Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KIMIA DASAR

SEL ELEKTROKIMIA

Disusing oleh:
Kelompok 4

- Alda Vinayulian Nafi (1522045)


- Firdaus Rizaldy Putra (1522038)
- Muhammad Irhan (1522041)

TK-02

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA POLIMER


POLITEKNIK STMI JAKARTA
2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena berkat rahmat serta
hidayah-nya akhirnya kita dapat menyelesaikan makalah dengan judul “SEL
ELEKTROKIMIA” dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
oihak, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi kami.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan kami sebagai penulis pada khusunya. Atas segala perhatiannya kami mengucapkan
banyak terimakasih.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1.1 Pengertian Sel Elektrokimia.....................................................................................................5
1.1.2 Perbedaan Sel Volta & Sel Elektrolisis.....................................................................................5
1.1.3. Penulisan Notasi Struktur Suatu Sel Elektrokimia...................................................................7
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................8
2.1. Sel Volta.............................................................................................................................8
2.1.1 Pengertian sel volta...................................................................................................................8
2.1.2 Notasi Sel Volta......................................................................................................................11
2.1.3 Deret Volta.............................................................................................................................11
2.1.4 Prinsip Sel Volta.....................................................................................................................12
2.1.5 Jembatan Garam.....................................................................................................................13
2.1.6 Potensial Elektrode.................................................................................................................14
2.1.7 Potensial Reduksi Standar (Eo )..............................................................................................16
2.1.8 Entalpi dan Energi bebas........................................................................................................18
2.1.9 Contoh Sel Volta....................................................................................................................19
2.2 Sel Elektrolisis..................................................................................................................21
2.2.1 Pengertian Sel Elektrolisis......................................................................................................21
2.2.2 Hukum Faraday 1 Dan Hukum Faraday 2..............................................................................23
2.3 Contoh Soal dan Pembahasan....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1.1.1 Pengertian Sel Elektrokimia
Elektrokimia mempelajari semua reaksi kimia yang disebabkan oleh energi listrik serta
semua reaksi kimia yang menghasilkan listrik. Namun sel elektrokimia sering sering
didefinikasikan sebagai sel yang menghasilkan energi listrik akibat reaksi kimia dalam sel
tersebut, seperti sel galvani (sel volta). Sedangkan sel yang menghasilkan reaksi kimia akibat
energi listrik disebut dengan sel elektrolisis.

1.1.2 Perbedaan Sel Volta & Sel Elektrolisis

sel volta & sel elektrolisis Kedua sel ini mempunyai perbedaan, sebagai berikut :
1. Jenis Muatan Elektroda
Jenis muatan elektroda sel volta berbeda dengan sel elektrolisis. Pada sel volta, anoda
bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Sementara itu, pada sel elektrolisis anoda
bermuatan positif dan katoda bermuatan negatif.
 Sel volta → KPAN (Katoda Positif Anoda Negatif)
 Sel elektrolisis → KNAP (Katoda Negatif Anoda Positif)
2. Jenis Reaksi
Pada sel volta, reaksi bisa berjalan spontan tanpa adanya energi listrik dari luar, yakni murni
melalui peristiwa reduksi oksidasi (redoks). Hal itu bisa dilihat dengan menyalanya lampu
tanpa adanya power supply (pada gambar). Sementara itu, pada sel elektrolisis reaksi berjalan
tidak spontan, sehingga butuh energi listrik dari luar untuk menggerakkan elektron di
dalamnya. Sumber energi listrik ini diperoleh dari power supply.
3. Ada Tidaknya Jembatan Garam
Pada rangkaian sel volta, terdapat jembatan yang berfungsi untuk menjaga muatan cairan
elektrolit agar tetap netral. Jika cairan elektrolit netral, maka proses redoks bisa berjalan
secara terus menerus hingga dihasilkan arus listrik. Sementara itu, pada sel elektrolisis tidak
terdapat jembatan garam karena sumber energi listriknya berasal dari luar, yaitu power
supply. Sumber arus listrik itulah yang mengakibatkan pergerakan ion-ion di dalam cairan

4
elektrolit. Ion-ion negatif akan bergerak mendekati anoda dan ion positif akan bergerak
mendekati katoda.
4. Potensial Sel Standar
Sel volta memiliki potensial sel standar positif. Hal itu karena sel ini bisa berlangsung secara
spontan. Sementara itu, sel elektrolisis memiliki potensial sel standar negatif.
5. Arah Aliran Elektron
Sel volta bisa berlangsung secara spontan melalui peristiwa redoks. Peristiwa ini memicu
aliran elektron dari anoda yang bermuatan negatif menuju katoda yang bermuatan positif.
Pada sel elektrolisis, elektron dihasilkan oleh sumber arus listrik (power supply) yang
mengalir menuju katoda. Dari katoda, elektron mengalir melalui larutan elektrolit menuju ke
anoda yang bermuatan positif.
6. Perubahan Energi
 Pada sel volta, mula-mula terjadi reaksi kimia (reduksi oksidasi) yang menyebabkan
aliran elektron dari anoda ke katoda. Selanjutnya, aliran elektron itu akan
menghasilkan kuat arus listrik. Pada peristiwa ini, terjadi perubahan energi kimia
menjadi energi listrik.
 Pada sel elektrolisis, mula-mula sel dialiri arus listrik yang mengakibatkan aliran
elektron dari power supply menuju ke katoda, sehingga elektroda ini bermuatan
negatif. Akibatnya, ion-ion positif dari cairan elektrolit akan bergerak mendekati
katoda dan kemudian mengalami reduksi. Sementara itu, ion-ion negatif akan
bergerak mendekati anoda dan kemudian mengalami oksidasi. Pada peristiwa ini,
terjadi perubahan energi listrik menjadi kimia.
7. Kegunaan
Umumnya, sel volta digunakan sebagai sumber arus listrik dalam bentuk baterai pada
perangkat elektronik, seperti radio, remote tv, mainan anak, dan sebagainya. Sementara itu,
sel elektrolisis biasa digunakan untuk melapisi suatu logam agar terlihat lebih mengilap.
Misalnya, proses penyepuhan pada emas yang telah pudar warnanya, memurnikan logam dari
pengotornya, dan pembuatan beberapa jenis gas untuk skala industri.

5
1.1.3. Penulisan Notasi Struktur Suatu Sel Elektrokimia
Penulisan notasi struktur suatu sel elektrokimia mengikuti beberapa kaidah berikut :
│ : menunjukkan adanya perbedaan fasa
║ : dipisahkan oleh suatu jembatan garam
, : dua komponen yang berada dalam fasa yang sama
Fasa teroksidasi dituliskan terlebih dulu, baru diikuti fasa tereduksi dengan notasi :
elektrode│larutan │larutan │elektrode
Contoh penulisan suatu sel elektrokimia : Zn (s)│Zn2+(aq), Cl-(aq)│AgCl (s)│Ag (s)
Artinya Zn dan Zn2+ berada dalam fasa yang berbeda yaitu Zn (s) dan Zn 2+ (aq) demikian
pulauntuk Cl-(aq), AgCl(s) dan Ag (s). Sedangkan tanda koma (, ) memperlihatkan bahwa
kedua elektroda berada dalam satu elektrolit yang sama yaitu ZnCl2 (aq).
1. Contoh :
Notasinya dapat dituliskan sebagai :
Zn(s)│Zn2+ (aq) ║Cu2+ (aq) │ Cu (s)
Artinya Zn dan Zn2+ berada dalam fasa yang berbeda
yaitu Zn (s) dan Zn 2+ (aq) demikian pula
untuk Cu (s) dan Cu2+ (aq). Sedangkan tanda ║
memperlihatkan bahwa kedua elektroda
dipisahkan oleh jembatan garam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sel Volta, Sel Elektrolisis, Hukum Faraday I dan II?
2. Bagaimana Penulisan Notasi Sel Volta?
3. Apa Itu Deret Volta?
4. Bagaimana Prinsip Sel Volta?
5. Apa Itu Jembatan Garam?
6. Apa Itu Potensial Elektrode dan Potensial Reduksi Standar?
7. Apa Itu Entalpi dan Energi Bebas?

C. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan seputar sel elektrokimia
2. Untuk mengetahui cara penulisan sel volta
3. Untuk mengetahui apa itu deret volta
4. Untuk mengetahui prinsip sel volta
5. Untuk menambah wawasan tentang jembatan garam
6. Untuk menambah wawasan tentang potensial elektrode dan potensial reduksi standar
7. Untuk menambah wawasan tentang entalpi dan energi bebas

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sel Volta


2.1.1 Pengertian sel volta
Sel Volta Atau Sel Galvani terdiri dari dua buah elektroda dan elektrolit. Elektroda ini
dihubungkan oleh penghantar yang dapat mengangkut elektron ke dalam sel maupun ke
luar sel. Elektroda ada yang terlibat langsung dalam reaksi sel, namun ada pula yang tidak
berperan dalam reaksi sel yang disebut dengan elektroda inert. Anoda adalah elektroda di
mana terjadi reaksi oksidasi, sedangkan elektroda di mana terjadi reaksi reduksi adalah
Katoda. Setiap elektroda dan elektrolit dapat bereaksi membentuk setengah sel. Reaksi
elektroda adalah setengah reaksi yang terjadi pada setengah sel. Yang termasuk setengah
reaksi adalah reaksi yang memperlihatkan kehilangan elektron atau reaksi yang
memperlihatkan perolehan elektron.
Proses dalam elektroda yaitu reaksi redoks yang terjadi pada antarmuka (interface) suatu
logam atau padatan penghantar lain (elektroda) dengan larutan. Elektrodanya itu sendiri
mungkin atau mungkin juga tidak terlibat secara langsung dalam reaksi redoks tersebut.
Sebagai contoh bila logam tembaga dicelupkan dalam larutan ion tembaga (II), maka
akan ada dua kemungkinan proses yang terjadi. Pertama, tembaga mungkin teroksidasi
dan terlarut dalam larutan sebagai ion tembaga (II).
Cu (s) → Cu2+ (aq) + 2e
Alternatif lain adalah ion tembaga mungkin direduksi dan tertempelkan pada elektroda
sebagai logam tembaga.
Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s)
Pada masing-masing dari kedua proses tersebut, elektroda terlibat secara kimia dalam
reaksi redoks. Perubahan total elektron diakomodasi oleh elektroda dengan ikatan logam.
Jika terjadi reaksi oksidasi, muatan positif dari ion tembaga dalam larutan terjadi akibat
lepasnya elektron dan terdelokal menuju latice logam. Dengan cara ini larutan menjadi
bermuatan positif dibandingkan pada elektroda. Pada proses sebaliknya, ion tembaga
dalam larutan akan menangkap elektron dari elektroda sebelum terbentuk deposit pada
permukaannya. Elektroda menjadi kekurangan elektron dan akan menjadi bermuatan
positif dibandingkan larutannya.
Sebagai contoh sebuah reaksi elektroda yang mana elektrodanya dari bahan secara kimia
tidak bermuatan yang terdiri dari logam platina yang dicelupkan dalam campuran larutan
yang mengandung ion besi (II) dan besi (III). Jika besi (II) dioksidasi sesuai reaksi :
Fe2+ (aq) → Fe3+ (aq) + e

7
Elektron yang dilepaskan ditangkap elektroda dan terdelokal pada latice logam platina.
Elektroda kemudian lebih bermuatan negatif dibandingkan larutannya. Jika disisi lain besi
(III) direduksi sesuai reaksi:
Fe3+ (aq) + e → Fe2+ (aq)
Maka elektron akan meninggalkan latice logam platina dengan proses oksidasi, sehingga
elektroda lebih bermuatan positif dibandingkan dengan larutannya.
Pada masing-masing dari kedua proses tersebut selalu terjadi kecenderungan timbulnya
perbedaan muatan antara elektroda dan larutannya. Hal ini digambarkan dalam sel Daniel
yang digambarkan pada gambar 1.2.

Sel Daniel terdiri dari elektroda tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan ion tembaga
(II) dan sebuah elektroda seng yang dicelupkan ke dalam larutan ion seng (II). Hubungan
listrik diantara kedua larutandihantarkan dengan tabung yang mengandung larutan garam
KCl (jembatan garam). Elektroda tembaga dan seng kemudian dihubungkan dengan
sirkuit yang mengandung voltmeter impedansi tinggi atau alat pengukur potensial yang
lain.
Sel Daniel, terdiri dari dua bagian setengah sel, yang mana setiap setengah sel merupakan
kombinasi antara elektroda dan larutannya. Setengah sel yang satu yang terdiri dari
Cu2+/Cu, cenderung mengalami reaksi reduksi dengan reaksi sebagai berikut:
Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s)
Pada elektroda tembaga, terjadi muatan yang lebih positif dibandingkan dengan
larutannya. Pada sisi lain, setengah sel lain dari elektroda seng, akan terjadi reaksi yang
berlawanan yaitu reaksi oksidasi.

8
Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e
Pada elektroda seng, terjadi muatan yang lebih negatif dibandingkan dengan larutannya.
Jika diasumsikan bahwa jembatan garam hanya menghantarkan listrik, maka setiap sel
akan dapat digambarkan sebagai berikut:

Voltameter akan mengukur beda potensial diantara dua buah elektroda yang masing
masing dianggap seperti dua buah battrei yang dipasang seri. Pada masing-masing
elektroda (setengah sel) yang terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Apabila kedua proses
tersebut digabung menjadi reaksi redoks sebagai berikut:
Zn (s) + Cu2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Cu (s)
Ketika sel digunakan/dihubungkan elektroda seng akan terlarut, sedangkan elektroda
tembaga akan bertambah dengan adanya endapan tembaga.
Konsep tentang gabungan dua buah setengah sel yang berbeda untuk menghasilkan listrik
dapat dikembangkan dalam berbagai sistem baru. Nama umum dari sel jenis ini adalah sel
Galvani dan untuk memudahkan penulisannya dibuatlah notasi sel atau tata nama sel.
Cara ini menjadi sangat sederhana untuk menggambarkan sebuah sel. Untuk jelasnya
dapat dilihat pada contoh dari sel Daniel, yang dengan metode penamaan/penulisan notasi
sel yang dibuat IUPAC, maka sel tersebut dituliskan sebagai berikut:
Zn │ Zn2+ ║ Cu2+ │ Cu
Notasi ini diawali dengan elektroda di sebelah kiri dan menuju ke kanan melalui
larutannya menuju elektroda di sebelah kanan. Tanda bar tunggal vertikal menunjukkan
daerah phase boundari (interphase) dan tanda bar ganda vertikal sebagai jembatan garam.
Perjanjian penulisan tersebut dapat dikembangkan untuk mengetahui adanya aktivitas dari
masing-masing ion. Sehingga notasi sel sering dituliskan lebih lengkap sebagai berikut:
Zn │ Zn2+ (a=1,0 M) ║ Cu2+ (a=1,0 M) │ Cu

9
2.1.2 Notasi Sel Volta

Notasi sel volta digunakan untuk menggambarkan rangkaian sel volta dan reaksi redoks yang
berlangsung didalamnya.Sel Volta tersusun atas setengah sel antara logam seng – ion seng
dan setengah sel antar logam tembaga-ion tembaga. Sel tersebut dapat dinyatakan dengan
notasi yang ditulis  dalam bentuk:

Zn(s) | Zn2+(aq)  || Cu2+(aq) | Cu(s)

Notasi tersebut dinamakan notasi sel volta.

Notasi sel volta digunakan untuk menggambarkan rangkaian sel volta dan reaksi redoks yang
berlangsung didalamnya. Secara umum, penulisan notasi sel volta menurut  konvensi IUPAC
adalah sebagai berikut.

1. Notasi sel terdiri dari anode dan katode


2. Tanda  || adalah jembatan garam untuk memisahkan fase berbeda.
3. Tanda | adalah batas fase untuk memisahkan fase berbeda.
4. Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan spesi-spesi dalam fase yang sama.
5. Elektrode anode terletak paling kiri dan elektrode katode paling kanan.
6. Elektrolit inert tidak ditulis

10
2.1.3 Deret Volta

Deret Volta Dari tabel potensial elektrode jika diurutkan dari kiri ke kanan dimana semakin
ke kanan nilai Eº reduksi semakin besar ( oksidator kuat ) maka akan terbentuk sebuah deret
dikenal yang dengan nama deret volta . Logam yang berada di sebelah kiri dapat mendesak
logam yang berada di sebelah kanan . Pada contoh reaksi redoks terlihat bahwa Al dapat
mendesak logam Fe² + sehingga reaksi bisa berlangsung . Jadi ketika ada reaksi dimana
logam di sebelah kiri dapat mendesak logam di sebelah kanannya maka reaksi tersebut dapat
terjadi .
Misalnya :
Zn + Cu²+ → Zn²+ + Cu
Dilihat di deret volta , Zn berada di sebelah kiri dari Cu maka reaksi tersebut berlangsung
( bereaksi ) . Lain halnya dengan reaksi di bawah ini :
Cu + Zn²+ →Tidak bereaksi
Di deret volta Cu berada di sebelah kanan Zn maka tidak akan terjadi reakasi apapun
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta menandakan :
 Logam semakin reaktif ( semakin mudah melepas elektron )
 Logam merupakan reduktor yang semakin kuat
Sebaliknya , semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta menandakan :
 Logam semakin kurang reaktif ( semakin sukar melepas elektron )
 Kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat
Jadi , logam yang terletak lebih kiri lebih reaktif daripada logam - logam yang di kanannya .
Oleh karena itu , logam yang terletak lebih kiri dapat mendesak logam yang lebih kanan dari
senyawanya .
Berlangsungnya reaksi redoks selain dapat ditentukan dengan deret volta dapat juga
ditentukan dengan perhitungan potensial sel. Jika potensial sel hasil perhitungan bertanda
positif, reaksi berlangsung (spontan). Adapun Jika potensial sel hasil perhitungan bertanda
negatif , reaksi tidak berlangsung (tidak spontan).

11
2.1.4 Prinsip Sel Volta
Dimulai dari pembagian sel volta yang terdiri dari dua elektroda, bernama anoda (Zn)
dan katoda (Cu), anoda dalam sel ini bermuatan negatif sementara katoda dalam sel volta
merupakan muatan positif. Anoda dalam elektroda terjadi karena reaksi oksidasi, adanya
reaksi reduksi elektroda disebut dengan katoda.
Elektroda merupakan benda yang dipakai sebagai penghantar arus listrik atau dikenal dengan
sebutan konduktor. Biasanya tembaga, seng, timah hitam, besi, nikel perak, platinum, emas
hingga karbon dan rhodium sebagai beberapa elektroda yang umum dipakai. Prinsip sel ini
adalah dengan pemisahan dua bagian reaksi redoks.
Berupa setengah reaksi oksidasi pada anoda dan setengah reaksi reduksi pada katoda,
elektroda yang kemudian mengalami reaksi oksidasi akan berubah menjadi Zn2+ kemudian
masuk ke dalam larutan. Reaksi elektron yang terlepas ditangkap Cu2+ dari larutan, sehingga
dari proses yang terjadi seperti itu membentuk sebuah endapan.
Anoda dan katoda kemudian dicelupkan ke dalam suatu zat yang sudah terlarut atau terurai
ke dalam bentuk ion-ion. Setelahnya membentuk konduktor elektrik atau elektrolit,
setelahnya baru dihubungkan dengan peralatan laboratorium yang disebut sebagai jembatan
garam dan sirkuit luar, berikut terjadinya gambaran proses reaksi.

Elektron yang mengalir dari anoda ke katoda


Anoda : Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e
Katoda : Cu aq) + 2e- → Cu(s)
2+(

reaksi sel : Zn(s) +Cu2+ (aq) → Zn 2+ (aq) + Cu(s) ,


E° sel = 1,10 Volt
Kemudian susunan sel ini dinyatakan sebagai notasi singkat atau notasi sel volta.

Zn(s) / Zn2+(aq) = Reaksi di anoda


Cu2+(aq) / Cu(s) = Reaksi di katoda

12
2.1.5 Jembatan Garam

Jembatan garam dalam elektrokimia adalah suatu peralatan laboratorium yang digunakan
untuk menghubungkan setengah sel reduksi dan oksidasi dari suatu sel galvani (sel volta),
salah satu jenis sel elektrokimia. Jembatan garam ini menjaga netralitas listrik di antara
sirkuit internal, mencegah sel bereaksi dengan cepat menuju kesetimbangan.

Jika tidak digunakan jembatan garam, larutan di salah satu setengah sel akan terkumpul
muatan negatif dan larutan di setengah sel yang lain akan terkumpul muatan positif ketika
reaksi berjalan, sehingga dengan cepat mencegah reaksi lebih lanjut, karenanya menghambat
produksi listrik. Jembatan garam biasanya terdapat dalam dua jenis: tabung gelas dan kertas
saring.

Jembatan garam berfungsi sebagai salah satu bagian dari susunan sel volta yang
menghubungkan antara katoda dengan anoda. Jembatan garam, biasanya berupa tabung
berbentuk "U" yang terisi penuh dengan larutan garam pekat yang mengandung garam
kalium klorida yang memberikan jalan bagi ion untuk bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya untuk menjaga larutan agar muatan listriknya tetap netral.

Karena konsentrasi larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi daripada konsentrasi
elektrolit di kedua bagian elektroda, maka ion negatif dari jembatan garam masuk ke salah
satu setengah sel yang kelebihan muatan positif dan ion positif dari jembatan garam berdifusi
ke bagian lain yang kelebihan muatan negatif.

2.1.6 Potensial Elektrode


Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan voltmeter atau
potensiometer. Perbedaan potensial antara kedua sel yang terdapat di dalam sel volta disebut
potensial elektrode. Untuk mengukur potensial suatu elektrode digunakan elektrode lain
sebagai pembanding atau standar. Elektrode hidrogen digunakan sebagai elektrode standar
karena harga potensialnya = 0,00 Volt. Potensial elektrode yang dibandingkan dengan
elektrode hidrogen yang diukur pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm disebut potensial elektrode
13
standar. Potensial elektrode hidrogen merupakan energi potensial zat tereduksi dikurangi
energi potensial zat teroksidasi.

Potensial sel (Eosel) merupakan beda potensial yang terjadi pada kedua elektrode. Potensial
dapat ditentukan dengan cara mengukur potensial listrik yang timbul dari penggabungan dua
reaksi setengah sel menggunakan voltmeter atau potensiometer. Potensial sel juga dapat
ditentukan dengan cara menghitung selisih potensial elektrode yang digunakan.
Secara matematis dapat dituliskan seperti berikut:
Eosel = E o katode - E o anode

Katode merupakan elektrode yang mempunyai harga Eo lebih besar, sedangkan anode
merupakan elektrode yang mempunyai harga Eo lebih kecil.

14
2.1.7 Potensial Reduksi Standar (Eo )
Aliran elektron atau arus listrik dari satu kutub ke kutub lain disebabkan oleh adanya
perbedaan potensial . Perbedaan potensial mendorong elektron mengalir dari kutub
berpotensial tinggi menuju kutub berpotensial rendah . Beda potensial antara 2 kutub disebut
gaya gerak listrik / ggl ( emf = electromotive force ) atau potensial sel pada sel Volta .
Oleh karena potensial oksidasi merupakan kebalikan dari potensial reduksinya maka data
potensial elektrode suatu logam tidak perlu diketahui dua - duanya , melainkan salah satu saja
Misalnya , data potensial reduksi atau data potensial oksidasi . Menurut perjanjian IUPAC ,
potensial elektrode yang dijadikan sebagai standar adalah potensial reduksi . Dengan
demikian , semua data potensial elektrode standar dinyatakan dalam bentuk potensial reduksi
standar .
Pada sel volta yang tersusun dari elektroda Zn dan Cu , ternyata elektroda Zn mengalami
oksidasi . Hal ini menunjukkan bahwa logam Zn lebih cenderung mengalami oksidasi
dibandingkan logam Cu . Untuk membandingkan kecenderungan logam - logam mengalami
oksidasi digunakan elektroda hidrogen sebagai pembanding yang potensial elektrodanya
adalah 0 volt . Potensial sel yang dihasilkan oleh elektroda logam dengan elektroda hidrogen
pada kondisi standar , yaitu pada suhu 25 ° C , tekanan gas 1 atmosfer dan konsentrasi ion -
ion 1M disebut potensial elektroda standar logam tersebut dan diberi lambang E.
Elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi disbanding hidrogen mempunyai potensial
elektroda > 0 ( positif ) sedangkan elektroda yang lebih sukar mengalami reduksi dibanding
hidrogen mempunyai potensial elektroda < 0 ( negatif ) . Jadi , potensial elektroda standar
menunjukkan urutan kecenderungan untuk mengalami reduksi , sehingga dikenal sebagai
potensial reduksi standar .
Bila ion logam dalam sel lebih mudah mengalami reduksi disbanding ion H + , maka potensial
elektroda logam tersebut lebih besar dari potensial elektroda hidrogen sehingga bertanda
positif . Bila elektroda logam lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan elektroda
hidrogen , maka potensial elektrodanya lebih kecil dibandingkan potensial elektroda hidrogen
sehingga bertanda negatif .

15
Potensial sel merupakan jumlah aljabar dari potensial oksidasi dan potensial reduksi . Jika
yang digunakan adalah elektrode - elektrode standar maka potensial sel itu ditandai dengan
Eosel. Potensial standar untuk sel tersebut sebagai berikut :
Eosel = E o oksidasi + E o reduksi
Oleh karena setengah reaksi oksidasi memiliki tanda yang berlawanan , persamaan yang
sering digunakan sebagai berikut :
Eosel = E o reduksi - E o oksidasi
= E o reduksi - E o oksidasi
= E o reduksi - E o oksidasi
= E o reduksi - E o oksidasi
= Eo sel - RT / nF in C

16
= Eosel - 0.059 / n log C
Pada T = 25 ° C

keterangan :
E ° = potensial reduksi standar ( volt ) .
R = tetapan gas - [ volt.coulomb / mol . ° K ] = 8.314
T = suhu mutlak ( ° K )
n = jumlah elektron
F = 96.500 coulomb
C = [ bentuk oksidasi ] / [ bentuk reduksi ]
E°sel = E ° red - Eº oks
E°sel = Eº sel - RT / nF in C
E°sel = E ° sel - 0.059 / n log C
Pada T = 25 ° C

Potensial reaksi redoks ini digunakan untuk meramalkan apakah suatu reaksi berlangsung
spontan atau tidak .
a . Bila Eosel positif maka reaksi akan terjadi spontan
b. Bila Eosel negatif maka reaksi tidak akan terjadi spontan.

2.1.8 Entalpi dan Energi bebas


Entalpi adalah kaidah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dalam, volume
dan tekanan panas dari suatu zat.Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga
satuan British thermal unit dan kalori. Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama
seperti pada mekanika klasik, hanya perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan
potensial termodinamika, maka untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan
titik reference terlebih dahulu, baru kita dapat mengukur perubahan entalpi ΔH.Perubahan
ΔH bernilai positif untuk reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm.Untuk proses dengan
tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem ditambah kerja yang
dilakukan sistem pada lingkungannya.Maka, perubahan entalpi pada kondisi ini adalah panas
yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau perpindahan panas eksternal.Entalpi gas
ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada temperatur dan
tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat menyederhanakan
perhitungan entalpi.

17
Energi bebas atau energi bebas Gibbs dikenal juga sebagai entalpi bebas, yakni suatu
potensial termodinamika yang dapat digunakan untuk menghitung kerja reversibel
maksimum yang dapat dilakukan oleh sistem termodinamika pada suhu dan tekanan konstan
(isotermal, isobarik).Sama seperti dalam mekanika, dimana penurunan energi potensial
didefinisikan sebagai kerja maksimum yang dapat dilakukan, potensial yang berbeda juga
memiliki arti yang berbeda. Penurunan energi bebas Gibbs (Joule dalam Satuan
Internasional) adalah jumlah maksimum pekerjaan non-ekspansi yang dapat diekstraksi dari
sistem termodinamika tertutup; maksimum tersebut dapat dicapai hanya dalam proses yang
sepenuhnya reversibel.
Ketika sebuah sistem berubah secara reversibel dari keadaan awal ke keadaan akhir,
penurunan energi bebas Gibbs sama dengan kerja yang dilakukan oleh sistem ke
lingkungannya, dikurangi dengan kerja dari gaya tekanan.
Energi bebas Gibbs dilambangkan dengan G dan dinyatakan dalam persamaan G = H – TS.
Persamaan Gibbs Helmholtz:
ΔG = ΔH – TΔS
Persamaan ini sangat berguna dalam memprediksi spontanitas suatu proses.
(i) Jika ∆G negatif, prosesnya spontan
(ii) Jika ∆G positif, prosesnya tidak spontan
(iii)Jika sama dengan nol, prosesnya berada dalam ekuilibrium

 Perubahan Energi Bebas Standar

Energi bebas reaksi standar (△G∘rxn) ialah perubahan energi-bebas untuk reaksi bila reaksi
itu terjadi pada kondisi keadaan standar, artinya, bila reaktan berada dalam keadaan
standarnya diubah menjadi produk dalam keadaan standarnya. Untuk menghitung △G∘rxn
maka perlu dilihat persamaan reaksinya

aA+bB→cC+dDaA+bB→cC+dD

Perubahab △G∘rxn untuk reaksi ini ialah


△G∘rxn=[(c△G∘fC+d△G∘fD)−(a△G∘fA+b△G∘fB)]

atau

△G∘rxn=ΣnG∘(produk)+ΣnG∘(reaktan)

 Energi bebas dan Kesetimbangan

Tidak mudah mempertahankan sistem kesetimbangan pada keadaan standar. Banyak reaksi-
reaksi tidak berada pada keadaan standar, maka untuk keadaan yang demikian arah reaksi

18
tidak dapat diprediksi hanya dengan nilai△G∘, melainkan harus menggakan energi
bebas actual △G. Hubungan △G dan △G∘ yang diturunkan dari termodinamika ialah

△G=△G∘+RT lnQ
dimana

△G∘ tetap pada suhu tertentu 


T=suhu mutlak reaksi
R=konstanta gas (8,314 J/K)
Q=kuosien reaksi

Pada kesetimbangan, berdasarkan definisi, △G=0 dan Q=K, dimana K adalah konstanta


kesetimbangan, maka

△G = △G∘+RTlnQ
= △G∘+RTlnQ

△G = -RTlnQ
Dalam persamaan ini Kp digunakan untuk gas dan Kc untuk reaksi dalam larutan.

Energi bebas Gibbs, yang pada awalnya disebut energi yang tersedia, dikembangkan pada
tahun 1870 oleh ilmuwan Amerika Josiah Willard Gibbs. Pada tahun 1873, Gibbs
menggambarkan “energi yang tersedia” ini sebagai:
“Jumlah terbesar dari kerja mekanis yang dapat diperoleh dari suatu zat pada jumlah tertentu
dalam keadaan awal tertentu, tanpa meningkatkan jumlah volume atau membiarkan panas
mengalir ke atau dari luar benda, kecuali seperti pada penutupan proses yang tersisa dalam
kondisi awal mereka.”Keadaan awal benda, menurut Gibbs, seharusnya sedemikian rupa
sehingga “benda dapat dibuat untuk melewatinya dari keadaan energi yang dilepaskan
melalui proses reversibel”.

2.1.9 Contoh Sel Volta


a) Sel Leclanche atau Sel Kering

Sel kering banyak digunakan pada alat-alat elektronika, misal lampu senter. Sel
kering ditemukan oleh Leclanche, sehingga sering disebut sel Leclanche. Pada sel
Leclanche, reaksi oksidasi terjadi pada logam seng dan reaksi reduksi terjadi pada
karbon yang inert. Elektrolitnya adalah pasta yang basah terdiri dari MnO2, ZnCl2,
NHCl dan karbon hitam. Disebut sel kering karena dalam sel tidak terdapat cairan
yang bebas.

19
Reaksi yang terjadi pada sel Leclanche dapat ditulis seperti berikut:
Anode : Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e-
Katode : 2MnO2(s) + 2NH4+ (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4+ (aq) → Zn2+ (aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

Ion Zn2+ dapat bereaksi dengan NH3 membentuk ion kompleks [Zn(NH3)4] 2+ .
Potensial tiap sel Leclanche adalah 1,5 volt. Sel Leclanche tidak dapat diisi ulang,
sehingga disebut sel primer. Contoh sel kering antara lain baterai yang biasanya
digunakan dalam senter dan baterai berbentuk kancing yang digunakan dalam arloji
dan kalkulator. Sel Leclanche sekarang bisa diganti oleh baterai alkalin. Baterai ini
terdiri dari anode seng, katode mangan dioksida, dan elektrolit kalium hidroksida.

Reaksi yang terjadi pada sel Leclanche dapat ditulis seperti berikut:
❖ Anode : Zn(s) + 2OH- (aq) → Zn(OH)2(s) + 2e-
❖ Katode : 2MnO2(s) + 2H2O(l) + 2e- → 2MnO(OH)(s) + 2OH- (aq)
❖ Zn(s) + 2MnO2(s) + 2H2O(l) → Zn(OH)2(s) + 2MnO(OH)(s)
Potensial dari baterai alkalin adalah 1,5 volt. Kelebihan baterai alkalin dibanding sel
Leclance adalah lebih tahan lama.

b) Baterai Perak Oksida


Reaksi yang terjadi pada baterai perak oksida seperti berikut: Katode : Ag2O(s) +
H2O(l) + 2e- → 2Ag(s) + 2OH- (aq) Anode : Zn(s) + 2OH- (aq) → Zn(OH)2(s) +
2eAg2O(s) + Zn(s) + H2O(l) → 2Ag(s) + Zn(OH)2(s)

c) Baterai Merkurium(II) Oksida

Baterai ini menggunakan kalium hidroksida sebagai elektrolit dengan voltasenya


sekitar 1,4 volt. Anodenya adalah logam seng dan katodenya biasanya digunakan
oksida yang mudah direduksi atau suatu elektrode inert yang bersentuhan dengan
oksida.

d) Aki

20
Aki merupakan sel Volta yang banyak digunakan dalam kendaraan bermotor. Selain
itu aki juga dapat diisi ulang kembali. Aki disusun dari lempeng timbal (Pb) dan
timbal oksida (PbO2) yang dicelupkan dalam larutan asam sulfat (H2SO4). Apabila
aki memberikanarus maka lempeng timbal bertindak sebagai anode dan lempeng
timbal dioksida (PbO2) sebagai katode.

Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:


Anode : Pb(s) + SO4 2- (aq) → PbSO4(s) + 2e-
Katode : PbO2(s) + 4H+ (aq) + SO4 2- (aq) + 2e- → PbSO4(s) + 2H2O(l)
Pb(s) + PbO2(s) + 4H+ (aq) + 2SO4 2- (aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O(l)

Pada kedua elektrode terbentuk timbal sulfat (PbSO4). Hal ini dikarenakan timbal
sulfat terendapkan pada elektrode di mana garam ini terbentuk, bukannya terlarut ke
dalam larutan. Apabila keping tertutup oleh PbSO4 dan elektrolitnya telah diencerkan
oleh air yang dihasilkan, maka sel akan menjadi kosong. Untuk mengisi kembali,
maka elektron harus dialirkan dalam arah yang berlawanan menggunakan sumber
listrik dari luar.
Timbal sulfat dan air diubah kembali menjadi timbal, timbal dioksida dan asam sulfat
dengan reaksi seperti berikut:
2PbSO4(s) + 2H2O(l) → Pb(s) + PbO2(s) +2H2SO4(l)

2.2 Sel Elektrolisis

2.2.1 Pengertian Sel Elektrolisis


Sel elektrolisis adalah reaksi yang mengubah energi listrik menjadi reaksi kimia. Sel
elektrolisis tersusun dari tiga komponen utama yaitu :
katoda (reaksi yang bermuatan negative untuk sel elktrolisis),
anoda (reaksi reduksi yang bermuatan positif untuk sel elektolisis),
sumber listrik sebagai penyuplai arus searah seperti baterai.
Reaksi pada sel elektrolisis:

21
Sel elektrokimia yang menghasilkan redoks dari energi listrik.
o Katode (-)

o Anode (+)
Pada reaksi elektrolisis, terjadi reaksi reduksi pada katoda (kutub negative) dan reaksi
oksidasi pada anoda (kutub positif). Terdapat 2 factor yang memengaruhi terjadinya
elektrolisisi yaitu jenis kation-anion yang bereaksi dan jenis elektroda yang digunakan
 Reaksi Pada Katode
• Ion positif akan mengalami reduksi, kecuali kation (+) yang berasal dari logam
IA,IIA, dan Mn dalam larutan air tidak mengalami reduksi, yang mengalami reduksi
adalah H2O, Reaksinya:
• 2H20 + 2e -> H2 + 2OH-
• Ion logam IA,IIA.Al, dan Mn berbentuk lelehan (leburan) akan mengalami reduksi
 Reaksi Pada Anode
• Ion negatif akan mengalami oksidasi jika elektrodanya nonaktif (Pt dan C). Ion
negatif yang mengandung O (SO42-,MnO4-,NO3-,dll) tidak mengalami oksidasi, yang
mengalami oksidasi adalah H2O
• Reaksi : 2H2O -> 4H+ + O2 + 4e
• Jika elektrode anode merupakan logam aktif (selain Pt dan C) yang mengalami
Oksidasi adalah elektrode tersebut.
 Jenis – jenis sel elektrolisis
Elektroda Perak - Perak Klorida

22
Logam perak kontak dan padatan perak klorida merupakan garam yang sangat sukar larut.
Keseluruhannya dicelupkan ke dalam larutan kalium klorida ( KCI ) yang mana konsentrasi
ion Cl- = 1 m .
Ag AgCl ( s ) | C- ( 1m )
Jika di set elektroda ini dengan elektroda hidrogen pada 25 ° C memberikan emf 0,22233
Volt:
• Pt , H₂ ( 1 bar ) | H + ( 1 m ) || Cl- ( 1m ) | AgCl ( s ) | Ag
Reaksi elektroda :
• Anoda : ½ H₂ -><-H++e
• Katoda : AgCl ( s ) + e -><- Ag+Cl-
• Reaksi keseluruhan : ½ H2 + AgCl ( s ) -><- H++Ag+Cl-
Jadi potensial elektroda standar Ag - AgCl 0,22233 Volt
 Penerapan Sel Elektrolisis
Penerapan sel elektrolisis dalam membantu kegiatan manusia sehari-hari, di antaranya:
 Cara kerja sel elektrolisis digunakan untuk metode pembuatan gas oksigen, hidrogen,
atau gas klorin di laboratorium.
 Digunakan pada proses penyepuhan logam menggunakan logam mulia, seperti emas,
perak, atau nikel.
 Dimanfaatkan untuk proses pemurnian logam kotor. Logam kotor diletakkan di
anoda, sedangkan logam murni ditempatkan di katoda.

2.2.2 Hukum Faraday 1 Dan Hukum Faraday 2


Pada tahun 1834 Michael Faraday menemukan fakta bahwa banyaknya perubahan kimia
yangdihasilkan oleh arus listrik berbanding lurus dengan jumlah listrik yang dilewatkan.
Fakta tersebut dikenal sebagai Hukum Faraday.

a. Hukum Faraday I
Hukum ini menyatakan bahwa massa zat yang diendapkan atau dilarutkan sebanding dengan
muatan yang dilewatkan dalam sel dan massa ekivalen zat tersebut , dinyatakan dalam rumus:
w = e.F
Keterangan:
w = massa zat hasil elektrolisis (gram)
e = massa ekuivalen zat hasil elektrolisis,
e = Ar / valensi

23
F = jumlah arus listrik (Faraday)
Karena 1 Faraday setara dengan 96.500 coulomb
1 coulomb = 1 ampere detik
muatan listrik: Q = i × t coulomb
maka Hukum Faraday I dapat dijabarkan menjadi

Keterangan:
i = kuat arus listrik (ampere)
t = lama elektrolisis atau waktu (detik)
Dari rumusan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
w/e = jumlah mol elektron
𝑖 ×𝑡 / F = jumlah Faraday
Dalam konsep stoikiometri reaksi dapat juga diartikan:
Jumlah Faraday = jumlah mol elektron

b. hukum faraday 2
Hukum Faraday II menyatakan bahwa “Jumlah zat yang dihasilkan oleh arus yang sama
didalam beberapa sel yang berbeda berbanding lurus dengan berat ekuivalen zat-zat
tertentu.”Oleh karena itu, jika beberapa sel elektrolisis disusun secara seri atau arus listrik
sama (jumlah muatan listrik yang sama juga), maka perbandingan massa zat-zat yang
dihasilkan akan sama dengan perbandingan massa ekivalennya masing-masing

Keterangan:
w 1 = massa zat
w 2 = massa zat terendap 2
e 1 = massa ekuivalen zat
e 2 = massa ekuivalen zat 2

24
2.3 Contoh Soal dan Pembahasan

25
BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat adalah sebagai berikut :
Ø  Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang berlangsung dalam
larutan pada antar muka konduktor elektron (logam atau semikonduktor) dan konduktor ionik
(elektrolit), dan melibatkan perpindahan elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis
dalam larutan.
Ø  Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit
eksternal.

Ø  Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation pada
larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-menerus.
Ø  Setiap reaksi kimia dapat dituliskan sebagai kombinasi dari dua buah reaksi setengah sel
sehingga potensial sel dapat diasosiasikan dengannya.

Ø  Hubungan antara energi bebas Gibbs dan potensial sel arus nol( E ) dapat diturunkan
dengan memperhatikan perubahan G pada saat reaksi sel bertambah dengan kuantitas yang
sangat kecil.

Ø  Kegunaan potensial reduksi standar  pada tabel adalah sebagai berikut :


1.    Meramalkan kemampuan oksidasi dan reduksi dari zat.
2.    Semakin positif nilai E0, maka semakin bertambah daya oksidasi zat,Zat merupakan
oksidator yang baik, sebaliknya.
3.    Semakin negative nilai E0, semakin bertambah daya reduksi zat, atau zat merupakan
reduktor yang baik.

B.   SARAN
Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih baiknya makalah ini
mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat lebih sempurna lagi. Dan
alangkah baiknya jika isi dari makalah ini dapat dikoreksi oleh dosen pengajar agar tidak
terjadi kesalahfahaman dalam memahami materi tentang Elektrokimia ini.

26
DAFTAR PUSTAKA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569340/pengabdian/
elektrokimia.pdf
https://www.sma-syarifhidayatullah.sch.id/2021/06/elektrolisis-dan-
hukum-faraday.html?m=1
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/perbedaan-sel-volta-
dan-sel-elektrolisis/#:~:text=Sel%20volta%20adalah%20jenis
%20sel,kimia%20melalui%20penguraian%20senyawa%20elektrolit.
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/setiadi.eng/material/kel-01-
elektrokimia.ppt
https://www.indonesiana.id/read/143840/mengenal-jembatan-garam-
dalam-sel-volta#:~:text=Jembatan%20garam%20dalam
%20elektrokimia%20adalah,salah%20satu%20jenis%20sel
%20elektrokimia
https://www.kokim.konsep-matematika.com/2016/08/potensial-
elektroda-standar.html?m=1
https://id.scribd.com/document/441036093/1322-3240-1-SM
https://mplk.politanikoe.ac.id/images/MK-Kimia/
Modul_Kuliah_Kimia/10-2-Sel_Elektrokimia.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132010438/pendidikan/
potensiometribuku.pdf
https://idschool.net/sma/perbedaan-sel-volta-dan-elektrolisis/?amp
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/pengertian-sel-volta/

27
https://www.utakatikotak.com/amp/index/7440/NOTASI-SEL-
VOLTA
http://www.kampus-digital.com/2016/11/soal-soal-elektrokimia.html?
m=1

28

Anda mungkin juga menyukai