~
Prinsip kombinasi Ritz (konsep Spektroskopi) : T1 T2 dimana T = n2
prinsip Ritz ini dapat diterapkan pada semua jenis
atom dan molekul. Terdapat hubungan antara foton
dgn kekekalan energi. Garis spektum timbul dari
transisi suatu atom dari suatu level energi ke
level energi lain.
Penafsiran ini menuju pada kondisi frekuensi Bohr :
E = h
E = hcT1 – hcT2
= cT1 – cT2
L() = polynomial dari dan Nn,l = konstanta normalisasi, contoh n=3 dan l=0
L3,0 = 6 - 6 +2
Bilangan Kuantum :
Setiap orbital atom didefinisikan dgn 3 bilangan kuantum :
Bilangan Kuantum Utama : n = 1,2,3…
Bilangan Kuantum Momentum Sudut : l = 0,1,2,…,n-1
Bilangan Kuantum Magnetik : ml = l, l-1, l-2, …,-l
hc Z 2 e 4
Energi berhubungan dgn n : En
n2
dimana hc
32 2 2o 2
Tingkat energi :
Pemisahan antar tingkat sebanding dgn Z2
Keadaan terikat (bound) : energi atom lebih rendah dari pada pemisahan
tak terhingga elektron dan inti, energi pada persm. bertanda negatif
Energi Ionisasi :
Def : minimum energi yg dibutuhkan
untuk mengeluarkan elektron dari
keadaan dasarnya pd suatu atom.
Misalnya : energi dasar atom H dgn
n=1 : E1 = -hc , bila elektron
dieksitasikan ke n = , maka energi
yg harus dipasok: I = - hc = 2,179x10-18 J
Jumlah orbital
N l:0 l:1 l:2 l:3 l: 4 Total
s p d f g
1 1 1
2 1 3 4
3 1 3 5 9
4 1 3 5 7 16
5 1 3 5 7 9 25
Orbital s
Keadaan dasar adalah keadaan dengan energi
terendah dimana elektron terikat kuat dgn inti.
Orbital yg menempati keadaan dasar n=1, l =0 dan ml =0.
1
1 2 r
Fungsi gelombangnya (misal Z =1) : 3 e ao
ao
Z3 2Zr 4Z 3 2Zr
2 2
P = 4r =4 x 3
e ao
r2 e ao
ao ao3
Nilai Maksimum didapat:
dP 4Z 3 2Zr2 2Zr ao
dr
3 2r
ao
e
ao
0 pada r = r*
ao
Hingga r* = Z
, dgn ao = 52,9 pm
H He Li Be B C N O F Ne
r* pm 52,9 26,5 17,6 13,2 10,6 8,82 7,56 6,61 5,88 5,29
Orbital p
Elektron p memiliki momentum sudut yg tidak nol (besarnya 2,5 h)
Momentum ini mempengaruhi bentuk fungsi gelombang yg dekat dgn inti,
Jenis transisi :
1. Diizikan (allowed)
2. Dilarang (forbidden)
4. Oproksimasi Orbital
Asumsi : setiap electron menempati fungsi gelombangnya sendiri
(r1,r2,…) = (r1)(r2)
Atom Zeff
He 1s 1.69
C 1s 5.67
2s 3.22
2p 3.14
Nomor atom efektif berbeda untuk electron s dan p karena perbedaan
fungsi gelombang radialnya. Elektron s memiliki penetrasi lebih besar
dibanding electron p, kombinasi efek penetrasi dan pelindung elektron s
lebih terikat dibanding p pada kulit yang sama. Hal sama untuk elektron p
lebih terikat dibanding elektron d
s>p>d
Prinsip Aufbau
Konfigurasi elekron pada orbital hidrogenik dari atom netral dalam
keadaan dasar. Suatu atom bernomor atom Z , maka urutan orbital yang
akan ditempati sesuai konfigurasi :
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s
Misal : atom C(Z=6) : 1s2 2s2 2p2, bentuk lain :[He] 2s2 2p2
bentuk energi terendah :[He] 2s2 2px1 2py1
atom N(Z=7) : 1s2 2s2 2p3, bentuk lain :[He] 2s2 2p3
bentuk energi terendah :[He] 2s2 2px1 2py1 2pz1
Spin electron yang mengisi orbital mengikuti aturan Hund : “ atom pada
keadaan dasar mengadopsi konfigurasi denga jumlah electron tak
berpasangan terbesar”
Dari contoh atom C dan N diatas spin dari elektronnya sama
2 3 multiplisitas,
P D bil.kuantum momentum sudut orbital total, L
3/2 2 bilangan kuantum momentum sudut total, J
Multiplisitas
Bila beberapa electron terlibat maka harus diperhatikan bilangan kuantum
momentum sudut spin total , S ( bil bulat non negatif atau setengah )
Deret Clebsch-Gordan :
Multiplisitas : 2S + 1
Untuk S = 0 ( kulit penuh) : multiplisitas = 2 x 0 + 1 =1 (1S)
Untuk electron tunggal S = s = ½ : multiplisitas = 2 x ½ + 1 = 2 (2S)
Untuk 2 elektron tak berpasangan, S=1 : multiplisitas = 2 x 1 +1 = 3 ( 3D)
J =L + S, L + S –1, …, L – S
Contoh : konfigurasi Na dan F
Na = [Ne]3s1 , L = l = 0 dan S = s = ½, J=l + s = ½ , Konfg = 2S1/2
Aturan Seleksi