Anda di halaman 1dari 12

Struktur dan Spektra Atom

1.Struktur dan spectra atom hydrogen

Gas hidrogen dilewati muatan listrik, molekul H2 mengalami disosiasi &


atom H mengalami eksitasi sehingga mengemisikan cahaya dgn frekuensi
tertentu pada daerah sinar tampak (Johann Balmer).
~  1 1 
  H  2  2  dimana H :tetapan Rydberg (109677cm-1)
 n1 n2 

Deret : 1. Lyman : ultraviolet (n1=1)


2. Balmer : sinar tampak (n1 =2)
3. Paschen : infra merah (n1 =3)

Contoh : Hitung  transisi terpanjang dari deret Lyman untuk atom H


Jawab : transisi terkecil bilangan gelombang untuk n 2=2
~    1  1   3  109677 cm1  82258 cm1
H
 1 22  4
1
 2 1
 1,2157  10 7 m  121,57nm
82258  10 m

~ 
Prinsip kombinasi Ritz (konsep Spektroskopi) :   T1  T2 dimana T = n2
prinsip Ritz ini dapat diterapkan pada semua jenis
atom dan molekul. Terdapat hubungan antara foton
dgn kekekalan energi. Garis spektum timbul dari
transisi suatu atom dari suatu level energi ke
level energi lain.
Penafsiran ini menuju pada kondisi frekuensi Bohr :
E = h
E = hcT1 – hcT2
 = cT1 – cT2

2.Orbital atom dan energi


Struktur atom Hidrogen - Model atom Rutherford : electron dan inti
bermuatan Ze
Ze
Potensial energi (Coulomb) dari electron V
4 or
2 2 2 Ze2
Perm. Schrödinger : 
2me
e 
2mN
2N 
4 or
  E

Strategi perhitungan dgn memisahkan gerak relatif dari electron


dan inti dari gerak atom keseluruhan menjadi bagian sudut dan radial
Hasil persm Schrodinger gerak internal electron terhadap inti :
2 2 1 1 1

2
   V  E dimana  
 me mN

Pemisahan sudut fungsi gelombang


dari radial : (r,,) = R(r)Y(,)
Persm. Gelombang radial :
2 d2

2 dr2
 Veff  E ;  =rR
Energi potensial efektif :
Ze2 ll  1 2
Veff = 4 r 2r2
 
o

Suku 1 : energi potensial Coulomb


Electron didalam medan inti
Suku 2: gaya sentrifugal yg muncul
Dari momentum sudut electron
Disekitar inti. Bila l =0 elektron tdk
Memiliki momentum sudut, energi
Potensial murni gaya Coulomb
Bila l0, gaya sentrifugal memberik
Kontribusi positif
Persm gelombang radial tergantung pada l
Fungsi geombang radial tergantung pada n dan l
R = (polynomial r) x (peluruhan eksponensial r)
2Z r
Bentuk variable tak berdimensi :  
n ao
4 o2
dimana ao= me e2
= radius Bohr =52.9 pm
Fungsi gelombang radial untuk elekron dgn bilangan kuantum n dan l
Rn,l = Nn,llLn,l()e-/2

L() = polynomial dari  dan Nn,l = konstanta normalisasi, contoh n=3 dan l=0
L3,0 = 6 - 6 +2

Tabel Fungsi Gelombang Radial Hidrogenik


Orbital n L Rn,l
3
1s 1 0  Z  2  21 
2  e a 
 o
3
2s 2 0 1  Z 2  1
   2   e 2
1
2 2 2  ao 
3
2p 2 1 1  Z  2  21
  e
1
2 6 2  ao 
3
3s 3 0 1  Z 2
  1
  6  6  2 e 2 
1
9 3 2  ao 
3
3p 3 1 1  Z 2  1
   4    e 2
1
9 6  2  ao 
3
3d 3 2 1  Z  2 2  21
   e
1
9 30  2  ao 

2. Orbital Atom dan Energinya

Secara umum ORBITAL adalah fungsi gelombang 1 elektron yg


menggambarkan distribusi elektron pada atom.

Semua orbital atom hidrogenik memiliki bentuk : n,l,ml = Rn,lYl,ml

Bilangan Kuantum :
Setiap orbital atom didefinisikan dgn 3 bilangan kuantum :
Bilangan Kuantum Utama : n = 1,2,3…
Bilangan Kuantum Momentum Sudut : l = 0,1,2,…,n-1
Bilangan Kuantum Magnetik : ml = l, l-1, l-2, …,-l
hc Z 2 e 4
Energi berhubungan dgn n : En  
n2
dimana hc  
32 2  2o  2
Tingkat energi :
Pemisahan antar tingkat sebanding dgn Z2

Keadaan terikat (bound) : energi atom lebih rendah dari pada pemisahan
tak terhingga elektron dan inti, energi pada persm. bertanda negatif

Keadaan tak terikat (unbound) : keadaan dimana elektron naik ketika


terlempar dari atom akibat tumbukan energi tinggi atau foton (tidak
terkuantisasi dan berbentuk kontinu)

Energi Ionisasi :
Def : minimum energi yg dibutuhkan
untuk mengeluarkan elektron dari
keadaan dasarnya pd suatu atom.
Misalnya : energi dasar atom H dgn
n=1 : E1 = -hc , bila elektron
dieksitasikan ke n =  , maka energi
yg harus dipasok: I = - hc = 2,179x10-18 J

Penentuan energi ionisasi secara


spektroskopi dimana garis emisi
~  E
yg muncul adalah :    2  rendah
n hc
(plot 1/n2 Vs )

Kulit dan Sub kulit


Orbital dengan nilai n membentuk kulit tunggal
Kulit , n = 1, 2, 3, 4, …
K L M N
Orbital dgn kulit n yg sama memiliki sub kulit beda
Sub kulit , l = 0 1 2 3 4 …
s p d f g

Jumlah orbital
N l:0 l:1 l:2 l:3 l: 4 Total
s p d f g
1 1 1
2 1 3 4
3 1 3 5 9
4 1 3 5 7 16
5 1 3 5 7 9 25

Orbital s
Keadaan dasar adalah keadaan dengan energi
terendah dimana elektron terikat kuat dgn inti.
Orbital yg menempati keadaan dasar n=1, l =0 dan ml =0.
1
 1 2 r
Fungsi gelombangnya (misal Z =1) :    3  e ao
 ao 

Tidak tergantung pd sudut ,memiliki nilai yg sama pd semua titik dgn


radius tetap, sehingga bentuk orbital s bola simetris

Semua orbital s berbentuk bola simetris tapi berbeda pd jumlah noda


radial yaitu titik dimana f. gelombang radial melewati nilai nol.
orbital 2s noda radial : L2,0 = 2 -  = 0 pd  = 2
diperoleh r = 2ao ,berarti noda radial muncul pada 2 ao
orbital 3s noda radial : L3,0 = 6 - 6 + 2 = 0
diperoleh r = 3/2 ao ,berarti noda radial muncul pada 1,90 ao dan 7,10ao

Fungsi distribusi radial


Kerapatan probabilitas utk atom
Dalam keadaan dasar :
2  e-2r/ao

Perhatikan probablitas menemukan


Electron bola dgn ketebalan dr
Pada radius r :
2x4r2dr = P dr, dimana P = 4r22
P disebut fungsi distribusi radial
Untuk orbital 1s
P  r2 e-2r/ao
Hitung radius yg paling mungkin utk menemukan
electron yg menempati orbital 1s dari atom
hidrogenik dari H hingga Ne9+.

Z3  2Zr 4Z 3  2Zr
2 2
P = 4r  =4 x 3
e ao
  r2 e ao
ao ao3
Nilai Maksimum didapat:
dP 4Z 3  2Zr2   2Zr ao
dr
 3  2r 
ao 
e
ao 
0 pada r = r*
ao
Hingga r* = Z
, dgn ao = 52,9 pm
H He Li Be B C N O F Ne
r* pm 52,9 26,5 17,6 13,2 10,6 8,82 7,56 6,61 5,88 5,29

Orbital p
Elektron p memiliki momentum sudut yg tidak nol (besarnya 2,5 h)
Momentum ini mempengaruhi bentuk fungsi gelombang yg dekat dgn inti,

Perbedaan dgn orbital s karena adanya efek sentrifugal dari momentum


sudut dan hal yg sama ditemui untuk l >0 (d, f ,…)

Ada 3 sub orbital 2p dgn nilai ml berbeda,


ml = 0 memiliki tidak ada momentum sudut (nol) pd sumbu z,
densitas probabilitas  cos2 (maks pd  = 0o & 180o, min =90o )
z
orbital ini dpt ditulis : pz  cos  
r
ml =1 memiliki momentum sudut pd sumbu z
f. gelombang tergantung  dgn momentum sudut searah (e+i) atau
berlawanan jarum jam(e-i) mak. pd =90o dan min. pd  = 0o & 180o
orbital ini dpt ditulis : e+i + e-i cos  dan e+i - e-i sin 
x y
bagian sudut nya : px  sin cos   r dan py  sin sin   r
3. Spektroskopi Transisi dan Aturan Seleksi
Transisi e : n2,l2,ml2 n1,l1,ml1 + E (foton)

Jenis transisi :
1. Diizikan (allowed)
2. Dilarang (forbidden)

Aturan seleksi : transisi yg diizinkan


pd atom hidrogenik
l =  1 ml = 0,  1 Diagram Grotian

 STRUKTUR ATOM BERELEKTRON BANYAK


Persamaan Schrodinger untuk atom berelektron banyak sangat komplek
karena semua electron saling berinteraksi.
Solusi : bukan orbital analitik tapi orbital aproksimasi

4. Oproksimasi Orbital
Asumsi : setiap electron menempati fungsi gelombangnya sendiri
(r1,r2,…) = (r1)(r2)

Dengan aproksimasi orbital maka dapat dinyatakan struktur elektronik


atom yang disebut konfigurasi, yakni daftar orbital yang ditempati pada
kondisi dasar, misal orbital 1 s : 1s2

Atom He terdiri 2 elektron, konfigurasi : 1s 2 karena Z = 2 orbital 1s ini


lebih rapat dibandingkan atom H.

Atom Litium, Z=3 terdiri 3 elektron. Orbital


1s ditempati oleh 2 elektron tapi posisinya
lebih dekat karena muatan inti dan electron
ketiga tidak menempati orbital 1s, karena ada
Prinsip Larangan Pauli :
” tidak lebih dari 2 elektron yg boleh
menempati orbital,dan jika 2 elektron
menempati satu orbital maka spin harus
berpasangan ”, tapi mengisi orbital
selanjutnya : 2s atau 2p
Konfigurasi : [He]2s1 atau [He] 2p1

Penetrasi dan Pelindung (shielding)


Atom berelektron banyak mengalami tolakan Coulomb
dari semua electronnya. Untuk semua posisi electron
maka mereduksi muatan inti total Ze menjadi Zeff
akibat dari konstanta pelindung () : Zeff = Z - 

Atom Zeff
He 1s 1.69
C 1s 5.67
2s 3.22
2p 3.14
Nomor atom efektif berbeda untuk electron s dan p karena perbedaan
fungsi gelombang radialnya. Elektron s memiliki penetrasi lebih besar
dibanding electron p, kombinasi efek penetrasi dan pelindung elektron s
lebih terikat dibanding p pada kulit yang sama. Hal sama untuk elektron p
lebih terikat dibanding elektron d
s>p>d

Prinsip Aufbau
Konfigurasi elekron pada orbital hidrogenik dari atom netral dalam
keadaan dasar. Suatu atom bernomor atom Z , maka urutan orbital yang
akan ditempati sesuai konfigurasi :

1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s

Misal : atom C(Z=6) : 1s2 2s2 2p2, bentuk lain :[He] 2s2 2p2
bentuk energi terendah :[He] 2s2 2px1 2py1
atom N(Z=7) : 1s2 2s2 2p3, bentuk lain :[He] 2s2 2p3
bentuk energi terendah :[He] 2s2 2px1 2py1 2pz1

Prinsip Aufbau : “electron menempati orbital berbeda pada subkulit


sebelum mereka berpasangan”

Spin electron yang mengisi orbital mengikuti aturan Hund : “ atom pada
keadaan dasar mengadopsi konfigurasi denga jumlah electron tak
berpasangan terbesar”
Dari contoh atom C dan N diatas spin dari elektronnya sama

 SPEKTRA ATOM KOMPLEK


Spektra dari atom semakin rumit dengan semakin meningkatnya jumlah
electron. Garis spektrum memberikan informasi energi dari electron atom
hasil kontribusi dari interaksi electron dalam berbagai cara dan energi
dari orbital serta bentuk lainnya.

5. Keadaan Singlet dan Triplet


Perhatikan energi dari He : 1s2 () 1s1() 2s1()
E`1 > E`2
Singlet Triplet
Total Momen spin 0 0
6. Kopling Spin-Orbital
Spin electron memiliki implikasi lanjut pada energi
atom, karena electron memiliki momentum sudut
spin dan juga sebagai muatan bergerak akan meng-
hasilkan medan magnet.

Interaksi spin dan momen magnit orbital


disebut : Kopling Spin-Orbital
Momentum Sudut Total
Satu cara untuk menggambarkan ketergantungan interaksi spin dan orbit
relatif terhadap orientasi spin dan momen orbital yakni pada momentum
sudut total dari electron.

Spin dan momentum sudut PARALEL : momt sudut totalnya TINGGI


Spin dan momentum sudut BERLAWANAN : momt sudut totalnya RENDAH

Momentum sudut total electron yg berputar dan mengorbit : terkuantisasi


Digambarkan lewat bilangan kuantum
j j = l + ½ { searah } atau j = l - ½ {berlawanan} dan mj

contoh : (a) s1 l=0,j=½


(b) p1 l = 1 , j = 3/2, 1/2
(c) d1 l = 2 , j = 5/2,3/2

Energi dari level dgn bil kuantum s,l,j

Es,l,j = ½ hcA{j(j+1) – l(l+1)-s(s+1)}

A : konstanta kopling spin-orbit

Misal electron pada kulit l =1


E3/2 = ½ hcA{3/2 x 5/2 – 1 x 2 - ½ x 3/2} = ½ hcA
E1/2 = ½ hcA{1/2 x 3/2 – 1 x 2 - ½ x 3/2} = - hcA

Struktur yang tajam dari


Spektum, misalnya lampu uap
Natrium (lampu penerangan
Jalan ,  = 589 nm) :
(a) 589,76 nm (16956 cm-1)
(b) 589,16 nm (16973 cm-1)

7. Term Simbol dan Aturan Seleksi

2 3 multiplisitas,
P D bil.kuantum momentum sudut orbital total, L
3/2 2 bilangan kuantum momentum sudut total, J

Momentum sudut orbital total


Jika terdapat beberapa electron maka apakah digabung atau dikurangi
satu sama lain. Untuk memperoleh kopling dari tiap momenta sudut orbital
digunakan deret Clebsch-Gordan :

L =l1 + l2, l1 + l2 –1, …, l1 – l2 

Contoh : (i) konfigurasi d2 ( ada 2 elektron pada orbital d)


l1 = l2 = 2 : L = 4, 3, 2, 1, 0
G FD P S
(ii) konfigurasi p3 ( ada 3 elektron pada orbital p)
kolping 1 : l1 = l2 = 1 : L = 2, 1, 0
kopling 2 : (i) l3 + 2 : L = 3, 2, 1
(ii) l3 + 1 : L = 2, 1, 0 L = 3,2,2,1,1,1,0
(iii) l3 + 0 : L = 1

Multiplisitas
Bila beberapa electron terlibat maka harus diperhatikan bilangan kuantum
momentum sudut spin total , S ( bil bulat non negatif atau setengah )
Deret Clebsch-Gordan :

S =s1 + s2, s1 + s2 –1, …, s1 – s2 

Contoh : (i) 2 elektron , s1 = s2 = ½ : S = 1 , 0


(ii) 3 elektron , s1 = s2 = s3 = ½ : S =3/2, ½,½

Multiplisitas : 2S + 1
Untuk S = 0 ( kulit penuh) : multiplisitas = 2 x 0 + 1 =1 (1S)
Untuk electron tunggal S = s = ½ : multiplisitas = 2 x ½ + 1 = 2 (2S)
Untuk 2 elektron tak berpasangan, S=1 : multiplisitas = 2 x 1 +1 = 3 ( 3D)

Momentum Sudut Total


j : orientasi relatif spin dan momenta sudut orbital pd electron tunggal
J : bil.kuantum momentum sudut total
Untuk electron tunggal J = j dgn l + ½ atau l - ½
Bila melibatkan beberapa electron luar kulit yg penuh, maka digunakan
Kopling Russell-Saunders
Untuk memperoleh nilai J yg diizinkan dipakai deret Clebsch-Gordan :

J =L + S, L + S –1, …, L – S 
Contoh : konfigurasi Na dan F
Na = [Ne]3s1 , L = l = 0 dan S = s = ½, J=l + s = ½ , Konfg = 2S1/2

F =[He]2s2 2p5 = [Ne]2p-1 , L =l= 1 dan S = s = ½


Nilai J = jn = 3/2,1/2 , Konfig = 2P3/2 , 2P1/2

Bila individu j ingin digabung maka menggunakan kopling jj


Misal ada 2 elektron dengan jn = 3/2 jn= 1/2 . Total momentum :
j1 = 3/2 dan j2 = 3/2 , J = 3,2,1,0
j1 = 3/2 dan j2 = ½ , J = 2,1
j1 = ½ dan j2 = 3/2 , J = 2,1
j1 = ½ dan j2 = ½ , J = 1,0

Aturan Seleksi

8. Pengaruh Medan Magnit

Anda mungkin juga menyukai