Anda di halaman 1dari 73

1

Capaian Akhir
• Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan larutan ideal dan
non ideal
• Mahasiswa mampu menghitung tekanan uap campuran dari
komponen-komponen yang mudah menguap, persamaan
Duhem-Gibb, Larutan encer ideal (hukum Henry, hukum
distribusi Nernst), sifat-sifat koligatif (penurunan tek.uap,
kenaikan ttk didih,penurunan titik beku, tekanan osmosis ).
• Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat molal parsial,
melakukan penghitungan besaran molal (metoda grafik, analitik
dan intersep) aktivitas & koefisien aktivitas, Pemilihan keadaan
standar (gas, padat, cair, zat terlarut dalam larutan)

2
LARUTAN
• Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari
dua atau lebih zat dari spesies kimia yang
terdispersi pada skala molekular.
• Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut
atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak dalam larutan disebut pelarut atau solvent.
• Larutan yang umum dijumpai adalah padatan dalam
cairan, seperti garam atau gula dalam air.
• Gas dalam cairan, misalnya CO2 atau O2 dalam air,
H2 dalam palladium, N2 dalam titanium
• Cairan dalam cairan lain, atau gas larut dalam gas 3
lain. Ada juga larutan padat, misalnya aloy dan
mineral.
Peristiwa Pelarutan

• Pada proses pelarutan,


tarikan antar partikel
komponen murni
terpecah dan tergantikan
dengan tarikan antara
pelarut dengan zat
terlarut.
• Molekul komponen-
komponen larutan
berinteraksi langsung
dalam keadaan
tercampur
Ion natrium tersolvasi oleh molekul-molekul air 4
• Bila interaksi antarmolekul komponen-
komponen larutan sama besar dengan
interaksi antarmolekul komponen-komponen
tersebut pada keadaan murni, terbentuklah
suatu idealisasi yang disebut larutan ideal
• Ciri lain larutan ideal adalah : volumenya
merupakan penjumlahan tepat volume
komponen-komponen penyusunnya.
• Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume
zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah
sama dengan volume larutan.
5
Larutan Ideal

→ gaya
Larutan A
intermolekuler

→ gaya
Larutan B
intermolekuler

Larutan ideal A & B


kecenderungan dari dua
macam molekul A & B di 6
dalamnya untuk melepaskan
diri tidak berubah.
• Suatu larutan dikatakan bersifat ideal : jika
larutan tersebut mengikuti hukum RAOULT
pada seluruh kisaran komposisi dari sistem
tersebut.
• Definisi Hukum Raoult :
Tekanan uap parsial dari sebuah komponen
di dalam campuran adalah sama dengan
tekanan uap komponen tersebut dalam
keadaan murni pada suhu tertentu dikalikan
dengan fraksi molnya dalam campuran tsb.
• Persamaan untuk campuran dari larutan A
dan B adalah :

..….. 1 7
PA dan PB : tekanan uap parsial dari komponen A dan B
• Tekanan uap total dari sebuah
campuran adalah sama dengan jumlah
dari tekanan parsial individu tiap gas.
..….. 2

• Po adalah tekanan uap dari A dan B


apabila keduanya berada dalam
keadaan terpisah (dalam larutan
murni).
• xA dan xB adalah fraksi mol A dan B.
8
• Maka menghitung fraksi mol :
..….. 3
Pada campuran biner, tekanan uap total
dapat juga dinyatakan sebagai :
..….. 4

Tekanan uap total dapat juga dinyatakan


dalam batasan-batasan komposisi uap dari
komponen-komponen tersebut
..….. 5

..….. 6 9
• Variasi tekanan uap total dengan perubahan
komposisi cair dan fase uap dapat
digambarkan sebagai berikut :

plot Pi terhadap komposisi cair (x) plot Pi terhadap komposisi uap ( y)


10
Contoh 1 :
Campuran 2 mol methanol dan 1 mol etanol pada
suhu tertentu dianggap bersifat ideal. Tekanan uap
methanol murni pada suhu ini 81 kPa dan etanol
murni 45 kPa.
Pada campuran ini, ada 3 mol molekul. 2 mol dari
total 3 mol ini adalah metanol sehingga fraksi mol
metanol adalah 2/3, dan fraksi mol etanol adalah 1/3.

Tekanan uap parsial metanol dan etanol


dengan menggunakan hukum Raoult jika
dianggap campuran methanol dan etanol ini
adalah campuran ideal :
Maka :
11
Contoh 2 :
40 g cairan A dan 70 g cairan B dicampur . Jika
keduanya merupakan larutan ideal, hitung komposisi
uapnya, bila
p0A = 200 mmHg, p0B = 700 mmHg, MA = 56 g mol-1
MB = 90 g mol-1
Penyelesaian
Gunakan persamaan (5) dan (6) untuk
menyelesaikan contoh ini

12
13
• Amati kesetimbangan antara larutan dan
uap dari suatu larutan yang tersusun atas
pelarut volatil dan satu atau lebih zat terlarut
involatil.
• Jika air murni ditempatkan dalam kontainer
yang pada awalnya dikosongkan, cairan
menguap sampai ruang di atas cairan terisi
dengan uap air. Temperatur sistem dijaga
tetap.
• Pada kesetimbangan, tekanan uap air
tersebut disebut : p0 , yaitu tekanan uap air
murni.
• Jika dilarutkan suatu zat yang tidak menguap
dalam cairan tsb, maka tekanan uap air pada
keseimbangan (tekanan parsial) : p menjadi
kurang dibanding cairan murni.
Hukum Raoult untuk pelarut 14
• Untuk larutan encer (x2 mendekati
nol), tekanan uap mendekati garis Hukum Raoult
putus-putus yang menghubungkan po
dan nol.
• Kurva tekanan uap - eksperimen
tergantung pada kombinasi pelarut dan
zat terlarut
• Tetapi untuk semua larutan kurva
tekanan uap eksperimen adalah tangen
dari garis putus-putus. Persamaan garis
ideal (garis putus-putus) larutan sangat
Tekanan uap sebagai
encer ( x2 = 0) adalah : fungsi x2

• Jika x adalah fraksi mol pelarut dalam


larutan, maka x + x2=1, dan persamaan
menjadi :
15
.....(1)
• Dalam larutan yang mengandung beberapa
zat terlarut involatil, tekanan uap menurun
tergantung jumlah fraksi mol zat terlarut
atau pada jumlah relatif molekul zat terlarut.
• Untuk campuran gas, rasio tekanan parsial
uap air terhadap tekanan uap air murni pada
temperatur yang sama disebut kelembaban
relatif.

.....(7) atau .....(8)

16
Potensial Kimia dalam Larutan Ideal
• Potensial kimia (µ) dari setiap komponen ditetapkan sebagai
perubahan energi bebas sistem jika satu mol komponen
ditambahkan pada sistem dengan jumlah tidak terhingga, sehingga
tidak ada perubahan dalam komposisi yang terjadi dalam sistem.
• Secara matematik didefinisikan sebagai

• Potensial kimia dari gas ideal murni adalah

• Potensial kimia dari gas ideal murni dalam campuran gas adalah

17
Potensial Kimia dalam Larutan Ideal
• Jika larutan ada dalam kesetimbangan dengan uapnya, maka
potensial kimia pelarut sama dengan potensial kimia dalam
fase uap, ......(9)

µvap= potensial kimia pelarut dalam fase uap


µliq = potensial kimia pelarut dalam fase cair
• Karena uap adalah pelarut murni pada tekanan tertentu, jika
diasumsikan uap bersifat sebagai gas ideal, maka :

• Potensial kimia dari gas ideal murni adalah:


.....(10)

sehingga
• 18
.......(11)
• Dengan menggunakan hukum Raoult : p = x . po maka

....(12)

• Jika pelarut murni dalam kesetimbangan dengan uap, tekanan


menjadi po; kondisi kesetimbangan adalah
.....(13)

• dimana µoliq adalah potensial kimia pelarut zat cair murni.


Kemudian :
......(14)

Sehingga :
....(15)

19
Potensial kimia dari tiap komponen dalam
larutan, µo(T,p)
Hukum Henry
Bentuk umum hukum ....(16)

Henry pada T f2 = fugasitas zat


konstan terlarut
x2 = fraksi mol zat
Untuk larutan encer,
terlarut
hukum Henry; K2 = konstanta Henry
.. .. (17)

m2 = molaritas zat
terlarut
Hukum Henry dapat juga
20
dinyatakan sebagai :
.… (18)

P2 = K2 X2
• Kebanyakan gas menjadi
kurang larut dalam cairan jika Pengaruh tekanan
temperatur meningkat. terhadap kelarutan
• Pada temperatur konstan, gas dikenal sebagai
kelarutan (S) gas proporsional Henry’s law.
terhadap tekanan gas (Pgas )
dalam kesetimbangan dengan
larutan.

• Nilai k tergantung pada jenis


gas dan solven.
21
Hukum Raoult juga dapat didefinisikan
sebagai :
fugasitas dari tiap komponen dalam larutan
sama dengan hasil kali fugasitasnya dalam
keadaan murni dengan fraksi mol nya dalam
larutan tersebut

fi = fugasitas

f i  xi f i
xi = fraksi mol
... (19) f •i = fugasitas zat 22
murni
Persamaan Duhem-Gibb
Jika temperatur dan tekanan dijaga konstan, potensial
kimia dari senyawa-senyawa dalam larutan tidak
bervariasi secara bebas dengan perubahan komposisi

Potensial tersebut dihubungkan dengan persamaan;

…….(20)

Persamaan Duhem-Gibb pada campuran biner :


subskrip 1= pelarut, 2 = zat terlarut
23
…….(21)
ENTALPI LARUTAN
Pembentukan larutan dapat digambarkan dalam 3 langkah:
1. Pergerakan molekul-molekul solven saling menjauh untuk
memberi ruang pada molekul solut. ΔH1 > 0 (endotermis)
2. Pemisahan molekul-molekul solut untuk menuju ke dalam
larutan. ΔH2 > 0 (endotermis)
3. Pencampuran molekul-molekul solut dan solven yang telah
saling terpisah untuk bercampur secara acak.
ΔH3 < 0 (eksotermis)

24
Diagram Entalpi Pelarutan

25
• Suatu larutan ideal terbentuk jika semua gaya antar
molekul seimbang, ΔHsoln = 0.
• Jika gaya antar molekul solut-solven lebih kuat dari
gaya antar molekul yang lain, Δ Hsoln < 0.
• Jika gaya antar molekul solut-solven lebih lemah dari
gaya antar molekul yang lain, Δ Hsoln > 0.
• Jika gaya antar molekul solut-solven jauh lebih
lemah dari gaya antar molekul yang lain, solut tidak
terlarut ke dalam solven.
– Energi yang dilepaskan oleh interaksi solut-solven
tidak cukup besar untuk memisahkan partikel solut
atau partikel solven.
26
Syarat larutan ideal :
• Semua gaya tarik-menarik harus identik
A -A =A–B
B -B =A-B
• Pada pencampuran tidak terjadi efek kalor
ΔH mix = 0
• Pada pencampuran tidak terjadi perubahan
volum
Δ V mix = 0
27
Contoh campuran ideal

Sebenarnya tidak ada campuran yang bisa


dibilang ideal. Tapi beberapa campuran
larutan kondisinya benar-benar mendekati
keadaan yang ideal.

* hexane dan heptane


* benzene dan toluen
* propan-1-ol dan propan-2-ol

28
Ciri-ciri Larutan Ideal
Suatu larutan dikatakan ideal, jika mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1.Homogen pd seluruh kisaran konsentrasi, mulai
dr fraksi mol nol sampai satu (0< x)
2.Pada pembentukan larutan komponen-
komponennya tdk ada perubahan enthalpi
(∆Hcamp = 0), artinya dlm pencampuran tdk ada
panas yg diserap atau dilepaskan.
3.Perubahan volume sama dg nol (∆Vcamp = 0),
artinya jumlah volume zat sebelum& sesudah
pencampuran sama 29
4.Memenuhi hukum Raoult .
Larutan non ideal
• Larutan non ideal adalah larutan yang tidak
mengikuti Hukum Raoult

30
Simpangan negatif
Syarat : gaya adesi antar molekul
berbeda>>gaya kohesi molekul sejenis
• Gaya tarik A-B > A-A
A-B > B-B
• Kalor pencampuran, ΔHmix < 0
• Perubahan volum, ΔVmix < 0

Contoh :
CHCl3 dan CH3COCH3, terjadi ikatan
31
hidrogen sehingga Pi < Pi, ideal
Simpangan positif
Syarat :
• Gaya tarik A-B < A-A
A-B < B-B
• Kalor pencampuran, ΔHmix > 0
• Perubahan volum, ΔVmix > 0

Contoh : benzen – etil alkohol, cloroform-etil


alkohol, carbon disulfida-aseton, etil alkohol-
sikloheksan, gaya intermolekul melemah jika 32
dicampurkan komponen polar dan non polar,
sehingga Pi > Pi, ideal
Contoh soal

• Suatu campuran A-B dengan komposisi masing-masing 0.5


pada 16.7°C dimana tekanan uap murni A = 45.16 mmHg dan
B = 16.2 mmHg.
Hitung :
(a) tekanan parsial masing-masing senyawa
(b) tekanan total campuran
(c) fraksi mol uap A dan B

33
Jawab :
Ramalan fisis :
Fraksi mol uap A > fraksi mol A dlm fasa cair
(0.5) karena pAo > pBo
a) pA = 0.5 x 45.16 = 22.58 mmHg → (Raoult)
pB = 0.5 x 16.20 = 8.10 mmHg

b) P tot = pA + pB = 22.58 + 8.10 = 30.68


mmHg
c) pA = XA’. P tot → (Dalton)
22.58 = XA’ . 30.68 34
XA’ = (22.58/30.68) = 0.736 > 0.5
Beberapa istilah dalam kelarutan
• Cairan yang dapat tercampur seluruhnya
dinamakan miscible.
• Jika terdapat kesetimbangan dinamik antara
solut yang tidak terlarut dengan larutan,
maka larutan dikatakan saturated (jenuh)
• Konsentrasi solut dalam larutan jenuh
dinamakan solubility (kelarutan) solut
tersebut.
• Larutan yang mengandung lebih sedikit solut
daripada yang dapat dikandung pada saat
35
kesetimbangan dinamakan larutan
unsaturated (tak jenuh).
Latihan 1.

1. At 25 °C, the vapor pressures of pure benzene


(C6H6) and pure toluene (C7H8) are 95.1 and 28.4
mmHg, respectively. A solution is prepared that has
equal mole fractions of C7H8 and C6H6. Determine
the vapor pressures of C7H8 and C6H6 and the total
vapor pressure above this solution. Consider the
solution to be ideal.
2.What is the composition, expressed as mole
fractions, of the vapor in equilibrium with the
benzene–toluene solution of problem no. 1. 36
3. Campuran gas dari dua zat di bawah tekanan total 0,8 atm
berada dalam kesetimbangan dengan larutan cair ideal.
Fraksi mol zat A adalah 0,5 dalam fase uap dan 0,2 dalam
fase cair. Berapa tekanan uap dua cairan murni tersebut?
4. Dua puluh gram zat terlarut ditambahkan ke 100 gram air
pada 25o C. Tekanan uap air murni adalah 23,76 mmHg
tekanan uap larutan adalah 22,41 mmHg.
a) Hitung massa molar zat terlarut
b) Berapa massa zat terlarut yang dibutuhkan dalam 100
gram air untuk mengurangi tekanan uap 1,5 harga untuk air
murni?

37
Jenis-jenis larutan

• Larutan dapat diklasifikasikan :


• Berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya.
• Berdasarkan kemampuannya menghantarkan
listrik
• Berdasarkan kemampuannya menghantarkan
listrik, larutan dapat dibedakan sebagai larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit.
• Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit
sehingga dapat menghantarkan listrik,
sementara larutan non-elektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik 38
Larutan Non Elektrolit
• Sifat koligatif larutan adalah sifat fisika larutan
yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan
oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut).
• Sifat Non-koligatif termasuk: bau, warna, massa
jenis, viskositas, toksisitas, reaktivitas, dsb.
• Sifat koligatif meliputi:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku 39
4. Tekanan osmotik
• Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh
konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri.
• Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak
sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama.
• Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi
ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak
terurai menjadi ion-ion.
• Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan
atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.
40
Sifat koligatif larutan non elektrolit
1. Penurunan tekanan
uap
• Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu.
Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu.
• Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan
tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu
mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan
penguapan berkurang.
Menurut RAOULT:
p = po . xB
dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan ……(1)
po = tekanan uap jenuh pelarut murni
xB = fraksi mol pelarut
41
Penurunan Tekanan Uap
•Tek uap campuran
turun dengan adanya
komponen lain
• Tek uap larutan < tek
uap pelarut murni
(terdapat zat terlarut :
non volatil)

Hukum Raoult
Plarutan= X pelarut .Popelarut

Kurva Tekanan Uap larutan 42


• Tekanan uap parsial A pada suhu tertentu
berbanding lurus dengan fraksi mol-nya. Grafik
tekanan uap parsial vs fraksi mol-nya, berupa
garis lurus. Hal yang sama juga berlaku untuk
zat murni B

43
Dalam campurannya, fraksi mol B mengecil sejalan
dengan meningkatnya fraksi mol A sehingga grafik
untuk B berbentuk garis yang menurun ke kanan.
Bersamaan dengan berkurangnya fraksi mol B,
tekanan parsial uapnya juga berkurang dengan
kecepatan yang sama.
po B >> po A.
Molekul-molekul
pada permukaan
larutan B lebih
mudah melepaskan
diri daripada pada
larutan A. Larutan B
lebih mudah
menguap daripada 44
larutan A.
• Untuk memperoleh tekanan uap total dari
sebuah campuran, jumlahkan tekanan parsial A
dan B pada tiap komposisi. Sehingga akan
diperoleh garis lurus seperti pada diagram
berikut.

45
Tekanan uap ideal,
larutan dua-componen dari senyawa volatile

46
Penyimpangan Hukum
Raoult
Kurva tekanan uap

Ptot
tekanan uap

tekanan uap
Ptot

0 fraksi mol 1 0 fraksi mol 1

Penyimpangan positif Hukum Raoult Penyimpangan negatif Hukum Raoul


47
Karena XA + XB = 1, maka persamaan (1) di
atas dapat diperluas menjadi:
P = Po (1 - XA)
P = Po - Po . XA
Po - P = Po . XA
sehingga:
ΔP = po . XA ……(2)

dimana:
ΔP = penurunan tekanan uap jenuh
pelarut
po = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut
p p0
48
atau
0
 xA ……(3)
p
Contoh
Tekanan uap etanol pada 20 oC adalah 44,5 mmHg. Bila 15
g senyawa A yang tidak menguap dilarutkan dalam 500 g
etanol, tekanan uapnya adalah 43,52 mmHg. Hitung bobot
molekul senyawa A

Penyelesaian
Karena larutan encer, maka dianggap berlaku hukum Raoult

(44,50 – 43,52) mmHg


x2 = ---------------------------------- = 0,022 (pers.3)
44,50 mmHg
m2/M2
x2 = ---------------------------
(m1/M1) + (m2/M2)
m1 500 g
---- = ---------------- = 10,87 mol-1
M1 46 g mol-1

49
15/M2
0,022 = -------------------
10,87 + 15/M2
(0,022)(10,87) + (0,022)(15/M2) = (15/M2)
15x0,978
M2 = ---------------- = 61,34 g mol-1
0,239
Penurunan tekanan uap dapat digunakan untuk menentukan
berat molekul suatu zat terlarut

50
2. Penurunan Titik Beku
Persamaan penurunan titik beku :
ΔTf = m . Kf
ΔTf = W / Mr . 1000 / p . Kf. …… 1

dimana:
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut

51
Jika pelarutnya air, pada p = 1 atm, maka titik beku
larutan:

Tf = (O - ΔTf) oC …… 2

Bila suatu zat terlarut yang tidak menguap dilarutkan


dalam suatu pelarut, titik beku pelarut berkurang.
Penurunan titik beku juga sebanding dengan
konsentrasi zat terlarut.

52
Penurunan ΔTf ditentukan sebagai :

RT f2 ln x2
T f   …..3
  lbr
∆Hpeleburan adalah panas peleburan molar
dari pelarut
x2 = fraksi mol zat terlarut
Tf = titik beku sebenarnya
Untuk larutan sangat encer dan bersifat ideal

MRT 2 ….. 4 ΔTf = Kf m


Kf  
  lbr 1000 M = bobot molekul pelarut
53

m = molalitas zat terlarut


Contoh
Jika panas peleburan air adalah 333,86 J g-1 pada 0 oC
(pada titik bekunya), hitung konstanta titik beku molal

Penyelesaian MRT 2
Kf  
Gunakan persamaan ..(4)   lbr 1000
T = 0 + 273 = 273 oK

ΔHlbr = 333,86 x 18 J mol-1

(18 g mol-1)(8,314 J K-1 mol-1)(273 K)2


Kf = -------------------------------------------------------
(333,86 x 18 J mol-1)(1000)
= 1,856 K mol-1

54
3. Kenaikan Titik Didih

• Adanya penurunan tekanan uap jenuh


mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi
dari titik didih pelarut murni.
• Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih
dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb ….. 1
dimana:
ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
sehingga : 55
ΔTb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb …….2
Kenaikan Tb : plot dari vapor pressures vs
temperatur dari solvent ( kurva atas), larutan
dari zat terlarut non volatil pada solvent sama
(kurva bawah).

56
Jika suatu zat terlarut ditambahkan ke dalam
suatu pelarut, titik didihnya meningkat (tidak
terlalu besar)
RTb2 ln x
Tb    …3 Tb = titik didih normal
  uap

Untuk larutan encerΔ:Tb = Kb m

maka MRTb2 …4
Kb  
1000  uap
Dengan asumsi
Hanya pelarut yang ditransformasikan ke dalam
bentuk padat atau diubah jadi uap 57
Larutan encer, sehingga hukum Raoult dapat
diterapkan
Hubungan antara titik didih dan tekanan uap

Larutan akan mendidih


ketika tekanan uapnya
menjadi sama dengan
tekanan udara luar

Larutan dengan
tekanan uap yang
lebih tinggi pada suatu
suhu tertentu adalah
larutan yang titik 58
didihnya lebih rendah
• Apabila sebuah larutan mendidih, larutan yang
lebih mudah menguap,akan membentuk lebih
banyak uap daripada larutan yang sukar
menguap.

59
• Apabila proses ini diulang pada berbagai komposisi, akan
didapat kurva kedua, yaitu garis komposisi uap.

60
Ceritakan menurut bahasa sendiri ttg diagram dibawah

61
Kesimpulan

• Pada P tetap, Tb & Tf suatu larutan encer berbanding lurus


dengan kemolalan zat terlarut (konsentrasi)
• Pada larutan encer, semua zat terlarut yang tidak mengion (non
elektrolit) dalam pelarut yang sama, dengan molal yang sama,
mempunyai Tb atau Tf yang sama pada P sama
• Kb dan Kf dapat diperoleh dari :
1.Penurunan data termodinamika

2.Eksperimen 62
63
4.Tekanan Osmotik
• Suatu membran semipermiabel memiliki pori
mikroskopis yang dapat dilalui molekul
solven yang kecil tetapi tidak dapat dilalui
molekul solut yang lebih besar.
• Selama osmosis, terjadi aliran molekul
solven melalui membran semipermiabel, dari
tempat dengan konsentrasi rendah menuju
tempat dengan konsentrasi lebih tinggi.
• Tekanan yang diperlukan untuk mencegah
terjadinya osmosis dinamakan osmotic
pressure (p) (tekanan osmotik) dari suatu
larutan.

p = (nRT/V) = (n/V)RT = M RT 64
Tekanan Osmosis merupakan sifat
koligatif yang nilainya bertambah dengan
naiknya konsentrasi

Tek.osmotik = Molaritas x R x T
R = konst. gas (0.0821 L atm mol-1 °C-1)
T = temperatur dalam oK.

Pers. yang lebih exact :


Tek.osmotik = i x Molaritas x RxT
i = van't Hoff factor

65
Tekanan Osmosis, adalah tekanan eksternal
yang harus digunakan untuk menghentikan
aliran pelarut murni ke dalam larutan melalui
suatu membran semipermeabel
RT plaru tan −
    ln V1 = volume molar pelarut
p 0 …(1)
V1 1 p larutan = tekanan uap pelarut
dalam larutan
p01 = tekanan uap pelarut
Dalam larutan murni
ideal RTx x1 = fraksi mol pelarut
    2 ln x1 …(2)
V1
RTx 2 …(3)
 
 CRT 66
Larutan encer ideal : V1 C = molaritas zat
terlarut
• Pada 1885, Van’t Hoff menyimpulkan bahwa ada hubungan antara
sifat larutan dan sifat gas :

PV = nRT (untuk gas)


πV = n2 RT (untuk larutan)

π = tekanan osmotik, atm


V = volume, L
n = mol zat terlarut
R = tetapan gas = 0.082 L atm/K mol
T = suhu, K
67
Contoh
• Suatu larutan dari 6 g PVC dalam 1 L dioksan mempunyai tekanan
osmostik 0.86 mmHg pada 15°C. Hitung massa molekul relatif
polimer tersebut!
• Jawab :

68
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
• Larutan elektrolit di dalam pelarutnya
mempunyai kemampuan untuk mengion.
Akibatnya larutan elektrolit mempunyai jumlah
partikel yang lebih banyak daripada larutan
non elektrolit pada konsentrasi yang sama
• Ukuran dari kemampuan untuk mengion
adalah derajat ionisasi, yang dinyatakan
sebagai:
a = jumlah mol zat yang terionisasi / jumlah mol zat mula-
mula
• Untuk larutan elektrolit kuat, derajat
ionisasinya mendekati 1, sedang elektrolit 69
lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 <
a < 1).
Atas dasar kemampuan ini, maka untuk larutan
elektrolit, perumusan sifat koligatifnya sbb :
1. Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai:
ΔTb = m . Kb [1 + a(n-1)] = W/Mr .1000/p .Kb [1+ a(n-
1)]
n = jumlah ion dari larutan elektrolitnya.

2. Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai:


ΔTf = m . Kf [1 + a(n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kf [1+ a(n-1)]

3. Tekanan Osmotik dinyatakan sebagai:


p = C R T [1+ a(n-1)]
70
Latihan 2 :
1.Tekanan uap eter (Mr = 74), 442 mmHg pada
293 K. Jika 3 g senyawa A dilarutkan ke dalam
50 g eter ini pada suhu ini, tekanan uap menjadi
426 mmHg. Hitung massa molekul relatif, Mr
senyawa A
2. The vapor pressure of pure water at 20.0 °C is
17.5 mmHg. What is the vapor pressure at 20.0
°C above a solution that has 0.250 mol sucrose
(C12H22O11) dissolved per kilogram of water?

71
3. What is the freezing point of an aqueous sucrose
solution that has 25.0 g C12H22O11 per 100.0 g
H2O?
4. An aqueous solution is prepared by dissolving 1.50
g of hemocyanin, a protein obtained from crabs, in
0.250 L of water. The solution has an osmotic
pressure of 0.00342 atm at 277 K.
(a) What is the molar mass of hemocyanin?
(b) What should the freezing point of the solution be?

72
72
73

Anda mungkin juga menyukai