapatkan dengan cara

mcampuran x Ccampuran x ∆ T3j dengan hasil sebesar 0 J. Nilai Q12 didapatkan

dengan cara K x ∆ T3j dengan hasil sebesar 0 J dan nilai Q13 didapatkan dengan

cara Q11 + Q12 dengan hasil sebesar 0 J.


PR

1. Apa yang dimaksud dengan termokimia?

Termokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan

antara kalor(energi panas) dengan reaksi kimia atau proses-proses yang

berhubungan dengan reaksi kimia.

2. Sebutkan prinsip dasar kalorimeter!

Prinsip kalorimeter adalah menggunakan wadah yang memiliki sifat

bahan isolator untuk mengukur perubahan suhu reaksi dan memperkirakan

kapasitas kalor yang dapat digunakan untuk memperkirakan kalor reaksi

dengan cukup baik.

(Akbar.,Saeful. 2019)

3. Apa yang dimaksud dengan adiabatik dan isotermik?

Proses Adiabatik adalah suatu proses dimana tidak ada kalor yang

dibiarkan ke dalam atau keluar sesitem (Q = 0).

Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi

perubahan-perubahan didalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi

berlangsung dalam suhu konstan, proses inidinamakan proses isotermik.

5.5.9. Aplikasi Bidang Pangan

- Penenentuan kapasitas produksi hydrogen dari perengkahan air

berdasarkan distributor RGTT

- Pemanfaatan eceng gondok (Eichornia Crassipes) menjadi bahanbakar

nabati dengan proses termokimia


- Pengembangan teknologi produksi minyak kenari (Canarium indicum)

menjadi bahan baku industry

- Proses fermentasi susu yang dibuat keju

- Proses fermentasi kedelai yang dijadikan tauco

5.5.10. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, pada percobaan penentuan ketetapan

kalorimeter diperoleh nilai k sebesar 227,61, Q1 sebesar 2604 J, Q2 sebesar 6132

J, Q3 sebesar 3528 J dan Tc sebesar 313,5 K. Pada percobaan penentuan kalor

CuSO4 + Zn termasuk reaksi Endoterm dan dihasilkan Q4 sebesar 7169,715 J, Q5

sebesar 3148,992 J, dan Q6 sebesar 10318,707 J. Serta perubahan nilai H sebesar

343956,9. Pada percobaan kalor etanol + air merupakan reaksi endoterm dengan

dihasilkan Q7 sebesar 126 J, Q8 sebesar 45,463 J, dan Q9 sebesar 227,61 J yang

didapat dari K x ∆ T2j dengan perubahan nilai T2j, karena perubahan nilai T2j

nya 1 K maka maka diperoleh nilai a sebesar 301,535714 dan nilai b sebesar

0,595238. Dan pada percobaan HCl + NaOH didapatkan suhunya stabil,

dikarenakan merupakan reaksi penetralan.

Daftar Pustaka

- Amalia Sudarmo, Nata. 2014. ANALISIS KEMAMPUAN

BERARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMAN 1 JEMBER PADA

KONSEP TERMODINAMIKA. Tersedia Dalam :

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/86585/Nata

%20Amalia%20Sudarmo-%2040210102100_.pdf?sequence=1https://

www.scribd.com/embeds/278403449/content?
start_page=1&view_mode=scroll&acces_key=key-

fFexx7r1bzEfWu3HKwf

- Bahri, S. (2016). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes)

Menjadi Bahanbakar Nabati Dengan Proses Termokimia. JURNAL

PEMBELAJARAN FISIKA, 4(5), 690-700.

http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/view/3716

- Doloksaribu, Florida, Gombo, Werima & Yogo Suaka, Irwandi. 2020.

Konstruksi Bahan Ajar Kimia SMA Konteks Termokimia Berbasis

Environment Discovery Learning untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan

- Huda, N. (2014). Penentuan Kapasitas Produksi Hidrogen Dari

Perengkahan air Berdasarkan Distribusi Kalor RGTT-

Kogenerasi. SIGMA EPSILON-Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan

Reaktor Nuklir, 17(2).

http://jurnal.batan.go.id/index.php/sigma/article/view/1345

- Rahman, H. (2018). PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI

MINYAK KENARI (Canarium indicum) MENJADI BAHAN BAKU

INDUSTRI.

https://osf.io/preprints/inarxiv/zgjrd/

- Rosiata. E. 2013. Laporan Praktikum Termokimia. Bandung:

Universitas Pasundan.

https://www.slideshare.net/ernaliarosita/laporan-praktikum-termokimia-

30603977
Lampiran

Lampiran 2. Perhitungan Penentuan Ketetapan Kalorimeter

Lampiran 3. Perhitungan Penentuan Kalor CuSO4 + Zn


Lampiran 4. Perhitungan Penentuan Kalor Etanol + Air

Lampiran 5. Perhitungan Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH


Lampiran 6. Grafik Ketetapan Kalorimeter

Lampiran 7. Grafik Penentuan Kalo CuSO4 + Zn


Lampiran 8. Penentuan Kalor Etanol + Air

Lampiran 9. Grafik Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH

Anda mungkin juga menyukai