PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
1
Baja dapat dibagi menjadi dua kategori yakni baja standar dan baja tool.
Berdasarkan komposisi kimianya, baja standar dapat dibagi menjadi tiga
kelompok. Ketiga kelompok baja standar antara lain baja karbon, baja paduan,
dan baja tahan karat. Berikut akan dibahas mengenai baja tahan karat.
Baja tahan karat mengandung chromium minimal 10,5% (ada juga yang
menyebutkan minimal 12%). Chromium bersifat unik, di mana dia dapat
membentuk lapisan pasif pada permukaan baja. Hal tersebut dapat memberikan
perlindungan dari karat.
a. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud ikatan kimia?
2. Apa sajakah macam-macam ikatan kimia?
3. Apa sajakah yang termasuk unsur-unsur logam?
4. Apakah yang dimaksud stainless steel?
5. Bagaimana pembuatan stainless steel?
6. Apa sajakah jenis-jenis stainless steel?
7. Apa sajakah kegunaan dan keunggulan stainless steel?
b. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ikatan kimia.
2. Mengetahui macam-macam ikatan kimia.
3. Mengetahui unsur-unsur logam.
4. Mengetahui pengertian stainless steel.
5. Memahami proses pembuatan stainless steel.
6. Mengetahui jenis-jenis stainless steel.
7. Mengetahui kegunaan dan kelebihan stainless steel.
2
c. Manfaat
Makalah ini bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai hubungan
kimia dengan progam studi elektromekanik khususnya dalam ilmu bahan
pembuatan stainless steel.
II. PEMBAHASAN
1. Ikatan Kimia
Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul
dengan cara sebagai berikut :
a. atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron
(serah terima elektron)
c. penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang
berikatan
3
Ikatan Ion ( elektrovalen )
Ikatan Kovalen
4
elektron (terjadi pada atom-atom non logam). Ikatan kovalen terbentuk dari atom-
atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggiserta beda
keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
Ikatan Logam
5
Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom
logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat
berpindah dari 1 atom ke atom lain.
a. berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang
cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif
logam.
c. penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang
dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya
aliran listrik merupakan aliran elektron.
Unsur-unsur yang sudah dikenal ada yang berupa logam, bukan logam
(nonlogam), dan semilogam.
1. Unsur Logam
6
Unsur-unsur logam
Unsur nonlogam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam.
Pada umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan
tekanan normal. Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen,
nitrogen, dan helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat adalah
belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras dan getas.
Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin. Perhatikan contoh unsur
nonlogam berikut:
7
Unsur
Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang
dikenal dengan nama metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam
dan nonlogam. Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor. Apakah
yang dimaksud semikonduktor? Bahan yang bersifat semikonduktor tidak dapat
menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran
listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.
8
Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik
Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalah sebuah
interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap
berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur
bahan dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika terapan,
teknik kimia, mesin, sipil dan listrik. Ilmu material juga mempelajari teknik
proses atau fabrikasi (pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik
analisis, kalorimetri, mikroskopi optik dan elektron, dan lain-lain), serta analisis
biaya atau keuntungan dalam produksi material untuk industri.
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan stainless steel adalah material
yang mengandung senyawa besi dan setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah
proses korosi (pengaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari
terbentuknya lapisan film oksida Kromium yang menghalangi proses oksidasi besi
(Ferum).
9
biasanya digunakan adalah 10,5%, hanya sedikit yang menggunakan lebih dari
30% atau kandungan besinya kurang dari 50%. Stainless steel ini menjadi kuat
dan tahan terhadap berbagai macam cuaca ini karena adanya tambahan krom
sekitar 13%. Krom ini sendiri terbuat dari bahan yang tidak aktif, yaitu kromium
III, Oksida Cr203 yang kemudian bertemu dengan Oksigen. Lapisan yang berhasil
dibuat ini sangat tipis, sehingga tidak terlihat kasat mata, namun yang dapat Anda
lihat adalah logam menjadi berkilau karena adanya lapisan ini. Ketika baja sudah
terlapisi, maka logam ini akan menjadi tahan air, dan juga tahan terhadap udara.
Kondisi seperti ini disebut juga dengan passivation, dan kondisi seperti ini juga
dapat terjadi pada bahan logam lainnya seperti Titatium dan Allumunium.
Krom ini adalah bahan yang paling penting untuk dapat membuat logam
terutama besi menjadi tahan terhadap karat. Namun selain itu ada juga beberapa
tambahan lainnya seperti ;
10
a. Pertama-tama bahan baku yang berupa besi, krom, silikon, nikel, karbon
nitrogen dan mangan akan dicairkan ke dalam tungku listrik, lama proses
peleburan bahan-bahan ini setidaknya 8 sampai dengan 12 jam, dengan
suhu panas yang konstan.
b. Setelah itu campuran yang sudah dileburkan akan dimasukkan / dicetak ke
dalam lempeng mekar atau dapat disebut juga dengan bilet. Proses ini
dilakukan sebelum mengambil bentuk semi padat. Setelah itu besi baja ini
kemudian dibuat ke dalam beberapa jenis, seperti pipa baik tubing maupun
hollow, lembaran / plat, hot rolling bar, AS / Behel, plat strip, bentuk siku,
dan lainnya.
c. Pada kondisi seperti ini stainless akan menggunakan anil, untuk membuat
logam ini dapat diatur dengan tekanan internal dan dapat melunak
kemudian dapat diperkuat. Untuk membuat sebuah stainless steel ini
diperlukan pemantauan yang berkala agar proses pematangan atau
pengerasan bahan logam ini baik. Proses pemanasan dan juga proses
pendinginan harus diperhatikan dengan baik, agar dapat menciptakan
sebuah logam yang berkualitas dan tentunya juga kuat. Sifat keras atau
tidak logam tersebut terbentuk dari suhu yang dibuatnya, seperti jika suhu
pada proses pembuatan logam rendah, tentunya akan menghasilkan bahan
yang kuat namun cenderung patah. Berbeda ketika menggunakan suhu
yang tinggi maka akan menghasilkan bahan dengan kualitas rendah namun
cenderung kuat. Panas atau tidak suhu yang digunakan ketika akan
membuat bahan logam ini, akan membuat grade yang dihasilkan berbeda-
beda.
d. De-scaling juga diperkenalkan dalam membuat stainless steel ini, ini
adalah proses produksi yang menggunakan waktu yang berbeda, dan juga
tergantung pada baja yang akan dihasilkan. Untuk membentuk bar dan
juga kawat akan menggunakan tambahan rolling panas, kemudian proses
penempaan dan juga pengekstruksi. Setelah melalui panas tertentu maka
bahan lembaran dan juga kawat akan melalui proses anil. Proses cutting
11
juga sangat penting dalam proses pembuatan logam ini, terutama untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
e. Kemudian sampai pada proses pemotongan dengan menggunakan pisau
yang disebut dengan Guillotine dan juga bilah baja yang mempunyai
kecepatan tinggi untuk blanking, dan juga memotong serangkaian lubang
dengan cara bertumpuk. Stainless juga dapat dipotong dengan
menggunakan metoda pemotongan api, ini adalah sebuah proses
pemotongan menggunakan api yang dihasilkan oleh oksigen, propane dan
bubuk besi. Jet pemotong plasma akan menggunakan kolom gas yang
telah terionisasi dan mencair setelah itu logam akan dapat dipotong dengan
baik.
f. Setelah tahap ini selesai, maka langkah terakhir yang akan dilakukan
adalah proses pembuatan stainless steel, untuk itu penting untuk membuat
permukaan logam menjadi halus dan juga reflektif. Pada tahap akhir ini
akan membuat logam ini tahan terhadap korosi, dan membuat bahan jadi,
dan siap untuk digunakan dalam berbagai macam sektor industry.
Pada tahap akhir ini dibuat melalui panas rolling yang cenderung
menekan, setelah itu penempaan dan ekstruksi. Setelah itu akan masuk pada tahap
pengelasan, dan diubah menjadi bentuk yang diinginkan. Dalam proses ini seluruh
kegiatan akan dimonitor, setelah itu materi yang berhasil dibuat pun akan
diperiksa, terutama dalam sifat mekanik agar bahan logam ini dapat bertahan
lama.
12
Baja tahan karat kelas martensitic menunjukkan kombinasi baik terhadap
ketahanan korosi dan sifat mekanis mendapat perlakuan panas pada
permukaannya sehingga bagus untuk berbagai aplikasi. Baja tahan karat
kelompok ini bersifat magnetis.
Pada kelompok atau klasifikasi martensic di bagi dalam beberapa tipe
yang antara lain adalah:
a. Type 410
Memiliki kandungan chrome sebanyak 13% dan 0,15% carbon, jenis yang
paling baik di gunakan pada pengerjaan dingin.
b. Type 416
Memiliki kandungan yang sama dengan type 410, namun ada penambahan
unsur shulpur.
c. Type 431
Mengandung 175 chrome, 2,5% nikel dan 0,15% maksimum carbon.
* Type 430
Memiliki kandungan chrome sebanyak 17%, dan kandungan baja yang
rendah. Tahan sampai temperature / suhu 800%, biasanya di buat dalam bentuk
baja strip.
13
Kelompok Stainless Steel Austenitic
Austenitic memiliki kandungan chrome pada kisaran 17% – 25% dan Nikel
pada kisaran 8 – 20% dan beberapa unsur / elemen tambahan dalam upaya
mencapai sifat yang di inginkan. Baja tahan karat kelompok ini adalah non
magnetic.
Pada kelompok atau klasifikasi austenitic di bagi dalam beberapa tipe yang antara
lain adalah:
a. Type 304
Tipe ini dibuat dengan bahan dan pertimbangan ekonomis, sangat baik
untuk lingkungan tercemar dan di air tawar namun tidak di anjurkan
pemakaiannya yang berhubungan langsung dengan air laut.
b. Type 321
Merupakan variasi dari type 304 namun dengan penambahan titanium dan
carbon secara proporsional. Lumayan baik untuk pengerjaan suhu tinggi.
c. Type 347
Mirip dengan type 321 tetapi dengan penambahan niobium (bukan
titanium).
d. Type 316
Pada tipe ini ada penambahan unsur molibdenum 2% – 3% sehingga
memberikan perlindungan terhadap korosi, baik di gunakan pada peralatan yang
berhubungan dengan air laut. Penambahan nikel sebesar 12% tetap
mempertahankan struktur austenitic.
e. Type 317
14
Mirip dengan type 316, namun ada penambahan lebih pada unsur/elemen
molybdenum sebesar 3% – 4%, memberikan peningkatan ketika berhubungan
langsung dengan air laut pada suhu / temperature dingin.
f. Moly
Lebih dikenal dengan istilah UNS S31254, merupakan jenis yang memiliki
ketahanan tinggi terhadap air laut karena tingginya kadar chromium dan
molibdenum.
g. L Grade
Memiliki kandungan carbon rendah (316L) dibatasi antara 0,03% –
0,035%, hal ini akan menyebabkan pengurangan kekuatan tarik.
b. UNS S32750
15
Tipe duplex yang rendah menurut sifat mirip dengan type 316, tapi dua
kali lipat kekuatan tarik-nya. Komposisi-nya adalah : 0,03% carbon, 23% chrome,
4% nikel dan 0,1% adalah nitrogen.
c. UNS S32750
Ini merupakan tipe super untuk kelompok duplex, ketahanan terhadap
korosi yang meningkat. Komposisi dari type ini adalah: 0,03% maksimum carbon,
25% chrome, 7% nikel, 4% molibdenum dan 0,028 nitrogen.
16
3. Martensitic Stainless Steel
Mata pisau
Alat-alat bedah
Tangkai/batang
Kumparan
Peniti
17
2. Memiliki Kekuatan Super
Stainless steel ialah paduan dari beberapa unsur. Besi ialah konstituen
utama, kombinasi zat besi dan karbon menghasilkan baja, menambahkan unsur
ketiga kromium menghasilkan stainless steel. Insinyur bahan dapat mengatur
jumlah setiap elemen secara bervariasi dan dapat menambah unsur tambahan
seperti mangan atau fosfor untuk membuat berbagai jenis stainless steel dengan
sifat yang cocok untuk tugas tertentu. Secara keseluruhan ada lebih dari 100 nilai
dari stainless steel tersedia untuk desainer industri.
5. Mudah dibersihkan
Tidak seperti peralatan dari jenis lain, stainless steel pada umumnya
mudah dibersihkan. Ini dikarenakan stainless steel bersifat isolator sehingga tidak
18
mudah ditempeli oleh benda lain. Hal ini memudahkan dalam merawat peralatan
stainless steel sekaligus memberikan keuntungan higienis yang besar.
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://popaymini.blogspot.co.id/2012/06/ilmu-bahan.html
http://gogomall-ecommers.blogspot.co.id/2013/07/manfaat-stainless-steel.html
http://madanitec.com/kelebihan-dan-kekurangan-peralatan-stainless-steel/
http://logamceper.com/karakteristik-stainless-steel/
http://rozaqsangbleu.blogspot.co.id/2011/05/stainless-steel.html
https://israchemmercury99.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/bab-4-ikatan-kimia/?
_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9568401722
https://ahmadkabirulrifai.wordpress.com/2012/12/25/sifat-sifat_unsur_logam/
19