Anda di halaman 1dari 62

JENIS EKSTRAKSI

1.
2.
3.
4.
5.
Maserasi :

Merupakan cara pemisahan sederhana yang


dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam suatu cairan selama beberapa
hari pada temperatur kamar dan terlindung
dari cahaya.
Keuntungan dari metode ini adalah
peralatannya sederhana. Sedang
kerugiannya antara lain waktu yang
diperlukan untuk mengekstraksi
sampel cukup lama, cairan pelarut
yang digunakan lebih banyak, tidak
dapat digunakan untuk bahan-bahan
yang mempunyai tekstur keras
EKSTRAKSI KONTINU (Soxhletasi)

merupakan pemisahan/ekstrak simplisia


secara berkesinambungan, cairan pelarut
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan
pelarut terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun
mengekstrak simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu
alas bulat setelah melewati pipa sifon
Keuntungan metode ini adalah:

1. Dapat digunakan untuk sampel dengan


tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap
pemanasan secara langsung
2.Digunakan pelarut yang lebih sedikit
3. Pemanasannya dapat diatur
Kerugian dari metode ini:
- Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang
terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-
menerus dipanaskan sehingga dapat
menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
- Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi
akan melampaui kelarutannya dalam pelarut
tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah
dan membutuhkan volume pelarut yang lebih
banyak untuk melarutkannya.
- Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin
tidak cocok untuk menggunakan pelarut
dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang
berada di bawah kondensor perlu berada pada
temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut
yang efektif
PERKOLASI

•Pemisahan zat aktif yang dilakukan dengan cara


serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,
•kemudian simplisia dipindahkan ke dalam
bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori,
•cairan pelarut dialirkan dari atas ke bawah
melalui simplisia kemudian dikumpulkan dan
dipekatkan.
•cairan pelarut akan melarutkan zat aktif
dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai
keadaan jenuh.
•Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas
dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah.
• Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan
Keuntungan metode ini adalah tidak
memerlukan langkah tambahan yaitu sampel
padat (marc) telah terpisah dari ekstrak.

Kerugiannya adalah kontak antara sampel


padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan
pelarut menjadi dingin selama proses
perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien
REFLUKS

•Penarikan komponen kimia yang dilakukan


dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu
alas bulat bersama-sama dengan cairan pelarut
lalu dipanaskan
• uap-uap cairan penyari terkondensasi pada
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang akan turun kembali menuju labu alas
bulat
•Pelarut akan mengekstrak kembali
sampel yang berada pada labu alas bulat
•demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian
sempurna
• penggantian pelarut dilakukan sebanyak
3 kali setiap 3-4 jam. (Pelarut banyak)
•Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.
EKTRAKSI PELARUT

Proses pengerjaan dimana satu zat terlarut atau lebih terbagi atau
terdistribusi antara dua cairan yang tidak saling bercampur

Alat: -Corong pisah


-Counter-current Craig

Hukum Distribusi Nernst


Suatu zat pelarut X akan mendistribusikan dirinya antara 2 pelarut yang
tidak saling mencampur, hingga setelah kesetimbangan distribusi
tercapai, perbandingan konsentrasi x di kedua fasa (pelarut) pada suhu
konstan akan merupakan suatu tetapan

[X2] / [X1] = KD atau (ax)2 / (ax)1= KD a


Dimana a = f x konsentrasi f disebut dg koefisien aktifitas = 1
KD disebut dengan koefisien distribusi
Syarat berlaku Hukum Nernst:
1. Mr x dikedua fasa sama
2. X terdistribusi dikedua fasa

Contoh:
Asam benzoat dalam benzena akan diekstrak ke dalam air

Dalam fasa air: asam benzoat akan terionsasi


HBz + H2O H3O+ + Bz-

Dalam fasa organik: asam benzoat akan berdimerisasi

O HO
O
C
OH C C
OH O
Berarti ada 3 KD

1. KD (HBz) = a (HBz)org / a (HBz)air

2. KD (Bz-) = a (Bz-)org / a (Bz-)air

3. KD (HBz2) = a (HBz2)org / a (HBz2)air

Fakta: di fasa air hanya terdapat HBz dan Bz-


di fasa organik hanya terdapat HBz dan HBz2

Jadi besaran yang bisa digunakan adalah D

HBz org  HBz 2org


D
HBz air  Bz  air
D disebut dengan angka banding distribusi
D= Konsentrasi total senyawa X dalam fasa organik
Konsentrasi total senyawa X dalam fasa air

Catatan: Harga D bergantung pada pH, KD dan Ka

Contoh soal.
1. Koefisien distribusi (organik/air) untuk partisi molekul iodium antara air dan
karbon tetra klorida adalah 85. 50 mL 0,01 M larutan I2 dalam air diekstraksi
dengan 50 mL CCL4. Hitunglah
a. jumlah milimol I2 yang terekstraksi
b. Konsentrasi I2 dalam fasa air setelah terekstrak
2. Angka banding distribusi (organik/air) untuk esktraksi solut A dari dalam
air ke dalam eter adalah 10
a. jika 100 mL air yang mengandung 1 gram A dikocok dengan 100 mL
eter, berapa %E untuk zat A yang terekstraksi ke dalam eter?
b. Jika fasa air diekstraksi dua kali dengan 50 mL bagian eter, berapa %E untuk
zat A
Hubungan antara D dengan faktor-faktor yang menentukan

•Ektraksi asam lemah (HA)

Asumsi: 1. HA hanya berupa monomer


2. anion A- tidak larut dalam fasa organik

Ka
Fasa air: HA H+ + A-

KD

Fasa organik: HA

K DHA 
HAorg
Ka 
H A 
 

HAair HA
HAorg
D
HAair  A air

Turunkan hubungan antara D dan [H+] dari ketiga persamaan


diatas

K DHA
D

1  K a /[ H ]air 

Persen Terekstraksi (%E)

Banyaknya mol zat yang terekstraksi kedalam fasa organik


dibagi dengan banyaknya mol total dalam fasa organik dan
fasa air kali 100

%E= mol zat X dalam fasa organik x 100

mol zat X dalam fasa organik+mol zat X dalam fasa air

100[ X ]o .Vo
%E 
[ X ]o .Vo  [ X ]a .Va
Hubungan % E dengan D

(Jika dianggap volum fasa air =volum fasa organik)

100 D
%E 
D 1
•Jika kedua penyebut dan pembilang dibagi dengan [X]a
• kemudian dibagi dengan Vo
• dan [X]o/[X]a adalah D, maka persamaan diatas akan menjadi:

100 D Va =volum fasa air


%E  Vo =volum fasa organik
Va
D
Vo
Jika Va = Vo ,maka

100 D
%E 
D 1
D
E E= bagian yg terekstrak
Va
D
Vo

D f=bagian yag tidak terekstrak


f  1
Va
D
Vo
Contoh soal

Larutan asam butirat dalam air sebanyak 20 mL 0,1 M


diekstrak dengan 10 mL fasa organic. Setelah lapisan
terpisah kadar asam butirat yang tertinggal di fasa air
ditentukan dengan cara titrasi. Hasil titrasi
menunjukkan 0,5 mmol asam butirat tertinggal di fasa
air. Hitunglah nilai D (total) , %E dan f
Efisiensi Ekstraksi

Misal: suatu solut diekstraksi dari fasa air ke fasa organik


gram awal = G0
volum fasa organik untuk 1 kali ekstraksi=Vorg
gram yg tertinggal di fasa air= G1
volum fasa air=Vair

(G0  G1 )
X org Vorg
D 
X air G1
Vair
Buktikan bahwa:

 V 
G1  G0  air 
 D.V  V 
 org air 

Untuk 2 kali ekstraksi: gram solut yang tinggal di fasa air=G2


Sehingga:

(G1  G2 )
Vorg
D
G2
Vair
Buktikan bahwa:

n
 V 
Gn  G0  air 
 D.V  V 
 org air 

n = jumlah ekstraksi
Contoh soal
1. Satu gram solute dilarutkan dalam 100 mL fasa air. Jika dilakukan ekstraksi
dengan nilai D = 10
a. Sekali ekstraksi dengan 90 mL fasa organik
b. 3 kali ekstrksi dengan 30 mL fasa organik
Hitunglah masing-masing gram solute yang tertinggal di fasa air dan bandingkanlah
di antara keduanya jumlah gram solute manakah yang tersisa paling sedikit

2. Senyawa X terlarut dalam 200 mL air. Bila 3 kali berturut-turut diekstraksi


dengan 50 mL pelarut organic. Ternyata 97% senyawa X terekstrak dari air ke fasa
organic. Hitung nilai D

3. Lima kali ekstraksi berturut-turut tiap kali dengan 100 mL eter dapat
mengekstrak 90% senyawa X dari fasa air. Berapa bagiankah senyawa X yang
tertinggal jika dilakukan dengan 10 kali eketraksi dengan 100 mL eter.
Ekstraksi Logam

• Ion-ion logam tidak larut dalam pelarut organik yang non


polar
• Tetapi sering diperlukan ion logam harus diekstraksi dari fasa
air ke fasa organik untuk dipisahkan dari logam lainnya yg
mengganggu

Cara:
a. Kompleks khelat/sepit
b. Pembentukan senyawa kompleks asosiasi ion

a. Kompleks khelat/sepit
(Ion logam (Mn+) harus diubah ke dalam bentuk molekul yang
tidak bermuatan)
Contoh:

N O N O
1. NH4
+ 3+ Fe NH4
+

N - + Fe
N
+
O O

Cupferron Fe(III)cupferrat

2.

NH NH NH N
2+ +
S C + Zn S C Zn + H
N N N N

ditizon Zn ditizon
Hubungan antara D dengan pH pada ekstraksi logam

Reaksi umum: Mn+ + nHR MRn + nH+

Mn+ = logam bermuatan


nHR = senyawa organik (bersifat sbg asam lemah)
MRn = kompleks sepit

Dalam fasa air: H+ + R- (HR)air


Ki

Kf
Mn+ + nR- (MRn)air KD ®
KD (X)

Dalam fasa organik:


(MRn)org + (HR)org
Keterangan:

KD (x) = tetapan kesetimbangan distribusi komponen MRn


Kf = tetapan pembentukan MRn
Ki = tetapan ionisasi senyawa pengkompleks sepit (HR)
KD (R) = tetapan kesetimbangan distribusi HR

1.

Ki air 
 
[ H ]air [ R ]air
2.

Kf 
MRn air
HR air M  R 
n
air
 n
air

HR org
4.
MRn org
3.

K D( R)  K D( X ) 
HR air MRn air
Jika D adalah

Konsentrasi total M dalam fasa organik


Konsentrasi total M dalam fasa air

Buktikan bahwa:

K D ( X ) K f K i HR  org
n n

D n
K D( R) H    n
air
MRn org
D
M air  MRn air
n

[MRn]air sebagian besar terekstraksi


Jadi [Mn+]air + [MRn]air sebanding dengan [Mn+]air

5.
MRn org
D
M  n
air
Catatan:
a. D adalah angka banding distribusi untuk ekstraksi ion logam Mn+
b. KD(X), Kf, Ki dan KD(R) merupakan tetapan (sifat khas)
c. [H+] dan [HR]org adalah variabel percobaan

Sehingga persamaan diatas bisa ditulis sbb:

K ekstraksiHR  org
n
D
H  n
air
Bentuk logaritma:
Log D = Log Keks +n Log[HR]org – n Log [H+]
Atau Log D = Log Keks +n Log[HR]org + n pH

Bentuk grafik

Log D

Log Keks + n Log [HR]org

pH
Catatan:
• Muatan logam makin tinggi, garis makin curam
• [HR]org berubah, maka garis kurva akan bergeser
• Pada persamaan D tidak lagi terdapat [Mn+], jadi konsentrasi
logam bisa renik ataupun makro
Hubungan %E dengan pH

100 D
Telah diturunkan bahwa %E 
Vair
D
Vorg
atau

Vair %E
D
Vorg 100  % E
Telah diturunkan bahwa:

K ekstraksiHR  org
n
D
H 
 n
air

K eks HR  org


Maka: n
Vair %E

Vorg 100  % E  
H air
n

Atau:

Vair %E
Vorg 100  % E
n
 
 K eks HR  org H  n
air
 
Atau Vair %E n

K H
*
air
Vorg 100  % E

Bentuk logaritma

Vair %E
Log  LogK *  npH
Vorg 100  %E

Jika V air = V organik, maka

%E
Log  LogK  npH
*

100  % E
Grafik antara %E terhadap pH

(Kurva Sigmoid)
pH setengah
(pH pada separuh ekstraksi)

D
%E
100  % E
 K* H   n

Jika %E =50, maka:

1 K * H  
 n

Log1  LogK *  npH


1
pH 1   LogK *
2 n
Hubungan antara %E dan pH 1/2
Catatan:
•Tiap-tiap logam mempunyai nilai pH1/2 yang khas
•Selisih pH1/2 antara kedua logam merupakan ukuran mudah
tidaknya kedua logam dipisahkan

Cara:
1.Atur pH pada fasa air sehingga unsur yang dikehendaki terekstrak
sempurna
2.Gunakan ekstraksi balik (stripping) jika unsur lain ikut terekstrak
(dari fasa organik ke fasa air)
Efisiensi pemisahan kompleks logam khelat (  )

D1 ( K f K D ) 2
 
D2 ( K f K D )1

Pelarut organik yang sering digunakan untuk ekstraksi:


1. Kloroform (bj= 1,49)
2. Benzene (bj=0,88)
3. Metil isobutil keton (MIBK) (bj=0,80)
4. Tributil fosfat (bj=0,98)
Contoh soal

Suatu logam Mn+ direaksikan dengan pereaksi khelat kemudian d iekstraksi ke


dalam pelarut organic. Reaksi yang terjadi sebagai berikut

M2+ (air) + 2 HT(org) MT2 (org) + 2 H+ (air)

Harga K ekst = 0,01. Hitunglah harga pH agar terjadi ekstraksi logam


sebanyak
a. 1% b. 25% c. 50%
d. 75% e. 99%
TEKNIK EKSTRAKSI

1. Batch extraction/ekstraksi bertahap/ekstraksi sederhana


alat: corong pisah
syarat: bila D1/D2 besar sekali (>1000)

2. Ekstraksi kontinu/ekstraksi berterusan


alat:
a. Kutscher-Steudel (untuk pelarut organik yang lebih ringan
dari air)

b. Wehrli (untuk pelarut organik yang lebih berat dari air)


syarat: bila D1/D2 mendekati 1
a. Kutscher-Steudel
b. Wehrli
3. Cara Counter-current menurut Craig
alat: sejumlah besar (100 atau lebih) tabung-tabung
pengestrak (corong pisah) yang identik

No tabung (r) pertama: tabung ke nol


No pemindahan (n) pertama: n = 1
Simulasi Corong Pisah dengan fasa atas (organik) dan fasa bawah (air)
Fraksi total

X  Y  n

X = fraksi yang tinggal dalam fasa bawah


Y = fraksi yang terekstrak ke fasa atas
V air = V organik

 1   D 
X   y 
 D 1  D 1
Catatan:
Bila fraksi-fraksi total dalam semua tabung dijumlahkan, setelah n
kali pemindahan, maka jumlahnya sama dengan 1

Maka:

 1   D 
X  Y  n
   1
 D 1  D 1
Misal: untuk 2 kali pemindahan (n=2), fraksi zat terlarut dalam
tiap tabung (fn,r) dapat dihitung dari suku-sukunya.
X  Y  2
 x  2 xy  y
2 2

f2,0= X2 f2,1=2 X Y f2,2=Y2

Jika jumlah kali pemindahan (n) besar tapi < 50, maka:

n! 1 n r
f n,r  ( ) D
r!(n  r )! D  1

Jika jumlah kali pemindahan (n) besar > 50, maka:

1
f n ,r 
D
2n
( D  1) 2
Contoh soal
Angka banding distribusi pada ekstraksi solute A dari air ke dalam suatu
pelarut organik adalah 10 (organik/air). 1 gr A dilarutkan dalam air dan
diekstraksikan dari tabung nol ke tabung 1 dan seterusnya. Hitunglah
fraksi A yang tertinggal dalam tabung ke 1, 3 dan 5 setelah enam kali
pemindahan
b. Pembentukan senyawa kompleks asosiasi ion

Penggabungan logam kedalam suatu molekul besar yang


kemudian digabungkan (diasosiasikan) dengan ion lain yang
muatannya berlawanan, sehingga membentuk pasangan ion

Pasangan ion dapat berupa:


a. Pasangan ion dimana ion logam terikat dalam suatu anion.

Reaksi pembentukannya:

Mn+ + (n+a)X- MXa-(n+a)

MXa-n+a + aY+ (aY+, MXa-n+a) Pasangan ion


Contoh:

([C2H5]2OH+, FeCl4[(C2H5)2O]2-

(C6H5)As+,MnO4-)

b. Pasangan ion dimana ion logam terikat dalam suatu kation

Reaksi pembentukannya adalah:

Mn+ + bB MBbn+

MBbn+ + nX- [MBbn+, nX-]

Contoh:
Cu2+ + o-fenantrolin Cu(o-fen)2+

Cu(o-fen)2+ + 2ClO4- [Cu(o-fen2+), 2ClO4-)

Anda mungkin juga menyukai