Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEL ELKTROKIMIA

Disusun oleh untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Kimia Terapan yang
diampu oleh Alfian Hudan Laksana, S.T., MT
Oleh :
Danang Bagus Dwi Prakosa (07)
Erlang Dian Bahari (10)
Maulana Junianto (16)
Muhammad Indra Krisnawan (23)
Nazhat Afza Perdana (24)

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI MALANG PSDKU KEDIRI
NOVEMBER 2021
KATA PEGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyusun dan menyajikan
karya tulis yang berisi tentang “Sel Elektrokima”.
Maksud dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai pelaksanaan tugas kami
sebagai mahasiswa Politeknik Negeri Malang untuk mata kuliah Kimia Terapan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan terutama kepada Bapak Alfian Hudan
Laksana selaku Dosen yang telah memberi petunjuk dalam pelaksanaan
penyusunan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan karya tulis ini dan
dapat menjadi acuan dalam menyusun karya tulis selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan karya tulis ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis.
Akhir kata, semoga Tuhan tetap melimpahkan taufik dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Amin.

Kediri, 20 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2
E. Metode Pembahasan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Sel Elektrokimia..................................................................................................3
B. Macam-macam Sel Galvani................................................................................3
C. Elektrolisis...........................................................................................................8
D. Persamaan Nernts..............................................................................................10
E. Elektroplating....................................................................................................10
F. Perhitungan Berat Lapisan Dan Ketebalan Lapisan..........................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................15


A. Kesimpulan........................................................................................................15
B. Saran..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam reaksi redoks, dapat pula terjadi perpindahan electron secara tidak
langsung, tetapimelalui suatu penghantar listrik, misalnya pada sel elektrokimia.
Dalam sel elektrokimia, keduasel setengah-reaksi berlangsung secara terpisah pada
electrode-elektrode. Elektrode yangmengalami oksidasi disebut anode, sedangkan
electrode yang mengalami reduksi disebut katode.
Elektrokimia adalah salah satu dari ilmukimia yang mempelajari tentang
perubahanenergy listrikmenjadi energy kimia dan begitu sebaliknya. proses
elektrokimia melibatkan reaksiredoks.proses perpindahan electron akan
menghasilkan sejumlah energi listrik. Ada dua jenis selelektrokimia, yaitu sel volta
(sel galvani) dan sel eletrolisis.Dalam sel volta (sel galvani), terjadiperubahan energy
kimia menjadi energy listrik. Dalam sel elektrolisis, terjadi perubahan energylistrik
menjadi energy kimia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sel elektrokimia?
2. Apa yang dimaksud dengan sel galvani dan potensial elektroda?
3. Apa yang dimaksud Sel Elektrolisis?
4. Apa yang dimaksud dengan elektroplating ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami konsep dasar dan pengertian dari Elektrokimia.
2. Untuk memahami konsep dasar dan pengertian sel galvani dan sel elektrolisis
3. Untuk memahami tentang elektroplating.

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat memahami tentang konsep dasar dan pengertian dari Elektrokimia.
2. Dapat memahami tentang konsep dasar dan pengertian sel galvani dan sel
elektrolisis.
3. Dapat memahami tentang pengertian elektroplating.

E. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode
kepustakaan yang mengambil informasi dari internet dan buku-buku sumber.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sel Elektrokimia
Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan
antaraperubahan zat dan arus listrik yang berlangsung dalam sel elektrokimia.
Sedangkan selelektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi
kimia menjadi energilistrik atau sebaliknya. Sel elektrokimia terbagi menjadi dua:
1. Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Arus listrikdigunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan
2. Sel Volta/Galvani, yaitu sel yang mengubah energi kimia menjadi energi
listrik. Reaksiredoks spontan digunakan untuk menghasilkan listrik.
Sel elektrokimia merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua elektroda, dan
larutan/leburanelektrolit sebagai penghantar elektron. Pada sel volta maupun sel
elektrolisis, reaksi redoksberlangsung dalam suatu elektroda.

Elektroda dibedakan menjadi 2, yaitu anoda dan katoda


•) Katoda adalah elektroda tempat berlangsungnya reaksi reduksi (Ka-red)
•) Anoda adalah elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi (Anoks)

B. Macam-macam Sel Gavan


Sel Galvani, atau sel Volta, masing-masing dinamai Luigi Galvani, atau Alessandro
Volta, adalah sel elektrokimia yang memperoleh energi listrik dari reaksi redoks
spontan yang terjadi di dalam sel. Pada umumnya terdiri dari dua logam berbeda yang
dihubungkan oleh jembatan garam, atau setengah-sel individu yang dipisahkan oleh
membran berpori.
Volta adalah penemu tumpukan volta, baterai listrik pertama. Dalam penggunaan
umum, kata "baterai" sudah termasuk sel galvanik tunggal, namun baterai yang
sebenarnya terdiri dari banyak sel. Berikut ini macam macam sel galvani :

1. BATERAI KERING

(gambar 1.1 baterai kering)

Baterai kering (sel Lechlance) terdiri atas suatu silinder seng sebagai anode
dan batang karbon sebagai katode. Silinder diisi pasta yang terdiri atas campuran
batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), sedikit air, dan di tengah pasta itu
diletakkan batang karbon. Karena karbon merupakan electrode inert(sukar
bereaksi), pasta berfungsi sebagai oksidator(katode). Reaksinya dapat ditulis
sebagai berikut.

Anode :Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-


Katode :2 MnO2(s) + 2 NH4- (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2 NH3(aq) + H2O(l) +
Redoks :Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq)
+ H2O(l)
Selanjunya, Zn dan NH3 membentuk ion kompleks [Zn(NH3)4]2+Zn2+(aq) + 4
NH3(aq) → [Zn(NH3)4]2+(aq)

Potensial tiap baterai kering adalah 1,5 volt. Baterai kering jika sudah habis tidak
dapat diisi ulang sehingga disebut sel primer. Untuk membuatnya tahan lama,
maka NH4Cl diganti dengan KOH. Reaksi yang terjadi sebagai berikut Anode
:Zn(s) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)2+2e-

Katode :2 MnO2(s) + 2 H2O(l) + 2e- → 2 MnO(OH)(s) + 2 OH-


Redoks :Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 H2O(l) → Zn(OH)2(s) + 2 MnO(OH)(s)

2. BATERAI ARLOJI

(gambar 1.2 baterai arloji)

Baterai arloji dikenal sebagai baterai perak oksida. Terdiri atas Zn sebagai
anode dan Ag2O sebagai katode, dan KOH dalam bentuk pasta sebagai elektrolit.
Beda potensialnya 1,5 volt. Reeaksi kimianya sebagai berikut:

Anode :Zn(s) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e-


Katode :Ag2O(s) + H2O(l) + 2e- → 2 Ag(s) + 2 OH
Redoks : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s) + 2 Ag(s)

3. BATERAI HP

(gambar 1.3 baterai hp)


Biasa dikenal sebagai baterai Nikel-Kadmium (Ni-Cd) adalah sel kering yang
dapat diisi ulang. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut.

Anode : Cd(s) + 2 OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e-


Katode : Ni2O3(s) + 3 H2O(l) + 2e- → 2 Ni(OH)2(s) + 2 OH- +
Redoks : Cd(s) + Ni2O3(s) + 3 H2O(l) → Cd(OH)2(s) + 2 Ni(OH)2(s)
Hasil reaksinya melekat pada kedua elektrodenya, dengan demikian pengisian
kembali baterai dilakukan dengan cara membalik arah arus electron.

4. AKI

(gambar 1.4 baterai aki)

Aki merupakan sel volta yang banyak digunakan untuk mobil dan motor.
Karena dapat diisi ulang, aki disebut sel sekunder. Sel aki terdiri atas timbal (Pb)
sebagai anode dan timbal dioksida (PbO2) sebagai katode kemudian kedua
elektroda itu dicelupkan dalam larutan asam sulfat (H2SO4). Kedua elektroda itub
tidak perlu dipisahkan dengan jembatan garam. Hal itu dilakukan kareana kedua
elektroda dan hasil reaksi tidak larut dalam (H2SO4). Walaupun demikian kedua
elektroda tidak slaing bersentuhan supaya tidak terjadi hubungan singkat. Kedua
elektroda dipisahkan dengan bahan isolator. Tiap aki memiliki beda potensial
sebesar 6 Volt jika terdiri atas tiga sel dan 12 Volt jika terdiri atas enam sel yang
dihubungkan secara seri. Ada dua reaksi pada aki, yaitu reaksi pengosongan dan
reaksi pengisian.
Reaksi pengosongan terjadi pada saat aki digunakan. Reaksi pengisian terjadi pada
saat aki diisi ulang. Persamaan reaksi pengosongan kai adalah sebagai berikut :

Anode : Pb(s) + HSO4-(aq) → PbSO4(s) + H+(aq) + 2e-


Katode : PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3 H+(aq) + 2e- → PbSO4(s) + 2 H2O(l) +
Redoks : Pb(s) + PbO2(s) + 2 HSO4-(aq) + PbSO4(s) + 2 H2O(l)
Berdasarkan reaksi itu tampak bahwa anoda dan katoda berubah menjadi zat yang
sama yaitu PbSO4 yang mengendap dan menempel pada kedua elektroda.
Akibatnya suatu saat permukaan kedua elektroda tertutup secara merata oleh zat
yang sama. Pada saat itu aki tidak dapat digunakan dan perlu diisi kemabali. Selain
itu pada katoda terbentuk air. Air itu akan mengikat H2SO4- selama reaksi
pengosongan berlangsung. Akibatnya kadar H2SO4- makin berkurang.
Berkurangnya kadar H2SO4- ditandai dengan berkurangnya kerapatan larutan.
Kerapatan larutan diukur dengan alat hydrometer. Aki yang baru diisi memiliki
kerapatan 1.25 – 1.30 gmL-1. Jika kerapatan larutan kurang dari 1.25 gml-1 aki
perlu diisi kembali. Pengisian aki dilakukan dengan cara mengubah arah lairan
electron pada kedua elektroda. Anoda yang melepaskan electron (oksidasi) pada
saat pengosongan berubah menjadi menangkap electron (reduksi) pada saat
pengisian. Sebaliknya katode yang menangkap electron (reduksi) pada saat
pengosongan berubah menjadi melepaskan electron (oksidasi) pada saat pengisian.
Untuk itu elektroda Pb dihubungkan dengan kutub negative sumber arus sehingga
PbSO4 yang melekat padanya tereduksi menjadi Pb. Seblaiknya elektroda PbO2
dihububngkan dengan kutub positif sumber arus sehingga PbSO4 yang melekat
padanya teroksidasi menjadi PbO-2

Katode Pb :PbSO4(s) + H+(aq) + 2e- → Pb(s) + HSO4-(aq)

Anode PbO2 : PbSO4(s) + 2 H2O(l) → PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3 H+(aq) + 2e- +

Redoks : 2 PbSO4(s) + 2 H2O(l) → Pb(s) + PbO2(s) + 2 HSO4-(aq) + 2 H+ (aq)


C. Elektrolisis
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia di mana energi listrik digunakan
untuk menjalankan reaksi redoks tidak spontan. Reaksi elektrolisis dapat
didefinisikan sebagai reaksi peruraian zat dengan menggunakan arus listrik.
Prinsip kerja sel elektrolisis yaitu dengan menghubungkan kutub negatif
dari sumber arus searah ke katode dan kutub positif ke anode sehingga terjadi
overpotensial yang menyebabkan reaksi reduksi dan oksidasi tidak spontan dapat
berlangsung.
Elektron akan mengalir dari katode ke anode. Ion-ion positif akan
cenderung tertarik ke katode dan tereduksi, sedangkan ion-ion negatif akan
cenderung tertarik ke anode dan teroksidasi.

Reaksi sel elektrolisis umumnya pada lelehan senyawa ionik melibatkan


reaksi redoks yang lebih sederhana. Hal ini disebabkan tanpa adanya air, kation
akan direduksi di katode dan anion akan dioksidasi di anoda.
Sebagai contoh, pada elektrolisis lelehan MgBr2, ion Mg2+ akan tereduksi di
katode membentuk logam Mg dan ion Br− akan teroksidasi di anode membentuk
gas Br2.
Akan tetapi, apabila reaksi sel elektrolisis berlangsung dalam sistem larutan,
terdapat beberapa reaksi redoks yang bersaing sehingga reaksi cenderung
kompleks.
Ketika elektrolisis terjadi, ada beberapa faktor utama yang merupakan faktor
penentu apakah elektrolisis lengkap akan terjadi atau tidak. Kadang-kadang,
kelebihan tegangan diperlukan untuk mengatasi interaksi permukaan pada
elektroda. Fenomena ini lebih lazim dalam kasus gas. Terkadang, lebih dari
setengah reaksi dapat terjadi selama elektrolisis.

(gambar 2.4.1 sel elektrolisis)

Ini berarti ada lebih dari dua kemungkinan untuk reaksi sel. Kemampuan

elektroda inert yang diberikan untuk menjalani reaksi elektrolisis akan tergantung

pada reaktan yang ada dalam larutan elektrolit sementara pada saat yang sama,

elektroda aktif mampu berjalan sendiri untuk melakukan setengah reaksi oksidasi

atau reduksi dalam larutan. Teori-teori ini dapat membantu dalam memprediksi

hasil atau hasil yang diharapkan dari reaksi elektrolisis dengan mudah.
D. Persamaan Nernts
Dalam elektrokimia, persamaan Nernst adalah suatu persamaan yang
menghubungkan potensial reduksi dari suatu reaksi elektrokimia dengan potensial
elektrode standar, suhu, dan aktivitas dari spesi kimia yang mengalami reduksi
dan oksidasi. Persamaan ini merupakan persamaan yang paling penting di bidang
elektrokimia. Persamaan ini dinamai dari Walther Nernst, seorang kimiawan fisik
asal Jerman yang merumuskan persamaan ini.

Rumus persamaan nernts

E. Elektroplating
Elektroplating adalah proses di mana lapisan logam ditambahkan ke
konduktor menggunakan listrik melalui reaksi reduksi. Electroplating juga dikenal
sebagai “pelapisan” atau elektrodeposisi. Ketika arus diterapkan pada konduktor
yang akan dilapisi, ion logam dalam larutan direduksi ke elektroda untuk
membentuk lapisan tipis.
(gambar 2.6.1 elektroplating)

Elektroplating digunakan untuk melapisi benda logam dengan lapisan logam


yang berbeda. Logam berlapis menawarkan beberapa manfaat yang tidak dimiliki
logam asli, seperti ketahanan korosi atau warna yang diinginkan. Electroplating
digunakan dalam pembuatan perhiasan untuk melapisi logam dasar dengan logam
mulia untuk membuatnya lebih menarik dan berharga dan kadang-kadang lebih
tahan lama.
Pelapisan kromium dilakukan pada pelek roda kendaraan, pembakar gas, dan
perlengkapan mandi untuk memberikan ketahanan terhadap korosi, sehingga
meningkatkan umur hidup suku cadang.

Bergantung pada penggunaan komponen, pabrikan mungkin menginginkan


beberapa manfaat dari electro plating seperti di bawah ini:
• ketahanan aus dan abrasi yang lebih baik,
• perlindungan dari korosi,
• pelumasan yang lebih besar dan gesekan yang lebih rendah,
• peningkatan pelindung EMI / RFI,
• ketahanan dari dampak suhu,
• peningkatan konduktivitas,
• peningkatan kemampuan solder,
• peningkatan porositas,
• penambahan kekerasan atau kekuatan atau untuk menambah ketebalan. Selain
sifat mekanik atau fungsional yang dapat diubah selama proses pelapisan,
seringkali estetika keseluruhan dari bagian yang sudah jadi menjadi faktor
penting.

F. Perhitungan Berat Lapisan Dan Ketebalan Lapis

Perhitungan pada elektroplating (tembaga, Nikel, Chrom ) dengan


menggunakan Hukum faraday. “Hukum faraday merupakan salah satu hukum
yang berhibungan dengan proses elektroplating yang menyatakan bahwa dengan
adanya arus yang mengalir dalam larutan elektrolit, maka terjadilah gerakan ion
dan penetralan ion” hubungan antara arus listrik yang mengalir dengan jumlah
logam yang dibebaskan kedalam larutan tersebut dinyatakan oleh faraday.

• Jumlah logam yang terbentuk pada elektroda suatu sel sebanding dengan arus
yang mengalir.

• Jumlah logam yang diuraikan oleh arus listrik yang sama dalam sel yang berbeda
sebanding dengan berat okivalen logam tersebut.

• Bila evisiensi arus 100% maka berat logam yang diendapkan adalah sebanding
lurus dengan arus yang mengalir melalui larutan dan sebanding dengan berat
ekivalen logam waktu elektrplating. Ø Nilai ketentuan

•Tembaga
Densiti = 8933kg/m3

Valensi = 2
Berat atom =63,54 kg/m3

•Nikel
Densiti = 8907kg/m3
Valensi = 2

Berat atom =58,71kg/m3

•Croom
Densiti = 7194kg/m3

Valensi = 3
Berat atom =58,71 kg/m3

Ø Rumus mendapatkan luas permukan :

L= 2 { ( P.L) + (L . t) + (P . t) }

Dimana:
L = Luas permukaan.
P = Panjang.
L = lebar

Ø Rumus untuk mendapatkan berat logam yang diendapkan :

Dimana:
W = Berat logam yang diendapkan.
I = kuat arus.
T= Waktu pelapisan.
A = Besar atom logam.
Z = Valensi logam.
F = Bilangan (farade terapan) 96500 Coulom.

Ø Rumus perhitungan tebal lapisan :


T=tebal
lapisan. i =
Rapat arus.
A=Besar atom logam.
Z = Valensi logam.
F = Tetapan parade.

Ø Rumus perhitungan waktu pelapisan.

Dimana :
T = Waktu pelapisan.
# = tebal lapisan. i =
rapat arus.
A=Besar atom logam.
Z = Valensi logam.
F = Bilangan (farade terapan) 96500 Coulom.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang disusun, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dan reaksi kimia
yang dapat menghasilkan energi listrik atau sebaliknya.
2. Sel Volta adalah reaksi yang memanfaatkan reaksi redoks spontan untuk
menghasilkan energi listrik.
3. Sel Elektrolisis yang memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi
redoks yang tidak spontan.
4. Pemanfaatan sel volta dalam kehidupan sehari-hari misalnya diterapkan
dalam pembuatan Aki / Baterai Timbal (Accu).

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah alangkah lebih baiknya
makalah ini mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat
lebih sempurna lagi. Dan alangkah baiknya jika isi dari makalah ini dapat
dikoreksi oleh dosen pengajar agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam memahami
materi ini terutama mengenai pemanfaatan sel elektrokimia dalam kehidupan
sehari-hari .
DAFTAR PUSTAKA

• Ebbing, Darrell D.; Gammon, Steven D. (2007). General Chemistry (dalam bahasa
Inggris). ISBN 0-618-73879-7.

• Nobel Lectures in Chemistry (dalam bahasa Inggris). Volume 1. World Scientific.


1999. ISBN 981-02-3405-8.

• Oxtoby, David W.; Gillis, H. Pat; Butler, Laurie J. (2015). Principles of Modern
Chemistry (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-8). Belmont: Cengage Learning. ISBN
1-305-46509-1.

• AMALDOFIRJARAHADITANE.2015.”persamaan nernst dan sel konsentrasi


elektrokimia” https://amaldoft.wordpress.com/2015/12/12/persamaan-nernst-sel-
konsentrasi-redoks-dan-elektrokimia/, diakses pada 20 November 2021.

• Saintif.2018.” Sel Elektrolisis: Pengertian, Reaksi, Proses dan Contohnya”,


https://saintif.com/sel-elektrolisis/, diakses pada 20 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai