Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat-Nya lah dan hidayah-Nya jualah penulisan
makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
dijadikan referensi yang lengkap dan menyeluruh tentang “Elektrokimia”.
Makalah ini disusun secara khusus dan sistemika untuk memenuhi
tugas dari Mata Kuliah “Kimia Dasar” dan penyusunannya dilakukan secara
kelompok. Substansi yang terdapat dalam makalah ini berasal dari beberapa
referensi buku dan literature-literatur lain, ditambah pula dari sumber-sumber
lain yang berasal dari media elektronik melalui pengambilan bahan dari
internet. Sistematika penyusunan makalah ini terbentuk melalui kerangka
yang berdasarkan acuan atausumber dari buku maupun literatue-literatur
lainnya.
Makalah yang berjudul “Elektrokimia” ini dapat dijadikan sebagai
bahan pembelajaran bagi mahasiswa, dosen atau masyarakat umum dan
juga sebagai bahan pembanding dengan makalah lain yang secara
substansial mempunyai kesamaan. Tentunya dari konstruksi yang ada dalam
makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah “Kimia Dasar” banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap diberikan kritikan
yang membangun kepada para pembaca.
                                                                                                                            
                      

Makassar, 09 Januari 2016

ELEKTROKIMIA Page 1
                                                                                                            Penyusu
n
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………1


DAFTAR ISI …………………………………………………………....2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
1.1Latar Belakang …………………………………………………….3
1.2Rumusan Masalah ………………………………………………...4
1.3Tujuan ………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………
2.1 Pengertian Elektrokimia…………………………………………..5
2.2 Sel-Sel Galvani ……………………………………………………6
a) Reaksi Setengah Sel ……………………………………….7 8
b) Potensial Reduksi …………………………………………...8 9
c) Potensial Sel ………………………………………………10 11
d) Persamaan Nernst ………………………………………..12 13
e) Sel Konsentrasi ……………………………………………14 15
2.3 Sel Elektrolisis …………………………………………………16
a) Anoda dan Katoda ……………………………………………17
b) Hukum Faraday ………………………………………………18
c) Pengendapan unsur dan Pembebasan gas pada elektrolisis
………………………………………………………………19 20
BAB III PENUTUP ……………………………………………………...
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………21
3.2 Saran …………………………………………………………….21.

ELEKTROKIMIA Page 2
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………22

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
 Sel elektrolisis merupakan pemanfaatan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi redoks. Oleh karena itu, elektrolisis adalah proses
penguraian suatu senyawa dengan pengaliran arus listrik yang
melaluinya. Dalam elektrolisis, terjadi perubahan energy listrik menjadi
energy kimia. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta karena
listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Proses
elektrolisis dimulai dengan masuknya electron dari arus listrik searahke
dalam larutan melalui kutub negative. Spesi tertentu atau ion yang
bermuatan positif akan menyerap electron dan mengalami reaksi reduksi
di katoda. Spesi yang lain atau ion bermuatan negative akan melepas
electron dan mengalami reaksi oksidasi di kutub positif atau anoda.
Elektroda positif dan negative pada sel elektrolisis ditentukan oleh
sumber arus listrik. Jenis elektroda yang digunakan dalam proses
elektrolisis sangat berpengaruh pada hasil elektrolisis.

Elektroda dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan keaktifannya,


yaitu elektrodatidak aktif (tidak ikut bereaksi atau inert) seperti C, Pt, dan
elektroda aktif (ikut bereaksi atau tidak inert, selain C, Pt) pada proses
elektrolisis. Pada proses elektrolisis dengan elektroda aktif berlangsung
reaksi elektroda dan reaksi elektrolit, sedangkan proses elektrolisis
dengan elektroda inert hanya berlangsung reaksi elektrolitnya saja. Jika
dalam elektrolisis digunakan elektrolit berupa larutan, maka reaksi yang
terjadi tidak hanya melibatkan ion-ion d alam larutan, tapi juga air. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya kompetisi antara ion dengan molekul
pelarutnya atau ion-ion lain dalam larutan pada saat mengalami reaksi di

ELEKTROKIMIA Page 3
anoda dan katoda. Spesi yang memiliki E0 lebih besar akan menang
dalam kompetisi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Elektrokimia ?
2. Jelaskan bagaimana sel-sel galvani ?
 Reaksi setengah sel
 Potensial reduksi
 Potensial sel
 Persamaan Nernst
 Sel Konsentrasi
3. Jelaskan bagaimana Sel Elektrolisis ?
 Anoda dan Katoda
 Hukum Faraday
 Pengendapan unsur dan pembebasan gas pada elektrolisis
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud elektrokimia
2. Untuk mengetahui sel-sel galvani seperti reaksi setengah sel,
potensial reduksi, potensial sel, persamaan Nernst, dan sel
konsentrasi
3. Untuk mengetahui sel Elektrolisis seperti anoda dan katoda, hokum
faraday dan pengendaoan unsur dan pembebasan gas pada
elektrolisis

ELEKTROKIMIA Page 4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Elektrokimia


Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenan dengan
interkonversi energilistrik dan egati kimia. Proses elektrokimia adalah
redoks (oksidasi-reduksi) dimanadalam reaksi ini egati yang dilepas oleh
reaksi spontan diubah menjadi listrik ataudimana egati listrik digunakan
agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi. (Chang,2004:194)
Elektrokimia menghubungkan reaksi kimia oksidasi reduksi dengan
fisika aliranmuatan. Ini membuka kesempatan penggunaan egati bebas
yang tersedia dalam reaksikimia spontan untuk menghasilkan kerja yang
berguna serta pemanfaatan energimenghasilkan reaksi yang tidak
mungkin dengan jalin lain. (Oxtoby, 2001)
Sel – sel Elektrokimia
Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda yang disebut katoda dan
anoda dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi
reduksi sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia
jdapat dibagi menjadi :
1) Sel Volta / Sel Galvani
merubah egati kimia menjadi egati listrik
Contoh : batere (sel kering), accu.
2) Sel Elektrolisis
merubah egati listrik menjadi egati kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam ( Tim Kimia Fisika, 2015 )

ELEKTROKIMIA Page 5
2.2 Sel – sel Galvanik
`Sel galvani adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energy
listrik yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan.
Contoh sel galvani adalah Sel Daniell
Ketika sel Daniell digunakan sebagai sumber listrik terjadi perubahan dari
Zn menjadi Zn2+yang larut 
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- (reaksi oksidasi)
Hal ini dapat diketahui dari semakin berkurangnya massa Zn sebelum
dan sesudah reaksi.Di sisi lain, elektroda Cu semakin bertambah
massanya karena terjadi pengendapan Cu dari Cu2+ dalam larutan. 
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)  (reaksi reduksi) 
egative tersebut elektroda Zn bertindak sebagai anoda dan elektroda Cu
sebagaikatoda.Ketika sel Daniell dirangkai, terjadi arus egative dari
elektroda seng (Zn) ke elektroda tembaga (Cu) pada sirkuit luar. Oleh
karena itu logam seng bertindak sebagai kutub negative dan logam
tembaga sebagai kutub positif. Bersamaan dengan itu pada larutan
dalam sel tersebut terjadi arus positif dari kiri ke kanan sebagai akibat
dari mengalirnya sebagian ion Zn2+ (karena dalam larutan sebelah kiri
terjadi kelebihan ioZn2+ dibandingkan dengan ion SO42- yang ada). Reaksi
total yang terjadi pada sel Daniell adalah
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang spontan yang dapat
digunakan untuk memproduksi listrik melalui suatu rangkaian sel
elektrokimia ( Raymond, 2004 )

ELEKTROKIMIA Page 6
a) Reaksi Setengah Sel
Reaksi asam-basa dapat dikenali sebagai proses transfer-
proton. Kelompok reaksi yang disebut reaksi oksidasi-reduksi (atau
redoks) dikenal juga sebagai reaksi transfer electron. Rekasi oksidasi-
reduksi berperan dalam banyak hal didalam kehidupan kita sehari-hari.
Reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan bakar minyak bumi
sampai dengan cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga.
Selain itu, sebagian besar unsur logam dan nonlogam diperoleh dari
bijihnya melalui proses oksidasi atau reduksi.
Perhatikan rekasi pembentukan kalsium oksida (CaO) dari kalsium dan
oksigen :
2Ca(s) + O2(g) 2CaO(s)
Kalsium oksida adalah senyawa ionic, yang tersusun atas ion
Ca2+ (dalam O2-) . proses ini dapat dibuat sebagai dua tahap terpisah,
tahap yang satu melibatkan hilangnya empat electron dari dua atom
Cad an tahap yang lain melibatkan penangkapan empat electron oleh
molekul O2.
2Ca 2 Ca2+ + 4e-
O2 + 4e- 2O22-
Setiap tahap diatas disebut sebagai reaksi setengah sel (half-
reaction) yang secara eksplisit menunjukkann banyaknya electron
yang terlibat dalam reaksi. Jumlah dari reaksi setengah sel
memberikan reaksi keseluruhan :
2Ca + O2 + 4e- 2Ca2+ + 2O2- + 4e-
Reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya electron disebut
reaksi oksidasi. Reaksi setengah sel yang melibatkan penangkapan
electron disebut reaksi reduksi .

ELEKTROKIMIA Page 7
Dalam pembentukan kalsium oksida, kalsium teroksidasi.
Kalsium bertindak sebagai suatu zat pereduksi karena memberikan
electron kepada oksigen dan menyebabkan oksigen reduksi. Oksigen
reduksi dan bertindak sebagai zat pengoksidasi karena menerima
electron dari kalsium, yang menyebabkan kalsium teroksidasi.
Perhatikan bahwa tingkat oksidasi dalam reaksi redoks harus sama
dengan tingkat reduksi : yaitu jumlah electron yang hilang oleh zat
pereduksi harus sama dengan jumlah electron yang diterima oleh zat
pengoksidasi.(Raymond, 2004)

b) Potensial Reduksi
Dalam sel elektrokimia, untuk mendorong egative mengalir
melalui rangkaian luar dan menggerakkan ion-ion di dalam larutan
menuju egative diperlukan suatu usaha. Usaha atau kerja yang
diperlukan ini dinamakan aya erak istrik, disingkat GGL.
Kerja yang diperlukan untuk menggerakkan muatan listrik
(GGL) di dalam sel bergantung pada perbedaan potensial di antara
kedua egative. Beda potensial ini disebabkan adanya perbedaan
kereaktifan logam di antara kedua egative. Nilai GGL sel merupakan
gabungan dari potensial anode (potensial oksidasi) dan potensial
katode (potensial reduksi). Dalam bentuk persamaan ditulis sebagai
berikut.
GGL (Esel) = potensial reduksi + potensial oksidasi
Potensial reduksi adalah ukuran kemampuan suatu oksidator
(zat pengoksidasi = zat tereduksi) untuk menangkap egative dalam
setengah reaksi reduksi. Potensial oksidasi kebalikan dari potensial
reduksi dalam reaksi sel elektrokimia yang sama.
Potensial oksidasi = –Potensial reduksi

ELEKTROKIMIA Page 8
Tinjaulah setengah reaksi sel pada egative Zn dalam larutan ZnSO 4.
Reaksi setengah selnya sebagai berikut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e–
Jika –Ezn adalah potensial egative untuk setengah reaksi oksidasi,
+Ezn adalah potensial untuk setengah sel reduksinya:
Potensial oksidasi: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e– Ezn = –Ezn V
Potensial reduksi: Zn2+(aq) + 2e– →Zn(s) Ezn = EznV
Sel elektrokimia yang terdiri atas egative Zn dan Cu dengan reaksi
setengah sel masing-masing:
Cu2+(aq) + 2e– → Cu(s) Ecu = EcuV
Zn2+(aq) + 2e– → Zn(s) Ezn = EznV
Nilai GGL sel elektrokimia tersebut adalah
Esel = Ecu + (–Ezn) = Ecu – Ezn
Dengan demikian, nilai GGL sel sama dengan perbedaan
potensial kedua egative. Oleh karena reaksi reduksi terjadi pada
katode dan reaksi oksidasi terjadi pada anode maka nilai GGL sel
dapat dinyatakan sebagai perbedaan potensial berikut.
Esel = EReduksi – EOksidasi atau Esel = EKatode – EAnode
Nilai potensial egative tidak bergantung pada jumlah zat yang
terlibat dalam reaksi. Berapapun jumlah mol zat yang direaksikan, nilai
potensial selnya tetap. Contoh:
Cu2+(a ) + 2e– → Cu(s) Ecu = Ecu V
2Cu2+(a ) + 4e– → 2Cu(s) Ecu = Ecu V
(Sukardjo, 1997)

ELEKTROKIMIA Page 9
c) Potensial Sel
Sel volta menjadikan perubahan egati bebas reaksi spontan
menjadi egati listrikEnergi listrik ini berbanding lurus dengan beda
potensial antara kedua elektroda (voltase) atau disebut juga potensial
sel (Esel) atau gaya electromotive (emf)Untuk proses spontan Esel >
0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan oleh
sel Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C
Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh
karena itu potensial sel standar diukur pada keadaan standar (298 K, 1
atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni untuk solid).
Potensial sel standar
Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait
dengan setengah reaksi yang ada (wadah elektroda)
Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis dalam
setengah reaksi reduksi
Bentuk teroksidasi + ne à bentuk tereduksi E ½ sel
Potensial elektroda standar seperti halnya besaran
termodinamika dapat dibalik dengan mengubah tandanya
E sel = E katoda – E anoda
Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih setengah reaksi rujukan
dengan nilai 0 untuk reaksi:
2H+(aq, 1 M) + 2e à H2(g, 1 atm)  Eorujukan = 0
H2(g, 1 atm) à 2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan = 0
Dengan nilai rujukan ini menyusun sel volta yang menggunakan
elektroda egative standar sebagai salah satu elektrodanya dan
mengukur potensial sel dengan alat ukur, kemudian dapat
menentukan potensial elektroda standar banyak zat secara luas.

ELEKTROKIMIA Page 10
Semua nilai adalah egative terhadap elektroda egative standar
(referensi)
2H+ (aq, 1 M) + 2e Û H2 (g, 1 atm)
Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi
reduksi artinya semua reaktan pengoksidasi dan semua produk
pereduksi
Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin
positif nilainya semakin besar kecenderungan reaksi tersebut terjadi
Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika
reaksinya kita balik .Berdasarkan egat semakin keatas semakin
oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor. (Sukardjo, 1997)

d) Persamaan Nernst
Persamaan Nernst adalah persamaan yang melibatkan
potensial sel sengan konsentrasi suatu reaksi. Reaksi oksidasi reduksi
banyak yang dapat dilangsungkan pada kondisi tertentu untuk
membangkitkan listrik. Dasarnya bahwa reaksi oksidasi reduksi itu
harus berlangsung spontan di dalam larutan air jika bahan
pengoksidasi dan pereduksi tidak sama. Dalam sel Galvani oksidasi
diartikan sebagai dilepaskannya egative oleh atom, molekul atau ion
dan reduksi berarti diperolehnya egative oleh partikel-partikel itu.
Sebagai contoh reaksi oksidasi sederhana dan berlangsung spontan
adalah bila lembar tipis zink dibenamkan dalam suatu larutan tembaga
sulfat maka akan terjadi logam tembaga menyepuh pada lembaran
zink dan lembaran zink lambat laun melarut dan dibebaskan egati
panas. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu

ELEKTROKIMIA Page 11
Reaksi yang sebenarnya adalah antara ion zink dengan tembaga
yaitu:
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Tiap atom zink kehilangan dua egative dan tiap ion tembaga
memperoleh dua egative untuk menjadi sebuah atom tembaga.
(Tim Kimia Fisika, 2015).
Untuk persamaan sel umum,
Aa +Bb Xx + Yy 
potensial sel diberikan oleh persamaan Nernst.
E = Eθ– (RT/Nf) ln ([X]x[Y]y)/([A]a[B]b)
E0 adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat
dalam reaksi sel dalamkeadaan standar), n jumlah elektro yang terlibat
dalam reaksi, F adalah tetapan Faraday,[A]. dsb, adalah konsentrasi
molar masing-masing ion yang terlibat.persamaan Nernst K 2Cr 2O7 /
H2SO4 adalah oksidan yang dikenal baik, dan reaksi elektrodanya
adalah Cr2O72- + 14H+ + 6e- –> 2Cr3+ + 7H2O (E0 = 1,29 V) Hitung
potensial elektroda ini pada kondisi berikut. (gunakan nilai ini lnx =
2,303 logx,2,303RT/F = 0,0592 V pada 25°C).
1 [Cr2O72-] = [Cr 3+] = [H+] = 1,0 mol dm-3 
2 [Cr2O72-] = [Cr 3+] = 1,0 mol dm-3 , [H+] = 10-7 mol dm-3 
Dari hal tersebut dapat diketahui
1) Dengan mensubtitusi nilai yang tepat pada persamaan Nernst akan
mendapat nilai berikut
E = E0 + (0,0592/6) log ([Cr2O72-] [H+]14/[ Cr 3+]2) = E0 = 1,26V.
Dalam kasus ini potensial sel adalah potensial elektroda normal.
2) E = 1 , 2 9   + ( 0 , 0 5 9 2 / 6 ) l o g [ 1 , 0   x ( 1 0 -7)14 ]/1,02 = 0,33 V.
Ini berarti bahwa potensial sel, dan dengan demikian kekuatan
oksidan, secara substansialmenurun pada kondisi netral. Bila reaksi
sel dalam keadaan kesetimbangan, maka E = 0. Akibatnya,

ELEKTROKIMIA Page 12
E = E0 –(RT/Nf) lnK (10.22)K adalah konstanta kesetimbangan untuk
persamaan berikut.
K = ([X]x[Y]y/[A]a[B]b)eq
subskrip eq menunjukkan konsentrasi molar pada nilai keadaan
setimbang.
Jelas bahwa konstanta kesetimbangan dapat ditentukan
dengan pengukuran potensial dengan bantuan persamaan Nernst.
Lebih lanjut, bilakonsentrasi larutanelektrolit berbeda, potensial tetap
akan dihasilkan walaupun dua elektroda yangsama digunakan.Reaksi
yang berlangsung dalam sel konsentrasi dalam arah yang akan menya
makan perbedaan dalam konsentrasi dalam dua elektroda. Arah ini
cocok dengan prinsip Le Chatelier. ( Jerome L, 1985 )

e) Sel Konsentrasi
pada sel konsentrasi reaksi selurug dari sel tersebut merupakan
transfer materi dari satu bagian ke bagian yang lain. egative ini yang
berbeda hanyalah konsebtrasi dan bukan jenis elektroda dan
elektrolitnya. Sel ini terdiri atas sel konsentrasi sel elektroda dan sel
konsentrasi elektrolit
 Sel konsentrasi elektroda
Sel ini hanya berbeda pada konsentrasi elektrodanya
saja dan tidak pada jenis sel elektroda serta elektrolit yang
digunakan. egative ini proses pengaliran elektroda disebabkan
oleh perbedaan konsentrasi elektroda. Reaksi total merupakan
perpindahan materi elektroda yang satu ke elektroda yang lain
yang terdiri atas sel konsentrasi elektroda gas dan sel
konsentrasi egativ

ELEKTROKIMIA Page 13
Sel konsentrasi elektroda yang terdiri dari elektroda gas dapat
diilustrasikan sebagai berikut : 
 Pt|H2(P1)|HCl|H2(P2)|Pt
Reaksi yang terjadi

Reaksi keseluruhan yang terjadi bukan reaksi Kimia


melainkan hanya transfer gas egative dari tekanan yang satu ke
egative pada tekanan yang lain. Eo  untuk sel di atas berharga
nol, karena elektroda kanan dan kiri sama. Ingat
bahwa Eo = Eokanan-Eokiri

Dapat dilihat bahwa transfer egative akan terjadi spontan dari


yang bertekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah.

Sel ini dapat dibuat dari amalgam dengan dua konsentrasi yang
berbeda dari logam yang sama.

Sel :  
Reaksi elektroda bisa :
 

ELEKTROKIMIA Page 14
 
egativ reaksi kimia yang terjadi, dan reaksi terdiri dari
transfer timbal dari suatu amalgam yang berkonsentrasi tertentu
ke konsentrasi lainnya. Disini Eo = 0, dan emf sel demikian
adalah :
 

 
Timbal akan cenderung berpindah melalui proses
elektrokimia secara spontan dari amalgam dengan aktivitas
tinggi ke aktivitas rendah.

Contoh  : Jika    maka E berharga positif dan reaksi


berlangsung seperti arah yang ditunjukkan.

Jika     maka E berharga egative dan proses berlangsung


sebaliknya.
Sel konsentrasi elektroda yang terdiri dari elektroda gas dapat
diilustarsikan sebagai berikut :   Pt|H2(P1)|HCl|H2(P2)|Pt

(Oxtoby, 2001)
 

ELEKTROKIMIA Page 15
2.3 Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan
sumber egati listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. egative
elektrolisis katoda memiliki muatan egative sedangkan anoda memiliki
muatan positif. Sesuai dengan prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat
yang dapat mengalami proses ionisasi, egative dan sumber listrik
(baterai). Listrik dialirkan dari kutub egative dari baterai ke katoda yang
bermuatan egative. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation dan
anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda
akan mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu
penyepuhan logam emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang
mengandung egatives (Au). Hal ini dilakukan untuk melapisi kembali
perhiasan yang kadar emasnya sudah berkurang.(Keenan, 1992)
3) Anoda dan Katoda
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus
listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda
tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub
egative) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub
positif). Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion egative)
ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga
bilangan oksidasinya bertambah.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion egative) ditarik
oleh anoda dan jumlah
elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya bertambah.
3. Ion OH- dioksidasi menjadi H2O dan O2. Reaksinya:
4OH(aq) 2H2O( l ) + O2(g) + 4e-

ELEKTROKIMIA Page 16
b. Ion sisa asam yang mengandung oksigen (misalnya NO 3-, SO42-)
tidak dioksidasi, yang dioksidasi air. Reaksinya:
2H2O ( l )  4H+ (aq) + O2(g) + 4e-
c. Ion sisa asam yang lain dioksidasi menjadi molekul. Contoh:
2Cl – (aq) Cl2 (g) + 2e-
Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif) ditarik
oleh katoda danmenerima tambahan egative, sehingga bilangan
oksidasinya berkurang.
3. Ion H+ direduksi menjadi H2. Reaksinya:
2H+ (aq) + 2e- H2 (g)
b. Ion logam alkali (IA) dan alkali tanah (IIA) tidak direduksi, yang
direduksi air.
2H2O (aq) + 2e-  H2 (g) + 2OH- (aq)
c. Ion logam lain (misalnya Al3+, Ni2+, Ag+ dan lainnya) direduksi.
Contoh:
Al3+ (aq) + 3e-  Al (s)
Ni2+(aq) + 2e-  Ni (s)
Ag+ (aq) + e-  Ag (s)
Contoh elektrolisis:
3. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya:
2HCl (aq) 2H+ (aq) + 2Cl – (aq)
Anoda: 2Cl – (aq)  Cl2 (g) + 2e- (Oksidasi)
Katoda: 2H+ (aq) + 2e-  H2 (g) (Reduksi)
—————————————————————————— +
Total: 2HCl (aq)  H2 (g) + Cl2 (g) (Redoks)
( Atkins, 1999 )

ELEKTROKIMIA Page 17
b) Hukum Faraday
Akibat aliran arus listrik searah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi
perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday
(1834) lewatnya arus 1 F mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen
suatu zat pada suatu elektroda (anoda) dan reduksi 1 massa ekivalen
suatu zat pada elektroda yang lain (katoda). Hukum Faraday I: Massa
zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.
W~Q
w ~ I.t
w = e.I.t
gek . l .t
=
F
Ar .l . t
=
n.F
Keterangan : w = massa zat yang diendapkan (g).
Q = jumlah arus listrik = muatan listrik I
e = tetapan = (gek : F)
I = kuat arus listrik (A).
t = waktu (dt).
Gek = massa ekivalen zat (gek).
Ar = massa atom egative.
N = valensi ion.
F = bilangan faraday = 96 500 C.

ELEKTROKIMIA Page 18
Massa ekivalen = massa zat yang sebanding dengan 1 mol egative = 6,02 x
1023 e- 1 gek ~ 1 mol e-
Jika arus listrik 1 F dialirkan ke dalam larutan AgNO 3 maka akan
diendapkan 1 gram ekivalen Ag.
Ag+ (aq) + e- Ag(s)
1 mol e- ~ 1 mol Ag ~ 1 gram ekivalen Ag
Untuk mendapatkan 1 gram ekivalen Ag diperlukan 1 mol e -
1 gram ekivalen Ag = 1 mol e- = 1 mol Ag = 108 gram Ag
( Atkins, 1999 )

c) Pengendapan unsur dan Pembebasan gas pada elektrolisis


Elektrogravimetri merupakan salah satu metode penentuan
secara kuantitatif. Secara sederhana komponen yang dianalisis
diendapkan pada suatu elektrode yang telah diketahui beratnya dan
setelah terjadi pengendapan yang sempurna ditimbang kembali
elektrode dan endapannya. Secara ideal endapan harus melekat kuat
pada elektrode, rapat dan halus sehingga apabila dicuci, dikeringkan
dan ditimbang tidak menyebabkan kehilangan berat. Endapan yang
terbentuk haruslah berbutir halus, seragam dan nampak seperi logam.
Apabila endapan berbentuk sponge, serbuk dan gumpalan yang
tidak melekat baik apda elektrode maka mempunyai kemurnian yang
kurang. Faktor utama yang mempengaruhi sifat fisis endapan adalah
rapat arus, temperatur, ada tidaknya zat pengompleks. Besarnya rapat
arus yang baik sehingga diperoleh endapan yang sempurna adalah <
0,1 A/cm2. Pengendapan bersama dengan gas hydrogen dapat
merapuhkan dan tidak menguntungkan. Pembentukan gas hidrogen
dapat dicegah dengan penambahan suatu depolarisasi katoda. Misal,
ion nitrat.
NO3- + 10H+ + 8e- ↔  NH4+ + 3H2O

ELEKTROKIMIA Page 19
Pengendapan Tembaga
Tembaga dapat diendapkan dari larutan H2SO4/HNO3 atau
campuran diantara keduanya, dimana potensial listrik yang digunakan
sebesar 2 – 3 Volt sehingga reaksi yang terjadi:
Katode:           Cu2++ 2e ↔ Cu
                        2H++ 2e ↔ H2
Anode:            4OH- ↔ O2 + 2H2O + 4e
Konsentrasi asam di dalam larutan tidak boleh terlalu tinggi
karena pengendapan tembaga tidaklah sempurna dan endapan tidak
melekat secara sempurna. Asam nitrat yang digunakan haruslah asam
nitrat yang bebas dari nitrit karena ion nitrit dapat merintangi
pengendapan tembaga secara sempurna. Sebelumnya sam nitrat
dididihkan terlebih dahulu sebelum digunakan dan ditambahkan
dengan urea.
2H+ + 2NO2- + CO(NH2)2 ↔ 2N2 + CO2 + H2O
Asam nitrit dapat dihilangkan dengan penambahan sedikit asam
sulfamat :
H+ + NO2- + -O.SO2.NH2 ↔ N2 + HSO42- + H2O
Alasan menghindarkan sistem dari ion klorida adalah:
a. Klor yang dibebaskan pada anoda akan menyerang Pt. Hal ini dapat
diatasi dengan suatu zat pendepolarisasi anodik seperti garam
hidrazium atau hidroksilamonium.
b. Cu(I) distabilkan sebagai suatu kompleks-kloro dan tetap tinggal
dalam larutan sampai teroksidasi kembali pada anode.
(Keenan, 1992)

ELEKTROKIMIA Page 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenan dengan
interkonversi energilistrik dan egati kimia. Proses elektrokimia adalah
redoks (oksidasi-reduksi) dimanadalam reaksi ini egati yang dilepas
oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik ataudimana egati listrik
digunakan agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi
 `Sel galvani adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energy
listrik yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan.
Contoh sel galvani adalah Sel Daniell
 Potensial reduksi adalah ukuran kemampuan suatu oksidator (zat
pengoksidasi = zat tereduksi) untuk menangkap egative dalam
setengah reaksi reduksi. Potensial oksidasi kebalikan dari potensial
reduksi dalam reaksi sel elektrokimia yang sama.
 Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan
sumber egati listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. egative
elektrolisis katoda memiliki muatan egative sedangkan anoda memiliki
muatan positif. Sesuai dengan prinsip kerja arus listrik
3.2 Saran
Sebaiknya dalam pembuatan makalah ini harusnya lebih menjelaskan
secara mendetail materi-materi yang bersangkutan agar pembaca dapat
memudah memahami isi materi tersebut

ELEKTROKIMIA Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga jilid 2.
Jakarta:Erlangga
Keenan, Charles W. Dkk. 1992. Kimia untuk Universitas Edisi keenam Jilid 2.
Jakarta:Erlangga
Oxtoby, David W. Dkk. 2001. Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Rosenberg, Jerome L. 1985 Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Kimia
Dasar Ed. ke-6. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik. Edisi Keempat. Jilid II. Terjemahan Irma I.
Kartohadiprojo. Jakarta : Erlangga.
Sukardjo, 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta : PT. Rhineka Cipta.

ELEKTROKIMIA Page 22

Anda mungkin juga menyukai