Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ELISTIA TRI FALUPI

NIM : DBD115013
JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN
MATA KULIAH : GEOTEKNIK TAMBANG
DOSEN PENGAMPU : IKHWAN FAJERI, MT.

1. Jika diketahui kohesi suatu material adalah 4xx gr/cm2 (xx dua angka terakhir NIM anda),
densitas= 1,72 gr/cm3, terdapat potensi rotational failure, maka tentukan nilai FS, jika:

• Kasus 1, sudut geser dalam 20o,diinginkan merancang lereng dengan kemiringan 50o ,
dengan ketinggian jenjang 10 m dengan asumsi tidak ada air di dalam lereng (fully
drained slope)

• Kasus 2, sudut geser dalam 20o,diinginkan merancang lereng dengan kemiringan 50o ,
dengan ketinggian jenjang 10 m dengan asumsi air tanah memenuhi seluruh bagian lereng
(fully saturated)

Maka:
a. Tentukan nilai FS masing-masing kasus dan simpulkan hubungan antara nilai FS
dengan keadaan air tanah! (30 poin)

b. Jika diinginkan FS sebesar 1,5, dan kemiringan masing-masing kasus dinaikkan


menjadi 90o dan 800 maka apakah kasus 1 dan 2 memenuhi kriteria kestabilan
lereng? Simpulkan hubungan antara kemiringan lereng dan nilai FS! (40 poin)

2. Didalam tahap eksplorasi bijih didapatkan endapan emas sedalam 30 meter dari permukaan,
selain ingin mendapatkan data kadar dan bentuk cebakan emas diperlukan juga data geoteknik
untuk keperluan penambangan, maka tentukan:
a. Apa saja data geoteknik yang harus diperoleh dan bagaimana cara mendapatkannya?
(10 poin)
b. Apa kegunaan data-data geoteknik tersebut? (10 poin)
3. Taksir nilai strike dip lereng dan bidang lemah pada stereonet di bawah ini! Kemudian
tentukan apakah lereng berpotensi untuk longsor atau tidak? (10 poin)

Keterangan:

Bidang 1: bidang lemah

Bidang 2: Lereng
JAWABAN

1. a. Kasus 1 (Kondisi Fully drained slope)

Hoek and Bray Chart 1

Condition 1

 Diketahui

Kohesi (C) =413gr/cm2

Sudut geser dalam (ϕ) = 20o

Densitas (γ) =1,72 gr/cm3

H = 10m = 1000cm

Slope = 50o

 Penyelesaian
𝐶
𝛾.𝐻.𝑡𝑎𝑛𝜙
413
= 0,66
1,72.1000.𝑡𝑎𝑛20
Nilai Horizontal (0,2)
𝑇𝑎𝑛 𝜙
= 0,2
𝐹𝑆
𝑇𝑎𝑛 20
FS =
0,2

FS = 1,82
Nilai Vertikal (0,13)
𝑐
= 0,13
𝛾.𝐻.𝐹𝑆
𝑐
FS =
𝛾.𝐻.0,13
413
FS =
1,72.1000.0,13

FS =1,85
Nilai FS = 1,82
 Kasus 2 (kondisi fully saturated)

Condition 5

 Diketahui :

Kohesi (C) =413gr/cm2

Sudut geser dalam (ϕ) = 20o

Densitas (γ) =1,72 gr/cm3

H = 10m = 1000cm

Slope = 50o

 Penyelesaian
𝐶
𝛾.𝐻.𝑡𝑎𝑛𝜙
413
= 0,66
1,72.1000.𝑡𝑎𝑛20
Nilai Horizontal (0,25)
𝑇𝑎𝑛 𝜙
= 0,25
𝐹𝑆
𝑇𝑎𝑛 20
FS =
0,25

FS = 1,46
Nilai Vertikal (0,15)
𝑐
= 0,15
𝛾.𝐻.𝐹𝑆
𝑐
FS =
𝛾.𝐻.0,15
413
FS = 1,72.1000.0,15

FS =1,60
Nilai FS = 1,46
Kesimpulan: pada fully drained slope, nilai FS lebih besar dari fully saturated, sehingga
dapat disimpulkan bahwa air tanah mempengaruhi nilai FS pada lereng. Lereng yang tidak
terdapat air tanah akan lebih aman (nilai FS yang lebih besar) dibandingkan dengan lereng
yang memiliki kehadiran air tanah (kondisi fully saturated).
1. b. pemenuhan nilai FS (1,5) bila slope pada kasus 1 dan 2 dinaikkan menjadi 90 dan 80.
Kasus 1
 Diketahui :

Kohesi (C) =413gr/cm2

Sudut geser dalam (ϕ) = 20o

Densitas (γ) =1,72 gr/cm3

H = 10m = 1000cm

Slope = 90o

 Penyelesaian
𝐶
𝛾.𝐻.𝑡𝑎𝑛𝜙
413
= 0,66
1,72.1000.𝑡𝑎𝑛20
Nilai Horizontal (0,48)
𝑇𝑎𝑛 𝜙
= 0,48
𝐹𝑆
𝑇𝑎𝑛 20
FS =
0,48

FS = 0,75
Nilai Vertikal (0,31)
𝑐
= 0,31
𝛾.𝐻.𝐹𝑆
𝑐
FS = 𝛾.𝐻.0,31
413
FS = 1,72.1000.0,31

FS = 0,79
Nilai FS = 0,75
Kasus 2

Diketahui :

Kohesi (C) =413gr/cm2

Sudut geser dalam (ϕ) = 20o

Densitas (γ) =1,72 gr/cm3

H = 10m = 1000cm

Slope = 90o

Penyelesaian
𝐶
𝛾.𝐻.𝑡𝑎𝑛𝜙

413
= 0,66
1,72.1000.𝑡𝑎𝑛20
Nilai Horizontal (0,38)
𝑇𝑎𝑛 𝜙
= 0,38
𝐹𝑆
𝑇𝑎𝑛 20
FS =
0,38

FS = 0,96
Nilai Vertikal (0,223)
𝑐
= 0,223
𝛾.𝐻.𝐹𝑆
𝑐
FS =
𝛾.𝐻.0,223
413
FS =
1,72.1000.0,223

FS =1,08
Nilai FS = 0,96
Pada kasus 1 dan 2 tidak memenuhi kriteria kestabilan lereng karena FS tidak mencapai nilai1,5.
Kesimpulan: dari data diatas dapat dilihat bahwa slope yang ditingkatkan menjadi 90º akan
memiliki nilai FS yang lebih rendah bila dibandingkan dengan slope yang ditingkatkan menjadi
80º, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemiringan mempengaruhi nilai FS, dimana semakin
curam kemiringan suatu lereng maka nilai FS akan semakin rendah.

2. a. Data geoteknik yang harus diperoleh untuk keperluan penambangan diantaranya:


 Data faktor keamanan.
Data factor keamanan diperoleh dengan cara melakukan analisis berdasarkan factor-
faktor yang mempengaruhi seperti data muka air tanah, kemiringan lereng, kohesi,
sudut kemiringan lereng, sudut geser dalam, dan berat volume tanah. Data kondisi
geologi (strike, dip, dip direction) yang digunakan untuk menentukan bidang lemah.
Cara mendapatkannya dengan melakukan pengukuran menggunakan kompas geologi
pada bidang planar.
 Data lereng
Data lereng meliputi sudut lereng, tinggi lereng, atau panjang lereng dari kaki ke
puncak lereng. Cara mendapatkannya yaitu dengan mengukur lereng sesuai data yang
diinginkan.
 Data muka air tanah
Data muka air tanah didapatkan dengan cara mengkaji hidrologi seperti data aliran air
tanah dan debit air dibawah permukaan tanah, kemudian data-data tersebut akan
dihitung dan diukur seberapa banyak air yang dikeluarkan.
 Sifat fisik batuan
Sifat fisik batuan diantaranya meliputi:
a) Bobot isi
b) Spesific grafity
c) Porositas
d) Absorpsi
e) Void ratio
Cara mendapatkan sifat fisik batuan pada data geoteknik yaitu dengan uji
laboratorium yang menggunakan prinsip penimbangan pada setiap sifat-sifat
diatas.

 Sifat Mekanik
a) Kuat tekan
Didapatkan dengan pengujian menggunakan mesin tekan yaitu compression
machine.
b) Kuat Tarik
Didapatkan dari pengujian dengan menggunakan alat. Alat yang digunakan
adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan.
c) Modulus elastisitas
Modulus dapat juga ditentukan secara tidak langsung (dinamis) dengan
ultrasonic velocity test yaitu mengukur cepat rambat gelombang ultrasonic
pada conto batu.
d) Poisson’s ratio
poisson’sratio ditentukan secara tidak langsung (dinamis) dengan ultrasonic
velocity test yaitu mengukur cepat rambat gelombang ultrasonic pada conto
batu.
b. Kegunaan data geoteknik
 Data faktor keamanan untuk mengetahui potensi longsoran dan sebagai acuan
dalam mendesai pit dan peletakan beban yang sesuai dengan kondisi lereng.
 Data lereng digunakan dalam membuat penampang lereng dan digunakan untuk
menganalisa data yang diperlukan dalam perhitungan sederhanauntuk mencari
nilai faktor keamanan
 Data muka air tanah digunakan untuk mengetahui pengaruh kondisi air tanah
dengan pada faktor keamanan. Kondisi air tanah berbanding terbalik dengan
faktor keamanan, dimana semakin besar muka air tanah maka nilai faktor
keamanan akan semakin kecil dan sebaliknya. Data muka air tanah juga
dipergunakan sebagai acuan desain drainase.
 Data kemiringan lereng untuk mengetahui pengaruh sudut kemiringan lereng
terhadap faktor keamanan.
 Sifat fisik batuan:
a) Bobot isi
Bobot isi digunakan untuk mengetahui bobot isi dari suatu batuan, dimana
bobot isi memiliki pengaruh pada cepat rambat gelombang.
b) Spesific grafity
Spesific grafity digunakan untuk mengetahui kandungan bobot isi dari air.
c) Porositas
Porositas digunakan untuk mengukur ruang kosong yang tersedia bagi tempat
penyimpanan fluida hidrokarbon.
d) Absorpsi
Absorpsi digunakan untuk mengetahui penyerapan zat oleh zat lain didalam
suatu batuan.
e) Void ratio
Void ratio digunakan untuk mengetahui perbandingan pori pada suatu batuan.
 Sifat Mekanik :
a) Kuat tekan
Kuat tekan digunakan untuk menekansampel batuan yang berbentuk silinder
dari satu arah.
b) Kuat tarik
Kuat tarik dilakukan untuk mengetahui kuat tarik dari percontoan batuan
berbentuk silinder.
c) Modulus elastis
Modulud elastis digunakan untuk mengetahui perbandingan selisih tegangan
aksial.
d) Poisson ratio
Poisson ratio digunakan untuk mengetahui perbandingan antara regangan
lateran dan aksial.
3. Bidang 1 (bidang lemah)
Strike : N 360 oE
Dip : 15o
Bidang 2 (Lereng)
Strike : N 360 oE
Dip : 70o

Syarat terjadi longsoran :

 Bidang gelincir mempunyai strike sejajar atau hampir sejajar (maksimal 200) dengan strike
lereng. Pada strike bidang lemah dan bidang lereng nilai nya sejajar yaitu 360o. Syarat satu
terpenuhi sehingga dapat terjadi longsoran.

 Kemiringan bidang gelincir lebih kecil daripada kemiringan lereng . syarat kedua terpenuhi
karena nilai dip dari bidang lemah lebih kecil dari bidang lereng. Dip bidang lemah 15o
dan dip bidang lereng 70o.

Dua syarat terjadinya longsoran telah terpenuhi, sehingga lereng berpotensi mengalami
longsor.

Anda mungkin juga menyukai