Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

(P-X)
ELEKTROKIMIA

NAMA : AZIZAH NILA SARI


NIM : 20010300010
TANGGAL : 07 FEBRUARI 2021

1. Pendahuluan
- Latar Belakang
Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari
aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan
dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan
banyaknya elektron yang dimiliki. Sel elektrokimia adalah
tempat terjadinya aliran elektron yang ditimbulkan oleh perubahan
energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Dua macam sel
elektrokimia, yaitu sel volta dan sel elektrolis. Suatu sel elektrokimia
terdiri dari dua elektroda yang disebut katoda dan anoda dalam larutan
elektrolit.
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas
di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan
salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-
hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi
listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang
diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam
sel elektrolisis.
- Tujuan Percobaan
a. Memahami konsep reaksi redoks
b. Memahami dan membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit
c. Memahami konsep elektrolisis
2. Dasar Teori
Elektrokimia
Reaksi elektrokimia dapat dibagi dalam dua kelas: yang menghasilkan
arus listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh arus
listrik elektrolisis. Tipe pertama reaksi bersifat serta merta, dan energy bebas
system kimianya berkurang; system itu dapat melakukan kerja, misalnya
menjalankan motor. Tipe kedua harus dipaksa agar terjadi (oleh kerja yang
dilakukan terhadap system kimia), dan energy bebas system kimia
bertambah Elektrokimia adalah didiplin ilmu kimia yang memperlajari
tentang perubahan zat yang menghasilkan arus listrik atau perubahan kimia
yang disebabkan oleh arus listrik. (Keenan, 1980)
Dalam sebuah sel, energi listrik di hasilkan dengan jalan pelepasan
elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerima elektron pada
elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan
anoda, sedangkan elektroda yang menerima elektron dinamakan katoda.
Suatu sel elektrokimia, kedua sel setengah reaksi dipisahkan dengan
maksud agar aliran listrik (elektron) yang ditimbulkan dapat digunakan.
Salah satu faktor yang mencirikan sebuah sel elektrokimia adalah gaya
gerak listrik (GGL) atau beda potensial listrik antara anoda dan katoda
(Oxtoby, 1999).
Elektron mengalir dari anoda seng ke katoda tembaga. Hal ini akan
menimbulkan perbedaan potensial antara ke-2 elektroda. Perbedaan
potensial akan mencapai maksimum ketika tidak ada arus yang mengalir.
Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau E sel. Nilai E sel
tergantung pada berbagai faktor. Bila konsentrasi larutan seng dan tembaga
1,0 M dan suhu sistem 298K (250C), E sel berada dalam keadaan standar
dan diberi simbol E0sel (Underwood, 1991).
Keadaan standar didefinisikan sebagai keadaan pada 25oC (298.15 K),
pada keaktifan satu untuk semua zat dalam sel elektrokimia pada sel dengan
arus nol pada tekanan 1 bar (105 Pa) (Oxtoby:1999).
a. Sel Volta
Sel volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik yang
memberikan aliran elektron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia
yang teroksidasi ke zat kimia yang direduksi. Dalam menyetarakan
reaksi redoks, kita dapat memecahkan reaksi itu menjadi dua bagian
yaitu setengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Pada reaksi
reduksi, zat-zat yang direaksikan dicampur dalam satu wadah sehingga
terjadi reaksi yang disertai pelepasan dan penyerapan kalor.
- Potensial Sel (Eo Sel)
Selain dengan menggunakan percobaan dan voltmeter, potensial
sel (EoSel) dapat juga ditentukan secara teoritis. Potensial sel
(EoSel) adalah penjumlahan dari potensial anoda dengan potensial
katoda.
- Potensial Elektroda
Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena elektron-
elektron mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif
(Keenan, 1980).
b. Sel Elektrokimia
Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut
sel galvani (atau sel volta). Sel seperti ini mengubah energy kimia
menjadi energy listrik yang dapat digunakan untuk melakukan
kerja. Elektrolisis adalah peristiwa elektrolit dalam sel elektrolisis oleh
arus listrik.
Arus listrik berasal dari sumber arus baterai/aki yang menghasilkan
arus searah. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif)
ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga bilangan
oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation
ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron sehinggan
bilangan oksidasinya berkurang (Oxtoby, 1999).
Hubungan listrik antara dua setengah–sel harus dilakukan dengan
cara tertentu. Kedua electrode logam dan larutannya harus
berhubungan, dengan demikian lingkar arus yang sinambung terbentuk
dan merupakan jalan agar partikel bermuatan mengalir. Secara
sederhana electrode saling dihubungkan dengan kawat logam yang
memungkinkan aliran electron (Petrucci:1985).
Sel terdiri dari dua setengah–sel yang elektrodanya dihubungkan
dengan kawat dan larutannya dengan jembatan garam. (Ujung
jembatan garam disumbat dengan bahan berpori yang memungkinkan
ion bermigrasi, tetapi mencegah aliran cairan dalam jumlah besar).
Potensiometer mengukur perbedaan potensial antara dua electrode
yaitu sebesar 0.463 Volt (V) (Petrucci:1985).
Aliran listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini
hanya dapat dilakukan melalui larutan lain yang "menjembatani" kedua
setengah – sel dan tak dapat dengan kawat biasa: hubungan ini disebut
jembatan garam (= salt bridge) Elektroda Zn akan mengalami reaksi
oksidasi, sedangkan electrode Cu akan mengalami reduksi. Electron
mengalir dari atom Zn ke kawat penghantar, dan dengan terbentuknya
ion-ion Zn2+ ini memasuki larutan dan berdifusi menjauhi
lembatan (Petrucci:1985).
Ion negative berdifusi lewat jembatan garam menuju ke electrode
Zn. Electron yang dilepaskan oleh atom Zn memasuki kawat
penyambung dan menyebabkan electron-elektron pada ujung lain
berkumpul pada permukaan electrode Cu. Electron-elektron ini bereaksi
dengan ion Cu2+ untuk membentuk atom Cu yang melekat pada
electrode (Keenan:1980).
Ion SO42- yang ditinggalkan oleh ion Cu2+ akan berdifusi menjauhi
electrode Cu. Dari jembatn garam NaCl, ion Na+ akan berdifusi keluar
menuju ke Cu. Jadi, sementara reaksi itu berjalan; terdapat gerakan
keseluruhan dari ion negative menuju electrode Zn dan gerakan
keseluruhan ion positif menuju electrode Cu. Jalan untuk aliran ion
secara terarah lewat larutan ini dapat dibayangkan sebagai rangkaian
dalam, dan jalan untuk aliran electron lewat kawat penghantar
dibayangkan sebagai rangkaian luar (Keenan:1980).
Hukum Faraday
Akibat aliran arus listrik serarah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi
perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834)
lewat nya arus 1F mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada
suatuelektroda (anoda) dan reduksi 1 massa ekivalen suatu zat pada
elektroda yang lain (katoda).
a. Hukum Faraday I
“Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding
lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.”
b. Hukum Faraday II
Jika 2 buah zat dielketrolisis dengan 2 buah arus yang sama dan
dihubungkan seri maka perbandingan massa zat larutan I dengan massa
zat larutan II sama dengan perbandingan massa ekivalennya.”
Diawal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang
mengalir dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah dielektroda saat
elektrilisis. Ia merangkum hasil pengamatannya dalam dua hukum
ditahun1833 :
- Jumlah zat yang dihasilkan dielektroda sebanding dengan jumlah arus
listrik yang melalui sel.
- Bila jumlah tertentu atas listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah
dielektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat.
3. Metodologi Percobaan
- Alat : 1) Tabung reaksi, 2) Rak tabung reaksi, 3) Pinset, 4) Gelas ukur 5
ml.
- Bahan : 1) Larutan AgNO3 0,05 M, 2) Larutan CuSO4 0,05 M, 3) FeCl3
0,1 M, 4) 2 buah logam Cu, 5) 1 buah logam Zn.
- Prosedur Kerja

Mulai

Larutan AgNO3 Larutan CuSO4 Larutan FeCl3


dimasukkan ke dimasukkan ke dimasukkan ke
dalam tabung dalam tabung dalam tabung
reaksi sebanyak reaksi sebanyak reaksi sebanyak
5ml. 5ml. 5ml.

Logam Cu Logam Zn Logam Cu


dimasukkan ke dimasukkan ke dimasukkan ke
dalam tabung dalam tabung dalam tabung
reaksi. reaksi. reaksi.

Perubahan yang terjadi diamati.

- Rangkaian Alat
4. Data Hasil Percobaan
Nama Larutan Nama Logam Massa Awal Massa Akhir
AgNO3 Cu 0,56 0,67
CuSO4 Zn 0,23 0,23
FeCl3 Cu 0,62 0,62

5. Pembahasan
- Prinsip Percobaan
Dalam praktikum uji coba elektrokimia, langkah pertama yang dilakukan
adalah menyiapkan beberapa alat, yaitu : 1) Tabung reaksi, 2) Rak
tabung reaksi, 3) Pinset, 4) Gelas ukur 5 ml. Dan bebrapa bahan, antara
lain : 1) Larutan AgNO3 0,05 M, 2) Larutan CuSO4 0,05 M, 3) FeCl3 0,1
M, 4) 2 buah logam Cu, 5) 1 buah logam Zn. Selanjutnya, larutan AgNO3,
CuSO4, dan FeCl3 dimasukkan dalam masing-masing tabung reaksi
sebanyak 5 ml. Kemudian, logam Cu dimasukkan dalam tabung yang
berisi larutan AgNO3 dan tabung yang berisi larutan FeCl 3. Dan logam
Zn dimasukkan dalam tabung yang berisi larutan CuSO4. Setelah semua
logam dimasukkan, diamati perubahan yang terjadi.
- Analisa Prosedur
Dari praktikum yang dilakukan membutuhkan beberapa logam yang
dimasukkan dalam beberapa tabung reaksi yang berisi larutan. Tujuan
dari dimasukkan nya logam pada beberapa tabung reaksi yang berisi
larutan adalah untuk mengamati beberapa perubahan yang terjadi dan
dapat memahami perbedaan larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
- Analisa Hasil

6. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. AgNo3 termasuk larutan elektrolit, CuSO4 termasuk larutan elektrolit,
dan FeCl3 termasuk larutan elektrolit.
b. Perubahan logam Cu pada larutan AgNO3 adalah terjadi penambahan
massa.
c. Perubahan logam Zn pada larutan CuSO4 adalah larutan berubah
menjadi lebih terang dan logam berubah menjadi lebih gelap.
d. Perubahan logam Cu pada larutan FeCl3 adalah larutan tidak berubah
warna secara signifikan dan logam berubah menjadi lebih terang.
7. Daftar Pustaka
- Sumber Pustaka Buku
Keenan, charles W. 1980. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Oxtoby, D. W. 1999. Kimia Modern Edisi 4 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta: Erlangga.
Underwood, K. 1991. Kimia untuk Universitas Edisi ke-6. Jakarta:
Erlangga

Tugas
1. Jelaskan perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit
Larutan elektrolit : Larutan yang memiliki kemampuan untuk dapat
menghantarkan arus atau aliran listrik
Larutan non elektrolit : Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda pada elektrolisis KI
Katoda: 2 H₂O (l) + 2 e⁻ → H₂ (g) + 2 OH⁻(aq)
Anoda : Zn (s) → Zn²⁺(aq) + e⁻
Total : Zn (s) + 2 H₂O (l) → Zn²⁺(aq) + H₂ (g) + 2 OH⁻(aq)
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda pada elektrolisis
CuSO4
Anoda : Cu-2 → Cu + 2e-
Katoda : 2H2O → O2 + 4H+ +4e-
Total : CuSO4 → Cu-2 + SO4-2
4. Tuliskan reaksi yang terjadi antara logam Zn dengan larutan CuSO4
Larutan berubah menjadi lebih terang dan logam menjadi lebih gelap.
5. Tuliskan reaksi yang terjadi antara logam Cu dengan larutan AgNO3
Terjadi penambahan massa pada logam Cu.

Anda mungkin juga menyukai