Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MENGHITUNG LAJU KOROSI PERMUKAAN

OLEH
SOFYAN TRI LAKSITO (1421900100)
GUSTI CAHYO NUGROHO (1421900106)

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Menghitung laju korosi
permukaan tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas daridosenpada mata kuliah Korosi Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Menghitung laju korosi permukaan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Ismail, M.sc. selaku dosen mata
kuliah Korosi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 20 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian laju korosi permukaan
2.2 Menghitung laju korosi permukaan
BAB 1
PENDAHULUA
N

1.1 LATAR BELAKANG

Dimulai pada abad ke-17 ketika teknik produksi baja yang lebih efisien ditemukan, baja
mulai menjadi primadona material bahan bangunan. Baja menjadi material utama dalam
pembangunan – pembangunan infrastruktur, mobil, kapal, kereta api, persenjataan, dan alat –
alat perkakas. Pada industri perkapalan, baja yang paling sering digunakan untuk membuat
suatu kapal adalah baja karbon rendah. Lawan utama dari baja adalah korosi. Korosi adalah
kehancuran atau kerusakan material karena reaksi dengan lingkungannya.

Korosi pada logam juga dapat diartikan sebagai reaksi kebalikan dari pemurnian logam.
Korosi ini sendiri bisa mengakibatkan menurunnya kualitas dari baja tersebut sehingga
mengakibatkan baja tersebut menjadi cepat lemah dan rusak. Salah satu pencegahan dan
perlindungan terhadap korosi dalah dengan cara coating.

Coating atau pelapisan adalah cara yang paling sering digunakan untuk mengatasi korosi.
Ada 2 jenis pelapisan, yaitu liquid coating dan concrete coating. Liquid coating adalah
melakukan pengecatan pada permukaan baja, agar baja tersebut bisa terlindungi oleh korosi.
Sedangkan concrete coating adalah pelapisan baja dengan cara melapisi baja dengan beton,
biasanya hal ini dilakukan pada konstruksi – konstruksi bangunan gedung di perkotaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. PENGERTIAN LAJU KOROSI PERMUKAAN
2. MENGHITUNG LAJU KOROSI PERMUKAAN

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. MENGERTI YANG DIMAKSUD LAJU
KOROSI PERMUKAAN
2. MEMAHAMI PENGHITUNGAN LAJU
KOROSI PERMUKAAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN LAJU KOROSI PERMUKAAN
Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas bahan terhadap
waktu. Dalam perhitungan laju korosi, satuan yang biasa digunakan adalah mm/th (standar
internasional) atau mill/year (mpy, standar British). Tingkat ketahanan suatu material
terhadap korosi umumnya memiliki niai laju korosi antara 1 – 200 mpy.
Pada beberapa pengujian korosi sebagian besar yang dilakukan adalah laju korosi. Hal ini
disebabkan laju korosi berkaitan erat dengan nilai ekonomis dan teknis material. Laju korosi
merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan terhadap korosi pada
material sehingga nantinya dapat diperkirakan kapan material tersebut dinyatakan layak dan
kapan tidak layak. Satuan yang digunakan adalah mpy (mils per year).

Faktor penyebab korosi / yang mempercepat korosi

1. Air dan kelembaban udara

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu factor penting
untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung uap air akan
mempercepat berlangsungnya proses korosi.

2. Elektrolit

Elektrolit (asamatau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer muatan.
Hal ini mengakibatkan electron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara. Air hujan
banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh karena itu
air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama.

3. Permukaanlogam yang tidak rata

Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang
akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih
akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode
dan katode sulit terbentuk.

4. Terbentuknya selelektro kimia

Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau lembab,
dapat terbentuk selelektro kimia secara langsung. Logam yang potensialnya lebih rendah
akan segera melepaskan electron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih
tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal tersebut
mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan
logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai contoh, pakukeling yang terbuat
dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar paku keeling
tersebut berkarat lebih cepat.
2.2 MENGHITUNG LAJU KOROSI PERMUKAAN
Salah satu tujuan dari Corrosion monitoring adalah dengan mengetahui laju korosi pada
logam dari suatu struktur sehingga dari dengan mengetahui laju korosi kita dapat
memprediksi kapan dan berapa lama struktur itu dapat bertahan terhadap serangan korosi.
Teknik monitorig korosi dapat dibagi menjadi beberapa metode yaitu kinetika ( weight loss )
dan elektrokimia (diagram polarisasi, linear polarization resistence , electrochemical
impedance spectroscope , potensial korosi, dan electrochemical noise ).

Metode weight loss atau kehilangan berat merupakan metode yang dapat digunakan untuk
mendapatkan laju korosi. Prinsip dari metode ini adalah dengan menghitung banyaknya
material yang hilang atau kehilangan berat setelah dilakukan pengujian rendaman sesuai
dengan standar ASTM G 31-72. Dengan menghitung banyaknya massa logam yang telah
dibersihkan dari oksida dan massa tersebut dinyatakan sebagai massa awal lalu dilakukan
pada suatu lingkungan yang korosif seperti di lingkungan asam selama waktu tertentu.
Setelah itu dilakukan perhitungan massa kembali dari suatu logam setelah dibersihkan logam
tersebut dari hasil korosi yang terbentuk dan massa tersebut dinyatakan sebagai massa akhir.
Dengan mengambil beberapa data seperti luas permukaan yang terendam, waktu perendaman
dan massa jenis logam yang di uji maka dihasilkan suatu laju korosi. Persamaan laju korosi
dapat ditunjukkan pada persamaan berikut :

Laju korosi =

Keterangan:

 K : Konstanta,
 t : Time of exposure
 A : Luas permukaan yang direndam (cm2) w : Kehilangan berat (gram)
 D : Density (ρ) = mp x l x t , gr/cm3

Satuan Laju Korosi / Corrosian Rate Konstanta


Mils per year (mpy) 3,45 x 106
Inches per year (ipy) 3,45 x 103
Milimeters per year (mm/y) 8,76 x 104
Micrometers per year (µm/y) 8,76 x 107
terkorosi. Kualitas ketahanan korosi suatu material dapat dilihat pada tebel dibawah ini :

Relative corrosion resistance Mpy mm/yr µm/yr nm/yr pm/s


Outstanding <1 < 0,02 < 25 <2 <1
Excellent 1–5 0,02 – 0,1 25 – 100 2 – 10 1–5
Good 5 – 20 0,1 – 0,5 100 – 500 10 – 50 20 – 50
Fair 20 – 50 0,5 – 1 500 – 1000 20 - 150 20 – 50
Poor 50 – 200 1 – 5 1000 – 5000 150 – 500 50 – 200
unacceptable 200+ 5+ 5000+ 500+ 200+

elemahan. Kelemahan tersebut adalah tidak dapat mendeteksi secara cepat perubahan yang terjadi saat proses korosi, perh

dapatakan melalui presentase penurunan laju dengan adanya penambahan dibandingkan dengan laju korosi yang tanpa dit

 Xa : Laju korosi tanpa inhibitor (mpy)


 Xb : Laju korosi dengan inhibitor (mpy)

Anda mungkin juga menyukai