Anda di halaman 1dari 9

METALURGI FISIK

BUDI ISTANA,.SST.,M.Eng

Sifat Fisik, Mekanik dan Pengujiannya

Disusun Oleh :

Nama : MUSTAQIM ANSORI 150102002

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK MESIN B1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU (UMRI)
1. TEMBAGA
SIFAT-SIFAT TEMBAGA

a) Sifat fisik

1. Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning seperti pada gambar
dan keras bila tidak murni.
2. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran
tipis dan kawat.
3. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
4. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
5. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3

b) Sifat Mekanik dan pengujiannya

Kuat Tarik 200 N / mm2


Modulus Elastisitas 130 GPa
Brinnel Hardness 874 MN m-2
Sifat Panas
Koefisien Ekspansi Thermal 16,5 x 10-6 K-1
Konduktivitas Panas 400 W / Mk

2. TITANIUM
Sifat-Sifat Titanium

Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat jenis
rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang baik. Jika
logam ini tidak mengandung oksigen, ia bersifat ductile. Titanium merupakan satu-satunya logam
yang terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur
dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida.
Titanium murni diketahui dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons.
Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamma. Ketika sinar gamma ini direaksikan
dengan oksigen, dan ketika mencapai suhu 550 C (1022 F) , sinar tersebut bereaksi dengan
klorin. Sinar ini kemudian bereaksi dengan halogen yang lain dan menyerap hidrogen.
Logam ini dimorphic. Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara
perlahan-lahan pada suhu 8800C. Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia
(physiologically inert). Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan
dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian.

a) Sifat Fisik
Titanium bersifat paramagnetik (lemah tertarik dengan magnet) dan memiliki
konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang cukup rendah.

Sifat Fisik Keterangan


Fasa Padat
Massa jenis 4,506 g/cm3 (suhu kamar)
Massa jenis cair 4,11 g/cm3 (pada titik lebur)
Titil lebur 1941 K (16680C,30340F)
Titik didih 3560 K(32870C, 59490F)
Kalor peleburan 14,15 kJ/mol
Kalor penguapan 425 kJ/mol
Kapasitas kalor (250C) 25,060 J/mol.K
Penampilan Logam perak metalik
Resistivitas listrik (20 C) 0,420 m
Konduktivitas termal (300 K) 21,9 W/(mK)
Ekspansi termal (25 C) 8.6 m/(mK)

Kecepatan suara (pada wujud kawat) (suhu 5090 m/s


kamar)

b) Sifat Mekanik dan pengujiannya

Sifat Mekanik Keterangan

Modulus Young 116 Gpa

Modulus Geser 44 Gpa

Modulus Ruah 110 Gpa

Nisbah Poisson 0,32

Skala Kekerasan Mohs 6


Kekerasan Vickers 970 Mpa

Kekerasan Brinell 716 Mpa

Nomor CAS 7440-32-6

3. ALUMUNIUM
a) Sifat Fisik Aluminium
Table , menunjukan sifat fisik aluminium
Nama, Simbol, dan Nomor Aluminium, Al, 13
Sifat Fisik
Wujud Padat
Massa jenis 2,70 gram/cm3
Massa jenis pada wujud cair 2,375 gram/cm3
Titik lebur 933,47 K, 660,32 oC, 1220,58 oF
Titik didih 2792 K, 2519 oC, 4566 oF
Kalor jenis (25 oC) 24,2 J/mol K
o
Resistansi listrik (20 C) 28.2 n m
Konduktivitas termal (300 K) 237 W/m K
Pemuaian termal (25 oC) 23.1 m/m K
Modulus Young 70 Gpa
Modulus geser 26 Gpa
Poisson ratio 0,35
Kekerasan skala Mohs 2,75
Kekerasan skala Vickers 167 Mpa
Kekerasan skala Brinnel 245 Mpa

b) Sifat Mekanik Aluminium dan pengujiannya


Sifat teknik bahan aluminium murni dan aluminium paduan dipengaruhi oleh konsentrasi
bahan dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan tersebut.
Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi. Hal ini disebabkan oleh
fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium oksida di permukaan logam
aluminium segera setelah logam terpapar oleh udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah
terjadinya oksidasi lebih jauh. Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan dengan
logam yang bersifat lebih katodik, karena dapat mencegah oksidasi aluminium.

Kekuatan tensil
Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika dilakukan pengujian tensil.
Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari tegangan pada kurva tegangan-regangan hasil
pengujian, dan biasanya terjadi ketika terjadinya necking. Kekuatan tensil bukanlah ukuran kekuatan
yang sebenarnya dapat terjadi di lapangan, namun dapat dijadikan sebagai suatu acuan terhadap
kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya sangat rendah,
yaitu sekitar 90 MPa, sehingga untuk penggunaan yang memerlukan kekuatan tensil yang tinggi,
aluminium perlu dipadukan. Dengan dipadukan dengan logam lain, ditambah dengan berbagai
perlakuan termal, aluminium paduan akan memiliki kekuatan tensil hingga 580 MPa (paduan 7075).

Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu bahan yang mencegah
terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut ketika diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan suatu
bahan dipengaruhi oleh elastisitas, plastisitas, viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan
sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan berbagai metode. Yang paling umum adalah
metode Brinnel, Vickers, Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala Brinnel, sehingga
dengan sedikit gaya saja dapat mengubah bentuk logam. Untuk kebutuhan aplikasi yang
membutuhkan kekerasan, aluminium perlu dipadukan dengan logam lain dan/atau diberi perlakuan
termal atau fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan diperlakukan quenching, lalu disimpan pada
temperatur tinggi dapat memiliki tingkat kekerasan Brinnel sebesar 135.

Ductility
Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan untuk menerangkan seberapa
jauh bahan dapat diubah bentuknya secara plastis tanpa terjadinya retakan. Dalam suatu pengujian
tensil, ductility ditunjukkan dengan bentuk neckingnya; material dengan ductility yang tinggi akan
mengalami necking yang sangat sempit, sedangkan bahan yang memiliki ductility rendah, hampir
tidak mengalami necking. Sedangkan dalam hasil pengujian tensil, ductility diukur dengan skala
yang disebut elongasi. Elongasi adalah seberapa besar pertambahan panjang suatu bahan ketika
dilakukan uji kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam persentase pertambahan panjang per panjang
awal bahan yang diujikan.
Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi. Aluminium paduan memiliki ductility yang
bervariasi, tergantung konsentrasi paduannya, namun pada umumnya memiliki ductility yang lebih
rendah dari pada aluminium murni, karena ductility berbanding terbalik dengan kekuatan tensil, serta
hampir semua aluminum paduan memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari pada aluminium
murni.

4. SENG

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifatdiamagnetik. Walau
demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Sengsedikit kurang padat daripada besi
dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu,
namun menjadi dapat ditempaantara 100 sampai dengan 150 C. Di atas 210 C, logam ini kembali
menjadi rapuhdan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga
mampumenghantarkan listrik.

Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 C) dan tidik didih (900
C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah di antara
semua logam-logam transisi selain raksadan kadmium.Terdapat banyak sekali aloi yang
mengandung seng. Salah satu contohnya adalahkuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam
lainnya yang juga diketahui dapatmembentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut,
emas, besi, timbal,raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun
sengmaupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkanferomagnetisme di
bawah suhu 35 K
a) Sifat Fisik

b) Sifat Mekanik dan Pengujiannya

Sifat magnetik diamagnetik (20 C) 59,0 nm


Resistivitas listrik
Konduktivitas termal (300 K) 116 W/(mK)

(25 C) 30,2 m/(mK)


Ekspansi termal
Kecepatan suara 3850 m/s
Modulus Young 108 GPa
Modulus geser 43 GPa
Modulus ruah 70 GPa
Nisbah Poisson 0,25
Skala kekerasan Mohs 2,5
Kekerasan Brinell 412 MPa
5. TIMAH (Sn)
Timah adalah sebuah unsur kimia yang memiliki simbol Sn dan nomor atom 50. Timah
dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin. Kata Tin diambil dari nama Dewa bangsa Etruscan
Tinia. Nama latin dari timah adalah Stannum dimana kata ini berhubungan dengan kata
stagnum yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata dripping yang artinya menjadi cair/
basah, penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang
diketahui.Timah merupakan logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, dapat
ditempa ("malleable"), mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi, relatif lunak,
tahan karat dan memiliki titik leleh yang rendah dan memilki struktur kristal yang tinggi. Jika
struktur ini dipatahkan, terdengar suara yang sering disebut (tangisan timah) ketika sebatang unsur
ini dibengkokkan

a) Sifat Fisik Timah (Sn)


Keadaan benda : Padat
Titik lebur : 505.08 K (449.47 F)
Titik didih : 2875 K (4716 F)
Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
Volume molar : 16.29 10-6 m3/mol
Kalor penguapan : 295.8 kJ/mol
Kalor peleburan : 7.029 kJ/mol
Kalor jenis : 27,112 J/molK
Panas fusi : 7,03 kJ/mol
Tekanan uap : 5.78 E-21 Pa at 505 K
Kecepatan suara : 2500 m/s pada 293.15 K

b) Sifat Mekanik Timah (Sn) dan pengujiannya


Kekuatan tariknya rendah, sekitar 2000 psi
Modulus Youngnya adalah 5,9-7,8 x 10^6 psi
Kekuatan Mohs 1,8 atau Brinell 5,0 (1000 kg, 10 mm)
6. KROMIUM
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor
atom 24.Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat.
Dengan sifat ini,rom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan,
komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan, emas
yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih.

a) Sifat Fisik Kromiun


1. Merupakan logam pasif berwarna putih perak dan lembek jika dalam keadaan murninya.
2. Tahan terhadap korosi karena reaksi dengan udara menghasilkan Cr2O3 yang bersifat nonpori.
3. Warna oksidanya berbeda beda tergantung jenis dan jumlah atom yang diikatnya.
4. Titik leleh : 1900 C dan Titik didih : 2690 C
5. Berat jenis 7,20 pada 280C
6. Mempunyai tingkat oksidasi +3, +2, +6
7. CrO2 bersifat konduktor dan magnetic
8. Tahan terhadap panas

b) Sifat Mekanik dan pengujiannya

Sifat magnetik AFM (rather: SDW)


Resistivitas listrik (20 C) 125 nm
Konduktivitas termal (300 K) 93.9 W/(mK)
Ekspansi termal (25 C) 4.9 m/(mK)
Kecepatan suara (kawat tipis) (20 C) 5940 m/s
Modulus Young 279 GPa
Modulus Geser 115 GPa
Modulus Ruah 160 GPa
Nisbah poisson 0.21
Skala kekerasan Mohs 8.5
Kekerasan Vickers 1060 MPa
Kekerasan Brinell 1120 MPa

Anda mungkin juga menyukai