Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan energi listrik menjadi
energi kimia dan begitu sebaliknya. Proses elektrokimia melibatkan reaksi redoks.
Proses perpindahan elektron akan menghasilken sejumlah energi listrik, ada dua jenis
sel elektrokimia yaitu sel volta (sel galvani) dan sel elektrolisis. Dalam sel volta (sel
galvani) terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Dalam sel elektrolisis
terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia.

Sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi
redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas didalam masyarakat kita. Baterai aki
yang dapat diisi merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan
sehari-hari. Baterai aki yang diisi kembali mengubah energi listrik yang diberikan
menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air (H 2O) dapat diuraikan
dengan cara menggunakan energi listrik dalam penggunaan sel elektrolisis.

Salah satu konsep kimia yang abstrak dan membutuhkan praktikum untuk menjelaskan
adalah sel volta. Banyak yang mengungkapkan bahwa sel volta ialah salah satu konsep
kimia sulit karena melibatkan konsep tidak berwujud yang tidak dapat dipahami secara
langsung, dikarenakan sel volta termasuk ke dalam ilmu kimia yang memiliki konsep
abstrak, sehingga dibutuhkan suatu praktikum untuk lebih menjelaskan konsepnya.

Oleh karena itu, pada praktikum atau percobaan kali ini perlu dilakukan agar praktikan
dapat mengetauhi ilmu tentang sel elektrokimia dan diharapkan praktikan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat mengembangkan ilmu
khususnya dalam bidang ilmu kimia dan listrik seperti sel eletrokimia ini.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui apa yang terjadi atau penyebab dari reaksi yang terjadi didalam
ruang katoda dan anoda pada sel elektrolisis.
b. Untuk mengetahui kereaktifan logam pada percobaan sel volta.
c. Untuk mengetahui Eosel voltameter dan Eosel perhitungan pada percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan elektron yang
terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda sendiri terdiri dari
elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena elektroda tersebut akan
dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam pertukaran elektron. Konsep
elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi oksidasi (redoks) dan yang berlangsung secara
bersamaan. Pada reaksi oksidasi terjadi pelepasan elektron sedangkan reduksi terjadi
penangkapan elektron pada media pengantar sel elektrokimia ( Harahap, 2015).

Sel elektrokimia dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu sel galvani atan sel volta di
mana sel digunakan untuk menghasilkan energi listrik, sedangkan pada sel elektrolisis sel
memerlukan energi listrik dari suatu sumber (Rivai, 2007).

Sel elektrolisis ini menggunakan sumber energi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang
terjadi pada sel elektrolisis katoda memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki
muatan positif. Sesuai dengan prinsip kerja listrik terdiri dari zat yang dapat mengalami
proses ionisosi elektroda dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif
baterai ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami oksidasi sedangkan di
katoda akan mengalami reduksi. Salah Satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan
logam emas dengan menggunakan larutan elektrolit mengandung unsur emas (Au). Hal ini
dilakukan untuk melapisi kembali perhiasan yang kadar emasnya sudah berkurang
(Harahap, 2016).

Sel volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik yang diperoleh dari
reaksi kimia yang berlangsung spontan. Beberapa literatur menyebutkan bahwa sel volta
sama dengan sel galvani yang diperoleh dari gabungan ilmuwan yang bernama Luigi
Galvani dan Alexander Volta pada tahun 1786. Bermula dari penemuan baterai yang
berasal dari cairan garam. Pada sel volta anoda adalah kutub negatif dan katoda adalah
kutub positif. Anoda dan katoda akan dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang
terhubung oleh jembatan garam. Jembaban garam sendiri memiliki fungsi sebagai pemberi
suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang menghasilkan listrik dikarenakan listrik
yang dihasilkan harus melalui reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutan
elektrolit harus mengikuti kaedah deret volta. Deret volta sendiri tersusun sebagai berikut
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H₂o), Zn, Cr, Fe, Co, Ni, Sn, Pb, CHI, Cu, Hs, Ag, Pt, Au
(Chang, 2003).

Contoh dari pengaplikasian sel volta sendiri yaitu baterai listrik dan aki (baterai basah)
yang digunakan untuk sumber energi listrik pada perangkat elektronik, seperti radio, telpon
genggam, senter, pada kendaraan listrik, pada sel volta anoda adalah negatif dan katodanya
adalah positif (Day, 1958).

Dalam sel volta reaksi reduksi oksidasi spontan digunakan sebagai sumber dari arus listrik.
Sel elektrolisis merupakan. kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan
untuk melangsungkan reaksi redoks yang besarnya bersifat spontan (Keenan,1990).

Pada konsep elektrokimia ini didasari oleh reaksi reduksi dan oksidasi yang disebut reaksi
redoks. Reaksi redoks merupakan golongan dari reaksi reduksi dan oksidasi yang
berlangsung bersamaan. Pada reaksi redoks, terjadi peristiwa penangkapan elektron.
Sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan elektron yang terjadi pada media
pengantar pada sel elektrokimia (Petrucci,1955).

Elektron dapat mengalir dari anoda seng ke katoda tembaga hal ini lah yang dapat
menimbulkan perbedaan pada potensial sel antara kedua elektroda. Perbedaan potensial
maksimum ini dimaksud dengan E°sel. Nilai E°sel sendiri tergantung pada berbagai faktor
misal bila konsentrasi larutan seng dan tembaga 1,0 M dan Suhu sistemnya 298 oK, E°sel
didapat dalam keadaan standar dan simbol dari Eosel sendiri adalah E°sel (Under
wood,1991).
Oksidasi adalah pelepasan oksigen dimana zat yang merupakan sumber oksigen disebut
sebagai oksidator, Sedangkan reduksi adalah peristiwa pengikatan oksigen dan zat yang
menerima oksigen disebut reduktor, yang dapat dihitung dengan mengurangkan potensial
reduksi standar (David, l999).

Perbedaan antara sel volta dan elektrolisis dapat dilihat dari reaksi yang terjadi. Pada sel
volta reaksi berjalan spontan, dan juga perbedaan dalam anoda dan katoda, dalam sel volta
anoda sebagai negatif dan katoda sebagai positif. Sedangkan pada elektrolisis anoda
bersifat positif dan katoda bersifat negatif, dan perbedaan produk yang dihasilkan, pada sel
volta energi kimia dapat diubah menjali energi listrik sedangkan pada elektrolisis energi
listrik diubah menjadi energi kimia (Oxtoby, 1999).

Deret volta adalah deret yang menyatakan unsur-unsur logam berdasarkan kenaikan
potensial elektrodanya. Jika potensial elektrodanya (Eo) Suatu logam semakin negatif,
berarti logam tersebut semakin reaktif (semakin mudah melepaskan elektron) dan logam
tersebut merupakan reduktor yang kuat (semakin mudah mengalami oksidasi). Hal ini
berlaku sebaliknya untuk potensial elektroda (Eo) suatu logam semakin positif. Kegunaan
deret volta sendiri adalah sebagai acuan apakah logam tersebut dapat bereaksi dengan ion
logam lain (Mawarnis, 2021).

Faktor yang dapat mempengaruhi sel elektrolisis antara lain adalah penggunaan katalisator,
yang mempermudah proses penguraian air menjadi hidrogen den oksigen karena ion-ion
katalisator mampu mempengaruhi kestabilan molekul air yang lebih mudah dielektrolisis
karena terjadi penurunan energi pengaktifan (Ogic, 2014).

Sifat fisik kimia larutan KI bersifat seperti garam sederhana memiliki pH netral yaitu pH
+7, berbentuk seperti kristal putih memiliki massa molar 166,00 g/mol, titik lebur 953 oK
(680 °C), titik didih 1327 °C dan mudah larut dalam air (Underwood, 1991).
Sifat fisik kimia indikator PP atau Fenolftalein memiliki rumus molekul C20H14O4 dan
sering juga disebut "PP". Senyawa ini sedikit larut dalam air dan biasanya dilarutkan dalam
alkohol untuk digunakan dalam percobaan (Khaldiun,2019).

Sifat fisik kimia larutan Pb(NO3)2 berbentuk kristal putih tak berwarna, memiliki massa
molar 331,2 g/mol. Densitas sebesar 4,53 g/cm³, nilai titik lebur 270°C tidak dapat larut
dalam Asam Nitrat, kelarutan dalam air sebesar 37,65 g/100mL (Underwood,1991).

Sifat fisik kimia FeSO4 berbentuk kristal berwarna biru kehijauan, memiliki massa molar
278,02 g/mol dan kelarutan dalam air 400 g/L, densitas sebesar 1,84 g/cm³ bersifat asam
(Underwood,1951).

Sifat fisik kimia CuSO4 berbentuk kristal dan tidak memiliki bau dengan berat molekul
249,69 g/mol, berwarna biru dengan titik didik di suhu 150°C dan titik leleh di suhu 110°C
dan bersifat sangat korosif pads besi dan larut dalam air dan juga metana (Underwood,
1991).

Sifat fisik kimia bahan dari ZnSO4 berpenampilan bubuk berwarna putih, massa molar
sebesar 151,47 g/mol. Dengan densitas 3,54 g/cm³ dan nilai titik lebur di 680°C dan sangat
larut dalam alkohol (Underwood, 1951).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Tabung U
b. Pipet tetes
c. Tabung reaksi
d. Sel volta
e. Voltameter
f. Rak tabung reaksi
g. Elektroda karbon sepasang
h. Gelas kimia 10 mL
i. Penjepit buaya
j. Corong kaca

3.1.2 Bahan
a. Larutan KI 0,5 M
b. Indikator PP
c. Amilum
d. Larutan Pb(NO3)2 0,1M
e. Larutan FeSO4 0,1 M
f. Larutan CuSO4 0,1 M
g. Larutan ZnSO4 0,1 M
h. Logam Pb
i. Logam Cu
j. Logam Fe
k. Logam Zn
l. Akuades
m. Kertas saring
n. Baterai

3.2 Prosedur percobaan


3.2.1 Sel Elektrolisis
a. Diambil larutan Kl sebanyak 50 mL dan dimasukkan ke dalam tabung U.
b. Dipasang elektroda karbon kerangkaian baterai, kabel yang digunakan disesuaikan
dengan kutub yang seharusnya dipasang pada anoda dan katoda.
c. Disambung elektroda kedalam baterai yang berkutub negatif dan meletakkannya
pada ruang anoda.
d. Disambung elektroda ke dalam baterai yang berkutub positif dan meletakkannya
pada ruang katoda
e. Ditunggu beberapa saat hingga larutan mengalami elektrolisis
f. Diambil 5 mL larutan katoda dan anoda kedalam tabung reaksi
g. Ditambahkan 1 tetes amilum ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan katoda
dan anoda serta di amati perubahannya.
h. Diambil larutan katoda dan anoda masing-masing ke dalam tabung reaksi
sebanyak 5 mL.
i. Ditambahkan masing-masing larutan di tabung reaksi dengan 1 tetes indikator PP
serta di amati perubahan yang terjadi.

3.2.2 Sel Volta


a. Direaksikan logam Zn dengan logam Fe dengan cara mengambil larutan ZnSO4 20
mL dan larutan FeSO4 20 mL.
b. Dibuat jembatan garam dengan menggunakan kertas saring yang dimasukkan ke
dalam kedua larutan tersebut.
c. Dimasukkan logam sesuai dengan larutan yang digunakan kemudian dilihat hasil
dari voltameter sebagai hasil pembanding dengan potensial sel dari hasil
perhitungan.
d. Diulangi langkah a sampai c menggunakan logam yang berbeda dan larutan yang
berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Sel Elektrolisis
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Sel Elektrolisis

No Larutan Dalam Perlakuan Pengamatan


Ruang
1 Anoda Dimasukkan larutan KI 0,5 Larutan berwarna
M kedalam tabung U 50 kuning
mL
Dipasang elektroda karbon Di anoda larutan
kerangkaian baterai, kabel berubah menjadi
disesuaikan dengan kutub kuning dan pada
positif pada anoda katoda warna larutan
bening dan terdapat
gelembung kecil
Diambil 5 mL larutan Larutan berwarna
anoda, dimasukkan kuning
kedalam tabung reaksi
Ditambahkan indikator PP Larutan anoda tidak
kemudian dihomogenkan mengalami
perubahan
2 Katoda Dimasukkan larutan KI 0,5 Larutan berwarna
M kedalam tabung U 50 kuning
mL
Dipasang elektroda karbon Warna larutan di
ke rangkaian baterai, kabel katoda berwarna
disesuaikan dengan kutub bening dan terdapat
negatif sebagai katoda gelembung kecil,
sedangkan pada
anoda larutan
berubah warna
menjadi kuning

Diambil 5 mL larutan Larutan berwarna


katoda, dimasukkan kuning
kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 tetes Larutan berwarna


amilum dan bening
dihomogenkan
Ditambahkan indikator PP Larutan berubah
kemudian dihomogenkan warna menjadi
merah lembayung

4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Sel Volta


Tabel 4.2 Hasil pengamatan sel volta

No Sel volta Eosel Voltameter Eosel Perhitungan


(volt) (volt)
1 ZnSO4 — FeSO4- +0,48 +0,32
2 ZnSO4 — CuSO4- +0,15 +1,1
3 ZnSO4 — Pb(NO3)2 +0,07 +0,63
4 Pb(NO3)2 — CuSO4- +0,44 +0,47
5 Pb(NO3)2 — FeSO4- +0,03 +0,31
6 FeSO4-— CuSO4- +0,35 +0,78

4.2 Perhitungan Reaksi


4.2.1 Reaksi Sel Volta
a. ZnSO4- — FeSO4-
E˚Sel = E˚Sel katoda - E˚Sel anoda
E˚Sel = E˚Sel Fe - E˚Sel Zn
= -0,49 - (-0,76)
= + 0,32 V

b. ZnSO4- — CuSO4-
E˚Sel = E˚Sel katoda - E˚Sel anoda
E˚Sel = E˚Sel Cu - E˚Sel Zn
= + 0,34 - (-0,76)
= + 1,1 V

c. ZnSO4- — Pb(NO3)2
E˚Sel = E˚Sel katoda - E˚Sel anoda
E˚Sel = E˚Sel Pb - E˚Sel Zn
= -0,13 - (-0,76)
= + 0,63 V

d. Pb(NO3)2 — CuSO4-
E˚Sel = E˚Sel katoda - E˚Sel anoda
E˚Sel = E˚Sel Cu - E˚Sel Pb
= + 0,34 - (-0,13)
= + 0,47 V

e. Pb(NO3)2 — FeSO4-
E˚Sel = E˚Sel katoda - E˚Sel anoda
E˚Sel = E˚Sel Pb - E˚Sel Fe
= -0,13 - (-0,44)
= + 0,31 V

f. FeSO4- — CuSO4-
E˚Sel = E˚Sel katoda - E˚Sel anoda
E˚Sel = E˚Sel Cu - E˚Sel Fe
= + 0,34 – (-0,44)
= + 0,78 V

4.3 Reaksi
4.3.1 Reaksi Sel Elektrolisis
KI(aq) ⇌ K+ + I-(aq)
Katoda = 2H2O + 2e → H2 + 2OH-
Anoda = 2I- → I2 + 2e
2H2O + 2I- → I2 + H2 + 2OH-

4.3.2 Reaksi Sel Volta


a. ZnSO4- — FeSO4-
Katoda = Cu2+ + 2e- → Cu
Anoda = Fe → Fe2+ + 2e-
Hasil = Cu2+ + Fe → Cu + Fe2+
Notasi Sel = Fe│ Fe2+││Cu2+│Cu

b. ZnSO4- — CuSO4-
Katoda = Cu2+ + 2e- → Cu
Anoda = Zn → Zn2+ + 2e-
Hasil = Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+
Notasi Sel = Zn│Zn2+ ││ Cu2+ │Cu

c. ZnSO4- — Pb(NO3)2
Katoda = Zn2++ 2e- → Cu
Anoda = Pb → Pb2+ + 2e-
Hasil = Zn2+ z Pb → Zn + Pb2+
Notasi Sel = Pb│ Pb2+││ Zn2+ │Zn

d. Pb(NO3)2 — CuSO4-
Katoda = Cu2+ + 2e- → Cu
Anoda = Pb → Fe2+ + 2e-
Hasil = Cu2+ + Pb → Cu + Pb2+
Notasi Sel = Pb│ Pb2+ ││ Cu2+│ Cu

e. Pb(NO3)2 — FeSO4-
Katoda = Pb2+ + 2e- → Pb
Anoda = Fe → Fe2+ + 2e-
Hasil = Pb2+ + Fe → Pb + Fe2+
Notasi Sel = Fe│ Fe2+││ Pb2+ │Pb

f. FeSO4- — CuSO4-
Katoda = Cu2+ + 2e- → Cu
Anoda = Fe → Fe2+ + 2e-
Hasil = Cu2+ + Fe → Cu + Fe2+
Notasi Sel = Fe│ Fe2+││Cu2+│Cu

4.4 Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu percobaan sel elektrokimia, telah dilakukan dua
percobaan yaitu percobaan sel elektrolisis dan percobaan sel volta. Pada percobaan
yang pertama yaitu percobaan sel elektrolisis pada larutan KI, langkah pertama
adalah dimasukkan Larutan KI ke dalam tabung U, kemudian dimasukkan elektroda
karbon pada sisi katoda dan anoda, lalu tunggu hingga larutan terelektrolisis ketika
reaksi berlangsung. Pada anoda mengalami perubahan warna dari bening menjadi
kuning. Warna kuning pada anoda menandakan bahwa di anoda mengandung gas
iodin. Setelah ditambahkan amilum tidak terjadi perubahan warna dan ketika
ditambahkan dengan indikator PP larutan berwarna kuning muda. Hal tersebut
menandakan bahwa pada anoda terdapat ion negatif yang kemudian dioksidasi
menjadi unsurnya yaitu I2. Sedangkan ketika reaksi berlangsung pada katoda tidak
mengalami perubahan warna. Larutan tetap berwarna bening dan terdapat gelembung
kecil. Pada larutan ketika ditambahkan dengan amilum tidak terjadi perubahan warna
pada larutan, namun saat ditambahkan dengan indikator PP terjadi perubahan warna
yaitu menjadi warna merah lembayung. Hal tersebut menandakan bahwa pada reaksi
elektrolisis bersifat basa. Air direduksi menghasilkan H2 dan OH-. Hal tersebut
ditandai dengan munculnya gelembung kecil pada reaksi eletroda di katoda.

Lalu pada percobaan yang kedua yaitu percobaan sel volta. Pada sel volta katoda dan
anoda berbeda dengan sel elektrolisis, jika sel elektrolisis katoda negatif dan anoda
positif, pada sel volta terbalik, katoda merupakan positif dan anoda negatif. Pertama -
tama dilakukan percobaan pada larutan ZnSO4- dan FeSO4-, kemudian dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang berbeda. Selanjutnya, dibuat jembatan garam menggunakan
kertas saring dan dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4- dengan FeSO4-,kemudian
dimasukkan lempeng logam Zn ke larutan ZnSO4-, dan lempeng logam Fe ke larutan
FeSO4-, kemudian kedua elektroda dihubungkan dengan alat petunjuk arus yaitu
voltameter melalui kabel, bila elektroda Zn dan Fe dihubungkan dengan kabel maka
akan terjadi energi listrik. Untuk menjaga kenetralan listrik dari kedua larutan diatas,
maka kedua larutan dihubungkan dengan jembatan garam yang menyebabkan
elektron mengalir secara terus menerus melalui kawat. Kemudian dilakukan hal yang
sama untak logam-logam lainnya dan larutan lainnya yaitu CuSO4- serta Pb(No3)2.

Pada percobaan reaksi ini yaitu ZnSO4- dan FeSO4-. Zn sebagai oksidator den Fe
sebagai redaktor. Selain itu, didapat Eosel voltameter pada percobaan ialah pada
ZnSO4- dengan FeSO4- adalah. +0,48 volt pada ZnSO4- dengan CuSO4- sebesar +0,15
volt. Pada larutan ZnSO4- dengan Pb(No3)2 sebesar +0,07 volt pada larutan Pb(No3)2
dengan FeSO4- sebesar +0,44 volt. Pada larutan Pb(No3)2 dengan FeSO4- sebesar
+0,03 volt pada larutan FeSO4- dengan CuSO4- sebesar 0,35 volt. Hasil dari percobaan
terjadi perbedaan harga potensial. Sel pada perhitungan dan harga potensial sel
menurun. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor secara internal maupun
eksternal. Salah satunya yaitu kurang tepatnya perhitungan sel pada voltameter,
sehingga hasilnya kureng akurat.

Adapun fungsi perlakuan pada percobaan kali ini adalah dimasukkan elektroda
karbon pada sisi anoda dan katoda agar diketahui reaksi sel elektrolisis pada anoda
dan katoda, diukur larutan menggunakan gelas ukur agar didapatkan volume yang
diinginkan, dipipet larutan menggunakan pipet tetes, dijepit elektroda karbon dan
logam agar terhubung dengan baterai dan voltameter, digunaken jembatan garam agar
terhubung antara dua larutan dan dapat menetralkan antara ion-ion positif den ion-ion
negatif. Pada larutan elektrolit ditambahkan amilum den indikator PP agar dapat
diketahui pada anoda dan katoda termasuk ion apakah pada saat dielektrolisis.

Adapun fungsi alat pada praktikum kali ini ialah digunakan tabung U sebagai wadah
anoda dan katoda saat dielektrolisis, pipet tetes sebagai alat untuk mengambil larutan
yang digunakan dalam percobaan, tabung reaksi sebagai tempat larutan yang akan
direaksikan, voltameter sebagai alat untuk mengukur sel listrik yang dihasilkan, rak
tabung reaksi sebagai tempat tabung reaksi, digunakan gelas kimia sebagai tempat
larutan yang akan diuji, digunakan corong kaca untuk memasukkan cairan dengan
perlahan agar tidak tumpah.
Adapun fungsi bahan pada praktikum kali ini ialah digunakan logam Pb, Cu, Fe, dan
Zn untuk menguji sel listrik yang dihasilkan oleh larutan, digunakan kertas saring
untuk membuat jembatan garam, digunakan akuades untuk mencuci alat agar tetap
bersih dan steril, digunakan larutan sebagai pereaksi yang akan saling direaksikan
menggunakan jembatan garam, digunakan baterai sebagai sumber listrik yang akan
disambungkan dengan elektroda.

Pada percobaan ini, logam-logam yang digunakan yang paling reaktif ialah logam Zn
dan yang paling tidak reaktif ialah Logam Cu, karena menurut deret volta semakin
kekiri maka logam tersebut semakin mudah teroksidasi, semakin kuat reduktornya,
dan kebalikannya jika semakin kekanan maka logam tersebut semakin kuat
reduktornya, dan jika semakin ke kiri maka logam tersebut semakin mudah tereduksi,
semakin kuat sifat oksidatornya atau dapat dikatakan bahwa jika semakin kekiri
logam semakin reaktif. Jika diurutkan berdasarkan kereaktifannya dari 4 logam yang
dipakai urutannya adalah Zn, Fe, Pb, Cu.

Adapun faktor kesalahan pada praktikum kali ini ialah kurang bersihnya lempeng
logam yang digunakan sehingga hasil dari sel volta kurang akurat.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Pada percobaan sel elektrolisis, penyebab mengapa pada ruang katoda terbentuk
gelembung-gelembung dikarenakan terbentuknya gas H2. Hasil dari reduksi. H2O.
Pada ruang katoda tidak dapat terelektrolisis sehingga dielektrolisisnya adalah air,
karena yang terelektrolisis adalah air, maka akan dihasilkan gelembung, sedangkan
penyebab perubahan warna yang terjadi pada ruang anoda adalah karena terbentuknya
I2 akibat oksidasi dari I-.
b. Berdasarkan percobaan pada sel volta didapatkan logam semakin ke kiri kedudukan
suatu logam, maka logam semakin reaktif. Adapun urutannya ialah Zn< Fe<Pb<Cu.
c. Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapet E°sel voltameter pada percobaan ini
adalah pada ZnSO4- dengan FeSO4- adalah +0,48 volt. pada ZnSO4- dengan CuSO4
sebesar +0,15 volt. pada larutan ZnSO4- dengan Pb(No3)2 sebesar +0,07 volt pada
larutan Pb(No3)2 dengan FeSO4- sebesar +0,44 volt. Pada larutan Pb(No3)2 dengan
FeSO4- sebesar +0,03 volt pada larutan FeSO4- dengan CuSO4- sebesar 0,35 volt. Dan
didapatkan juga Eosel perhitungan yaitu pada pada ZnSO4- dengan FeSO4- adalah
sebesar +0,32 volt, pada ZnSO4- dengan Pb(No3)2 sebesar +0,63 volt, pada Pb(NO3)2
dengan CuSO4- sebesar +0,47 volt, pada Pb(No3)2 dengan FeSO4- Sebesar +0,31 volt,
dan pada FeSO4- dengan CuSO4- Sebesar +0,78 volt.

5.2 Saran
Di harapkan pada praktikum selanjutnya agar dapat menggunakan larutan elektrolit
Iain selain larutan KI Seperti larutan NaCl den Al2(SO4)3 agar hasil yang didapat lebih
bervariasi dan dapat menambah wawasan pengetahuan praktikan dan diperhatikan lagi
mengenai kebersihan dan kesterilan bahan yang akan digunakan karena itu juga dapat
mempengaruhi keakuratan data yang akan kita dapatkan pada percobaan kali ini.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Erlangga : Jakarta.

David,W. 1999. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.

Day, A.1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga:Jakarta.

Harahap. 2016. Sel Eektrokimia. Uin-Ar-rsiniry : Banda Aceh.

Keenan. 1980.Ilmu Kimia Jilid 2. Erlangga : Jakarta.

Khaldiun. 2019. Aplikasi Microsoft Excel Pada Program Titrasi Volumetria. Syiah Kuala
University : Banda Aceh.

Mawarmis. 2021. Kimia Dasar II. CV Budi Utama : Yogyakarta.

Obik,Moda.2014. Sel Elektrolisis. E Print Politeknik Negri Sriwijaya : Palembang.

Oxtoby, O. W. 1999. Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.

Petrucci, Ralp H. 1999. Kimia Dasar Edisi ke-4. Erlangga : Jakarta.

Rivai. 2007. Kimia Organik. Balai Pustaka : Jakarta.

Underwood. 1999. Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai