TUJUAN
1. Mengetahui teknik pembuatan paduan fasa tunggal logam Al-Zn
2. Mengetahui sifat dan karakteristik paduan logam Al-Zn
3. .Membuat suatu produk dengan komposisi tertentu sesuai grafik yang didapat
dari hasil uji
II.
DASAR TEORI
1. PADUAN LOGAM
Logam paduan adalah bahan campuran yang memiliki sifat sifat logam,
terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur., dimana logam adalah unsure utama
alam bahan campuran tersebut. Logam paduan merupakan campuran dari dua
jenis logam atau lebih.
2. SENG
Seng, zink, adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30,
dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada
tabel periodik. Beberapa sifat kimia seng mirip dengan magnesium (Mg). Hal
ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu,
keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling
melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng
yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Sifat Seng
a.
Sifat Kimia
Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur
golongan 12 tabel periodik.
Reaktif
Reduktor kuat
Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam
pada suhu kamar.
Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan
lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan
melepaskan gas hidrogen.
b.
Sifat Fisik
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
bersifat diamagnetik berstruktur kristal heksagonal.
Suhu > 210 C : kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi
bubuk dengan memukul-mukulnya
c.
Sifat Mekanik
Sifat
(20
magn
C)
etik
59,
diama
gnetik
Resist
ivitas
listrik
Kond
(30
uktivit
as
K)
termal
11
6
W/
(m
Ekspa
K)
(25
nsi
C)
termal
30,
2
m
/
(m
Kecep
K)
38
atan
50
suara
Modu
m/s
10
lus
Young
GP
Modu
a
43
lus
GP
geser
Modu
a
70
lus
GP
ruah
Nisba
a
0,2
Poisso
n
Skala
2,5
keker
asan
Mohs
Keker
41
asan
Brinel
MP
3. ALUMINIUM
Aluminium merupakan salah satu unsur kimia dengan lambang Al dan
nomor atomnya 13. Aluminium termasuk unsur yang sangat melimpah di
kerak dibumi. Aluminium termasuk logam golongan utama (IIIA) yang
bersifat amfoter dan ringan bersama magnesium dan platina.
Sifat Aluminium
1.
Sifat Fisik
2.
Sifat Kimia
Oksida (utama): Al2O3
Hidroksida : Al(OH)3
Klorida : AlCl3
Ikatan : Ion
3.
Sifat Mekanik
Sifat-sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan
sebagai material teknik:
- Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm, sedangkan besi 8,1 gr/ cm)
- Tahan korosi
- Penghantar listrik dan panas yang baik
- Mudah di fabrikasi/di bentuk
- Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa
ditingkatkan
5. PENGUJIAN
a. UJI KEKERASAN (HARDNESS)
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical
properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui
khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami
pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis. Deformasi plastis
sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut diberikan
gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali
kebentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya
semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan
suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).
Mengapa diperlukan pengujian kekerasan?
Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua
pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru
dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi
kualitas
tertentu.
Didunia
teknik,
umumnya
pengujian
kekerasan
kekerasan
dengan
metode
Rockwell
bertujuan
b. UJI TARIK
Adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan untuk
mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tarik. Dalam pengujiannya,
bahan uji ditarik sampai putus.
c. UJI IMPACT
Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan patah karena
perubahan temperatur dan laju regangan, walaupun pada dasarnya logam
tersebut liat. Gejala ini biasa disebut transisi liat getas, yang merupakan hal
penting ditinjau dari penggunaan praktis bahan (Surdia dan Saito, 1995).
Patahan patah getas bersifat getas sempurna, yaitu tanpa adanya deformasi
plastis sama sekali, jadi berbeda dengan bidang slip biasa, patah terjadi
pada bidang kristalografi spesifik pada bidang pecahan. Permukaan patah
dari bidang pecahan mempunyai kilapan yang menunjukkan pola Chevron
secara makrokospik pada arah yang menuju titik permulaan patah. Patah
getas terjadi pada pangkal takikan benda uji, jadi bahan tiba-tiba patah
tanpa deformasi plastis. Secara praktis patahan buatan seperti itu tidak
pernah terjadi pada struktur mesin, tetapi mesin selalu mempunyai bagian
yang terdapat konsentrasi tegangan dan mungkin mempunyai cacat pada
lasan, jadi adanya cacat yang bekerja seperti takikan tidak dapat dihindari,
meskipun bahan tersebut merupakan bahan yang ulet. Pengujian impak
charpy banyak dipergunakan untuk menentukan kualitas bahan. Batang uji
dengan takikan 2 mm V notch, paling banyak dipakai. Di samping itu lebih
dari 30 jenis batang uji diusulkan termasuk jenis yang memancing retak
lelah. Pada pengujian kali ini akan dipergunakan batang uji berbentuk bulat
berdiameter 8 mm dengan takikan bentuk V (V notch). Pengujian impak
charpy dilakukan untuk mengetahui sifat liat dari bahan yang ditentukan
dari banyaknya energi yang dibutuhkan untuk mematahkan batang uji
dengan sekali pukul.