Anda di halaman 1dari 53

Aluminium

unsur kimia bernomor atom 13

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang


aluminium ialah Al, dan nomor atomnya
13. Aluminium ialah logam paling
berlimpah. Aluminium bukan merupakan
jenis logam berat, namun merupakan
elemen yang berjumlah sekitar 8% dari
permukaan bumi dan paling berlimpah
ketiga. Aluminium terdapat dalam
penggunaan aditif makanan, antasida,
buffered aspirin, astringents, semprotan
hidung, antiperspirant, air minum, knalpot
mobil, asap tembakau, penggunaan
aluminium foil, peralatan masak, kaleng,
keramik , dan kembang api.
Aluminium,  
13

Al

Garis spektrum dari aluminium

Sifat umum
Nama, simbol aluminium, Al
Pengucapan UK /[unsupported
input]ˌæljᵿˈmɪniəm/
-ew- -ee-əm; or
US /[unsupported
input]əˈluːmᵻnəm/
ə- -mi-nəm
Penampilan abu-abu perak metalik

Aluminium di tabel periodik


magnesium ← aluminium → silikon

Nomor atom (Z) 13


Golongan, blok golongan 13, blok-p
Periode periode 3
Kategori unsur logam lainnya
 
Bobot atom 26.9815386(13)
standar (±) (Ar)
Konfigurasi elektron [Ne] 3s2 3p1
per kelopak 2, 8, 3
Sifat fisika
Fase solid
Titik lebur 933.47 K (660.32 °C,
1220.58 °F)
Titik didih 2792 K (2519 °C,
4566 °F)
Kepadatan 2.70 g/cm3
mendekati s.k.
saat cair, pada t.l. 2.375 g/cm3
Kalor peleburan 10.71 kJ/mol
Kalor penguapan 294.0 kJ/mol
Kapasitas kalor molar 24.200 J/(mol·K)
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k

at T (K) 1482 1632 1817 2054 2364 2790

Sifat atom
Bilangan oksidasi 3, 2[1], 1[2] oksida
amfoter
Elektronegativitas Skala Pauling: 1.61
Energi ionisasi
(artikel)
Jari-jari atom empiris: 143 pm
Jari-jari kovalen 121±4 pm
Jari-jari van der Waals 184 pm
Lain-lain
Struktur kristal kubus berpusat muka
(fcc)
Kecepatan suara (rolled) 5,000 m/s
batang ringan (pada s.k.)
Ekspansi kalor 23.1 µm/(m·K)
(suhu 25 °C)
Konduktivitas termal 237 W/(m·K)
Resistivitas listrik 28.2 n Ω·m
(suhu 20 °C)
Arah magnet paramagnetik[3]
Modulus Young 70 GPa
Modulus Shear 26 GPa
Modulus Bulk 76 GPa
Rasio Poisson 0.35
Skala Mohs 2.75
Skala Vickers 167 MPa
Skala Brinell 245 MPa
Nomor CAS 7429-90-5
Isotop aluminium terstabil

Isotop Kelimpahan Waktu paruh (t1/2) Moda peluruhan Produk


26
Al sisa 7.17×105thn β+ 26
Mg

26
ε Mg

γ -

27Al 100% 27Al stabil dengan 14 neutron

Aluminium merupakan konduktor listrik


yang baik. Ringan dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas.
Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik
menjadi kawat dan diekstrusi menjadi
batangan dengan bermacam-macam
penampang. Tahan korosi.

Aluminium digunakan dalam banyak hal.


Kebanyakan darinya digunakan dalam
kabel bertegangan tinggi. Juga secara
luas digunakan dalam bingkai jendela
dan badan pesawat terbang. Ditemukan
di rumah sebagai panci, botol minuman
ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium
juga digunakan untuk melapisi lampu
mobil dan compact disks.

Sejarah
Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya
proses elektrolisis, aluminium hanya bisa
didapatkan dari bauksit dengan proses
kimia Wöhler. Dibandingkan dengan
elektrolisis, proses ini sangat tidak
ekonomis, dan harga aluminium dulunya
jauh melebihi harga emas. Karena dulu
dianggap sebagai logam berharga,
Napoleon III dari Prancis (1808-1873)
pernah melayani tamunya yang pertama
dengan piring aluminium dan tamunya
yang kedua dengan piring emas dan
perak.[4][5] Pada tahun 1886, Charles
Martin Hall dari Amerika Serikat (1863-
1914) dan Paul L.T. Héroult dari Prancis
(1863-1914) menemukan proses
elektrolisis yang sampai sekarang
membuat produksi aluminium
ekonomis.[4]

Proses pemurnian
Orang pertama yang berhasil
memisahkan aluminium dari senyawanya
adalah Orsted pada tahun 1825 dengan
cara mereduksi aluminium klorida,
namun belum dalam keadaan murni.
Aluminium murni ditemukan oleh Wohler
dalam bentuk serbuk berwarna abu-abu
pada tahun 1827 dengan memodifikasi
proses Orsted.

Kini proses yang digunakan untuk


memperoleh aluminum secara besar-
besaran digunakan proses Hall-Heroult.
Cara ini ditemukan oleh dua orang yang
umurnya sama (23 tahun) namun
ditempat yang berbeda yakni Charles
Martin Hall di Amerika dan Heroult di
Paris pada tahun 1886. Proses ini
menjadikan kedua orang ini kaya dalam
waktu singkat dan meninggal dunia pada
tahun yang sama pula (1914). Setelah
ditemukan cara ini harga aluminium yang
awalnya sangat mahal turun secara
drastis.

Pemurnian aluminium dilakukan dalam


dua tahap:

1. Proses Bayer merupakan proses


pemurnian bijih bauksit untuk
memperoleh aluminium oksida
(alumina), dan
2. Proses Hall-Heroult merupakan
proses peleburan aluminium oksida
untuk menghasilkan aluminium murni.
Alumina refining. Proses ektrasi alumina.

Peleburan alumina menjadi ingot cetakan


aluminium.

Proses produksi aluminium dimulai dari


pengambilan bahan tambang yang
mengandung aluminium (bauksit,
corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore,
dan sebagainya). Selanjutnya, bahan
tambang dibawa menuju proses Bayer.

Proses Bayer menghasilkan alumina


(Al2O3) dengan membasuh bahan
tambang yang mengandung aluminium
dengan larutan natrium hidroksida
Al(OH)3. Aluminium hidroksida lalu
dipanaskan pada suhu sedikit di atas
1000 oC sehingga terbentuk alumina dan
H2O yang menjadi uap air.

Setelah Alumina dihasilkan, alumina


dibawa ke proses Hall-Heroult. Proses
Hall-Heroult dimulai dengan melarutkan
alumina dengan lelehan Na3AlF6, atau
yang biasa disebut cryolite. Larutan lalu
dielektrolisis dan akan mengakibatkan
aluminium cair menempel pada anoda,
sementara oksigen dari alumina akan
teroksidasi bersama anoda yang terbuat
dari karbon, membentuk karbon dioksida.
Aluminium cair memiliki massa jenis
yang lebih ringan dari pada larutan
alumina, sehingga pemisahan dapat
dilakukan dengan mudah.

Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-


Heroult menghabiskan energi yang cukup
banyak. Rata-rata konsumsi energi listrik
dunia dalam mengelektrolisis alumina
adalah 15 kWh per kilogram aluminium
yang dihasilkan. Energi listrik
menghabiskan sekitar 20-40% biaya
produksi aluminium di seluruh dunia.

Proses Bayer
Al2O3

Batangan cetak casting ingot aluminium.

Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3


yang bercampur dengan zat-zat pengotor
terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk
memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang
tidak dikehendaki, kita memanfaatkan
sifat amfoter dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan
untuk menghilangkan pengotor utama
dalam bauksit. Pengotor utama bauksit
biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan
TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan
bauksit dalam larutan natrium hidroksida
(NaOH),

Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) --->


2NaAl(OH)4(aq)

Aluminium oksida larut dalam NaOH


sedangkan pengotornya tidak larut.
Pengotor-pengotor dapat dipisahkan
melalui proses penyaringan. Selanjutnya
aluminium diendapkan dari filtratnya
dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) --->
2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

Endapan aluminium hidroksida


disaring,dikeringkan lalu dipanaskan
sehingga diperoleh aluminium oksida
murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

Proses Hall-Heroult

Selanjutnya adalah tahap peleburan


alumina dengan cara reduksi melalui
proses elektrolisis menurut proses Hall-
Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,
aluminum oksida dilarutkan dalam
lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana
baja berlapis grafit yang sekaligus
berfungsi sebagai katode. Selanjutnya
elektrolisis dilakukan pada suhu 950 °C.
Sebagai anode digunakan batang grafit.

Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka


proses selanjutnya adalah elektrolisis
leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3
dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit
(Na3AlF6) yang berfungsi untuk
menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur
Al2O3 murni mencapai 2000 °C),
campuran tersebut akan melebur pada
suhu antara 850-950 °C. Anode dan
katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut:

Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)


Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e−

Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)

Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) +


3/2 O2 (g)

Peleburan alumina menjadi aluminium


logam terjadi dalam tong baja yang
disebut pot reduksi atau sel elektrolisis.
Bagian bawah pot dilapisi dengan
karbon, yang bertindak sebagai suatu
elektroda (konduktor arus listrik) dari
sistem. Secara umum pada proses ini,
leburan alumina dielektrolisis, di mana
lelehan tersebut dicampur dengan
lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di
dalam pot di mana pada pot tersebut
terikat serangkaian batang karbon
dibagian atas pot sebagai katoda.
Karbon anoda berada dibagian bawah
pot sebagai lapisan pot, dengan aliran
arus kuat 5-10 V antara anoda dan
katodanya proses elektrolisis terjadi.
Tetapi, arus listrik dapat diperbesar
sesuai keperluan, seperti dalam
keperluan industri. Alumina mengalami
pemutusan ikatan akibat elektrolisis,
lelehan aluminium akan menuju kebawah
pot, yang secara berkala akan ditampung
menuju cetakan berbentuk silinder atau
lempengan. Masing – masing pot dapat
menghasilkan 66.000-110.000 ton
aluminium per tahun(Anonymous,2009).
Secara umum, 4 ton bauksit akan
menghasilkan 2 ton alumina, yang
nantinya akan menghasilkan 1 ton
aluminium.

Sifat Mekanik Aluminium


Sifat teknik bahan aluminium murni dan
aluminium paduan dipengaruhi oleh
konsentrasi bahan dan perlakuan yang
diberikan terhadap bahan tersebut.
Aluminium terkenal sebagai bahan yang
tahan terhadap korosi. Hal ini
disebabkan oleh fenomena pasivasi,
yaitu proses pembentukan lapisan
aluminium oksida di permukaan logam
aluminium segera setelah logam
terpapar oleh udara bebas. Lapisan
aluminium oksida ini mencegah
terjadinya oksidasi lebih jauh. Namun,
pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika
dipadukan dengan logam yang bersifat
lebih katodik, karena dapat mencegah
oksidasi aluminium.

Kekuatan tensil

Kekuatan tensil adalah besar tegangan


yang didapatkan ketika dilakukan
pengujian tensil. Kekuatan tensil
ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari
tegangan pada kurva tegangan-regangan
hasil pengujian, dan biasanya terjadi
ketika terjadinya necking. Kekuatan tensil
bukanlah ukuran kekuatan yang
sebenarnya dapat terjadi di lapangan,
namun dapat dijadikan sebagai suatu
acuan terhadap kekuatan bahan.

Kekuatan tensil pada aluminium murni


pada berbagai perlakuan umumnya
sangat rendah, yaitu sekitar 90 MPa,
sehingga untuk penggunaan yang
memerlukan kekuatan tensil yang tinggi,
aluminium perlu dipadukan. Dengan
dipadukan dengan logam lain, ditambah
dengan berbagai perlakuan termal,
aluminium paduan akan memiliki
kekuatan tensil hingga 580 MPa (paduan
7075).

Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat
yang terdapat dalam suatu bahan yang
mencegah terjadinya suatu deformasi
terhadap bahan tersebut ketika
diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan
suatu bahan dipengaruhi oleh elastisitas,
plastisitas, viskoelastisitas, kekuatan
tensil, ductility, dan sebagainya.
Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan
berbagai metode. Yang paling umum
adalah metode Brinnel, Vickers, Mohs,
dan Rockwell.

Kekerasan bahan aluminium murni


sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala
Brinnel, sehingga dengan sedikit gaya
saja dapat mengubah bentuk logam.
Untuk kebutuhan aplikasi yang
membutuhkan kekerasan, aluminium
perlu dipadukan dengan logam lain
dan/atau diberi perlakuan termal atau
fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan
diperlakukan quenching, lalu disimpan
pada temperatur tinggi dapat memiliki
tingkat kekerasan Brinnel sebesar 135.

Ductility

Ductility didefinisikan sebagai sifat


mekanis dari suatu bahan untuk
menerangkan seberapa jauh bahan dapat
diubah bentuknya secara plastis tanpa
terjadinya retakan. Dalam suatu
pengujian tensil, ductility ditunjukkan
dengan bentuk neckingnya; material
dengan ductility yang tinggi akan
mengalami necking yang sangat sempit,
sedangkan bahan yang memiliki ductility
rendah, hampir tidak mengalami necking.
Sedangkan dalam hasil pengujian tensil,
ductility diukur dengan skala yang
disebut elongasi. Elongasi adalah
seberapa besar pertambahan panjang
suatu bahan ketika dilakukan uji
kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam
persentase pertambahan panjang per
panjang awal bahan yang diujikan.

Aluminium murni memiliki ductility yang


tinggi. Aluminium paduan memiliki
ductility yang bervariasi, tergantung
konsentrasi paduannya, namun pada
umumnya memiliki ductility yang lebih
rendah dari pada aluminium murni,
karena ductility berbanding terbalik
dengan kekuatan tensil, serta hampir
semua aluminum paduan memiliki
kekuatan tensil yang lebih tinggi dari
pada aluminium murni.

Aluminium dan
Paduan/Alloy
Paduan Aluminium-Silikon

Paduan aluminium dengan silikon hingga


15% akan memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar, hingga
mencapai 525 Mpa pada aluminium
paduan yang dihasilkan pada perlakuan
panas. Jika konsentrasi silikon lebih
tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam
akanmeningkat secara drastis akibat
terbentuknya kristal granula silika.

Paduan Aluminium-Magnesium

Keberadaan magnesium hingga 15,35%


dapat menurunkan titik lebur logam
paduan yang cukup drastis, dari 660 oC
hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak
menjadikan aluminium paduan dapat
ditempa menggunakan panas dengan
mudah karena korosi akan terjadi pada
suhu di atas 60 oC. Keberadaan
magnesium juga menjadikan logam
paduan dapat bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di mana
kebanyakan logam akan mengalami
failure pada temperatur tersebut.

Paduan Aluminium-Tembaga

Paduan aluminium-tembaga juga


menghasilkan sifat yang keras dan kuat,
namun rapuh. Umumnya, untuk
kepentingan penempaan, paduan tidak
boleh memiliki konsentrasi tembaga di
atas 5,6% karena akan membentuk
senyawa CuAl2 dalam logam yang
menjadikan logam rapuh.

Paduan Aluminium-Mangan

Penambahan mangan memiliki akan


berefek pada sifat dapat dilakukan
pengerasan tegangan dengan mudah
(work-hardening) sehingga didapatkan
logam paduan dengan kekuatan tensil
yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.
Selain itu, penambahan mangan akan
meningkatkan titik lebur paduan
aluminium.

Paduan Aluminium-Seng

Paduan aluminium dengan seng


merupakan paduan yang paling terkenal
karena merupakan bahan pembuat
badan dan sayap pesawat terbang.
Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan lainnya, Aluminium
dengan 5,5% seng dapat memiliki
kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan
elongasi sebesar 11% dalam setiap
50mm bahan. Bandingkan dengan
aluminium dengan 1% magnesium yang
memiliki kekuatan tensil sebesar 410
MPa namun memiliki elongasi sebesar
6% setiap 50 mm bahan.

Paduan Aluminium-Lithium

Lithium menjadikan paduan aluminium


mengalami pengurangan massa jenis
dan peningkatan modulus elastisitas;
hingga konsentrasi sebesar 4% lithium,
setiap penambahan 1% lithium akan
mengurangi massa jenis paduan
sebanyak 3% dan peningkatan modulus
elastisitas sebesar 5%. Namun
aluminium-lithium tidak lagi diproduksi
akibat tingkat reaktivitas lithium yang
tinggi yang dapat meningkatkan biaya
keselamatan kerja.

Paduan Aluminium-Skandium

Penambahan skandium ke aluminium


membatasi pemuaian yang terjadi pada
paduan, baik ketika pengelasan maupun
ketika paduan berada di lingkungan yang
panas. Paduan ini semakin jarang
diproduksi, karena terdapat paduan lain
yang lebih murah dan lebih mudah
diproduksi dengan karakteristik yang
sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-
Sc pernah digunakan sebagai bahan
pembuat pesawat tempur Rusia, MIG,
dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5%
(Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).
Paduan Aluminium-Besi

Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam


aluminium paduan sebagai suatu
"kecelakaan". Kehadiran besi umumnya
terjadi ketika pengecoran dengan
menggunakan cetakan besi yang tidak
dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek
kehadiran Fe dalam paduan adalah
berkurangnya kekuatan tensil secara
signifikan, namun diikuti dengan
penambahan kekerasan dalam jumlah
yang sangat kecil. Dalam paduan 10%
silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08%
mengurangi kekuatan tensil dari 217
hingga 78 MPa, dan menambah skala
Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi
akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X,
dengan X adalah paduan utama
aluminium selain Fe.

Aluminium Paduan Cor

Komposisi utama aluminium paduan cor


pada umumnya adalah tembaga, silikon,
dan magnesium. Al-Cu memberikan
keuntungan yaitu kemudahan dalam
pengecoran dan memudahkan
pengerjaan permesinan. Al- Si
memmberikan kemudahan dalam
pengecoran, kekuatan, ketahanan pada
temperatur tinggi, dan pemuaian yang
rendah. Sifat pemuaian merupakan sifat
yang penting dalam logam cor dan
ekstrusi, yang pada umumnya
merupakan bagian dari mesin. Al-Mg
juga memberikan kekuatan, dan lebih
baik dibandingkan Al-Si karena memiliki
ketahanan yang lebih tinggi hingga
logam mengalami deformasi plastis
(elongasi). Namun konsentrasi lebih dari
10% dapat mengurangi kemudahan
dalam pengecoran.

Kelebihan aluminium
dibanding logam lain
Penghantar listrik dan panas yang baik
walaupun tidak sebaik tembaga.
Karena memiliki daya hantar listrik
yang baik ini aluminium digunakan
pada kabel listrik menggantikan
tembaga yang harganya lebih mahal.
Mempunyai warna yang stabil seolah-
olah tidak berkarat. Hal ini disebabkan
aluminium sangat cepat bereaksi
dengan dengan oksigen yang terdapat
di udara menghasilkan aluminium
oksida. Oksida yang terbentuk tidak
mudah terkelupas sehingga dapat
melindungi permukaan aluminium
yang ada dibagian bawah agar tidak
terjadi oksidai berlanjut. Selain berupa
lapisan tipis, oksida yang terbentuk
merupakan lapisan tembus cahaya
sehingga aluminium seolah-olah tidak
berubah (tetap mengkilat).
Permukaannya tidak perlu di cat
karena sudah cukup bagus dan
menarik.
Serbuk aluminium yang sangat halus
tampak mengkilat seperti logam
aslinya sehingga sering dicampur pada
minyak cat (vernis) menghasilkan cat
metalik yang harganya relatif labih
mahal dibanding cat biasa. Cat-cat
metalik kebanyakan digunakan pada
barang-barang mewah, karena dengan
penambahan aluminium, cat dapat
memantulkan cahaya yang lebih
banyak.
Tidak bereaksi dengan asam atau
bahan kimia lain yang terdapat dalam
bahan makanan. Oleh karena itu
aluminium banyak digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan alat-alat
rumah tangga misanya panci. Dan
aluminium dijadikan kertas aluminium
yang sangat tipis yang digunakan
sebagai pembungkus rokok, gula,
bumbu masak dan beberapa keperluan
lain.
Paduan 95% aluminium dengan 5%
unsur lain seperti Cu, Mg, dan Mn
dapat digunakan menggantikan fungsi
besi walaupun tidak sekuat besi.
Misalnya dalam pembuatan bingkai
pintu dan jendela.

Daur Ulang Aluminium


Secara teori 100% aluminium bisa didaur
ulang tanpa kehilangan beratnya. Namun
dalam praktik, proses daur-ulang
menyebabkan susutnya berat yang
signifikan. Daur ulang melibatkan proses
pencairan aluminium, sebuah proses
yang membutuhkan hanya 5% dari energi
yang digunakan untuk memproduksi
aluminium dari bijih. Dalam proses ini
aluminium mengalami kehilangan berat
hingga 15% dari berat bahan baku.
Hilangnya berat disebabkan terjadinya
oksidasi oleh udara selama
berlangsungnya proses pelelehan,
menjadi oksida aluminium (Al2O3).
Persentase penurunan berat juga
disebabkan jenis aluminium yang di daur
ulang. Aluminium plat tipis memiliki
tingkat risiko kehilangan berat yang jauh
lebih besar dibanding aluminium yang
lebih plat tebal.
Meskipun aluminium hasil daur ulang
memiliki kadar yang lebih rendah
dibanding aluminium hasil produksi,
namun Aluminium hasil daur ulang
masih mempertahankan sifat fisik yang
sama dengan aluminium hasil pabrikasi.
Hasil aluminium daur ulang disebut
dengan istilah aluminium sekunder.
Aluminium sekunder diproduksi dalam
berbagai format dan digunakan di 80%
dari suntikan paduan. Penggunaan lain
yang penting adalah ekstrusi.

Sampah putih yang merupakan limbah


dari produksi aluminium primer dan dari
daur ulang sekunder masih mengandung
sejumlah aluminium yang dapat
diekstraksi industri. Proses ini
menghasilkan billet aluminium, bersama-
sama dengan bahan limbah yang sangat
kompleks. Limbah proses aluminium
sangat sulit dikelola. Limbah yang
terkena air akan melepaskan campuran
gas (termasuk, antara lain, hidrogen,
asetilena, dan amonia), yang secara
spontan menyatu saat kontak dengan
udara; kontak limbah dengan udara
lembab akan melepaskan gas amonia.
Meskipun adanya kesulitan-kesulitan ini,
limbah sisa pemrosesan aluminium bisa
digunakan sebagai pengisi dalam aspal,
beton, dan sebagai bahan baku
pembuatan bata tahan api.
Berbagai Penggunaan
Aluminium
Logam aluminium digunakan di hampir
semua aspek kehidupan. Logam-logam
aluminium digunakan di dunia fisik dan
kimia. Di fisik, aluminium digunakan
dalam struktur pesawat terbang, rangka-
rangka etalase, rangka pintu dan jendela,
peralatan-peralatan dapur, sebagai
pembungkus (aluminium foil), dan
sebagainya.

Di dunia kimia, logam aluminium


digunakan sebagai reduktor dalam
berbagai ekstraksi ion logam dari
larutannya.
Sama halnya dengan zinc, aluminium
juga bisa digunakan sebagai reduktor
emas dalam proses sianidasi. Dalam
proses ekstraksi emas thiosulfat,
aluminium mampu mereduksi ion emas
lebih cepat dibanding zinc. Aluminium
juga bisa digunakan dalam proses
reduksi ion tembaga dan merkuri dari
larutannya.

Karena proses produksi aluminium


menggunakan panas tinggi, maka pada
dasarnya logam aluminium menyimpan
potensi kalor tersembunyi yang sangat
besar. Kalor ini disebut dengan istilah
“kalor laten”, yang sewaktu-waktu bisa
dilepaskan pada kondisi yang tepat.
Kalor laten ini bisa dimanfaatkan dalam
proses pengolahan metalurgi mineral
yang menggunakan cara pyrometallurgy.

Senyawa aluminium juga digunakan


secara luas di berbagai bidang.
Aluminium klorida dan aluminium sulfat
digunakan sebagai koagulan dalam
proses penjernihan dan pemurnian air.
Aluminium hidroksida digunakan sebagai
bagian dari obat maag. Senyawa-
senyawa aluminium lainnya digunakan
sebagai amplas dan batu bata tahan api.

Reaksi antara aluminium dengan Fe2O3


dikenal dengan reaksi termit yang
dihasilkan panas untuk pengelasan baja.
2Al(s) + Fe2O3(s) ―→ Al2O3(s) + Fe(l)
ΔH = -852 kJ

Beberapa senyawa aluminium yang


banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan industri, antara lain:

Tawas, KAl(SO4)2.12H2O digunakan


untuk mengendapkan kotoran pada
penjernihan air.
Aluminium sulfat Al2(SO4)3 digunakan
dalam industri kertas dan mordan
(pengikat dalam pencelupan).
Zeolit Na2O Al2O3.2SiO2 digunakan
untuk melunakkan air sadah.
Aluminium Al2O3 untuk pembuatan
aluminium, pasta gigi, industri keramik,
dan industri gelas.

Galeri
Aluminium
Catatan kaki
1. ^ Aluminium monoksida
2. ^ Aluminium iodida
3. ^ Magnetic susceptibility of the
elements and inorganic compounds , in
Handbook of Chemistry and Physics 81st
edition, CRC press.
4. ^ a b American Chemical Society -
Revolusi produksi aluminium
5. ^ Los Angeles Times - Sejarah
Aluminium

Referensi
Wikimedia Commons memiliki media
mengenai Aluminium.

Aluminium at The Periodic Table of


Videos (University of Nottingham)
Toxic Substances Portal - Aluminum –
from the Agency for Toxic Substances
and Disease Registry, United States
Department of Health and Human
Services
CDC – NIOSH Pocket Guide to
Chemical Hazards – Aluminum
Electrolytic production
World production of primary
aluminium, by country
Price history of aluminum, according
to the IMF
History of Aluminium – from the
website of the International Aluminium
Institute
Emedicine – Aluminium
Film pendek ALUMINUM (1941)
tersedia untuk diunduh secara gratis di
the Internet Archive [selebihnya]
(Inggris) Anon. Alzheimer's and
aluminum: canning the myth. Food
Insight 1993 Sep-Oct. Washington,
D.C.: International Food Information
Council Foundation.
Mimi Sheller, Aluminum Dream: The
Making of Light Modernity. Cambridge,
MA: Massachusetts Institute of
Technology Press, 2014.
Video
http://www.youtube.com/ How It's
Made Aluminum
http://www.youtube.com/ How do they
do it? - Aluminum
http://www.youtube.com/ Aluminum
Production & Bauxite Mining:
"Aluminum" 1941
http://www.youtube.com/ Alumina
Refining
http://www.youtube.com/ Aluminum
Smelting

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Aluminium&oldid=14757294"

Terakhir disunting 2 bulan yang lal…

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai