Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN METODE CROME PLATING

UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA KAPAL

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2017

1
HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN METODE CROME PLATING

UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA KAPAL

Disusun oleh :

Nama Phelipus sion dala

NIM 201469004

Mengetahui :

Dosen pembimbing

Ny S.T.A Lekatompessy ST, MT

NIP. 196904101995021001

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................


KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ......................................................................................1


1.2 Perumusan masalah ...............................................................................3
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................4
1.4 Tujuan ..................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN

1.2 Proses terjadinya korosi ........................................................................ 6


2.2 Jenis korosi........................................................................................... 7
2 .3 Crome plating ....................................................................................... 8

BAB III. PENUTUP


3.1Kesimpulan ....................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa , atas berkat dan
rahmatnya sehingga tugas “penerapan metode crome plating untuk pencegahan korosi pada
kapal” Penulis menyadari penulisan tugas ini masih kurang dari kesempurnaan oleh karena
itu, sangat diperlukan adanya saran dan masukan yang sifatnya membangun sangat
diperlukan untuk perkembangan lebih baik kedepanya

Ambon, 23 september 2017

Penulis

4
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam
yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa
korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta
berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. secara kimia, Korosi
adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Bila dibiarkan, lama
kelamaan besi akan habis menjadi karat. Salah satu sumber kerusakan terbesar pada
kapal laut adalah disebabkan oleh korosi air laut. Sampai saat ini penggunaan
besi dan baja sebagai bahan utama pembuatan kapal masih sangat dominan. Dari
segi biaya dan kekuatan, penggunaan besi dan baja untuk bangunan kapal memang
cukup memadai. Tetapi besi dan baja sangat reaktif dan mempunyai kecenderungan
yang besar untuk terserang korosi air laut Korosi merupakan suatu proses degradasi
dari suatu logam yang dikarenakan terjadinya reaksi kimia antara logam tersebut
dengan lingkungannya. Pada dasarnya korosi adalah peristiwa pelepasan elektron-
elektron dari logam (besi atau baja) yang berada di dalam larutan elektrolit
misalnya air laut. Sedangkan atom-atom yang bermuatan positif dari logam (Fe+3)
akan bereaksi dengan ion hydroxyl (OH-) membentuk ferri hidroksida [Fe(OH)3]
yang dikenal sebagai karat. Berdasarkan segi konstruksi pada kapal laut, pelat
lambung kapal adalah daerah yang pertama kali terkena air laut. Pada daerah
lambung ini bagian bawah air ataupun daerah atas air rentang terkena korosi.

Korosi pada pelat badan kapal dapat mengakibatkan turunnya kekuatan dan
umur pakai kapal, mengurangi kecepatan kapal serta mengurangi jaminan
keselamatan dan keamanan muatan barang dan penumpang.

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi

5
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang
bersifat korosif dan sebagainya.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana proses terjadinya korosi
2. Apa saja jenis korosi pada kapal ?
3. Bagaimana cara penanggulangan korosi menggunakan metode crome
plating ?

1.3 Batasan masalah


Dalam tugas ini hanya membahas mengenai crome plating.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari kajian ini adalah
1. Untuk mendeskripsikan proses terjadinya korosi
2. Untuk mendeskripsikan jenis korosi yang terjadi pada kapal
3. Untuk mendeskripsikan cara penanggulangan korosi pada kapal dengan
metode crome plating

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses terjadinya korosi

Korosi kapal baja mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur pakai kapal,
sehingga dapat mengurangi jaminan keselamatan muatan barang dan penumpang
kapal. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat korosi air laut maka
diperlukan suatu perlindungan korosi pada plat kapal.

Gambar 1 . korosi pada kapal baja

Kapal baja merupakan kapal dengan seluruh bangunan terbuat dari


baja paduan dengan komposisi kimia sesuai standar untuk konstruksi kapal
yang dikeluarkan oleh biro klasifikasi kapal (Standards:ABS, BKI, DNV,
RINA, GL, LR, BV, , NK, KR, CCS and etc) dengan klas baja : A, B, C, D
dan E. ( Grade: A, B, D, E, AH32-AH40, DH32-DH40 ,A32 ,A36 ,D32, D36
and etc) dengan tebal: 8 mm s/d 100 mm, lebar : 1500 mm s/d 2700 mm,
panjang : 6 m s/d 13 m

7
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi

Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V

lektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V

Atau

O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3. xH2O, yaitu
karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan
bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor,
misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

2.2 Jenis korosi pada kapal

Adapun korosi kapal baja dapat dibedakan menjadi menjadi 5 jenis yaitu korosi
merata, pelobangan, korosi tegangan, korosi erosi dan korosi celah.

1. Korosi merata (uniform corrosion)


Korosi Merata atau uniform corrosion adalah seluruh permukaan pelat
terserang korosi biasanya pada bagian pelat yang berada diatas garis air
2. Korosi Pelobangan (pitting corrosion)
pada permukaan pelat terjadi lobang yang semakin lama akan bertambah
dalam dan akhirnya dapat menembus pelat kapal.

8
3. Korosi Tegangan (stress corrosion)
Korosi Tegangan (stress corrosion), korosi pada bagian pelat yang memikul
beban besar.
4. Korosi Erosi (errosion corrosion)
korosi yang terjadi pada material yang menerima tumbukan partikel cairan
yang mengalir dengan kecepatan tinggi
5. Korosi Celah (crevice corrosion)
korosi yang terjadi pada celah, daerah jepitan, sambungan dan daerah yang
ditutupi binatang dan tumbuhan kecil

2.3 crome plating

Sampai saat ini untuk melindungi pelat badan kapal terhadap serangan korosi
air laut masih menggunakan 3 (tiga) cara yaitu menghindari penyebab korosi,
pelindungan secara aktif (Dengan metode Cathodic Protection) dan perlindungan
secara pasif (Dengan proses pengecatan). Namun resiko terjadinya korosi dikapal
bukan hanya dibagian plat yang terkontaminasi langsung dengan air laut, ada banyak
banyak bagian tertentu yang juga berpotensi mengalami korosi.

Metode crome plating adalah suatu teknik pelapisan logam (elektroplatiing)


menggunkan chromium sebagai pelapis kepermukaan logam yang hendak dilapisi.
Pengaplikasian metode ini dapat kita jumpai dibagian-bagian kapal seperti silinder
hidrolik, tutup blok mesin, peralatan kelistrikan dan bagian lainnya

9
Kromium(Cr), banyak digunakan oleh industri sebagai bahan pelapis yang mencegah
korosi. Logam ini juga banyak digunakan oleh industri pembuatan stainless steel,
welding, aplikasi cat & pigmen, electroplating, dan berbagai proses coating lainnya.
Logam yang terdapat secara alami di alam ini diketahui memiliki sifat toksik dan
bersifat karsinogen bagi manusia jika diinhalasi.

Sebagai contoh, sebuah stasiun sistem pendinginan secara berkala akan


mengaplikasikan cat anti korosi pada koil pendinginnya dan melepas limbah air yang
mengandung kromium ke lingkungan. Walaupun Cr bersifat toksik, logam ini masih
merupakan bahan penting dalam industri logam hulu sebagai pengontrol korosi.

10
Namun dampak lingkungan dan kesehatan yang disebabkannya, dan semakin
ketatnya regulasi yang berkaitan, menyebabkan ilmuwan berinisiatif untuk
mengembangkan sistem pelapisan generasi baru. Metode perlindungan anti korosi ini
memiliki potensi aplikasi yang sangat luas. Semua komponen (polielektrolit dan
inhibitor) dapat disesuaikan untuk berbagai permukaan aplikasi. Sistem pelapisan
baru ini dapat diaplikasikan dalam dirgantara, otomotif, industri maritim dan bidang
lainnya yang rentan terhadap kerusakan akibat korosi, seperti pipa gas dan minyak

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode crome plating berfungsi dengan baik untuk mencegah korosi
pada kapal. Namun , metode ini juga mempunyai kelemahan seperti
pengolahannya yang kurang ramah lingkunga serta membutuhkan
teknologi tinggi dalam pengerjaannya

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.amazine.co/28248/kromium-cr-fakta-sifat-kegunaan-efek-
kesehatannya/

http://prayogohargyo.blogspot.co.id

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2011/05/19/pelapisan-logam-secara-listrik-
elektroplating-dengan-penerapan-nanoteknologi-untuk-mencegah-korosi/

http://www.glosaria.com/2014/01/7-cara-pencegahan-korosi-besi.html

13

Anda mungkin juga menyukai