Anda di halaman 1dari 22

I.

JUDUL PERCOBAAN: Pemisahan Secara Elektrogravimetri


II. TANGGAL PERCOBAAN: Rabu, 29 November 2023
III. WAKTU PERCOBAAN: 09.00 – Selesai WIB
IV. TUJUAN PERCOBAAN: Pemisahan Cu dari campuran CuSO4 dan
K2SO4
V. DASAR TEORI
1.1 Elektrokimia
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang
perpindahanelektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik
(elektroda). Elektrodaterdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal
ini disebabkan karenaelektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai
sumber energi dalam pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari
oleh reaksi reduksi-oksidasi(redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks
merupakan gabungan dari reaksireduksi dan oksidasi yang berlangsung
secara bersamaan. Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar
sebagai tempat terjadinya serah terima elektrondalam suatu sistem reaksi
yang dinamakan larutan. Larutan dapat dikategorikanmenjadi tiga bagian
yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan bukan
elektrolit. Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang mengandung ion-
ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik sehingga
proses serahterima elektron berlangsung cepat dan energi yang dihasilkan
relatif besar.Sedangkan larutan elektrolit lemah merupakan larutan yang
mengandung ion-ionterlarut cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam
proses serah terima electron relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil.
Namun demikian proseselektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan bukan
elektrolit, proses serah terima elektron tidak terjadi (Underwood, 1993).
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari
reaksikimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia
dikarakterisasikandengan banyaknya elektron yang dimiliki. Reaksi kimia
dapat menghasilkan energiatau menyerap energi. Pertukaran energi yang
terjadi biasanya dalam bentuk panas,tetapi kadang-kadang dengan suatu
modifikasi, energi yang dipertukarkan tersebut bisa diubah dalam bentuk
energi listrik. Sel elektrokimia adalah alat yang digunakan untuk
melangsungkan perubahan bentuk energi kimia jadi energi listrik.Sel
elektrokimia baik yang melepas atau menyerap energi selalu melibatkan
perpindahan elektron-elektron dari satu senyawa ke senyawa yang lain
dalam suatureaksi oksidasi reduksi. Oksidasi adalah hilangnya elektron
sedangkan reduksidiperolehnya elektron. Zat pengoksidasi adalah spesies
yang melakukan oksidasi, mengambil elektron dari zat yang teroksidasi. Zat
pereduksi adalah spesies yangmelakukan reduksi memberikan elektron
kepada zat yang tereduksi. Setelah reaksizat teroksidasi memiliki bilangan
oksidasi lebih tinggi sedangkan zat tereduksimemiliki bilangan oksidasi
lebih rendah (Skoog, 1994).
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk
ion – ionnya. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atausolut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat
– zat lain dalamlarutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut
dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan
proses pencampuran zat terlarutdan pelarut membentuk larutan disebut
pelarutan atau solvasi (Retno, 2010).
Elektrolit dapat berupa senyawa garam, asam, atau amfoter.
Beberapa gastertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit, hal ini terjadi pada
kondisi tertentumisalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit
kuat identik dengan asam, basa, dan garam. Elektrolit merupakan senyawa
yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang
berikatan ion merupakan elektrolit sebagaicontoh adalah garam dapur atau
NaCl. NaCl dapat menjadi elektrolit dalam bentuklarutan dalam sistem
aqueous dan lelehan, sedangkan dalam bentuk padatansenyawa ion tidak
dapat berfungsi sebagai elektrolit (Dasli, 1977).
Peralatan elektrokimia minimal terdiri dari tiga komponen penting
yaituanoda, katoda dan elektrolit. Anoda adalah elektroda tempat
berlangsungnya reaksioksidasi, elektroda adalah konduktor yang digunakan
untuk bersentuhan dengan bagian atau media non – logam dari sebuah
sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit).Anoda berupa logam penghantar
listrik, pada sel elektrokimia anoda akanterpolarisasi jika arus listrik
mengalir ke dalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah
pergerakan elektron. Pada sel galvani (baterai) maupun selelektrolisis,
anoda merupakan tempat berlangsung reaksi oksidasi. Katodamerupakan
elektroda yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir keluar darinya.Pada
baterai biasa (baterai karbon – seng), yang menjadi katoda adalah seng, yang
juga menjadi pembungkus baterai. Sedangkan, pada baterai alkalin, yang
menjadi katoda adalah mangan dioksida (MnO2) (Retno, 2010).
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron
bebas darisuatu logam kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan
reaksi elektrokimia sangat penting dalam sel galvani (sel yang
menghasilkan arus listrik)dan sel elektrolisis (sel yang menggunakan atau
memerlukan arus listrik). Dalam bidang elektrokimia antara sel galvani dan
sel elektrolisis terdapat perbedaan yangnyata. Perbedaannya yaitu
berhubungan dengan reaksi spontan dan tidak spontan.Sel galvani secara
umum terjadi reaksi spontan, sedangkan sel elektrolisis terjadireaksi tidak
spontan.
Reaksi elektrokimia dapat dibagi dalam dua kelas: yang
menghasilkan aruslistrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang
dihasilkan oleh arus listrikelektrolisis. Tipe pertama reaksi bersifat serta
merta, dan energi bebas systemkimianya berkurang; system itu dapat
melakukan kerja, misalnya menjalankanmotor. Tipe kedua harus dipaksa
agar terjadi (oleh kerja yang dilakukan terhadapsistem kimia), dan energi
bebas sistem kimia bertambah. Elektrokimia adalahdisiplin ilmu kimia yang
memperlajari tentang perubahan zat yang menghasilkanarus listrik atau
perubahan kimia yang disebabkan oleh arus listrik (Skoog, 1994).
Dalam sebuah sel, energi listrik di hasilkan dengan jalan pelepasan
elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerima elektron pada
elektroda lainnya(reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan
anoda, sedangkanelektroda yang menerima elektron dinamakan katoda.
Suatu sel elektrokimia, keduasel setengah reaksi dipisahkan dengan maksud
agar aliran listrik (elektron) yangditimbulkan dapat digunakan. Salah satu
faktor yang mencirikan sebuah selelektrokimia adalah gaya gerak listrik
(GGL) atau beda potensial listrik antaraanoda dan katoda.
Elektron mengalir dari anoda seng ke katoda tembaga. Hal ini
akanmenimbulkan perbedaan potensial antara ke-2 elektroda. Perbedaan
potensial akanmencapai maksimum ketika tidak ada arus yang mengalir.
Perbedaan maksimumini dinamakan GGL sel atau Esel. Nilai Esel
tergantung pada berbagai faktor. Bilakonsentrasi larutan seng dan tembaga
1,0 M dan suhu sistem 298 K (25℃), Esel berada dalam keadaan standar
dan diberi simbol E⁰sel.
Keadaan standar didefinisikan sebagai keadaan pada 25⁰C (298.15
K), padakeaktifan satu untuk semua zat dalam sel elektrokimia pada sel
dengan arus nol pada tekanan 1 bar (105 Pa).
1. Sel Volta
Sel volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik
yangmemberikan aliran elektron lewat rangkaian luar dari suatu zat
kimia yangteroksidasi ke zat kimia yang direduksi. Dalam
menyetarakan reaksi redoks, kitadapat memecahkan reaksi itu menjadi
dua bagiannya itu setengah reaksi oksidasidan setengah reaksi reduksi.
Pada reaksi reduksi, zat-zat yang direaksikan dicanpurdalam satu
wadah sehingga terjadi reaksi yang disertai pelepasan dan penyerapan
kalor.
2. Sel Elektrokimia
Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel
galvani(atau sel volta). Sel seperti ini mengubah energi kimia menjadi
energi listrik yangdapat digunakan untuk melakukan kerja. Elektrolisis
adalah peristiwa elektrolitdalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Arus
listrik berasal dari sumber arus baterai/aki yang menghasilkan arus
searah. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaituanion (ion negatif)
ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga
bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi,
yaitu kationditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron
sehinggan bilanganoksidasinya berkurang (Kennedy, 1990).
Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan
caratertentu. Kedua elektroda logam dan larutannya harus
berhubungan, dengandemikian lingkar arus yang sinambung terbentuk
dan merupakan jalan agar partikel bermuatan mengalir. Secara
sederhana elektroda saling dihubungkan dengan kawatlogam yang
memungkinkan aliran electron.
Sel terdiri dari dua setengah sel yang elektrodanya dihubungkan
dengankawat dan larutannya dengan jembatan garam. (Ujung jembatan
garam disumbat dengan bahan berpori yang memungkinkan ion
bermigrasi, tetapi mencegah alirancairan dalam jumlah besar).
Potensiometer mengukur perbedaan potensial antaradua elektroda
yaitu sebesar 0.463 Volt (V).
Aliran listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini
hanyadapat dilakukan melalui larutan lain yang "menjembatani" kedua
setengah sel dantak dapat dengan kawat biasa: hubungan ini disebut
jembatan garam (salt bridge). Elektroda Zn akan mengalami reaksi
oksidasi, sedangkan elektroda Cu akanmengalami reduksi. Elektron
mengalir dari atom Zn ke kawat penghantar, dandengan terbentuknya
ion-ion Zn2+ ini memasuki larutan dan berdifusi menjauhilembatan.
Ion negatif berdifusi lewat jembatan garam menuju ke elektroda Zn.
Elektron yang dilepaskan oleh atom Zn memasuki kawat penyambung
danmenyebabkan elektron-elektron pada ujung lain berkumpul pada
permukaanelektroda Cu. Elektron-elektron ini bereaksi dengan ion
Cu2+ untuk membentukatom Cu yang melekat pada elektroda (Hiskia
Ahmad, 1992).
Ion SO42- yang ditinggalkan oleh ion Cu2+ akan berdifusi
menjauhielektroda Cu. Dari jembatan garam NaCl, ion Na+ akan
berdifusi keluar menuju keCu. Jadi, sementara reaksi itu berjalan;
terdapat gerakan keseluruhan dari ionnegatif menuju elektroda Zn dan
gerakan keseluruhan ion positif menuju elektrodaCu. Jalan untuk aliran
ion secara terarah lewat larutan ini dapat dibayangkansebagai
rangkaian dalam, dan jalan untuk aliran elektron lewat kawat
penghantardibayangkan sebagai rangkaian luar.
1.2 Pemisahan dengan Elektrokimia
Pemisahan secara elektrokimia adalah proses pemisahan senyawa
atau ion dengan menggunakan arus listrik. Beberapa teknik pemisahan
secara elektrokimia antara lain elektrolisis, elektrogravimetri,
elektroforesis, polarografi, dan voltametri. Pada elektrolisis, senyawa atau
ion dipisahkan dengan menggunakan arus listrik yang mengalir melalui
larutan elektrolit. Proses ini melibatkan elektroda yang terdiri dari anoda
dan katoda, dan senyawa atau ion yang akan dipisahkan ditempatkan di
antara kedua elektroda tersebut. Elektrogravimetri adalah teknik pemisahan
yang memanfaatkan perbedaan massa dari senyawa atau ion yang
terendapkan pada elektroda selama elektrolisis. Polarografi dan voltametri
adalah teknik pemisahan yang memanfaatkan perbedaan potensial listrik
pada elektroda untuk memisahkan senyawa atau ion. Elektroforesis adalah
teknik pemisahan yang memanfaatkan perbedaan muatan listrik pada
senyawa atau ion untuk memisahkan mereka dalam suatu medium.
1.3 Elektroda
Elektroda adalah suatu benda yang digunakan dalam proses
elektrokimia, seperti elektrolisis, elektrogravimetri, elektroforesis,
polarografi, dan voltametri. Elektroda terdiri dari dua jenis, yaitu anoda dan
katoda. Anoda adalah elektroda yang teroksidasi, sedangkan katoda adalah
elektroda yang tereduksi.
1.4 Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel
elektrolisisoleh arus listrik. Dalam sel volta/galvani, reaksi oksidasi reduksi
berlangsungdengan spontan, dan energi kimia yang menyertai reaksi kimia
diubahmenjadi energi listrik. Sedangkan elektrolisis merupakan reaksi
kebalikandari sel volta/galvani yang potensial selnya negatif atau dengan
kata lain,dalam keadaan normal tidak akan terjadi reaksi dan reaksi dapat
terjadi biladiinduksi dengan energi listrik dari luar. Elektrolisis merupakan
proses kimiayang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Reaksi
elektrolisistergolong reaksi redoks tidak spontan, reaksi itu dapat
berlangsung karena pengaruh energi listrik (Syawalian, 2019).
Elektrolisis adalah sebuah proses penguraian elektrolit
denganmenggunakan tenaga listrik, dimana arus listrik dialirkan melalui
cairanelektrolit dan akan menimbulkan reaksi kimia. Ciri-ciri Elektrolisis
antara lain:
• Adanya ion bebas yang terkandug didalam cairan elektrolit, dimana
iontersebut dapat menerima atau memberikan elektron sehingga
elektrondapat mengalir melalui larutan.
• Memanfaatkan arus DC yang bersumber dari luar seperti pada baterai.
• Memiliki 2 elektroda.
Elektroda yang ada pada elektrolisis adalah katoda dan anoda,
katoda adalahelektroda yang menerima arus listrik dari luar sedangkan
anoda adalahelektroda yang mengalirkan kembali elektron ke sumber arus
listrik. Ada beberapa komponen yang ada pada proses elektrolisis yaitu
katoda, anoda, larutan elektrolit dan sumber daya.
• Katoda yaitu elektroda negatif yang mengalami reaksi reduksi, dimana
pada katoda akan terjadi penempelan ion yang tereduksi dari anoda.
• Anoda yaitu elektroda positif yang mengalami reaksi oksidasi,
dimanaelektroda ini mempunyai fungsi sebaliknya dibanding katoda,
anoda berfungsi sebagai penghantar listrik.
• Larutan elektrolit adalah larutan kimia yang didalamnya
mengandungunsur logam pelapis, larutan elektrolit adalah larutan yang
dapatmenghantarkan arus listrik. Didalam larutan elektrolit molekul-
molekulnya terurai (terdisosiasi) menjadi partikel bermuatan positif
dannegatif yang disebut 13 dengan ion. Ion positif disebut dengan kation
danion negatif disebut dengan anion.
• Sumber daya adalah sumber arus listrik DC yang dibutuhkan selama
proses elektrolisis berlangsung dimana arus listrik ini nanti akanmengalir
melalui larutan elektrolit.
1.5 Prinsip Kerja dan Reaksi Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang mana energi listrik
digunakan untuk menjalankan reaksi redoks itu tidak spontan. Elektrolisis
dapat didefinisikan sebagai reaksi peruraian zat menggunakan arus
listrik.Prinsip kerja dari sebuah sel elektrolisis adalah menghubungkan
kutub negatifdari sumber arus searah dengan katoda dan kutub positif ke
anoda, sehinggaterjadi overpotensial yang menyebabkan suatu reaksi
reduksi serta oksidasiyang tidak spontan bisa berlangsung. Elektron akan
mengalir dari katode keanode. Ion-ion positif akan cenderung tertarik ke
katode dan juga tereduksi, sedangkan untuk ion-ion negatif akan cenderung
tertarik ke anode dan teroksidasi (Kennedy, 1990).
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan
sumberenergi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel
elektrolisiskatoda memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki
muatan positif.Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda
dan dialiri aruslistrik searah maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu
gejaladekomposisi elektrolit, dimana ion positif (kation) bergerak ke katoda
danmenerima elektron yang direduksi dan ion negatif (anion) bergerak ke
anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi. Pengaliran arus listrik
menggunakan suatu medium sebagai penghantar arus listrik ke
dalamelektrolit, juga menjadi tempat berlangsungnya reaksi redoks,
mediumtersebut disebut elektroda. Reaksi reduksi berlangsung di katoda,
sedangkanreaksi oksidasi berlangsung pada anoda. Melalui elektrolisis,
kation dan aniondalam larutan dapat bergerak dan disisihkan dengan
melibatkan prosesoksidasi dan reduksi, misalnya anion terutama ion klorida
akan teroksidasi menjadi klorin (Underwood, 1993).
1.6 Tembaga(II) Sulfat
Pemisahan tembaga (Cu) dari larutan CuSO 4 dapat dilakukan
dengan elektrogravimetri. Pada proses elektrogravimetri, tembaga akan
mengendap pada katoda atau elektroda yang mengalami reaksi reduksi.
Logam tembaga akan bergerak menuju katoda karena membentuk ion
positif (Cu2+) dan katoda bermuatan negatif yang menarik kation-kation
yang akan tereduksi menjadi endapan logam. Anoda bermuatan positif akan
menarik anion-anion yang teroksidasi menjadi gas. Proses ini
memanfaatkan arus listrik untuk mengendapkan logam tembaga dari larutan
CuSO4. Misalnya, dalam sebuah percobaan, larutan CuSO 4 (0,1M dan
0,05M) dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian kedua elektroda
dicelupkan. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi pengendapan tembaga pada
elektroda. Oleh karena itu, elektrogravimetri dapat digunakan untuk
menentukan kadar ion tembaga dalam larutan CuSO4 secara kuantitatif.
1.7 Kalium Sulfat
Senyawa kalium sulfat (K2SO4) merupakan garam kristal putih yang
larut dalam air dan tidak mudah terbakar. Berikut adalah beberapa informasi
penting tentang senyawa K2SO4:
- Nama: Kalium sulfat, juga dikenal sebagai garam abu sulfur.
- Massa molar: 174.259 g/mol.
- Warna: Senyawa ini tidak berwarna.
- Densitas: 2.66 g/cm3.
- Titik lebur: 1.069 °C (1.956 °F; 1.962 K).
- Titik didih: 1.689 °C (3.072 °F; 1.962 K).
- Kelarutan: Slightly soluble in glycerol, insoluble in acetone, alcohol,
CS2.
- Struktur: Orthorhombic.
- Sifat fisika dan kimia: K2SO4 merupakan garam yang awalnya dikenal
pada abad ke-14 dan dipelajari oleh Glauber, Boyle, dan Tachenius pada
abad ke-17.
- Kegunaan: Bahan kimia ini umumnya digunakan dalam pupuk,
menyediakan potasium, dan sulfur. K2SO4 juga merupakan biproduk
pada produksi asam sendawa.
Dalam elektrokimia, K2SO4 dapat digunakan sebagai pengendap dalam
gravimetri untuk mengendapkan senyawa tertentu dari larutan, seperti
tembaga (Cu). Misalnya, dalam sebuah percobaan, K 2SO4 digunakan
sebagai pengendap untuk mengendapkan arsenik dalam bentuk
MgNH4AsO4 dan Mg2As2O7.
1.8 Hukum Faraday
1. Jumlah zat yang terjadi pada elektroda berbanding lurus dengan jumlah
coulomb yang mengalir
2. Dalam elektrolisis jumlah listrik yang sama akan menghasilkan berbagai
macam zat dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah berat
ekuivalen zat-zat tersebut.

Rumus hukum faraday dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑒. 𝑖. 𝑡
𝑊=
𝐹

Dimana, 1<F ialah factor perbandingan. Bila F : i.t maka w : e, Jadi F


menunjukan Jumlah coulomb yang diperlukanuntuk menghasilkan
sebanyak satu ekuivalen zat pada elektroda. Jumlah inni yangdisebut
dengan 1 Faraday. Hukum Faraday dapat dipergunakan untuk beberapa
penerapan sepertielektrogravimetri (mencari Jumlah zat yang diendapkan
pada elektroda) dan coulometri (mencari Jumlah total arus yang dibutuhkan
untuk mengelektrolisase jumlah senyawa dengan sempurna); juga dapat
dipergunakan untuk mencari jumlah elektron yang berpengaruh dalam suatu
proses elektrolisa
VI. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
Elektroda dari Isi Pensil Larutan CuSO4
Adaptor DC Larutan K2SO4
Neraca Analitik Aquades
Labu Ukur HNO3 Pekat
Gelas Beaker
Batang Pengaduk
Cawan Petri
Oven
Stopwatch

VII. ALUR PERCOBAAN


Elektroda

-Dicuci menggunakan HNO3 pekat dengan merendam ±1 menit


-Dicuci menggunakan aquades hingga bersih
-Dikeringkan dalam oven selama 10 menit dengan temperature 110oC
-Ditimbang

W1

-Dicampurkan larutan CuSO4 dan K2SO4 masing-masing 40 ml


-Dimasukkan ke gelas piala
-Dimasukkan elektroda dan dihubungkan dengan arus DC 25 V,
selama 1 menit, dan dicatat arus yang dihasilkan
-Ditimbang

W2

-Ditentukan berat endapan


-Dibandingkan dengan perhitungan menggunakan persamaan Faraday

Hasil
Reaksi:

Larutan CuSO4 dengan elektroda karbon

CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO4-(aq)

Katoda : Cu2+ + 2e → Cu(s)

Anoda :2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 2e

Cu2+(aq) + 2H2O(l) → Cu(s) + O2(g) + 4H+(aq)

Rumus:

𝑒𝑖𝑡
W= g
𝐹

𝐴𝑟
e=
𝑛

Keterangan:

w : berat endapan dari logam yang diendapkan

i : arus listrik dalam ampere

t : waktu dalam detik

e : berat ekuivalent dari logam yang diendapkan

n : jumlah electron yang terlibat dalam reaksi


VIII. HASIL PENGAMATAN
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yang berjudul
“Pemisahan secara Elektrogravimetri” pada tanggal 29 November 2023
yang bertujuan untuk pemisahan Cu dan campuran larutan CuSO4 dan
K2SO4.
Elektrogravimetri adalah metode penentuan kadar ion unsur
berdasarkan penimbangan berat zat pada salah satu elektrode pada
reaksi elektrolisis terhadap larutan cuplikan atau metode yang
menggunakan pemisahan pengukuran ion dari sampel.
Elektrogravimetri merupakan suatu metode analitik dengan analisis
kuantitatif berdasarkan pengendapan atau pendepositan logam dengan
menggunakan reaksi redoks dengan bantuan arus listrik. Prinsip dasar
dari elektrogravimetri adalah melibatkan adanya katoda dan anoda serta
terjadi proses elektolisis pada percobaan tersebut, dimana pada
elektodenya bisa menggunakan sebagian dari iner karbon. Arus listrik
yang digunakan adalah arus DC (Direct Current). Digunakan arus searah
dikarenakan magnet yang stabil yang ada di sepanjang kawat dan di
sepanjang arus listriknya hanya dalam satu arah. Selain itu, digunakan
arus searah untuk mendorong agar terjadinya reaksi elektrokimia di
dalam sel atau bisa juga untuk memompa elektron tersebut ke
katodanya, dan pada katoda elektron tersebut akan ditarik oleh ion
bermuatan positif, sehingga terjadi reaksi reduksi. Pada percobaan ini
terjadi reaksi tidak spontan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elektrolisis antara lain adalah
penggunaan katalisator, luas permukaan logam yang tercelup, sifat
logam bahan dari elektroda, konsentrasi pereaksi, dan besar tegangan
eksternal. Konsentrasi pereaksi, semakin besar konsentrasi suatu
larutan, maka akan semakin besar laju reaksinya. Semakin besar luas
pemukaan suatu elektrolit maka akan semakin mudah elelektrolit untuk
menransfer elektronnya, sehingga terjadi hubungan berpelurus.
Kemudian, jika luasan yang tercelup sedikit, maka akan semakin
mempersulit elektrolit untuk melepaskan elektron, dikarenakan
sedikitnya luas penampang pengantar yang menyentuh elektrolit,
sehingga transfer elektron bekerja lambat dalam mengelektrolisis
elektron. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah/berat elektrolisis
adalah arus, waktu yang digunakan, dan berat ekivalen. Semakin besar
arus yang digunakan, semakin lama waktu yang digunakan, dan semakin
besar nilai ekivalennya maka berat endapan elektrolisis akan semakin
besar.
Pada percobaan ini digunakan elektroda katoda dan anoda
Karbon (Isi Pensil). Elektroda katoda Karbon berupa isi pensil berwarna
hitam, lalu mulanya dicuci dengan merendam menggunakan HNO3
pekat tidak berwarna selama ± 1 menit. Pencucian menggunakan asama
nitrat ini bertujuan untuk menghilangkan sisa endapan logam atau
kotoran-kotoran lain yang mungkin masih menempel pada elektroda.
Elektroda ini dicuci dengan asam nitrat 1 : 1 sehingga dapat digunakan
untuk menentukan berat tembaga yang mengendap secara tepat.
Selanjutnya dilakukan pembilasan elektroda dengan aquades.
Hal ini bertujuan untuk membersihkan elektroda dari larutan asam nitrat
yang masih menempel pada elektroda. Langkah berikutnya, elektroda
dikeringkan dalam oven dengan suhu 110°C selama 10 menit. Pemilihan
suhu 110°C adalah karena titik didih dari aquades sendiri minimal
adalah 100°C dan HNO3 minimal 85°C maka dari itu dipilih suhu 110°C
agar elektroda dapat kering. Proses ini juga bertujuan untuk
mengeringkan elektroda sampai elektroda memiliki massa konstan.
Bila saat ditimbang sudah konstan artinya pelarut-pelarut yang tadi
digunakan sebelum pengeringan telah menguap seluruhnya dan
elektroda telah benar- benar kering. Pada percobaan tersebut,
didapatkan W1 sebesar 0,4552 gram. Karena kelompok kami
menghunakan perbandingan 0,3 M CuSO4 dengan 0,5 M K2SO4 Maka
Langkah berikutnya adalah disiapkan 24 mL CuSO4 berwarna larutan
biru dan 16 mL aquades agar mendapatkan konsentrasi sebsar 0,3 M dan
dicampurakan kedalam labu ukur, dan disiapkan K2SO4 0,5 M sebanya
40 mL, Selanjutnya dicampurkan dalam Gelas Beaker 250 mL
Pada percobaan kali ini disebut dengan elektroanalisis. Larutan
dan katoda dielektroanalisis dengan menggunakan arus DC 25 volt
dengan arus listrik 1,2 A selama 1 menit. Saat setelah dimasukkan
muncul gelembung oksigen dari anoda. Gelembung-gelembung tersebut
menandakan adanya gas oksigen yang berasal dari oksidasi air. Reaksi
katoda dan anoda yang terjadi adalah sebagai berikut.
Katoda : Cu2+ (aq) + 2e- => Cu (s)
Anoda : 2H2O(l) => O2 (g) +4H+ + 4e
Setelah 1 menit, maka elektroda dapat dikeluarkan. Setelah
diangkat sebagian besar elektroda katoda karbon akan terdapat beberapa
bagian berwarna coklat tembaga. Kemudian pada elektroda katoda
karbon setelah dikeluarkan didapatkan warna hitam. Langkah
selanjutnya elektroda dikeringkan kembali ke dalam oven dalam suhu
110°C dengan waktu 5 menit. Kemudian ditambang dan dicatat sebagai
W2. Diperoleh W2 sebesar 0,4568 gram. Didapatkan berat endapan
berdasarkan percobaan sebesar 0,0016 gram dan berdasarkan teori
sebesar 0,0236. Sehingga Dari percobaan ini diperoleh efisiensi
elektroda sebesar 6,78 %. Dan Koefisien kesalahan sebesar 93,22 %.
Dengan Perhitungan E⁰Sel sebesar -1,57V (reaksi tidak spontan)
Berdasarkan perbandingan beberapa kelompok dengan
perbedaan konsentrasi didapatkan tabel dan grafik sebagai berikut :
Konsentrasi Cu dan K2 Berat Endapan
0,15 M : 0,5 M 0,0091
0,2 M : 0,5 M 0,0002
0,3 M : 0,5 M 0,0016
0,4 M : 0,5 M 0,0001
0,5 M : 0,5 M 0,0014
0,5 M : 0,4 M 0,0004
0,5 M : 0,3 M 0,0005
0,5 M : 0,2 M 0,0005
Hubungan Konsentrasi CuSO4 : K2SO4 dengan
berat endapan tembaga
Nilai Fluks (L/m^2 . Jam) 0.01

0.008

0.006

0.004

0.002

0
0.5 : 0.5 0.4 : 0.5 0.3 : 0.5 0.2 : 0.5 0.15 : 0.5 : 0.4 0.5 : 0.3 0.5 : 0.2
-0.002 0.5
Fluks (mm)

Series1 Linear (Series1) y = -0.0007x + 0.005


R² = 0.3448

X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa
pemisahan Cu dalam CuSO4 dilakukan dengan efisiensi 6,78% dan
efisiensi kesalahan sebesar 93,22%. Dengan berat W1 : 0,4552 gram
Dan W2 : 0,4568 gram
XI. SARAN
Disarankan Agar praktikan lebih berhati-hati dalam
mengoprasikan adaptor DC atau saat proses elektrolisis karena sedikit
kesalahan dapat mempengaruhi hasil selain itu alat tersebut dapat
berbahaya bagi manusia
XII. DAFTAR PUSTAKA

Dasli, d. (1977). Diktat Kimia Analitik. Padang: Universitas Andalas.


Hiskia Ahmad. (1992). Elektrokimia dan Kinetika Kimia ,. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti.
Kennedy, J. H. (1990). Analytical Chemistry : An Introduction, 2nd Edition. New York:
Saunders College Publishing.
Retno, D. d. (2010). KImia Analisis Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Skoog, D. A. (1994). Analytical Chemistry : An Introduction, 6th Edition. Philadelphia:
Saunders College Publishing.
Syawalian, M. A. (2019). Pengaruh Kuat Arus dan Tegangan Terhadap Perubahan
Kandungan LogamPada Lindi TPA Sampah Dengan Metode Elektrolisis. Jurnal
Chemurgy, 3(1): 6-10.
Underwood, A. L. (1993). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
XIII. LAMPIRAN
Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang terjadi bila digunakan potensial
yang dihitungsesuai dengan persamaan Nernst ?
Jawab:
a. Ion dengan muatan yang berlawanan cenderung bergabung
menjadi pasangan ion yang terikat longgar dalam larutan
yang lebih pekat, sehingga mengurangi jumlah ion yang
bebas untuk mendonorkan atau menerima elektron pada
elektroda. Untukalasan ini, persamaan Nernst tidak dapat
secara akurat memprediksi potensial setengah sel untuk
larutan, karena estimasi aktivitas ion yang tidak ideal
umumnya memerlukan pengukuran eksperimental.
b. Persamaan Nernst hanya berlaku jika tidak ada arus yang
mengalir melalui elektroda. Ketika terdapat aliran arus,
aktivitas ion pada permukaan elektroda berubah dan ada
tambahan di atas potensial dan kerugian resistif yang
berkontribusi pada potensialyang diukur.
c. Pada konsentrasi ion, penentu potensial sangat rendah. Ini
secara fisik tidak berarti, karena dalam kondisi seperti itu,
kerapatan arus pertukaran menjadi sangat rendah dan
daripada efek lain cenderung mengendalikan perilaku
elektrokimia sistem.
d. Jika digunakan potensial yang dihitung sesuai dengan
persamaanNernst, nilainya yaitu sebesar 0,927 Volt, maka
nilai perbedaan potensial elektroda sesuai persamaan
Nernst lebih besar daripada nilai perbedaan potensial
elektroda sesuai nilai potensial reduksi standar yang
nilainya sebesar 0,889.
2. Mengapa endapan yang dihasilkan pada umumnya tidak
sesuai dengan perhitungan?
Jawab:
Hal ini karena tidak semua arus listrik digunakan untuk
penguraian suatu elektrolit. Sebagian kecil dari arus
tersebut ada yang berubah menjadi energi panas. Pada
kabel listrik juga memiliki hambatan yang bervariasi.
Sehingga pada umumnya, arus listrik yang digunakan tidak
100% untuk penguraian suatu elektrolit.
3. Selain itu, ada kemungkinan endapannya sifatnya rapuh,
maka ketika elektroda diangkat, endapan dapat rontok dan
masuk ke dalam larutan kembali sehingga endapan
berkurang.Mengapa pada prakteknya potensial yang
diterapkan menggunakan potensial dekomposisi ditambah
over voltase?
Jawab:
Karena jika tegangan bernilai kecil, maka tidak timbul arus
listrik yang menyebabkan reaksi dapat berjalan. Oleh
karena itu, pada prakteknya potensial yang diterapkan
menggunakan potensial dekomposisi ditambah over voltase
agar reaksi dapat berjalan.
Dokumentasi

Gambar Keterangan
Elektroda (Katoda dan Anoda) Dicuci
dengan HNO3 Pekat selama 1 Menit

Setelah itu Dicuci lagi dengan aquades


selama 1 menit

Setelah dicuci di masukkan kedalamm


oven untuk menguapkan sisa HNO3
Pekat dan Aquades

Menimbang Cawan Petri dan Cawan


Petri + Elektroda (Katoda Saja)

Mengencerkan 24 mL CuSO4 dengan


16 mL Aquades untuk mendapatkan
konsentrasi 0,3 M
Diukur 50 mL K2SO4 dengan
konsentrasi 0,5 M lalu dicampurkan
dengan CuSO4 0,3 M

Dimasukkan elektroda dan


dihubungkan dengan arus DC 25 V,
waktu 1 menit,

Dan dicatat arus yang dihasilkan

Ditimbang lagi untuk mengetahui


Berat W2, lalu dihitung berat endapan
dan dibandingkan dengan perhitungan
teori berdasarkan hukum faraday

Anda mungkin juga menyukai