Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aluminium merupakan logam yang paling banyak dijumpai pada kulit bumi,
kandungannya sekitar 8,8% pada kulit bumi, tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas
di alam. Unsur ini terdapat dalam biji bauksit, Al2O3.2H2O (kadarnya 35-60%), granit
dan tanah liat.

Aluminium ditemukan oleh Sir Humprey Davy pada tahun 1809 sebagai suatu unsur,
dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh Hans Christian Oesterd pada tahun 1825.
Dari segi industrial, pada tahun 1886, Paul Heroult di Prancis dan C. M. Hall di
Amerika Serikat, secara terpisah telah memperoleh logam aluminium dari alumina
dengan cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi.

Logam aluminium mudah bereaksi dengan oksigen. Reaksi logam aluminium dengan
oksigen akan menghasilkan aluminium oksida yang sangat tipis dan bersifat sangat
keras, stabil dan tidak berpori sehingga berperan sebagai pelindung terhadap permukaan
logam di dalamnya.

Akibatnya, reaksi dengan oksigen dari udara akan berhenti setelah semua permukaan
tertutup rapat oleh lapisan oksidanya dan logam tersebut sudah tentu akan terhindar dari
reaksi oksidasi selanjutnya yang mana bila reaksi oksidasi ini terus berlanjut maka akan
mengakibatkan korosi atau proses pengkaratan.

Berdasarkan beberapa keterangan di atas maka percobaan mengenai oksidasi


aluminium ini amat penting untuk dilakukan agar didapatkan aluminium sesuai dengan
yang diinginkan.

Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal dari magma
asam yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara residual. Proses
pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses pengkonsentrasian mineral bahan
galian di tempat.

Aluminium merupakan suatu metal reaktif, dan tidak terjadi secara alami. Oleh
1
karena itu, aluminium tak dikenal sebagai unsur terpisah sampai tahun 1820-an,
walaupun keberadaan nya telah diramalkan oleh beberapa ilmuwan yang telah belajar
aluminum campuran. Aluminium pertama kali diproduksi dengan bebas oleh ahli kimia
dan ahli ilmu fisika yang berasal dari Denmark, Hans Oersted Kristen, dan ahli kimia
Jerman, Frederich Wohler, pada pertengahan tahun1820-an. Nama aluminum diperoleh
dari bahasa latin: alumen, yang berarti tawas tawas ( suatu aluminium sulfate mineral).

B. Rumusan Masalah
1) .Apa pengertian alumunium?
2) .Bagaimana karakteristik dan sifat aluminium?
3) Bagaimana klasifikasi aluminium?
4) Bagaimana struktur mikro aluminium?
5) Bagaimana pembuatan aluminium?
6) Bagaimana proses penambangan aluminium?
7) Bagaimana proses pemurnian aluminium?
8) Bagaimana proses peleburan aluminium?
9) Bagaimana penyebaran aluminium?
10) Apa saja kegunaan aluminium?

C. Tujuan Pembuatan makalah


Tujuan pembuatan makalah ini diantaranya :
1) Untuk dapat mengetahui apa pengertian alumunium?
2) Untuk dapat mengetahui bagaimana karakteristik dan sifat aluminium?
3) Untuk dapat mengetahui bagaimana klasifikasi aluminium?
4) Untuk dapat mengetahui bagaimana struktur mikro aluminium?
5) Untuk dapat mengetahui bagaimana pembuatan aluminium?
6) Untuk dapat mengetahui bagaimana proses penambangan aluminium?
7) Untuk dapat mengetahui bagaimana proses pemurnian aluminium?
8) Untuk dapat mengetahui bagaimana proses peleburan aluminium?
9) Untuk dapat mengetahui agaimana penyebaran aluminium?
10) Untuk dapat mengetahui apa saja kegunaan aluminium?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alumunium

Aluminium adalah elemen kedua di kolom ketiga belas dari tabel periodik. Hal ini
diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi dan merupakan metal miskin. Atom
aluminium mengandung 13 elektron dan 13proton. Ada 3 elektron valensi di kulit
terluar.

B. Karakteristik dan Sifat Aluminium

Dalam kondisi standar aluminium adalah logam yang cukup lembut, kuat, dan
ringan. Warnanya abu keperakan. Aluminium murni adalah unsur yang sangat reaktif
dan jarang ditemukan di Bumi dalam bentuk bebas.

Aluminium bertindak sebagai konduktor yang sangat baik listrik dan panas,
tetapi non-magnetik. Ketika aluminium terkena udara, lapisan tipis aluminium oksida
terbentuk pada permukaan logam. Hal ini untuk mencegah korosi dan
berkarat.Karakteristik penting lainnya dari aluminium termasuk kepadatan rendah (yang
hanya sekitar tiga kali lipat dari air), daktilitas (yang memungkinkan untuk ditarik ke
dalam kawat), dan kelenturan (yang berarti dapat dengan mudah dibentuk menjadi
lembaran tipis).

3
1. Simbol: Al
2. Nomor atom: 13
3. Berat atom: 26,981
4. Klasifikasi: Pasca transisi Logam
Fase pada Suhu Kamar: Padat
5. Kepadatan: 2.70 gram per cm3
6. Titik leleh: 660,32 C, 1220,58 F
7. Titik didih: 2519 C, 4566 F
8. Ditemukan oleh: Hans Orsted pada tahun 1825, pertama kali diisolasi oleh
Friedrich Wohler pada tahun 1827

Ciri-ciri umum
Nama, lambang, Nomor
aluminium, Al, 13
atom
UK /En-uk-aluminium1.oggljmnim/
AL-ew-MIN-ee-m; or
Dibaca
US /En-us-aluminum.ogglumnm/
-LOO-mi-nm
Jenis unsur logam lainnya
Golongan, periode, blok 13, 3, p
Massa atom standar 26.9815386(13)
[Ne] 3s2 3p1
2, 8, 3

Konfigurasi elektron

4
Sifat Mekanik Lain

Informasi Lain
Pembenahan magnetik paramagnetik
Keterhambatan elektris (20 C) 26,50 nm
Konduktivitas termal (300 K) 237 Wm1K1
(25 C) 23,1
Ekspansi termal
mm1K1
Kecepatan suara (thin (suhu kamar)
rod) 5000 ms1
Modulus Young 70 GPa
Modulus geser 26 GPa
Modulus limbak 76 GPa
Rasio Poisson 0,35
Kekerasan Mohs 2,75
Kekerasan Viker 167 MPa
Kekerasan Brinell 245 MPa
2792 K
Titik didih
(2519 C, 4566 F)

C. Klasifikasi Aluminium

a) Aluminium Murni

Aluminium didapat dalam keadaan cair melalui proses elektrolisa, yang umumnya
mencapai kemurnian 99,85% berat. Namun, bila dilakukan proses elektrolisa lebih
lanjut, maka akan didapatkan aluminium dengan kemurnian 99,99% yaitu dicapai bahan
dengan angka sembilannya empat.
Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk kemurnian
99,0% atau diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam waktu bertahun-tahun.
Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya
kurang lebih sepertiga dari tembaga sehingga memungkinkan untuk memperluas
penampangnya. Oleh karena itu, dapat dipergunakan untuk kabel dan dalam berbagai
5
bentuk. Misalnya sebagai lembaran tipis (foil). Dalam hal ini dapat dipergunakan Al
dengan kemurnian 99,0%. Untuk reflector yang memerlukan reflektifitas yang tinggi
juga untuk kodensor elektrolitik dipergunakan Al dengan angka Sembilan empat.

komposisi Aluminium seri 1xxx

Al,
Designatio Si, Fe, Cu, Mn, Mg, Zn, Ti, Others,
%
n % % % % % % % %
min
1050 0,25 0,4 0,05 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03 99,5
1060 0,25 0,35 0,05 0,03 0,03 0,05 0,03 0,03 99,6
0.05-
1100 0.95 Si + Fe 0,05 - 0,1 - 0,15 99
0.2
99,4
1145 0.55 Si + Fe 0,05 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03
5
1200 1.00 Si + Fe 0,05 0,05 - 0,1 0,05 0,15 99
1230 0.70 Si + Fe 0,1 0,05 0,05 0,1 0,03 0,03 99,3
1350 0,1 0,4 0,05 0,01 - 0,05 - 0,11 99,5
b) Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon, magnesium,
tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.

Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan


meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika
melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya
kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam.

Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada


konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga
aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas, penyimpanan,
dan sebagainya.

1. Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan
yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%,
tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal
granula silika.

6
2. Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan
yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan
aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi
akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam
paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana
kebanyakan logam akan mengalami kegagalan pada temperatur tersebut.

3. Paduan Aluminium-Tembaga

Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun
rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki
konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl 2 dalam logam
yang menjadikan logam rapuh.

4. Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan
tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan
kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh. Selain itu, penambahan mangan
akan meningkatkan titik lebur paduan aluminium.

5. Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena
merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki
kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng dapat
memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap
50 mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm
bahan.

7
6. Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan
peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap
penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi
diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya
keselamatan kerja.

7. Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada
paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang
panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih
murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan
titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur
Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).

8. Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu
kecelakaan. Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan
menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek
kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan,
namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam
paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217
hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat
terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.

Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya terhadap lelah (fatigue).


Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat diperkirakan seperti baja,
yang berarti failure akibat fatigue dapat muncul dengan tiba-tiba bahkan pada beban
siklik yang kecil.

Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit
memperkirakan secara visual kapan aluminium akan mulai melebur, karena aluminium
tidak menunjukkan tanda visual seperti baja yang bercahaya kemerahan sebelum
melebur.
8
9. Aluminium paduan cor

Aluminium dapat dicor di cetakan pasir/tanah liat, cetakan besi, atau cetakan baja
dengan diberi tekanan. Logam cor dapat lebih cepat mengeras jika dicor dengan cetakan
logam, sehingga akan menghasilkan efek yang sama seperti efek quenching, yaitu
memperkeras logam.

Pengecoran dengan besi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat


menyebabkan intrusi besi ke dalam paduan, menyebabkan paduan memiliki komposisi
yang tidak diinginkan. Proses pengecoran, selain harus terbebas dari pengotor
pencetaknya, juga harus terbebas dari uap air. Aluminium, dalam temperatur tinggi,
dapat bereaksi dengan uap air membentuk aluminium hidroksida dan gas hidrogen.
Aluminium cair, sepeti logam cair pada umumnya, dapat melarutkan gas tersebut, dan
ketika logam mulai mendingin dan menjadi padat, gelembung-gelembung hidrogen
akan terbentuk di dalam logam, menyebabkan logam menjadi berpori-pori dan
menyebabkan logam semakin rapuh.

Untuk mencegah keberadaan gas hidrogen dalam logam, pengecoran sebaiknya


dilakukan dalam keadaan kering dan tidak lembab serta logam tidak dilelehkan pada
temperatur jauh di atas titik lelehnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
tanur listrik, namun hal ini akan meningkatkan biaya produksi.
Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga, silikon,
dan magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam pengecoran
dan memudahkan pengerjaan permesinan. Al-Si memmberikan kemudahan dalam
pengecoran, kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan pemuaian yang rendah.
Sifat pemuaian merupakan sifat yang penting dalam logam cor dan ekstrusi, yang pada
umumnya merupakan bagian dari mesin. Al-Mg juga memberikan kekuatan, dan lebih
baik dibandingkan Al-Si karena memiliki ketahanan yang lebih tinggi hingga logam
mengalami deformasi plastis (elongasi). Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat
mengurangi kemudahan dalam pengecoran.

9
D. Struktur Mikro Aluminium

Aluminium memiliki struktur logam


membentuk FCC (Face Centered Cubic)

Gambar struktur mikro Aluminium murni dan paduan

(Aluminium murni) (Aluminium dengan Cu, Mn, Mg) (Aluminium dengan


Cu)

(Aluminium dengan Si) (Aluminium dengan Ti)

(Aluminium dengan Zn) (Aluminium dengan Mg)

Aluminium murni mempunyai kemurnian hingga 99,96% dan minimal 99%. Zat
pengotornya berupa unsur Fe dan Si. Aluminium paduan memiliki berbagai kandungan
atom-atom atau unsur-unsur utama (mayor) dan minor. Unsur mayor seperti Mg, Mn,
Zn, Cu, dan Si sedangkan unsur minor seperti Cr, Ca, Pb, Ag, Fe, Sn, Zr, Ti, Sn, dan
lain-lain.

10
E. Pembuatan Aluminium

Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:


1. Proses Bayer
merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina), dan Proses Bayer. Al2O3
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor
terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak
dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam


bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya
adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.
Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya
aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga


diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

2. Proses Hall-Heroult
merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium
murni. Proses Hall-Heroult
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses
elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida
dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang
sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950
C. Sebagai anode digunakan batang grafit.

Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan
Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6)
11
yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai
2000 C), campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 C. Anode dan
katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e
Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)
Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)

Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut
pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang
bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum
pada proses ini, leburan alumina dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur
dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat
serangkaian batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada
dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda
dan katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai
keperluan, seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan ikatan
akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala
akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing masing
pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun(Anonymous,2009).
Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan
menghasilkan 1 ton aluminium.

F. Proses Penambangan Aluminium

Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat dipermukaanbumi,


kemudiandilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada
daripenambangandipermukaan bumi. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri
mempunyai kadar aluminium sekitar40 60 %. Setelah ditambang biji bauksit digiling
dan dihancurkan supaya halus dan merata. Selanjutnya bauksit mengalami proses
pemurnian.

G. Proses Pemurnian Aluminium


Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui Proses
pemurnian dengan metode Bayer. Proses Bayer adalah sarana industri utama bauksit
12
pemurnian untuk menghasilkan alumina. Bauksit, bijih paling penting dari aluminium,
berisi alumina hanya 30-54 %, Al2O3, sisanya menjadi campuran dari silika (SiO2),
oksida besi (Fe2O3), dan titanium dioksida (TiO2) dan. Caranya adalah dengan
melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),

H. Proses Peleburan Aluminium


Proses pembuatan Alpadan tahap selanjutnya adalah proses hallheroult. Ini
merupakan proses metode elektrolisis yang ditemukanoleh Charles M. Hall dan Paul
Heroult. Berikuttahap-tahapdalamproses Hall-Heroult :

Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M.


Hall di Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan
bauksit meliputi 2 tahap :
1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis
Pemurnian bauksit melalui cara :
Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk
NaCl(OH)4.
Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan
mengalirkan gas CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak
berair. Bijih bijih Aluminium yang utama antara lain:

a. Bauksit
b. Mika
c. tanah liat

Proses Pemurnian Refinery Pembuatan Aluminium

Sama ada dikira dari segi kuantiti atau nilai, penggunaan aluminium mengatasi
kesemua logam kecuali besi, dan ia amatlah penting dalam hampir semua bahagian
dalam ekonomi dunia.

13
Aluminium tulen mempunyai kekuatan tegangan yang rendah, tetapi sedia
untuk membentuk aloi bersama dengan banyak unsur seperti tembaga, zink,
magnesium, mangan dan silikon (contohnya, duralumin). Pada masa kini, hampir semua
bahan yang dianggap aluminium adalah sebenarnya sejenis aloi aluminium. Aluminium
tulen hanya ditemui apabila daya tahan kakisan adalah lebih penting daripada kekuatan
atau kekerasan. Sedemikian juga, istilah "aloi" dalam penggunaan umum masa kini
biasanya membawa maksud aloi aluminium. Apabila digabung secara proses
termomekanikal, aloi aluminium menunjukkan peningkatan memberangsangkan dari
segi sifat mekanikal. Aloi aluminium membentuk komponen penting dalam pesawat
udara dan roket oleh sebab nisbah kekuatan kepada beratnya. Apabila aluminium
mengewap dalam vakum (hampagas) ia membentuk sejenis salutan yang memantul
kedua-dua cahaya tampak dan inframerah. Salutan ini membentuk satu lapisan
pelindung yang nipis iaitu aluminium oksida yang tidak merosot seperti apa yang terjadi
pada salutan perak. Lebih terperinci, hampir semua cermin masa kini diperbuat daripada
salutan pemantul nipis aluminium yang diletakkan di belakang permukaan sekeping
kaca apung. Cermin teleskop juga disaluti satu lapisan nipis aluminium, tetapi disalut
pada bahagian hadapan untuk mengelakkan pantulan dalaman, sungguhpun tindakan
sedemikian akan menyebabkan permukaan lebih mudah terdedah kepada kerosakan.

Dilihat dari segi kuantitas dan kualitas, kegunaan aluminium dapat mengatasi
kegunaan logam lain kecuali besi. Karena itu aluminium sangat penting dalam
kehidupan sehari hari dan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dunia,
dikarenakan aluminium diprediksi akan menjadi komoditi ekspor dunia.

Aluminium murni mempunyai kekuatan tegangan yang rendah, tetapi


mempunyai kemampuan untuk membentuk alloy bersama dengan banyak unsur sseperti
tembaga, seng, magnesium, mangan dan silikon. Pada saat ini hampir semua bahan yang
dianggap aluminium adalah sebenarnya sejenis alloy aluminium bukan aluminium
murni.

Apabila digabung secara proses termomekanikal, alloy aluminium menunjukkan


peningkatan kekuatan dari segi sifat mekanikal. Alloy aluminium membentuk
komponen penting dalam pesawat udara dan roket, ini dikarenakan kekuatan yang
meningkat.

14
I. Penyebaran Alumunium.

Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur
ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi
sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi,
dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan
bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain). Penambangan
bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).

Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium merupakan logam


yang cukup reaktif. Selain pada mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di
granit dan mineral-mineral lainnya. Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat
maupun oksida, yaitu antara lain:

sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika


sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)
sebagai hidrat misal bauksit
sebagai florida misal kriolit.

Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat ditempa
dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung
kekasaran permukaannya. Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur
apapun selain aluminium itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran
tidak pernah mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang
terkandung di dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium murni
biasanya adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses peleburan dan
pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan akibat kualitas cetakan
yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku yang tidak baik
(misalnya pada proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium murni yang dijual
di pasaran adalah aluminium murni 99%, misalnya aluminium foil.
J. Kegunaan Aluminium
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya
13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan jenis
logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan
bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif
makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air
minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak,

15
kaleng, keramik , dan kembang api.

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Ringan dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi
kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan
korosi.

Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam


kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan
pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol
susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.

a. Sebagian dari kegunaan kegunaan aluminium yaitu :


1) Pengangkutan (kendaraan, kapal terbang, kendaraan landasan, kapal laut, dsb)
2) Pembungkus (tin aluminium, keranjang aluminium, dsb)
3) Perawatan air
4) Pembinaan (tingkap, pintu, dwai binaan, dsb)
5) Barangan pengguna tahan lama (perkakas, peralatan dapur, dsb)
6) Talian penghantaran elektrik (berat pengalir aluminium adalah setengah dari
berat tembaga dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah)
7) Jendela

Aluminium murni
Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa digunakan dalam cat.
Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat alas, terutama kayu cat. (David W.
Oxtoby, 2003
b. Beberapa kegunaan aluminium yang lain diantaranya:
1) Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan
bermotor.
2) untuk membuat badan pesawat terbang.
3) Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
4) Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
a. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang
kerajinan.
5) Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III)
oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung

16
rel kereta api.

Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:


1) Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O) Tawas mempunyai rumus kimia
KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk menjernihkan air pada
pengolahan air minum.
2) Alumina (Al2O3)
Alumina di bedakan atas alfa allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina
diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina digunakan untuk
pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri gelas. Alfa-
allumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C. Alfa-allumina
terdapat sebagai korundum di alam yang digunakan untuk amplas atau grinda. Batu
mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz merupakan alfa-allumina yang mengandung
senyawa unsur logam transisi yang memberi warna pada batu tersebut. Warna-warna
batu mulia :
1) Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)
2) Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan titan(IV)
3) Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan
(IV)
4) Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)

Kegunaan aluminium pada bidang lainnya:


1) Aluminium banyak dipergunakan dalam bangunan seperti untuk dinding atap,
dan lain-lain.
2) Dalam transportasi, aluminium banyak dipakai pada pembuatan kapal terbang.
3) Aluminium juga banyak digunakan untuk alat-alat elektronik, dalam industri
kaleng dan alat-alat pembungkus lainnya,
4) dalam industri mesin-mesin dan alat-alat untuk industri kimia dan logam.
5) Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas.
6) Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi
batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
7) Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam
kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan
badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman
ringan, tutup botol susu dsb.
8) Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.
9) Pembuatan termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi(III)
17
oksida yang digunakan untuk mengelas baja di tempat misalnya untuk
menyambung rel kereta api.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Pembahasan makalah di atas dengan judul Identifikasi Aluminium kita dapat
memahami bahwa Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal
dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara residual.
Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses pengkonsentrasian mineral
bahan galian di tempat. Aluminium murni tidak stabil dalam proses oksidasi.
Dalam keadaan berhubungan dengan udara aluminium membentuk lapisan tipis
oksida diats permukaan serta membentuk lapisan pelindung yang tahan terhadap korosi.
Aluminium oksida membentuk dua bentuk isomer Al2O3 dan Al2O3.
(Seiler,1994).dan dari makalah ini kita dapat mengetahui berbagai macam kegunaan
dari Aluminium baik dalam industry elektronik dan sebagainya di antaranya yaitu Talian
penghantaran elektrik (berat pengalir aluminium adalah setengah dari berat tembaga
dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah) dalam Sektor industri otomotif,
untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.

B. Saran
18
Dikehidupan sehari-hari kita sering menemui dan menggunakan alat bebahan
aluminium untuk itu saran dari penulis tentang alumunium ini agar pemanfaatan
aluminium bisa dilakukan semaksimal mungkin agar tercapainya keutuhan manusia dan
pengembangan ilmu pengeahuan kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

http://ierjeck.blogspot.co.id/2013/06/kegunaan-aluminium.html?m=1
tanggal 07.10.2015/jam 19.00/20.00

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Aluminium
tanggal 07.10.2015/jam 20.00/20.30

http://kliksma.com/2015/03/pengertian-unsur-aluminium.html
tanggal 07.10.2015/jam 20.30/21.00

http://budisma.net/2015/02/pengertian-ciri-dan-sifat-aliminium.html
tanggal 07.10.2015/jam 21.00/22.00

19

Anda mungkin juga menyukai