PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana eksplorasi dari bahan galian zirkon ?
3. Bagaimana keberadaan zirkon di Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui ganesa dari bahan galian zirkon.
2. Mengetahui kegiatan eksplorasi pada zirkon.
3. Mengetahui persebaran zirkon di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Zirkon terbentuk sebagai mineral ikutan (accessory mineral) pada batuan yang
terutama mengandung Na-feldspar, seperti batuan beku asam (granit dan syenit) dan
batuan metamorf (gneiss dan skiss). Secara ekonomis, zirkon dijumpai dalam bentuk
butiran (ukuran pasir), baik yang terdapat pada sedimen sungai maupun sedimen
pantai. Pada umumnya zirkon terkonsentrasi bersama-sama mineral titanium (rutil dan
ilmenit), monazit, dan mineral berat lainnya. Di Indonesia, zirkon merupakan sedimen
sungai yang terdapat di daratan dan lepas pantai. Mineral ini dijumpai bersama-sama
dengan mineral kasiterit dan elektrum (Au, Ag) sebagai mineral utama, ilmenit,
magnesit, monazit, xenotim, pyrit, mineral sulfide lainnya, dan kuarsa. Cebakan
keseluruhan mineral ini pada umumnya berasal dari batu granit yang telah mengalami
pelapukan dan transportasi.
Zirkon berasal dari endapan plaser. Endapan plaser adalah endapan yang
terkonsentrasi akibat proses pelapukan, tertransportasi dan terendapkan pada satu
tempat. Semua proses terbentuknya endapan terjadi secara alamiah, proses pelapukan
disebabkan oleh faktor cuaca panasdingin atau siangmalam, transportasi oleh air,
angin, gelombang dan lain-lain. Endapan plaser dapat mengandung mineral-mineral
yang ekonomis seperti emas, timah, platina, intan, zircon, magnetik, ilmenit, monasit
dan mineral yang mengandung unsur tanah jarang. Hal ini tergantung dari sumber
batuan asal sebelum mengalami pelapukan, transportasi dan lain-lainnya. Keterdapatan
endapan plaser ini ada yang dekat hingga jauh dari sumber batuan asalnya.
3
Gambar 2.1. Endapan aluvial
4
menimbulkan hujan dengan kadar keasaman yang lebih tinggi sehingga
proses pelapukan lebih cepat.
Biologi dimana tanaman dan mahluk hidup yang terdapat diatas batuan
mempengaruhi proses pelapukan, makin tebal humus kemungkinan
mempengaruhi keasaman yang mempengaruhi proses pelapukan.
Selain itu akar-akar pohon yang menerobos batuan akan mempercepat
proses pelapukan.
Kandungan mineral yang terdapat pada batuan, dimana mineral yang
lebih tahan terhadap reaksi pelapukan seperti olivin dibandingkan
dengan muskovit atau kuarsa, seperti granit lebih tahan lapuk
dibandingkan gabro.
Erosi yang tinggi akan mempercepat proses pembentukan endapan
plaser.
Batuan yang telah mengalami proses pelapukan akan tertranportasi oleh air,
angin atau es, untuk daerah Indonesia terutama terjadi akibat proses air dan angin.
Akibatnya endapan plaser tersebut dapat terbentuk pada daerah yang dekat batuan asal
sampai ke laut.
5
Coluvial, merupakan endapan plaser yang tertransportasi agak jauh dari
batuan asalnya dan material yang terdapat selain hasil pelapukan dan
transportasi dari batuan asal juga dari hasil pelapukan dan transportasi
dari endapan eluvial yang berada dibagian hulu. Pengendapan coluvial
dipengaruhi oleh transportasi akibat arus sungai, terdapat pada lembah
yang terbuka, kemiringan sungai sedang, bongkah batuan sudah
berkurang.
Aluvial atau fluvial adalah endapan plaser yang tertransportasi jauh dari
batuan asal terutama oleh aliran sungai dan merupakan akumulasi dari
material yang berasal dari batuan asal, endapan eluvial dan coluvial.
Material yang terdapat pada endapan aluvial lebih halus, didominasi
oleh pasir, selain itu lempung gravel dan pebble. Endapan aluvial
menempati daerah landai dan datar dan merupakan endapan yang
paling banyak ditambang.
Transitional Plaser merupakan endapan plaser yang pembentukannya
dipengaruhi oleh lingkungan darat dan lingkungan laut, antara lain oleh
faktor arus air sungai, gelombang laut, arus laut, pengaruh pasang-surut
dan energi angin, diendapkan disekitar garis pantai.
6
komunikasi dan lain-lain. Oleh karena itu banyak tailing dari bekas-bekas tambang
emas atau timah plaser dieksplorasi lagi untuk meneliti zirkon.
7
Analisis konsentrasi mineral berat dari sedimen sungai
Analisis fraksi halus dari sedimen sungai
Analisis beberapa fraksi selain fraksi terhalus dari sedimen sungai
8
Metode pemboran dengan diamond drilling termasuk dalam metode eksplorasi
tahap detail. Metode ini diterapkan untuk pengambilan conto bawah permukaan
dengan menggunakan alat bor dengan pahat bor intan (diamond bit) sehingga
memperoleh conto yang dapat mewakili hingga pada kedalaman tertentu sesuai
dengan jenis mineral logam yang di eksplorasi.
Tabel 2.1. Berat Jenis mineral yang umum terdapat dari conto konsentrat dulang
9
Hematit 4.90 5.30
Epidot 3.00 3.60
Rutil 4.18 4.25
Garnet 3.42 4.27
Turmalin 2.98 3.20
Anatas 3.80 3.90
Pirit 4.90 5.20
Kasiterit 6.80 7.10
Emas 15.00 19.30
10
Menurut Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi setempat, cadangan
zirkon tersebut dipastikan sebesar 33 ribu ton. Di Irian Jaya, keberadaan zirkon
didasarkan kepada kegiatan eksploitasi sembilan perusahaan SIPD yang berlokasi di
daerah Kabupaten Jayapura. Karena terbatasnya data yang ada, potensi zirkon di daerah
ini belum jelas, baik tipe endapan, penyebaran maupun jenis mineral ikutannya. Daerah
potensi zirkon di Indonesia beserta hasilhasil penyelidikan yang telah dan sedang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2.2.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zirkon terbentuk sebagai mineral ikutan (accessory mineral) pada batuan yang
terutama mengandung Na-feldspar, seperti batuan beku asam (granit dan syenit) dan
batuan metamorf (gneiss dan skiss). Di Indonesia, zirkon merupakan sedimen sungai
yang terdapat di daratan dan lepas pantai. Mineral ini dijumpai bersama-sama dengan
mineral kasiterit dan elektrum (Au, Ag) sebagai mineral utama, ilmenit, magnesit,
monazit, xenotim, pyrit, mineral sulfide lainnya, dan kuarsa. Cebakan keseluruhan
mineral ini pada umumnya berasal dari batu granit yang telah mengalami pelapukan
dan transportasi.
Mineral utama yang mengandung unsur zirconium adalah zirkon (zirkonium
silikat, ZrO2.SiO2) dan baddeleyit (zirkonium oksida, ZrO2). Di alam, kedua mineral
ini dijumpai dalam bentuk senyawa dengan hafnium (HfO2).
12
sediment sampling, soil sampling) dan bawah permukaan (geofisika IP/resistivity dan
pemboran diamond drilling):
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun ingin menyampaikan beberapa
saran diantaranya:
1. Untuk mahasiswa
Mahasiswa sebaiknya menggali dan mempelajari mengenai zircon karena
manfaatnya yang sangat banyak dan potensi keberadaannya di Indonesia
cukup luas.
2. Untuk Universitas Palangka Raya
Universitas Palangka Raya khususnya Jurusan Teknik Pertambangan agar
lebih memperbanyak praktik di lapangan guna menambah pengetahuan
mahasiswa dan memberikan fasilitas penelitian kepada mahasiswa
3. Untuk Pemerintah
Pemerintah sebaiknya lebih memanfaatkan potensi zircon dimana zircon
memiliki nilai ekonomis yang tinggi guna kesejahteraan masyarakat.
13