Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTROLISIS

DISUSUN OLEH :
NAMA : Juwitra Neka Almiana
STAMBUK : 09320230021
KELAS/KELOMPOK : C1 / 1 (SATU)

ASISTEN

(Siti Nur Annisa)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya aliran elektron yang
ditimbulkan oleh konversi energi kimia, melalui pemisahan reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi dari suatu redoks, menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel
elektrokimia dibedakan menjadi sel volta (sel gal gavina dan sel elektrolisis).
Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta sel volta melibatkan reaksi
redoks spontan yang menghasilkan perubhan energi kimia menjadi energi
listrik, sedangkan sel elektrolisis melibatkan reaksi redoks tidak spontan dan
memerlukan arus listrik dari luar reaksi elektrolisis terjadi ketika listrik
dialirkan melalui elektrolit' Elektrolisis juganya dapatkan diartikan sebagai
penguraian ion. Ion yang disebabkan arus listrik. Bila elektrolitnya merupakan
lelehan senyawa ion, maka kation akan direduksi dimana katoda, sedangkan
anion dioksidasi di anoda (Alponita et al. 2018).
Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik agar reaksi
kimia tidak spontan dapat terjadi. Reaksi elektrolisis mengubah energi listrik
menjadi energi kimia reaksi elektrolisis terjadi di sel elektrolisis. Sel
elektrolisis adalah sel elektroimia atau tempat di mana energi listrik digunakan
untuk menghasilkan reaksi redoks tidak spontan. Prinsip dasar elektrolisis
adalah memanfaatkan reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) dan tidak
memerlukan jembatan garam seperti sel volta. Sel (elektrokimia).
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di
masyarakat. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh
aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari- hari. Baterai aki yang sedang
diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi
produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Ada dua tipe elektrolisis, yaitu
ada elektrolisis lelehan (leburan) dan ada juga elektrolisis larutan. Pada proses
elektrolisis lelehan (Alponita et al. 2018).
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari proses elektrolisis larutan KI dan FeCl3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elektrolisis
Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik agar reaksi
kimia tidak spontan dapat terjadi. Reaksi elektrolisis mengubah energi listrik
menjadi energi kimia reaksi elektrolisis terjadi di sel elektrolisis. Sel
elektrolisis adalah sel elektro kimia atau tempat di mana energi listrik
digunakan untuk menghasilkan reaksi redoks tidak spontan. Prinsip dasar
elektrolisis adalah memanfaatkan reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) dan
tidak memerlukan jembatan garam seperti sel volta (Alponita et al. 2018).
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di
masyarakat. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh
aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari- hari. Baterai aki yang sedang
diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi
produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Sel elektrolisis adalah
penggunaan energi listrik untuk menjalankan reaksi kimia. Secara teoritis, sel
elektrolisis merupakan bagian dari sel elektrokimia, di mana energi listrik
digunakan untuk menjalankan reaksi redoks tidak spontan. Secara umum, sel
elektrolisis tersusun dari:
A. Elektrolit, yaitu zat yang dapat menghantarkan listrik.
B. Sumber listrik yang menyuplai arus searah (Direct Current = DC)
misalnya baterai.
C. Anoda, yaitu elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub positif).
D. Katoda, yaitu elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi (kutub negatif).
Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel
elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Pada reaksi elektrolisis terjadi peristiwa penguraian elektrolit oleh arus
listrik searah. Elektrolit yang digunakan dapat berupa lelehan atau larutan. Bila
arus listrik dialirkan kedalam elektrolit, maka akan terjadi pergerakan ion ion.
Ion ion positif akan tertarik ke kutub negatif (katoda) dan dibebaskan akan
(direduksi) menjadi spesi yang netral. Ion negatif akan bergerak ke kutub
positif (anoda) dan teroksidasi menjadi spesi yang juga bersifan netral. Reaksi
ini akan terjadi di daerah sekitar elektroda. Secara umum, elektrolisis lelehan
senyawa ionik melibatkan reaksi redoks yang lebih sederhana. Hal ini
dikarenakan tanpa adanya air, kation akan direduksi di katoda dan anion akan
dioksidasi di anoda. Sebagai contoh, pada elektrolisis lelehan MgBr2, ion
Mg2+ akan tereduksi di katoda membentuk logam Mg dan ion Br− akan
teroksidasi di anoda membentuk gas Br2.Namun, jika reaksi elektrolisis
berlangsung dalam sistem larutan, ada beberapa reaksi redoks yang bersaing
sehingga reaksi cenderung agak kompleks (Alponita et al, 2018).
Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya aliran elektron yang
ditimbulkan oleh konversi energi kimia, melalui pemisahan reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi dari suatu redoks, menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel
elektrokimia dibedakan menjadi sel volta (sel gal gavina dan sel elektrolisis.
Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta sel volta melibatkan reaksi
redoks spontan yang menghasilkan perubhan energi kimia menjadi energi
listrik, sedangkan sel elektrolisis melibatkan reaksi redoks tidak spontan dan
memerlukan arus listrik dari luar reaksi elektrolisis terjadi ketika listrik
dialirkan melalui elektrolit. Bila elektrolitnya merupakan lelehan senyawa ion,
maka kation akan direduksi di katoda, sedangkan anion dioksidasi di anoda.
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis
larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan
anion pasti teroksidasi di anoda (Setiasih, 2019).
A. Faktor faktor yang mempengaruhi elektrolisis
1. Over Potensial
Tegangan yang dihasilkan akan lebih tinggi dari yang diharapkan. Over
potensial dapat atau bisa menjadi penting untuk mengendalikan
interaksi antara elektroda.
2. Jenis elektroda
Jenis elektroda ada 2 yaitu inert (tidak mudah bereaksi, ada 3 macam
zat yaitu platina (Pt), emas (aurum atau au) dan karbon (C) dan tak inert
(mudah bereaksi), zat lainnya selain Pt, C, dan AU. Elektroda inert
berperan sebagai permukaan untuk reaksi yang terjadi. Namun
elektroda tidak ikut bereaksi dimana elektroda aktif menjadi bagian dari
setengah reaksi.
3. Reaksi elektroda yang bersamaan
Jika dua pasang setengah reaksi terjadi bersamaan, maka salah satu
setengah reaksi harus dihentikan untuk menentukan pasangan tunggal
reaksi yang dapat dielektrolisis.
4. Keadaan pereaksi
Jika pereaksi tak standar, maka tegangan setegah sel akan berbeda dari
nilai standar kasus ini, larutan untuk anoda setengah sel mungkin akan
mempunyai Ph yang lebih tinggi atau yang rendah dari pH standar
(Setiasih, 2019).
B. Contoh Reaksi Elektrolisis
1. Elektrolisis larutan KI dengan elektrode grafit
KI (aq) → K+(aq) + I−(aq)
K termasuk logam golongan IA, sehingga air akan tereduksi di katode. Oleh
karena elektrode grafit termasuk elektrode inert dan anion I- tidak termasuk
sisa asam oksi, maka anion I− akan teroksidasi di anode.
Katode : 2H2O(l) + 2e− → H2(g) + 2OH−(aq)
Anode : 2I−(aq) → I2(g) + 2e−
Reaksi sel : 2H2O(l) + 2I−(aq) → H2(g) + 2OH−(aq) + I2(g)
2. Elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektrode tembaga
CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42−(aq)
Cu tidak termasuk logam aktif, sehingga kation Cu2+ akan tereduksi di
katode. Oleh karena elektrode tembaga (Cu) tidak termasuk elektrode inert
, maka anode Cu akan teroksidasi.
Katode : Cu2+(aq) + 2e− → Cu(s)
Anode : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e−
Reaksi sel : Cu(s)anode → Cu(s)katode
C. Kegunaan Elektrolisis
1. Elektrolisis digunakan sebagai metode untuk membuat gas oksigen,
hidrogen, atau gas klorin di laboratorium.
2. Digunakan pada proses penyepuhan logam menggunakan logam mulia,
seperti emas, perak, atau nikel.
3. Digunakan pada proses pemurnian logam kotor, di mana logam yang kotor
diletakkan di anoda, sedangkan logam murni ditempatkan di katoda.
Larutan KI adalah larutan elektrolit yang dapat diuji menggunakan alat
uji elektrolit. Keterangan pada hasil penelitian di atas menyatakan bahwa pada
anoda muncul gelembung gelembung gas. Gas yang muncul pada anoda adalah
gas I2 ada anoda larutan berubah kuning kecoklatan, hal ini menandakan bahwa
pada anoda, reaksi elektrolisis larutan KI membuat elektroda menguraikan 2I
menjadi I2(g) + 2e. Adapun bau yang muncul di daerah anoda adalah seperti bau
betadine (obat merah) sedangkan gas yang mun&ul pada katoda adalah gas H2.
Warna merah muda kuat yang muncul menandakan adanya basa yaitu OH-.
Larutan CuSO4 dapat diuraikan menjadi Cu2+ + S042-. Pada anoda muncul
gelembung gelembung gas yaitu gas O2. Setelah ditetesi PP reaksi elektrolisis
larutan CuSO4 tidak mengubah warna karena mengandung asam yaitu H+.
Pada katoda muncul endapan warna coklat (Stephen, 2019).

2.3 Hukum Faraday


Pada abad ke-19, Faraday meneliti hubungan antara besarnya kuat arus
yang mengalir di dalam sel dan hasil kimia yang berubah di elektroda saat
berlangsung proses elektrolisis. Penelitian tersebut membuktikan bahwa
elektron merupakan pereaksi pembatas dalam elektrolisis (Purwoko, 2018).
Berdasarkan hitungan matematis yang dilakukan Faraday, diperoleh
bahwa 1 mol elektron mengandung muatan sebesar 96.500 C atau sama dengan
1 F. Persamaan ini, dikenal sebagai Hukum Faraday, di mana jumlah elektron
yang terlibat dalam reaksi memengaruhi hasil elektrolisis di bagian katoda.
Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.
𝑄
𝑀𝑜𝑙 𝑒 − = 𝐹
𝑄
𝑀𝑜𝑙 𝑒 − = 96.500

Q = It ............................................................................................ (2.1)

Dengan:
Q = jumlah muatan listrik (C);
I = kuat arus listrik (A); dan
T = waktu (s).
Keterkaitan antara muatan listrik dan mol elektron ini merupakan
pondasi dasar untuk menyelesaikan permasalahan terkait elektrolisis. Hal itu
karena jumlah reaktan yang bereaksi maupun produk yang dihasilkan
dipengaruhi oleh jumlah mol elektron yang mengalir dalam rangkaian sel
elektrolisis. Hubungan antara massa logam yang dihasilkan di katoda dan
jumlah mol elektron dirumuskan sebagai berikut.

𝐴𝑟
𝐺 = 𝑀𝑜𝑙 𝑒 𝑥 ................................................................. (2.2)
𝑃𝐵𝑂

Keterangan:
G = massa logam yang terbentuk di katoda (gram);
Ar = massa atom relatif logam; dan
PBO = perubahan biloks logam.
Berdasarkan persamaan di atas, hubungan antara massa logam yang terbentuk
di katoda, kuat arus listrik, dan waktu dirumuskan sebagai berikut.

1𝑡 𝐴𝑟
𝐺= 96.500
x 𝑃𝐵𝑂 .............................................................................. .(2.3)

Lalu, bagaimana jika ada dua buah sel elektrolisis dirangkai secara seri
Bila kedua sel menghasilkan endapan logam di masing-masing katoda dengan
massa salah satu logam akan diketahui.
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat

Gambar 3.1 Tabung U Gambar 3.2 Elektroda Gambar 3.3 Stopwatcch

Gambar 3.4 Gelas piala Gambar 3.5 Tabung Reaksi Gambar 3.6 Rak tabung

3.2 Bahan
A. Larutan KI 0,25 M
B. Larutan FeCl3
C. Indikator PP
D. NH4OH
E. CHCl3

3.3 Cara Kerja


A. Elektrolisis Larutan Kl
Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
kemudian masukkan larutan KI 0,25 M ke dalam tabung U, lalu pasang
elektroda dan hubungkan dengan sumber arus searah 6 vlot selama 5
menit, kemudian putuskan arusnya. Setelah itu catat perubahan yang
terjadi dalam ruangan anoda dan katoda, selanjutnya siapkan 3 buah
tabung reaksi. Tabung reaksi (1) dan (2) di isi 2 ml larutan dalam ruang
katoda, dan tabung reaksi(3) diisi 2 ml larutan dalam anoda. Kemudian
tabung reaksi (1) ditambahkan 1 ml larutan FeCl3 dan tabung reaksi (3)
ditambahkan 1 ml larutan CHCl3, lalu kocok dan amati perubahan yang
terjadi.
B. Elektrolisi Larutan FeCl3
Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan,
kemudian kerjakan seperti prosedur kerja 1-3 diatas (KI diganti dengan
larutan FeCl3), lalu siapkan empat buah tabung reaksi, kemudian tabung
reaksi (1) dn (2) di isi 2 ml larutan dalam ruang katoda, dan tabung
reaksi (3) dan (4) diisi 2 ml larutan dalam anoda. Selanjutnya tabung
reaksi (1) dan (3) ditambahkan 1 tetes indikator PP, tabung reaksi (2)
dan (4) ditambahkan 2 ml larutan NH4OH, Amati dan catat perubahan
yang terjadi. Lalu bandingkan aslinya (FeCl3 yang belum dielektrolisa).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan


A. Untuk Larutan KI
Di Katoda : 2H2O + 2e- → H2 + 2OH-
Di Anoda : 2l→ l2 + 2e-

Reaksi Sel : 2H2O + I- → H2 + 2OH- + I2

B. Untuk Larutan FeCI3


Di Katoda : Fe3+ + 3e- → Fe
Di Anoda : Cl3→ 3Cl- + 3e-

Reaksi Sel : FeCI3→ FeCI3

Indikator PP + FeCl3 (Katoda) → Terjadi Perubahan atau Tidak Ada Perubahan


Indikator PP + FeCl3 (Anoda) → Terjadi Perubahan atau Tidak Ada Perubahan
NH4OH + FeCl3 (Katoda) → Terjadi Perubahan atau Tidak Ada Perubahan
NH4OH + FeCl3 (Anoda) → Terjadi Perubahan atau Tidak Ada Perubahan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada elektrolisis, reaksi yang terjadi pada anoda adalah reaksi oksidasi
sedangkan reaksi yang terjadi dikatoda adalah reaksi reduksi. Pada sel volta,
anoda (–) dan katoda (+), sedangkan pada sel elektrolisis sebaliknya, anode (+)
dan katode (–). Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif
sumber energi listrik, sedangkan katode dihubungkan dengan kutub negatif.
Oleh karena itu pada sel elektrolisis di anode akan terjadi reaksi oksidasi dan
di katode akan terjadi reaksi reduksi. Elektroda adalah benda yang digunakan
sebagai penghantar arus listrik (konduktor).

5.2 Saran
A. Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat dan bahan yang di perlukan saat praktikum di
lengkapi dan juga laboratorium bisa di perluas lagi supaya praktikan
dapat melakukan praktikum dengan nyaman.
B. Saran Untuk Asisten
Sebenarnya kakak sudah sangat baik dalam menjelaskan materi
praktikum kepada praktikan karena mudah di pahami. Dan saya merasa
bahwa kakak itu sangat sabar dalam menghadapi praktikan yang tidak
fokus terhadap materi yang di jelaskan saat praktikum berlangsung,
semoga kakak tetap menjaga keramahan nya.
DAFTAR PUSTAKA

Alponita et al. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Laboratorium


Virtual Menggunakan Macromedia Flash pada Praktikum Reaksi.
Purwoko, (2018). Produksi Gas Hidrogen ditinjau dari Pengaruh Duplex.
Setiasih, S. (2019) Sel Elektrolisis. Penuntun laboratorium Kimia dasar universitas
muslim Indonesia.
Stephen, (2019). Penuntun Laboratorium Kimia Dasar.
Ayat yang berhubungan

(QS.Al – Araf : 8) Yang artinya:


“Barang siapa yang berat timbangan amal perbuatannya (karena banyak amal
kebaikannya), maka mereka adalah orang-orang yang beruntung”.
Penjelasan :
Dan penimbangan amal-amal manusia pada hari kiamat dilakukan dengan
timbangan hakiki secara adil dan lurus tyang tidaj ada unsur kezhaliman sama sekali
di dalamnya(timbangan hari itu ialah kebenaran(keadilan)).

Anda mungkin juga menyukai