Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang

Zaman yang modern membuat semua kebutuhan manusia mengalami


perubahan. Semua alat-alat menggunakan suatu bahan yang memiliki banyak
keunggulan, salah satunya adalah stainless steel. Bahan ini merupakan bahan
paduan yang memanfaatkan ilmu kimia khususnya pada ikatan kimia, ikatan
logam, serta kimia unsur.
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali
pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang
disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi,
kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan yang lebih stabil dibanding
unsur-unsur dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur
bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur
lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas
mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi;
unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat
stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai
kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti
aturan oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha
mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara
yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. melepas atau menerima elektron;
2. pemakaian bersama pasangan elektron.
Baja (steel) merupakan material yang sering digunakan dan dijumpai pada
kehidupan kita sehari-hari. Kandungan utama dalam baja adalah ferrous atau iron.
Selain ferrous, ada kandungan lain yang selalu ada pada baja. Kandungan lain
yang selalu ada dalam baja adalah karbon dan manganese.

1
Baja dapat dibagi menjadi dua kategori yakni baja standar dan baja tool.
Berdasarkan komposisi kimianya, baja standar dapat dibagi menjadi tiga
kelompok. Ketiga kelompok baja standar antara lain baja karbon, baja paduan,
dan baja tahan karat. Berikut akan dibahas mengenai baja tahan karat.

Baja tahan karat mengandung chromium minimal 10,5% (ada juga yang
menyebutkan minimal 12%). Chromium bersifat unik, di mana dia dapat
membentuk lapisan pasif pada permukaan baja. Hal tersebut dapat memberikan
perlindungan dari karat.

a. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud ikatan kimia?
2. Apa sajakah macam-macam ikatan kimia?
3. Apa sajakah yang termasuk unsur-unsur logam?
4. Apakah yang dimaksud stainless steel?
5. Bagaimana pembuatan stainless steel?
6. Apa sajakah jenis-jenis stainless steel?
7. Apa sajakah kegunaan dan keunggulan stainless steel?

b. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ikatan kimia.
2. Mengetahui macam-macam ikatan kimia.
3. Mengetahui unsur-unsur logam.
4. Mengetahui pengertian stainless steel.
5. Memahami proses pembuatan stainless steel.
6. Mengetahui jenis-jenis stainless steel.
7. Mengetahui kegunaan dan kelebihan stainless steel.

2
c. Manfaat
Makalah ini bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai hubungan
kimia dengan progam studi elektromekanik khususnya dalam ilmu bahan
pembuatan stainless steel.

II. PEMBAHASAN

1. Ikatan Kimia
Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul
dengan cara sebagai berikut :

a. atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron
(serah terima elektron)

b. penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom


yang berikatan

c. penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang
berikatan

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian


kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia
adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk
dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil
yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Maka dari itu, dalam
pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron
seperti pada unsur gas mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi
sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).

Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada


pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.

3
Ikatan Ion ( elektrovalen )

Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi


kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur
lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron
tersebut (membentuk anion). Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan
dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum Coulomb). Unsur yang cenderung
melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung
menerima elektron adalah unsur non logam.

Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :

Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)

Contoh : NaF, KI, CsF

Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O

Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : CaO, BaO, MgS

Sifat umum senyawa ionik :

 Titik didih dan titik lelehnya tinggi


 Keras, tetapi mudah patah
 Penghantar panas yang baik
 Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)
 Larut dalam air
 Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)

Ikatan Kovalen

Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan


elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi
akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan

4
elektron (terjadi pada atom-atom non logam). Ikatan kovalen terbentuk dari atom-
atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggiserta beda
keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.

Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom


non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan
cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron
yang dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara
pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi
elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

Ada 3 jenis ikatan kovalen :

 Ikatan Kovalen Tunggal


 Ikatan Kovalen Rangkap Dua
 Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ / Semipolar

Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan


elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron
Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang
digunakan bersama.

Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan


dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor
pasangan elektron.

Ikatan Logam

Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang


terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari
elektron-elektron yang bebas bergerak. Atom-atom logam dapat diibaratkan
seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.

5
Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom
logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat
berpindah dari 1 atom ke atom lain.

Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron


valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron
valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-
pindah dari 1 atom ke atom lain.

sifat-sifat khas logam yaitu :

a. berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang
cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif
logam.

b. dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan


menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam
hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.

c. penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang
dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya
aliran listrik merupakan aliran elektron.

2. Unsur Logam, Non Logam, Semi Logam

Unsur-unsur yang sudah dikenal ada yang berupa logam, bukan logam
(nonlogam), dan semilogam. 

1. Unsur Logam

Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya


merupakan penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam
umumnya berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang
berwujud cair. Pada umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat
dibentuk menjadi bendabenda lainnya.

6
Unsur-unsur logam

Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik

aluminium aluminium Al padat, putih keperakan

Barium barium Ba padat, putih keperakan

Besi ferrum Fe padat, putih keperakan

Emas aurum Au padat, berwarna kuning

Kalium kalium K padat, putih keperakan

Kalsium calsium Ca padat, putih keperakan

kromium chromium Cr padat, putih keperakan

magnesium magnesium Mg padat, putih keperakan

mangan manganium Mn padat, putih abu-abu

Natrium natrium Na padat, putih keperakan

Nikel nickelium Ni padat, putih keperakan

2. Unsur Non Logam

Unsur nonlogam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam.
Pada umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan
tekanan normal. Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen,
nitrogen, dan helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat adalah
belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras dan getas.
Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin. Perhatikan contoh unsur
nonlogam berikut:

Unsur-unsur non logam

Nama Indonesia Nama Latin Lambang Bentuk Fisik

7
Unsur

belerang Sulfur S padat, kuning

Bromin bromium Br cair, cokelat kemerahan

Fluorin Fluorine F gas, kuning muda

fosforus phosphorus P padat, putih dan merah

Helium Helium He gas, tidak berwarna

hidrogen hydrogenium H gas, tidak berwarna

Karbon carbonium C padat, hitam

Klorin Chlorine Cl gas, kuning kehijauan

Neon Neon Ne gas, tidak berwarna

nitrogen nitrogenium N gas, tidak berwarna

Oksigen oxygenium O gas, tidak berwarna

Silikon Silicium Si padat, abu-abu mengkilap

padat, hitam (uapnya berwarna


Iodin Iodium I
ungu)

3. Unsur Semi Logam

Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang
dikenal dengan nama metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam
dan nonlogam. Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor. Apakah
yang dimaksud semikonduktor? Bahan yang bersifat semikonduktor tidak dapat
menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran
listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.

Unsur-unsur semi logam

8
Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik

Boron boronium B padat, kecokelatan

Silikon Silicium Si padat, abu-abu mengkilap

germanium germanium Ge padat, abu-abu mengkilap

Arsen Arsenium As padat, abu-abu mengkilap

antimon Stibium Sb padat, abu-abu mengkilap

tellurium Tellurium Te padat, keperakan

polonium Polonium Po padat, keperakan

3. ILMU BAHAN STAINLESS STEEL

Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalah sebuah
interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap
berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur
bahan dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika terapan,
teknik kimia, mesin, sipil dan listrik. Ilmu material juga mempelajari teknik
proses atau fabrikasi (pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik
analisis, kalorimetri, mikroskopi optik dan elektron, dan lain-lain), serta analisis
biaya atau keuntungan dalam produksi material untuk industri.

Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan stainless steel adalah material
yang mengandung senyawa besi dan setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah
proses korosi (pengaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari
terbentuknya lapisan film oksida Kromium yang menghalangi proses oksidasi besi
(Ferum).

Kandungan unsur kimia dari stainless steel

Ada beberapa perpaduan bahan yang akan digunakan dalam membuat


stainless steel ini, seperti baja, dll. Selain itu ada lagi bahan lainnya yang
digunakan dalam membuat bahan logam ini, seperti Cromium. Kromium yang

9
biasanya digunakan adalah 10,5%, hanya sedikit yang menggunakan lebih dari
30% atau kandungan besinya kurang dari 50%. Stainless steel ini menjadi kuat
dan tahan terhadap berbagai macam cuaca ini karena adanya tambahan krom
sekitar 13%. Krom ini sendiri terbuat dari bahan yang tidak aktif, yaitu kromium
III, Oksida Cr203 yang kemudian bertemu dengan Oksigen. Lapisan yang berhasil
dibuat ini sangat tipis, sehingga tidak terlihat kasat mata, namun yang dapat Anda
lihat adalah logam menjadi berkilau karena adanya lapisan ini. Ketika baja sudah
terlapisi, maka logam ini akan menjadi tahan air, dan juga tahan terhadap udara.
Kondisi seperti ini disebut juga dengan passivation, dan kondisi seperti ini juga
dapat terjadi pada bahan logam lainnya seperti Titatium dan Allumunium.

Krom ini adalah bahan yang paling penting untuk dapat membuat logam
terutama besi menjadi tahan terhadap karat. Namun selain itu ada juga beberapa
tambahan lainnya seperti ;

 Molibdenum (Mo) unsure ini bertujuan untuk memperbaiki daya tahan


kososi pitting di dalam lingkungan klorida dan juga timbulnya korosi pada
celah unsure karbon yang rendah.
 Penstabil Karbida dimana didalamnya terdapat titanium dan niobium
tujuanya adalah untuk menekankan agar tidak terjadi korosi pada butir
material.Ditambahkannya kromium / Cr bertujuan untuk menigkatkan
daya tahan terhadap korosi dengan cara terbentuknya lapisan oksida /
Cr203, ini juga yang akan membuat bahan tahan terhadap oksidadi pada
temperatur yang tinggi.
 Nikel / Ni juga ditambahkan untuk meningkatkan daya tahan terhada
korosi sekaligus sebagai media untukmengkorosi secara netral atau lemah.
Nikel juga dapat meningkatkan daya tahan terhadap korosi tegangan.
 Allumunium / Al berfungsi untuk meningkatkan proses pembentukan
lapisan oksida ketika temperature sedang tinggi.

Proses pembuatan stainless steel

Untuk membuat stainless steel terdiri dari beberapa macam proses :

10
a. Pertama-tama bahan baku yang berupa besi, krom, silikon, nikel, karbon
nitrogen dan mangan akan dicairkan ke dalam tungku listrik, lama proses
peleburan bahan-bahan ini setidaknya 8 sampai dengan 12 jam, dengan
suhu panas yang konstan.
b. Setelah itu campuran yang sudah dileburkan akan dimasukkan / dicetak ke
dalam lempeng mekar atau dapat disebut juga dengan bilet. Proses ini
dilakukan sebelum mengambil bentuk semi padat. Setelah itu besi baja ini
kemudian dibuat ke dalam beberapa jenis, seperti pipa baik tubing maupun
hollow, lembaran / plat, hot rolling bar, AS / Behel, plat strip, bentuk siku,
dan lainnya.
c. Pada kondisi seperti ini stainless akan menggunakan anil, untuk membuat
logam ini dapat diatur dengan tekanan internal dan dapat melunak
kemudian dapat diperkuat. Untuk membuat sebuah stainless steel ini
diperlukan pemantauan yang berkala agar proses pematangan atau
pengerasan bahan logam ini baik. Proses pemanasan dan juga proses
pendinginan harus diperhatikan dengan baik, agar dapat menciptakan
sebuah logam yang berkualitas dan tentunya juga kuat. Sifat keras atau
tidak logam tersebut terbentuk dari suhu yang dibuatnya, seperti jika suhu
pada proses pembuatan logam rendah, tentunya akan menghasilkan bahan
yang kuat namun cenderung patah. Berbeda ketika menggunakan suhu
yang tinggi maka akan menghasilkan bahan dengan kualitas rendah namun
cenderung kuat. Panas atau tidak suhu yang digunakan ketika akan
membuat bahan logam ini, akan membuat grade yang dihasilkan berbeda-
beda.
d. De-scaling juga diperkenalkan dalam membuat stainless steel ini, ini
adalah proses produksi yang menggunakan waktu yang berbeda, dan juga
tergantung pada baja yang akan dihasilkan. Untuk membentuk bar dan
juga kawat akan menggunakan tambahan rolling panas, kemudian proses
penempaan dan juga pengekstruksi. Setelah melalui panas tertentu maka
bahan lembaran dan juga kawat akan melalui proses anil. Proses cutting

11
juga sangat penting dalam proses pembuatan logam ini, terutama untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
e. Kemudian sampai pada proses pemotongan dengan menggunakan pisau
yang disebut dengan Guillotine dan juga bilah baja yang mempunyai
kecepatan tinggi untuk blanking, dan juga memotong serangkaian lubang
dengan cara bertumpuk. Stainless juga dapat dipotong dengan
menggunakan metoda pemotongan api, ini adalah sebuah proses
pemotongan menggunakan api yang dihasilkan oleh oksigen, propane dan
bubuk besi. Jet pemotong plasma akan menggunakan kolom gas yang
telah terionisasi dan mencair setelah itu logam akan dapat dipotong dengan
baik.
f. Setelah tahap ini selesai, maka langkah terakhir yang akan dilakukan
adalah proses pembuatan stainless steel, untuk itu penting untuk membuat
permukaan logam menjadi halus dan juga reflektif. Pada tahap akhir ini
akan membuat logam ini tahan terhadap korosi, dan membuat bahan jadi,
dan siap untuk digunakan dalam berbagai macam sektor industry.

Pada tahap akhir ini dibuat melalui panas rolling yang cenderung
menekan, setelah itu penempaan dan ekstruksi. Setelah itu akan masuk pada tahap
pengelasan, dan diubah menjadi bentuk yang diinginkan. Dalam proses ini seluruh
kegiatan akan dimonitor, setelah itu materi yang berhasil dibuat pun akan
diperiksa, terutama dalam sifat mekanik agar bahan logam ini dapat bertahan
lama.

Stainless steel dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

Kelompok Stainless Steel Martensitic


Martensitic memiliki kandungan chrome sebesar 12% sampai maksimal
14% dan carbon pada kisaran 0,08 – 2,0%. Kandungan karbon yang tinggi
merupakan hal yang baik dalam me-respon panas untuk memberikan berbagai
kekuatan mekanis, misalnya kekerasan baja.

12
Baja tahan karat kelas martensitic menunjukkan kombinasi baik terhadap
ketahanan korosi dan sifat mekanis mendapat perlakuan panas pada
permukaannya sehingga bagus untuk berbagai aplikasi. Baja tahan karat
kelompok ini bersifat magnetis.
Pada kelompok atau klasifikasi martensic di bagi dalam beberapa tipe
yang antara lain adalah:

a. Type 410
Memiliki kandungan chrome sebanyak 13% dan 0,15% carbon, jenis yang
paling baik di gunakan pada pengerjaan dingin.

b. Type 416
Memiliki kandungan yang sama dengan type 410, namun ada penambahan
unsur shulpur.

c. Type 431
Mengandung 175 chrome, 2,5% nikel dan 0,15% maksimum carbon.

Kelompok Stainless Steel Ferritic


Ferritic memiliki kandungan chrome sebanyak 17% dan carbon antara
0,08 – 0,2%. Memiliki sifat ketahanan korosi yang meningkat pada suhu tinggi.
Namun sulit di lakukan perlakuan panas kepada kelompok stainless steel ini
sehingga penggunaan menjadi terbatas, Baja tahan karat kelompok ini bersifat
magnetis.
Pada kelompok atau klasifikasi ferritic di bagi dalam beberapa tipe yang
antara lain adalah:

* Type 430
Memiliki kandungan chrome sebanyak 17%, dan kandungan baja yang
rendah. Tahan sampai temperature / suhu 800%, biasanya di buat dalam bentuk
baja strip.

13
Kelompok Stainless Steel Austenitic
Austenitic memiliki kandungan chrome pada kisaran 17% – 25% dan Nikel
pada kisaran 8 – 20% dan beberapa unsur / elemen tambahan dalam upaya
mencapai sifat yang di inginkan. Baja tahan karat kelompok ini adalah non
magnetic.
Pada kelompok atau klasifikasi austenitic di bagi dalam beberapa tipe yang antara
lain adalah:

a. Type 304
Tipe ini dibuat dengan bahan dan pertimbangan ekonomis, sangat baik
untuk lingkungan tercemar dan di air tawar namun tidak di anjurkan
pemakaiannya yang berhubungan langsung dengan air laut.

b. Type 321
Merupakan variasi dari type 304 namun dengan penambahan titanium dan
carbon secara proporsional. Lumayan baik untuk pengerjaan suhu tinggi.

c. Type 347
Mirip dengan type 321 tetapi dengan penambahan niobium (bukan
titanium).

d. Type 316
Pada tipe ini ada penambahan unsur molibdenum 2% – 3% sehingga
memberikan perlindungan terhadap korosi, baik di gunakan pada peralatan yang
berhubungan dengan air laut. Penambahan nikel sebesar 12% tetap
mempertahankan struktur austenitic.

e. Type 317

14
Mirip dengan type 316, namun ada penambahan lebih pada unsur/elemen
molybdenum sebesar 3% – 4%, memberikan peningkatan ketika berhubungan
langsung dengan air laut pada suhu / temperature dingin.

f. Moly
Lebih dikenal dengan istilah UNS S31254, merupakan jenis yang memiliki
ketahanan tinggi terhadap air laut karena tingginya kadar chromium dan
molibdenum.

g. L Grade
Memiliki kandungan carbon rendah (316L) dibatasi antara 0,03% –
0,035%, hal ini akan menyebabkan pengurangan kekuatan tarik.

4. Kelompok Stainless Steel Duplex


Merupakan kelompok terbaru yang memiliki keseimbangan chromium,
nikel, molibdenum dan Nitrogen pada campuran yang sama antara kelompok
austenite dan kelompok ferit.
Hasilnya adalah sebuah kekuatan yang tinggi, sangat tahan terhadap
korosi.

Direkomendasikan pada suhu -50 sampai dengan +300 ° C. Biasanya di


sebut uNS, sebagai merk dagang.

Beberapa type antara lain adalah:


a. UNS S31803
Ini merupakan kelas tipe duplex yang paling banyak di gunakan.
Komposisi-nya adalah: 0,03% maksimum carbon, 22% chrome, 5,5% nikel dan
0,15 Nitrogen.

b. UNS S32750

15
Tipe duplex yang rendah menurut sifat mirip dengan type 316, tapi dua
kali lipat kekuatan tarik-nya. Komposisi-nya adalah : 0,03% carbon, 23% chrome,
4% nikel dan 0,1% adalah nitrogen.

c. UNS S32750
Ini merupakan tipe super untuk kelompok duplex, ketahanan terhadap
korosi yang meningkat. Komposisi dari type ini adalah: 0,03% maksimum carbon,
25% chrome, 7% nikel, 4% molibdenum dan 0,028 nitrogen.

Kegunaan stainless steel

Dilihat berdasarkan masing-masing jenisnya maka stainless steel dapat


digunakan untuk :

1. Austenitic Stainless Steel


 Alat pengatur cahaya floppy disk komputer (304)
 Per kunci keyboard komputer (301)
 Bak cuci dapur (304D)
 Alat pemrosesan makanan
 Aplikasi kearsitekan
 Alat kimia dan tanaman

2. Ferritic Stainless Steel


 Pusat floppy disk komputer (430)
 Trim automotive (430)
 Alat pembuangan uap automotive (409)
 Alat colliery (3Cr12)
 Tangki air panas (444)

16
3. Martensitic Stainless Steel
 Mata pisau
 Alat-alat bedah
 Tangkai/batang
 Kumparan
 Peniti

4. Duplex Stainless Steel


 Penerapan di laut, terutama sekali pada suhu-suhu yang dinaikkan dengan
rendah (eksplorasi gas lepas pantai)
 Instalasi penghilangan zat garam / rasa asin
 Perubahan panas
 Instalasi petro kimia

5. Precipitation Hardening Steel


 Tangkai/batang untuk pompa air dan katup

Kelebihan stainless steel

1. Tahan Terhadap Karat

Jika logam lain memerlukan proses galvanize untuk melindungi dari


korosi, stainless steel memiliki sifat tahan korosi secara alami tanpa metode
pabrikasi. Sifat tahan karat stainless steel diperoleh karena adanya kandungan
unsur chromium yang tinggi. Stainless steel memiliki lapisan oksida yang stabil
pada permukaannya sehingga tahan terha`fu;dap pengaruh oksigen. Lapisan
oksida ini bersifat self-healing (penyembuhan diri) yang tetap utuh meskipun
permukaan benda dipotong ataupun dirusak.

17
2. Memiliki Kekuatan Super

Stainless steel mempertahankan banyak kekuatan keseluruhan baja biasa


dan dapat diproduksi dengan berbagai sifat kekuatan dan kekerasan. Hal ini
digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi di mana kekuatan dan ketahanan
korosi diperlukan. Stainless steel untuk digunakan pada rangka atau tulang
bangunan. Yang pada umumnya dikenal sebagai rebar, sering digunakan untuk
memberikan dukungan structural untuk beton di jembatan yang dimana kontak
dengan air garam akan menurunkan kualitas baja biasa.

3. Susunan Kimia Dapat Dikustomisasi

Stainless steel ialah paduan dari beberapa unsur. Besi ialah konstituen
utama, kombinasi zat besi dan karbon menghasilkan baja, menambahkan unsur
ketiga kromium menghasilkan stainless steel. Insinyur bahan dapat mengatur
jumlah setiap elemen secara bervariasi dan dapat menambah unsur tambahan
seperti mangan atau fosfor untuk membuat berbagai jenis stainless steel dengan
sifat yang cocok untuk tugas tertentu. Secara keseluruhan ada lebih dari 100 nilai
dari stainless steel tersedia untuk desainer industri.

4. Memiliki Gambar Yang Sempurna

Stainless steel banyak digunakan dalam arsitektur dan aplikasi rumah


dengan penampilan dan daya tahan yang menarik. Pilih metode pengolahan dapat
memproduksi stainless steel dengan tampilan yang mengkilap atau bertekstur.
Stainless steel juga bisa dibuat magnetik atau non-magnetik. Menawarkan
desainer bahkan lebih banyak kesempatan untuk kustomisasi. Banyak peralatan
pada rumah tangga termasuk seperti kulkas, kompor dan lainnya biasanya dibuat
dari stainless steel.

5. Mudah dibersihkan

Tidak seperti peralatan dari jenis lain, stainless steel pada umumnya
mudah dibersihkan. Ini dikarenakan stainless steel bersifat isolator sehingga tidak

18
mudah ditempeli oleh benda lain. Hal ini memudahkan dalam merawat peralatan
stainless steel sekaligus memberikan keuntungan higienis yang besar.

III. KESIMPULAN

Ikatan kimia khususnya ikatan logam berperan penting untuk pembuatan


stainless steel. Prosentase antara paduan beberapa logam yang tepat akan
membuat sebuah stainless steel seperti apa yang kita inginkan. Setiap jenis
stainless steel mempunyai fungsi atau kegunaan masing-masing, serta memiliki
kelebihan masing-masing. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh bahan-
bahan logam penyusun stainless steel membuat paduan ini menjadi pilihan yang
tepat untuk berbagai alat. Jadi, ilmu mengenai ikatan kimia, kimia unsur, unsur
logam, serta ilmu bahan dipadukan dengan ilmu elektromekanik akan menjadi
sebuah cabang ilmu yang dapat membantu permasalahan dala berbagai bidang
mekanik.

DAFTAR PUSTAKA

http://popaymini.blogspot.co.id/2012/06/ilmu-bahan.html

http://gogomall-ecommers.blogspot.co.id/2013/07/manfaat-stainless-steel.html

http://madanitec.com/kelebihan-dan-kekurangan-peralatan-stainless-steel/

http://logamceper.com/karakteristik-stainless-steel/

http://rozaqsangbleu.blogspot.co.id/2011/05/stainless-steel.html

https://israchemmercury99.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/bab-4-ikatan-kimia/?
_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9568401722

https://ahmadkabirulrifai.wordpress.com/2012/12/25/sifat-sifat_unsur_logam/

19

Anda mungkin juga menyukai