Anda di halaman 1dari 63

KESETIMBANGAN FASA &

DIAGRAM FASA

1
KESETIMBANGAN FASA
& DIAGRAM FASA
Sistem : suatu zat atau campuran yang diisolasikan dari
zat-zat lain dalam suatu wadah yang inert, untuk
diselidiki pengaruh perubahan T,P dan konsentrasi
terhadap zat tersebut
Fasa ; bagian dari sistem, yang fisiknya berbeda dan
dapat dipisahkan secara mekanik, misal secara filtrasi,
dekantasi atau sedimentasi
Misal : sistem air, air dan garam, gas, dsb.
2
Perhatikan diagram fasa Zat X dibawah . Pada P dan T
tertentu, titik A, B, dan C, dua fasa berada dalam
kesetimbangan.

C
T
3
P

Ukuran kesetimbangan
menggunakan besaran- B
A
besaran Intensif. Besaran-
besaran intensif tersebut
adalah ; T, P C

dan µ
T
Bila dua fasa berada dalam kesetimbangan
(misalnya es dan air) keduanya harus
mempunyai suhu dan tekanan yang sama
4
Aturan Fasa
a. Fasa (P)
Fasa adalah : bagian sistem yang seragam atau
homogen diantara keadaan
submakroskopisnya, tetapi benar-benar
terpisah dari bagian sistem yang lain oleh
batasan yang jelas dan baik.
Campuran padatan atau 2 cairan yang tidak dapat
bercampur, dapat membentuk fasa terpisah, sedangkan
campuran gas-gas adalah satu fasa karena sistemnya
yang homogen. Simbol umum untuk jumlah fasa = P.
5
b. Komponen (C)
Jumlah komponen dalam suatu sistem adalah
jumlah minimum dari “variabel bebas pilihan”
yang dibutuhkan untuk menggambarkan komposisi
tiap fase dari suatu sistem

c. Derajat Kebebasan (F = varian)


Derajat kebebasan suatu sistem ialah, jumlah
terkecil variabel bebas (tekanan, suhu,
konsentrasi berbagai fasa) yang harus dipilih
agar variabel intensif dapat ditetapkan. F = 0
invarian, F = 1 univarian, F = 2 bivarian dan
seterusnya 6
d. Aturan Fasa Gibbs
J. Willard Gibbs mendapatkan hubungan antara
Jumlah derajat kebebasan (P, T dan komposisi) (F)
Jumlah komponen dalam sistem (C)
Jumlah fasa dalam sistem (P)

Hubungan F =C+
ketiganya 2–dengan
disebut P Aturan fasa
GIBBS
Aturan ini menyatakan bahwa untuk kesetimbangan
apapun dalam sistem tertutup, jumlah variabel bebas ,
(derajat kebebasan F), sama dengan jumlah komponen C
ditambah 2 dikurangi jumlah fasa P.

7
Misal, untuk gas murni hanya ada satu
komponen dalam sistem tersebut, sehingga C
= 1. Juga hanya ada satu fasa dalam sistem,
sehingga p=1
Maka berdasarkan aturan fasa F=2 , artinya
diperlukan dua variabel untuk dapat
mendefinisikan secara sempurna keadaan
sistem gas murni tersebut
Kedua variabel tersebut misalnya tekanan
dan temperatur
Contoh 1.
Berapa fasa yang ada
pada kesetimbangan berikut;
CaCO3(s) <===> CaO(s) + CO2(g)
Jawab;
Dalam persamaan, dua padatan (CaCO3 dan CaO)
mempunyai struktur yang berbeda dan terpisah
oleh batasan yang jelas, maka seluruhnya ada 3
fasa (dua padat, satu gas)
9
Contoh 2.
Sebuah gunung es mengapung
di danau. Bila dianggap, danau,
gunung es dan atmosfer sebagai suatu
sistem, berapa jumlah fasa yang ada.

Jawab:
Gunung es adalah bentuk padat dari air,
danau adalah larutan air dan atmosfer
terdiri dari uap air dan gas-gas lainnya,
maka ada tiga fasa (padat, cair, gas)
10
Contoh 3.
Dari persamaan reaksi,
CaCO3(s) ↔ CaO(s) + CO2(g)
carilah jumlah komponennya.
Jawab;
Untuk komponen ada aturannya :
komponen -1 atau C – 1.
Dari pers. ada 3 zat yang berbeda secara
kimia, CaCO3, CaO dan CO2. Tapi sistem
berada dalam kesetimbangan hingga jumlah
komponen adalah dua
Contoh 4.
Hitunglah jumlah komponen pada contoh 2,
jika atmosfer hanya mengandung uap air
Jawab;
karena secara kimia, danau, gunung es
dan atmosfer hanya terdiri dari satu
macam zat(H2O) maka hanya ada satu
komponen yaitu H2O.
Contoh 5.
Tentukan derajat kebebasan dalam sistem
pada contoh 1,
F=C–P+2
F =2–3+2 = 1, sistem merupakan univarian
12
Dari gambar 3 dibawah, hitunglah jumlah
derajat kebebasan pada titik yang berlabel
1,2,3
b c
2 L
1 atm
1 2
1

s
0 3 1
2
g
P
a
Tm Tb

T
Gambar 3.
13
Diagram fasa sistim satu komponen
Persamaan Clapeyron
Persamaan Clapeyron menggambarkan variasi
tekanan dengan temperatur pada keadaan
setimbang
Bila dua fasa,  dan , dari suatu zat murni
berada dalam kesetimbangan, pada P dan T
tertentu keduanya mempunyai potensial kimia
ataupun energi Gibbs molar yang sama :

G  G ….. 1

14
Bila suhu diubah pada tekanan tetap, atau
sebaliknya, salah satu fasa akan menghilang,
namun bila suhu dan tekanan diubah sedemikian
rupa, hingga potensial kimia kedua fasa sama,
kedua fasa tersebut akan tetap berada bersama.

Jadi, bila suhu dan tekanan diubah


sedangkan kesetimbangan dijaga, maka akan
diperoleh :
….. 2
dG  dG 
Karena G bergantung pada P dan T saja, persamaan
(2) dapat ditulis;

 G   G   G    G  
  dP    dT   dP    dT
 P  T  T  P  P T  T  P …… 3

Dari persamaan dasar sistim tertutup:


 G   G 
    S , sedangkan   V
 T  P  P T

Maka hasil substitusi pers. dasar ke pers (3)


adalah ;
V dP  S dT  V dP  S  dT
16
atau
dP S   S  S H
   ……… 4
dT V  V V TV
…..pers. Clapeyron
Persamaan Clapeyron dapat digunakan untuk
penguapan, sublimasi, peleburan ataupun transisi
antara dua fase padat.
Entalpi sublimasi, peleburan dan penguapan pada
suhu tertentu berhubungan, sbb:
H sub  H lebur  H uap
17
Contoh
Hitunglah perubahan tekanan per derajat pada
kesetimbangan padat-cair dari air pada titik
bekunya jika diketahui :
d ( es )  0,9168kgdm3 , dan d ( air )  0,9998kgdm3 .
S ( lebur )  22 JK 1mol 1
dP S
Penyelesaian: 
dT V
V( es ) 
18grmol 10
1 3
kgg 1 
 19,634 x10 3 dm 3 mol 1
0,9168kgdm 3

V( air ) 
18grmol 101 3
kgg 1 
 18,004 x10 3 dm 3 mol 1
0,9998kgdm 3
18
Untuk perubahan volume es menjadi volume
air, perubahan tekanan, dp , dapat ditulis
menjadi,  
S (lebur )
P    T  
V  V 
 ( air ) ( es ) 

 22 JK mol   1K 
1 1

18,004  19,634 x10 dm mol
3 3 1

maka didapatkan perubahan tekanan dp sebesar :


 13,494 x10 3 Jdm 3  13,494 x10 6 Nm 2
 133atm
19
Integrasi Persamaan Clapeyron
Integrasi terhadap pers. Clapeyron pada
kesetimbangan bermacam fase dapat dilakukan.
Pada kesetimbangan padat-cair dapat ditulis sebagai :

dp H lebur
 ……… 1
dT Tm Vlebur
Hasil integrasinya :

H lebur T '
p2  p1  ln m
…2
Vlebur Tm 20
Dengan asumsi ΔH lebur dan ΔV lebur tidak
tergantung pada perubahan suhu, maka

H lebur T
p2  p1 
Vlebur Tm …3

ΔT adalah perubahan titik leleh, dan relatif


kecil dibandingkan terhadap besarnya titik
leleh.

21
Persamaan Clausius-Clapeyron
Pers. Clausius-Clapeyron menghubungkan variasi
tekanan dan suhu pada fase terkondensasi dengan
kesetimbangan uap
Clausius menunjukkan bahwa untuk penguapan
dan sublimasi, persamaan Clapeyron dapat
disederhanakan
Clausius mengandaikan :
 uap mengikuti hukum gas ideal
 volume cairan diabaikan(dianggap Vl << dari Vv)
 Ganti Vv dengan RT/P , maka diperoleh:
dP H (uap ) PH ( uap )
  2 …… 1
dT TVv RT
Persamaan ini dimodifikasi menghasilkan:

dP  P  H ( uap ) ……2
 d ln    2
dT
P P  RT
P+ = tekanan yang digunakan. Persamaan terakhir
diintegrasi dengan anggapan bahwa ΔHuap tak
bergantung pada suhu dan tekanan, akan
dihasilkan:
 P H (uap )
  P  
2
d ln  T dT
 R
H (uap)
……3
 P 
ln     C
P  RT 23
Jika persamaan dialurkan antara ln P/P+ versus 1/T,
didapatkan grafik berupa garis lurus dengan
kemiringan -ΔH(uap)/R dan titik potong dengan sumbu
= C → suatu tetapan integrasi
Bila integrasi dilakukan antara dua batas, P1 pada T1
dan P2 pada T2 sbb :
P2 / P  P  H (uap) T2

P1 / P 
d ln   
P  R
T1
T  2 dT

PP2  HH( uap )  11  11


maka lnln 2   
( uap ) 

PP
1 
1 
RR  TT2  TT1 
 2  1  ……… 4
PP2  HH( uap )  T
 T 1
2 TT
lnln 2 ( uap ) 2 1

PP
1 
1 
RTRT 1TT 2
1 2
24
Dengan menggunakan persamaan diatas,
kalor penguapan atau sublimasi dapat
dihitung dengan dua tekanan uap pada dua
suhu yang berbeda

Bila entalpi penguapan suatu cairan tidak


diketahui, harga pendekatannya dapat
diperkirakan dengan menggunakan aturan
Trouton yaitu:
Entropi penguapan molar pada titik didih
standar (mendidih pada tekanan 1 atm) adalah
tetap dan besarnya lebih kurang 88 J K -1 mol-1
25
HH(uap ) 11 11
SS(uap )  ( uap ) 88
88JK
JK mol
mol …… 5
( uap ) TTb
b

……..Aturan Trouton

Berbagai cairan mempunyai entropi


penguapan yang sama pada titik didihnya,
asalkan tidak terjadi asosiasi maupun
disosiasi selama penguapan
26
Contoh 1.
Hitung panas sublimasi CO2 padat dari data
berikut:
P(mmHg) 10 40 100 400 760
t(oC) -119,5 -108,6 -102,2 -85,7 -78,2

Penyelesaian: PP2  H H 


T 2 
T TT1  
Gunakan hubungan lnP 2 RT 2T 1
ln
 P1 
1  RT11T22

27
Atau dapat juga dihitung dari kemiringan
garis , jika ln P diplot terhadap 1/T

22,303
,303 RT
RT 1TT PP2
HHsub  2
1 2 log
log 2
sub TT2 TT1 PP1
 1mol 1 153,5 K 174,4 K 
2 1 1


 
2 ,
2303
, 
303  
8 ,
8316
,316JK
JK
1
mol
1
  153 ,5 K  174, 4 K log
40
40mmHg
mmHg
174  log10mmHg
174,4  153,5 K
, 4  153 ,5 K 10mmHg
1 1
13018, 44 Jmol 1  13,018kJmol 1
13018,44 Jmol  13,018kJmol

28
Contoh 2.
Hitunglah tekanan uap toluen pada 100 oC bila
toluen dianggap mengikuti hukum Trouton dan titik
didih normalnya adalah 110,62 oC
H ( uap )
Gunakan persamaan: S (uap ) 
Tb
untuk menghitung panas penguapan molar,
dan persamaan :  P2  H  T2  T1 
ln  
 P1  RT1T2

untuk menghitung tekanan uap pada 100 oC


29
Penyelesaian:
HH(uap ) SS(uap ) xT
( uap ) ( uap ) xT bb
 
87,
8786
,86JK
JK
11
mol 11
mol 
 
383 ,62
383, KK 
62

33704 ,85
33704,85 Jmol Jmol 11


PP2 33704
33704 ,85
,85Jmol
Jmol
11
 11 11  11
log1atm 
log   KK
 11 

2

1atm  22,303
,303 88,316

11 
,316JK
JK mol mol 383 383,62
,62 373
373

 
33704
33704 ,85
,85 
10
10,2,2 
 22,303
,30388,316
,316383 ,62373
383,62 373 
00,1306
,1306
PP2 ee00,1306
,1306  0,74atm
 0,74atm
2
30
Kuis (18Mei 2013)
1. Sebutkan 3 tahap dasar pada reaksi menuju keadaan setimbang !
2. Sebutkan Faktor-faktor yang dapat menyebabkan koloid
terkoagulasi
3. Jika harga Kc < Q pada suatu reaksi kimia, maka reaksi akan
cenderung kearah……..
4. Sebutkan 5 macam sifat-sifat koloid
5. Kapan keadaan setimbang tercapai pada suatu reaksi kimia ?
6. Sebutkan 3 faktor yang dapat merobah kesetimbangan !
7. Nilai konstanta kesetimbangan, Kc, pada reaksi N2O4(g) <===>
2NO2(g) adalah 4,63 x 10 -3. Berapa nilai Kc untuk reaksi
pembentukan N2O4(g) dari NO2(g)
Jawaban Kuis
1. 3 tahap dasar pada reaksi menuju keadaan setimbang :
a. Pencampuran awal
b. Daerah Kinetik
c. Daerah Kesetimbangan
2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan koloid terkoagulasi
a. Perubahan suhu.
b. Pengadukan.
c. Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
d. Pencampuran koloid positif dan koloid negatif
3. Jika harga Kc < Q pada suatu reaksi kimia, maka reaksi akan
cenderung kearah : kiri
4. 5 macam sifat-sifat koloid : Efek Tyndall, gerak Brown,
adsorpsi, elektroforesis, ukuran partikel 10 A - 10.000A
5. Keadaan setimbang pada suatu reaksi kimia tercapai Jika
 Laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar
 Konsentrasi reaktan dan produk tetap konstan
6. 3 faktor yang dapat merobah kesetimbangan
 Konsentrasi
 Suhu
 Tekanan
7. Nilai Kc untuk reaksi pembentukan : 2NO2(g)
<===> N2O4(g) => Kc = 1 / 4,63 x 10 -3 = 0,216 x 103
Diagram Fasa
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk
menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu dan
tekanan
Dalam diagram fasa, diasumsikan bahwa zat tersebut
diisolasi dengan baik dan tidak ada zat lain yang
masuk atau keluar sistem.
Pemahaman tentang diagram fasa akan terbantu
dengan pemahaman hukum fasa Gibbs, hubungan
yang diturunkan oleh fisikawan-matematik Amerika
Josiah Willard Gibbs (1839-1903) di tahun 1876.
Sebagai contoh khas, diberikan diagram fasa air

Gambar 4. Diagram fasa air 35


F = C + 2– P
Sistem satu komponen
Diagram fase air Pada daerah padat
murni/cairan
B A murni/uap murni (1
fase), F = 2 (sistem
Tekanan uap bivarian)
(mmHg)
CAIR
PADAT Pada sepanjang garis
(2 fase), F =1 (sistem
univarian)
4,58 O UAP Pada titik triple (O) (3
C fase), F = 0 (sistem
invarian)
0,0098 Suhu (OC)

OA : Kurva tekanan Uap OB : Kurva titik leleh


OC : Kurva Sublimasi
Dalam titik tertentu di diagram fasa, jumlah derajat
kebebasan adalah 2 - yakni suhu dan tekanan;
Bila dua fasa berada dalam kesetimbangan-
sebagaimana ditunjukkan dengan garis yang
membatasi daerah dua fasa- hanya ada satu derajat
kebebasan,bisa suhu atau tekanan.
Pada titik tripel, ketika terdapat tiga fasa tidak ada
derajat kebebasan lagi.
Kemiringan yang negatif pada batas padatan-cairan
memiliki implikasi penting. Bila tekanan diberikan
pada es, es akan meleleh dan membentuk air.

37
Sebaliknya, air pada tekanan 0,0060 atm berada
sebagai cairan pada suhu rendah, sementara pada suhu
0,0098 °C, tiga wujud air akan ada bersama. Titik ini
disebut titik tripel air. Tidak ada titik lain di mana tiga
wujud air ada bersama.
Pada titik kritis (untuk air, 218 atm, 374°C), bila
cairan berubah menjadi fasa gas, muncul keadaan
antara (intermediate state), yakni keadaan antara cair
dan gas.

38
Diagram Fasa Untuk Sistem Air

39
Diagram fasa untuk CO2

CO2

40
Diagram Fasa Untuk Sistem Satu Komponen
(Permukaan P–V–T Air)

Contoh perilaku suhu,


tekanan dan volume
pada suatu zat murni,

Tiap-tiap titik pada


permukaan
menggambarkan suatu
keadaan setimbang.
Diperlihatkan proyeksi
permukaan tersebut pada bidang
P – T dan bidang P – V. Pada
permukaan terdapat tiga bidang
berfasa dua: cair-uap, es-uap dan
air-es.
Ketiga bidang itu berpotongan
pada titik triple A. Jadi pada titik
triple, uap, cairan dan padatan
berada dalam keadaan setimbang
Proyeksi permukaan tiga dimensi
pada bidang P–T ditunjukkan di
sebelah kiri
Kurva tekanan uap bermula dari
titik triple A sampai titik kritik B
pada 374 oC dan 218 atm. Kurva
tekanan sublimasi bermula dari titik
triple A sampai titik nol absolut.
Kurva peleburan mulai dari titik
triple, naik dengan dP/dT negatif
bagi air karena air memuai bila
membeku

Kebanyakan zat menyusut kalau


membeku, dan karenanya dP/dT
positif. Harga dP/dT diberikan oleh
persamaan Clapeyron yaitu :
dP/dT = ∆H/T∆V
Bila sistem terdiri dari uap yang setimbang dengan air
(cair), hanya diperlukan harga satu variabel saja
untuk menggambarkan sistem, yaitu suhu atau
tekanan
Sebab pada suhu tertentu hanya terdapat satu tekanan
kesetimbangan dan sebaliknya pada tekanan tertentu
hanya ada satu suhu kesetimbangan
Bila tiga fasa bersama dalam kesetimbangan, F = 0,
dengan demikian untuk sistem satu komponen, ketiga
fasa hanya dapat berada bersama pada suhu dan
tekanan yang khas, sistem seperti ini disebut invarian
Diagram Fasa untuk Sistem
Dua Komponen
Dalam sistem dua komponen, persamaan aturan fasa
menjadi :
F=4–P
Karena paling tidak terdapat satu fasa, maka derajat
kebebasan minimum adalah tiga. Dalam diagram fasa
sistem dua komponen ada terdapat daerah dua fase ,
misal cairan-uap .
Komposisi seluruh sistem dapat dihitung dengan
bantuan ATURAN LEVER.
Aturan Lever
Prosedurnya sebagai berikut: ambil sembarang titik
misalnya “a” dalam daerah dua fasa, gambar garis
horizontal hingga memotong kurva kesetimbangan
cair-uap di l dan v.

T V T10
Perbandingan jumlah fase cair
v a l terhadap fase uap adalah
T20 sebagai :
L nn(cair) aa(uap)
(cair) (uap)
0 1
----------
----------== ------------
------------
xi nn(uap) aa(cair)
(uap) (cair)
Cairan dapat membentuk bermacam-macam jenis
campuran dengan cairan lain. Jadi diagram fasa yang
di dapat berbeda
Gambar; a, b, c adalah diagram fasa cairan-cairan
yang tercampur sebagian (pada tekanan konstan)

Diagram fasa cair-cair


Bila suatu zat yang terlarut ditambahkan ke
dalam pelarut pada temperatur konstan T1,
pada permulaan hanya membentuk satu fasa
Sesudah titik “a”, zat terlarut tidak larut,
tetapi membentuk lapisan lain
sehinggaterbentuk dua fasa, sampai komposisi
titik “b” dicapai dan diperoleh satu fasa lagi
Dalam daerah antara a dan b ada dua fasa
(yang disebut larutan konyugat ) pada waktu
yang bersamaan T1
Bila temperatur meningkat, kelarutan berubah.
Diatas temperatur Tc (temperatur terlarut
bagian atas ), cairan-cairan larut sempurna,
diperoleh satu fasa.
Setiap titik dalam kurva lengkung tadi, adalah suatu titik
keadaan dalam sistem yang terdiri dari dua fasa dan massa
relatif dari dua lapisan diberikan oleh aturan Lever
Contohnya, pada titik keadaan c akan terdapat dua lapisan L1
dari komposisi l1 dan L2 dari komposisi l2. Komposisi relatif
dari dua lapisan menurut aturan Lever yaitu:

mol dari l1 bc
-------------- = ----
mol dari l2 ac

Apabila temperatur meningkat, perbandingan bc/ac meningkat,


Menurut aturan fasa, persamaan: F = C – P +2 menjadi
F = 3 - P dibawah sistem yang sekarang ini (C =1)
Pada sembarang titik diluar kurva, hanya ada satu fasa,
dibutuhkan dua derajat kebebasan ( yaitu temperatur dan
komposisi) untuk menggambarkan sistem secara
sempurna
Di dalam kurva ada dua fasa, derajat kebebasan hanya
satu yaitu bila temperatur ditetapkan
Dengan menggambarkan suatu
garis pengikat, dapat digambarkan
komposisi sistem secara sempurna
dengan bantuan aturan Lever
Diagram fasa cair-uap dari dua cairan
yang saling bercampur

Diagram fasa cair-uap


Diagram fasa pada (b) adalah dua cairan yang larut
secara sempurna dan membentuk larutan nyata
(larutan non ideal)

Daerah diatas dan di bawah


kurva adalah daerah satu fasa
yang mempunyai komponen C1
dan C2 untuk uap dan larutan
cairan dua komponen
Daerah diantara kurva
menggambarkan dua fasa,
cairan dan uap pada
kesetimbangan dengan yang
lainnya
Diagram fasa memperlihatkan variasi titik
didih campuran cairan dengan perubahan
komposisinya
T0A dan T0B adalah titik didih normal
komponen murni-A dan komponen
murni-B, yaitu titik didih maksimum dari
larutan dan titik ini disebut azeotrop
Sistem di atas dan di bawah kurva dapat digambarkan
jika temperatur dan komposisi ditentukan, karena
hanya ada satu fasa
Sedangkan pada daerah di dalam kurva dan pada garis
terdapat dua fasa
Jadi hanya perlu menentukan satu derajat kebebasan
saja untuk menggambarkan sistem secara sempurna.
Diagram fasa cair-uap dari dua cairan
larut sebagian

Diagram fasa cair-uap


Kesetimbangan padat-cair
Diagram fasa kesetimbangan padat-cair
dinyatakan secara umum pada tekanan konstan

Jadi derajat kebebasan


F=3–P
Untuk P = 1, F =2
P = 2, F = 1
P = 3, F = 0

Diagram fasa padat-cair pada tekanan konstan


diberikan oleh gambar (a,b, c, d dan e) dibawah ini
Diagram fasa kesetimbangan padat-cair
Gambar a) adalah diagram fasa ketika dua komponen larut
secara sempurna dalam fasa padat dan cair
Gambar (b) adalah diagram fasa dua komponen yang tidak
larut secara sempurna dalam fasa padat, tetapi larut dalam fasa
cair
Gambar c) adalah diagram fasa yang menunjukkan suatu
pembentukan senyawa stabil antara kedua komponen dan fasa
padat tidak larut satu dengan yang lainnya, dikenal sebagai
pembentukan senyawa yang mempunyai titik didih kongkruen
Gambar d), diagram fasa yang menunjukkan dua komponen
membentuk senyawa tidak stabil yang disebut pembentukan
senyawa yang mempunyai titik didih inkongkruen
Gambar e) diagram fasa yang menunjukkan dua komponen
yang memperlihatkan kelarutan parsial satu dengan yang
lainnya dalam fasa padat
Diagram untuk kesetimbangan padat-cair
ditentukan dengan metoda kurva pendinginan

Kurva ini dibentuk dengan:


Pengambilan suatu padatan dari komposisi
tertentu
Dilelehkan secara sempurna dalam fasa cair
Kemudian dicatat temperatur pada berbagai
waktu sampai sistem memadat sempurna

Jadi kurva pendinginan adalah plot antara temperatur


dan waktu.
Diagram Fasa Untuk Sistem Tiga
komponen
Pada sistem tiga komponen, aturan fasa menghasilkan
F = 5 – P.
Bila suhu dan tekanan tetap, maka : F = 3 – P
Untuk sistem satu fase maka diperlukan dua derajat
kebebasan untuk menggambarkan sistem.
A 100

Cara menggambarkan
sistem tiga komponen c0 0 b
adalah dengan grafik
segitiga

B 0 C 100
100 a
Konsentrasi dinyatakan dalam % berat atau
fraksi mol.
Puncak-puncak dihubungkan ketitik tengah
dari sisi yang berlawanan, yaitu Aa, Bb,Cc.
Titik nol mulai dari a,b dan c serta titik A,B
dan C menyatakan komposisi 100% atau satu.
Jadi garis-garis Aa,Bb,Cc merupakan
konsentrasi komponen A,B dan C.
Komposisi suatu sistem tiga komponen dapat
dialurkan dalam coordinat Cartes
Diagram fase paling sederhana untuk tiga
komponen ini yaitu pencampuran
komponen A,B dan C. Dianggap A dan B,
B and C dapat bercampur, sedang A dan
C bercampur sebahagian.
Latihan : Tempatkan titik dibawah ini
pada diagram Cartes sederhana :
xa = 0,2 xb = 0,3 xc = 0,5
Diagram fasa tiga komponen air, asam asetat,vinyl
asetat, komposisi dialurkan pada suatu segitiga
sama sisi dengan tiap-tiap sudutnya
menggambarkan suatu komponen murni
Gambar adalah diagram fasa dua pasang cairan yang
dapat bercampur (air-asam asetat dan asam asetat-
vinil asetat) dan satu pasang lagi sama sekali tidak
dapat bercampur (air-vinil asetat) yang dinyatakan
sebagai sistem air-asam asetat-vinil asetat pada 25 oC
dan tekanan 1 atm.
Setiap titik diatas kurva menyatakan suatu campuran
terner yang homogen, sedangkan dibawahnya
menyatakan suatu campuran terner yang terpisah
menjadi dua buah fasa cair

Anda mungkin juga menyukai