Anda di halaman 1dari 18

ELEKTROKIMIA

Disusun Oleh : Kelompok 4


Saktiar Lubis (170140146)
Lamkaruna Rizki (170140147)
Nisaul Kamila (170140148)
Muhammad Abrar (170140149)
Dion Prayoga (170140150)
Halimatun Sakdiah (170140151)
Annisa Masturah (170140152)

Dosen Pembimbing : Dr. Suryati, ST.,MT

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK KIMIA
2017/2018
A5
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ‘Elektrokimia’ ini. Shalawat
beriring salam tiada henti hentinya kami curahkan kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan sahabat beliau sekalian hingga akhir zaman.

Kami sadar sebagai mahasiswa baru, makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Ini di
karenakan kemampuan kami masih terbatas dan belum ada pengalaman dalam membuat makalah
seperti ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk
memperbaiki makalah kami kedepannya.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi pembaca umumnya dan
penulis sendiri.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Aamiin.

Lhokseumawe, November 2017

Penulis
Bab I

Pendahuluan

1.1. LatarBelakang
Ilmu kimia pada zaman sekarang ini memiliki cakupan yang sangat luas, nyaris semua aspek
kehidupan berkutat dengan bahan kimia maupun reaksi kimia. Sebagai manusia yang hidup pada era
modern penggunaan ilmu kimia sangat lah banyak dan tidak bisa di pisahkan karena banyaknya
keuntungan yang diberikan kepada setiap manusia. Beragam mamfaat dan kontribusi pun turut
diberikan oleh ilmu kimia seperti dalam bidang : kedokteran, Teknik, perusahaan, inovasi produk, dll.
Pernahkah terbayangkan apa yang dapat dibuat oleh elektron yang hanya memiliki ukuran
yang lebih kecil daripada nano? Banyak hal yang dapat dilakukan dengan sedikit memberikan efek
dan perlakuan sehingga akan muncul inovasi baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada
zaman modern ini. Unsur-unsur yang melimpah menimbulkan banyaknya experimen yang bisa kita
gunakan untuk mempermudah atau sebagai alternatif lain dari suatu permasalahan sehingga kelak
berbagai masalah dapat teratasi dengan baik.

1.2. RumusanMasalah
Pada makalah ini, mempunyai rumusan masalah untuk kita pecahkan dalam memenuhi
pengetahuan yang mendalam dan menyadarkan pribadi tentang Elektrokimia:
1. Pergerakan elektron dari anoda ke katoda dengan menghasilkan sejumlah arus listrik,
2. Fungsi dari Jembatan garam / Salt Bridge bagi hasil dari rekasi redoks,
3. Berbagai unsur yang dapat digunakan dalam elektrolisis dan peran yang dimainkan dalam
elektrolisis (katoda atau anoda),
4. Deret elektrokimia yang menyebabkan terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi pada suatu
rangkaian,
5. Perbedaan mendasar diantara sel volta / galvani dengan sel elektrolisis, dan
6. Perubahan energi kimia terhadap arus listrik.
1.3. Tujuan Materi

Pembuatan makalah ini mempunyai tujuan dasar hingga dapat tersusun dengan baik, di
antaranya adalah:
1. Untuk memperluas wawasan tentang ilmu kimia,
2. Untuk mengetahui tentang dasar- dasar ilmu kimia dan bagaimana cara menerapkan dalam
kehidupan sehari- hari,
3. Untuk mengetahui bagaimana agar kita dapat menghasilkan energi listrik dengan
menggunakan bahan kimia,
4. Mengetahui karakteristik umum dari elektrokima, dan
5. Mengetahui bagaimana cara menghasilkan energi yang lebih besar dan lebih kecil sesuai
dengan seberapa besar kebutuhan kita.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Menambah wawasan penulis dalam bidang kimia dasar terutama mengenai
Elektrokimia,
b. Melatih penulis untuk dapat menjelaskan secara detail mengenai elektrokimia dan
energi yang ditimbulkan
2. Bagi Masyarakat
a. Sebagai referensi tambahan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan elektrokimia.
b. Sebagai informasi untuk dapat menciptakan suatu inovasi dengan mengetahui
perlakuan terhadap suatu zat agar dapat menghasilkan arus listrik.
Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1. Pengertian

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang
digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki.
Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.Reaksi
elektrokimia dapat berlangsung secara spontan,yaitu ketika dua elektrode yang direndam di dalam
cairan elektrolit dihubungkan dengan untai listrik. Elektrokimia adalah reaksi redoks yang bersangkut
paut dengan listrik. Reaksi elektrokimia dibagi menjadi 2, yaitu:

 Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Contohnya baterai.
 Sel elektrolisis adalah listrik yang mengakibatkan reaksi redoks. Contohnya adalah pemurnian
logam dan pe lapisan logam.

Sel Volta adalah rangkaian sel yang menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri dari elektroda
tempat berlangsungnya reaksi oksidasi yang disebut Anoda (elektroda negatif) dan tempat
berlangsungnya reaksi reduksi yang disebut Katoda (elektroda positif).Elektrolisis merupakan
kebalikan dari sel volta, jika sel volta berguna untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik,
maka sel elektrolisis berguna untuk mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Intinya elektrolisis
merupakan suatu proses untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak berlangsung spontan
dengan menggunakan rangkaian listrik.

Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang
diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat. Rangkaian elektrolisis hampir mirip
dengan sel volta yang membedakannya hanyalah pada sel elektrolisis komponen voltmeter diganti
dengan sumber arus (baterai).Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi
berlangsung di Anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (memerlukan elektron) dan
kutub positf sumber arus listrik mengarah pada anoda (melepaskan elektron). Proses yang terjadi di
katoda pada sel elektrolisis larutan ialah proses reaksi reduksi. Yang direduksi ialah kation, bila
kationnya merupakan logam-logam non reaktif maka ion logam tersebut akan direduksi menjadi
logam dan bila kationya merupakan logam reaktif maka yang akan direduksi ialah ion H + dari H2O
yang direduksi menjadi gas H2.Proses yang terjadi di anoda pada sel elektrolisis larutan ialah proses
reaksi oksidasi. yang dioksidasi ialah anion, bila anionya merupakan ion poliatomik seperti NO 3-,
SO42-, CO32- maka yang dioksidasi ialah ion O2- dari H2O yang akan dioksidasi menjadi gas O2. dan
bila anionnya merupakan ion F-, Cl-, Br-, dan I- maka yang dioksidasi ialah ion-ion tersebut.

Sel Volta terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga) larutan elektrolit (ZnSO4 dan
CuSO4), dan jembatan garam (agar-agar yang mengandung KCl). Logam seng dan tembaga
bertindak sebagai elektroda. Keduanya dihubungkan melalui sebuah voltmeter. Elektroda tempat
berlangsungnya oksidasi disebut Anoda (elektroda negatif), sedangkan elektroda tempat
berlangsungnya reduksi disebut Katoda (elektroda positif). Rangkaian sel elektrolisis hampir
menyerupai sel volta. Yang membedakan sel elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis,
komponen voltmeter diganti dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin
dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan
maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan
elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat
berlangsungnya reaksi. Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan
reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab
memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda.
Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang akan tereduksi menjadi
endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion yang
akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan
endapan logam di katoda dan gas di anoda

ELEKTRODA
Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda. Setengah reaksi oksidasi terjadi di
anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi) dan meninggalkan sel melalui
anoda, Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat
pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda.
 Setengah sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan dalam ZnSO4
 Setengah sel reduksi: katoda berupa batang logam Cu dicelupkan dalam CuSO 4
Terbentuk muatan relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan negatif dan katoda
bermuatan positif. Kedua sel juga dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung berbentuk U
terbalik berisi pasta elektrolit yang tidak bereaksi dengan sel redoks gunanya untuk menyeimbangkan
muatan ion (kation dan anion).Dimungkinkan menggunakan elektroda in-aktif yang tidak ikut bereaksi
dalam sel volta ini misalnya : grafit dan platinum.
1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda tidak
inert hanya dapat bereaksi di anoda
2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda
3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium,
maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda
4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam oksi,
maka air yang mengalami oksidasi di anoda

NOTASI SEL VOLTA


Sel Volta dinotasikan dengan cara yang telah disepakati (untuk sel Zn/Cu2+)
Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)
Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian katoda, Garis lurus
menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang berbeda (aqueous vs solid) jika fasanya sama maka
digunakan tanda koma, Untuk elektroda yang tidak bereaksi ditulis dalam notasi diujung kiri dan ujung
kanan.

POTENSIAL SEL
Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik
Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda (voltase) atau
disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf)
Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan oleh
sel
Satuan yang digunakan 1 V = 1 J/C
Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar
diukur pada keadaan standar (298oK / 25oC, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni
dan solid).
POTENSIAL SEL STANDAR
Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada
(wadah elektroda).
DERET VOLTA
Untuk memudahan kita dalam mengingat unsur mana yang akan mengalami reduksi dan
Oksidasi diperlukan deret volta untuk mengetahui seberapa besar potensial elektroda.

Li-K-Ba-ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Ni-Co-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Keterangan :

 Li sampai Pb mudah mengalami oksidasi, umumnya bersifat reduktor.


 Cu sampai Au mudah mengalami reduksi, umumnya bersifat oksidator.
 Logam yang berada disebelah kiri logam lain, dalam reaksinya akan lebih mudah
mengalami oksidasi.
 Potensial Sel (Eosel) = Eoreduksi – Eooksidasi
 Reaksi yang dikatakan spontan adalah reaksi yang Eosel bernilai Positif
2.2. Dasar Teori

Reaksi elektrokimia dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu : menghasilkan arus listrik dan yang
dihasilkan oleh arus listrik elektrolisis. Tipe pertama reaksi serta merta dan energi bebas sistem
kimianya berkurang, sistem ini dapat melakukan kerja seperti : menjalankan motor. Sedangkan tipe
kedua harus dipaksakan agar dapat terjadi reaksi dan energi bebas sistem kimia akan bertambah.
(keenan:1980).

Sel Volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik yang memberikan aliran elektron
lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yang direduksi (Keenan:1980).

Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel Galvani. Sel ini dapat
mengubah energi kimia menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk melakukan kerja
(Oxtoby:1999).

Hubungan listrik antara dua setengah sel yang elektrodanya dihubungkan dengan kawat dan
larutannya dengan jembatan garam (ujung jembatan garam disumbat dengan bahan berpori yang
memungkinkan ion bermigrasi, tetapi mencegah aliran cairan dalam jumlah yang besar).
Potensiometer mengukur perbedaan potensial antara dua elektroda yanitu sebesar 0,463 volt
(Petrucci:1985).

Aliran listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat dilakukan
melalui larutan lain yang menjembatani kedua setengah sel dan tidak disebut jembatan garam / Salt
Bridge (Petrucci:1985).
2.3 Pengaplikasian
Elektrokimia ini sangat berguna dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. Salah
satu kegunaannya adalah
 Industri: untuk mencari alternatif lain apabila cadangan baterai habis atau tidak dapat
digunakan lagi.
 Otomotif : sebagai sumber arus listrik tepat guna untuk kelangsungan hidup
permesinan.
 Wirausaha: untuk dapat mengubah suatu bahan yang murah menjadi energi yang
bernilai jual tinggi.
 Ilmuan: untuk menciptakan suatu percobaan dalam memahami elektrokimia dalam
percobaan-percobaan.
 Elektrolisis adalah proses yang penting dalam industri. Proses ini digunakan untuk
pembuatan logam – logam natrium, magnesium, alumunium, pembuatan hidrogen
peroksida , gas hidrogen dan zat-zat lain. Gas Hidrogen yang dihasilkan pada proses
ini sangat murni untuk itu sangat baik digunakan pada proses hidrogenasi minyak
dalam pembuatan margarin.Proses elektrolisis juga digunakan dalam Elektroplating
dimana permukaan logam dilapisi logam lain yang lebih mulia . Misalnya : tembaga
dilapisi krom.
Bab III

3.1. Pembahasan

Sel Elektrokimia tersusun atas dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Pada anoda
terjadi reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Secara garis besar, sel
elektrokimia dapat digolongkan menjadi :

a. Sel Galvani / Sel Volta


Yaitu sel yang menghasilkan arus listrik. Pada sel galvani, anoda berfungsi sebagai
elektroda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Arus listrik mengalir dari katoda
menuju anoda .Reaksi kimia yang terjadi pada sel galvani berlangsung secara spontan.
Salah satu aplikasi sel galvani adalah penggunaan sel Zn/Ag2O3 untuk baterai jam.

b. Sel Elektrolisis
Yaitu sel yang menggunakan arus listrik. Pada sel elektrolisis, reaksi kimia tidak terjadi
secara spontan tetapi melalui perbedaan potensial yang dipicu dari luar sistem. Anoda
berfungsi sebagai elektroda bermuatan positif dan katoda bermuatan negatif, sehingga
arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Sel elektrolisis banyak digunakan untuk produksi
alumunium atau pemurnian tembaga.

Gambar 4.1. Sel Galvani dan Sel Elektrolisis

Untuk menyatakan sel elektrokimia, digunakan notasi sel sebagai berikut

Zn │ Zn2+ ║ Cu2+ │ Cu

Zn │ Zn2+ ┇┇ Cu2+ │ Cu
Sisi kiri notasi sel biasanya menyatakan reaksi oksidasi, sedangkan sisi kanan notasi sel
biasanya menyatakan reaksi reduksi. Garis tunggal pada notasi sel menyatakan perbedaan fasa,
sedangkan garis ganda menyatakan perbedaan elektroda. Garis putus – putus menyatakan adanya
jembatan garam pada sel elektrokimia. Jembatan garam adalah larutan kalium klorida atau amonium
nitrat pekat. Jembatan garam diperlukan bila larutan pada anoda dan katoda dapat saling bereaksi.

Elektrolisis artinya penguaraian suatu zat akibat arus listrik. Zat yang terurai dapat berupa
padatan, cairan, atau larutan. Arus listrik yang digunakan adalah arus searah. Tempat
berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu
anoda (reaksi oksidasi) dan katoda (reaksi reduksi). Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta adalah
sebagai berikut:

1. Terletak pada kutub elektrode. Pada sel volta: anoda (-) dan katoda (+)
2. Pada sel volta reaksi spontan dan menghasilkan energi

Pada elektrolisi anoda dihubungkan dengan kutub positif sumber energi listrik, sedangkan
katoda dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh karena itu pada sel elektrolisis di anoda akan terjadi
reaksi oksidasi dan di katoda akan terjadi reduksi.

Ketentuan- ketentuan elektrolisis:

- Dalam setiap reaksi elektrolisis terjadi persaingn antar ion atau molekul untuk mengalami
reaksi reduksi atau reaksi oksidasi.
- Setiap zat yang mempunyai harga E red besar akan mengalami reaksi reduksi, yang E red
lebih kecil mengalami oksidasi
- Sel elektrolisis menerapkan arus listrik searah untuk mendorong agar terjadi reaksi
elektrokimia di dalam sel.

Potensial elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan mengubah tandanya E
sel = E katoda – E anoda.

Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel > Eosel

Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel

Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel < Eosel

Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan. Dalam
proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai lapisan tipis) pada
permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis. Baterai umumnya digunakan sebagai
sumber listrik selama proses penyepuhan berlangsung.
Logam yang ingin disepuh berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang
merupakan logam penyepuh berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus
mengandung spesi ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada
proses elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak
tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Metode ini relatif
mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak digunakan pada industri perabot rumah tangga
dan peralatan dapur.

Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan melanjutkan dengan
aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisis
adalah untuk mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Kita
dapat menentukan kuantitas produk yang terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.

Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah Faraday (F).
Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu Faraday equivalen
dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday equivalen dengan setengah mol
elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x 10 23
partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar 1,6 x 10 -19 C. Dengan demikian :

1 Faraday = 1 mol elektron = 6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel elektron

1 Faraday = 96320 C (sering dibulatkan menjadi 96500 C untuk mempermudah perhitungan)

Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

Faraday = Coulomb / 96500

Coulomb = Faraday x 96500

Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui perkalian arus listrik
(Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere, dan
detik adalah sebagai berikut :

Coulomb = Ampere x Detik

Q=Ixt
Q=ixt
Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :

Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

𝑖𝑥𝑡
96500

Dimana, F = Mol elektron

I = Kuat Arus (Ampere)

t = waktu

Sel elektrolisis adalah arus listrik yang menimbulkan reaksi redoks.

Pada sel elektrolisis, katoda akan tereduksi dan anoda yang akan teroksidasi.

1. Pada katoda, terdapat 2 kemungkinan zat yang ada, yaitu:

 kation (K+) atau


 air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan.)

2. Pada anoda, terdapat 3 kemungkinan zat yang ada, yaitu:

 anion (A-) atau


 air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan.)
 elektroda, elektroda ada 2 macam, inert (tidak mudah bereaksi, ada 3 macam zat yaitu platina
(Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tak inert (mudah bereaksi, zat lainnya selain Pt, C,
dan Au).

Ada berbagai macam reaksi pada sel elektrolisis, yaitu:

1. Reaksi yang terjadi pada katoda


o Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Cr, Sr,
Ba, Ra), Al, dan Mn, maka reaksi yang terjadi adalah 2 H20 + 2 e → H2 + 2 OH-

o Jika kationnya berupa H+, maka reaksinya 2H+ + 2 e → H2


o Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam)x+ + xe → (nama logam)
2. Reaksi yang terjadi pada anoda
a. Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada 3 macam reaksi:
 Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-), maka reaksinya 2 H20 →
4H+ + O2 + 4 e
 Jika anionnya OH-, maka reaksinya 4 OH- → 2H20 + O2 + 4 e
 Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya adalah 2 X(halida) →
X (halida)2 + 2e
b. Jika elektroda tak inert (selain 3 macam di atas), maka reaksinya L" > Lx+ + xe

3.2 Contoh soal dan penyelesaian

1. Diketahui : Ni2+ + 2e Ni , Eo = -0.25 V


Pb2+ + 2e Pb, Eo = -0,13 V

Potensial standar sel Volta yang terdiri dari elektroda Ni dan Pb adalah . . .

Penyelesaian :

Pada deret Volta kita ketahui bahwa keberadaan Pb lebih kekiri dibandingkan dengan Ni, ini
berarti Pb akan mengalami reduksi dan Ni akan mengalami Oksidasi. Sehingga di dapat :

Pb2+ + 2e Pb, Eo = -0,13 V

Ni Ni2+ + 2e , Eo = +0.25 V

Pb2+ + Ni Pb + Ni2+ , Eo = +12 V

Sehingga potensial standar sel yaitu +12 V yang berlangsung secara spontan.

2. Pada Elektrolisis leburan Al2O3 ( Ar. Al = 27 , Ar O = 16 ) diperoleh Al sebanyak 0,225 g.


Jumlah muatan listrik yang diperlukan adalah . . . ( 1 F = 96500 coloumb / mol )
Penyelesaian :
Dik : massa 0,225 g
e = Ar / n , dimana n adalah valensi Al
= 27 / 3 = 9
Berdasarkan hukum Faraday :
𝑒𝑥𝑄
Massa =
96500
9𝑥𝑄
0,225 g =
96500
Q = 2412,5 coloumb
3. Larutan CuSO4 dielektrolisis dengan menggunakan arus sebesar 5 A selama 1 jam. Hitunglah
massa tembaga yang dihasilkan di katoda! (Mr= 63,5 g/gmol)
Penyelesaian:
Untuk menghitung massa logam yang di hasilkan di katoda kita perlu menggunakan
rumus:
𝑒 . 𝑖 .𝑡
Massa =
96500

Ket:

- e = Massa ekuivalen (Mr/biloks)


- i= Kuat Arus (A)
- t= waktu (s)

Maka massa tembaga yang dihasilkan di katoda ialah sebesar:

𝑒 . 𝑖 .𝑡
Massa =
96500
= 31,75 g/mol x 5 A x 3600 Second
96500 C/mol
= 5,92 gram
BAB IV

4.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan maka dapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang fokus pada arus listrik yang dapat dihasilkan dari
konduktor ionik dan melibatkan elektrolit dalam larutan,
2. Terdapat perbedaan mendasar antara sel volta dan sel galvani pada penempatan anoda dan
katoda,
3. Jembatan garam diperlukan untuk menutup rangkaian sehingga energi dapat dimamfaatkan ke
sistem tanpa terbuang ke lingkungan,
4. Adanya arus listrik berupa aliran elektron pada sel volta disebabkan oleh adanya beda
potensial antara kedua elektroda yang disebut dengan potensial sel (Esel),
5. Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada,
6. Katoda adalah elektroda yang memiliki nilai Esel yang lebih besar dibandingkan dengan Anoda,
7. Kespontanan reaksi redoks dapat diprediksi dari nilai potensial reaksi redoks yang dihasilkan,
dan
8. Sel volta mengubah energi kimia menjadi energi listrik, sedangkan sel elektrolisis mengubah
energi listrik menjadi energi kimia.

4.2 Saran
1. Diperlukannya pengamatan yang lebih spesifik karena keterbatasan sarana dan prasarana
serta waktu yang dilakukan oleh penulis,
2. Memberikan contoh yang baru-baru ini diciptakan dengan memakai konsep dari elektrokimia,
3. Menganalisis jembatan garam yang digunakan sebagai referensi baru untuk dapat mengganti
jembatan garam apabila ketersediannya yang sudah berkurang, dan
4. Menemukan informasi yang lebih rinci dari berbagai buku referensi baik dari dalam maupun
luar negeri (direkomendasikan : Stephen K. Lower).
Daftar Pustaka

.2017. Kumpulan Soal Sbmptn Kimia. Edutafsi. (Akses : 13 November 2017)

Krisnadwi.2015.Rangkuman Elektrokimia Lengkap.Bisakimia.wordpress.com (Akses : 13 November


2017)

Ratnadroet.2016.Science Education. Blogspot.co.id (Akses : 14 November 2017)

Sugeng, Mas. 2017. Sel Elektrolisis. Tanya-Tanya.com (Akses : 13 November 2017)

Siska S.Si, Syofnia. 2010. Kumpulan Rumus Kimia. Jawa Barat:Pustaka Makmur.

Tanya-tanya.com Elektrokimia, Sel Volta, Elektrolisis, dan Hukum Faraday. Wordpress.com (Akses :
13 November 2017)

Utomo, Galih. 2012. Sel Elektrokimia. Mediabelajaronline.blogspot (Akses : 14 November 2017)

Wikibuku.2015. Kimia Elektrokimia. A Wikimedia project. (Akses : 13 November 2017)

Wikipedia. 2016. Elektrokimia. A wikimedia project. (Akses : 13 November 2017)

Zhivinachem. 2011. Reaksi Redoks dan Elektrokimia. Universitas Sebelas Maret. (Akses : 13
November 2017)

Anda mungkin juga menyukai