Zamzam.
Sumur yang satu ini sudah tak asing lagi didengar oleh kaum Muslim bahkan
umat manusia di berbagai belahan dunia. Airnya yang jernih berlimpah ruah,
tak pernah terdengar habis meskipun tiap hari diraup ribuan bahkan jutaan
orang. Belum lagi ada yang membawanya pulang ke negara masing-masing,
air Zamzam dalam sumur di sebelah dekat Kakbah itu tidak juga mengering.
Pada sebuah eksperimen, air zam-zam disedot 8000 liter/detik selama kurang
lebih 24 jam. Hasilnya, tinggi air menurun dari 3.23 m di bawah tanah menjadi
13.39 m di bawah tanah. Hebatnya, setelah 11 menit penyedotan dihentikan,
air zam-zam kembali naik pada 3.9 meter di bawah tanah.
Ukuran sumur ini hanya 5 x 4 meter saja dengan kedalaman sekitar 30 meter.
Sumur yang bermula dari semburan air dari dalam bumi ini, tidak terlepas dari
sejarah masa kecil Nabi Ismail a.s. berdasarkan riwayat yang masyhur, mata
air tersebut ditemukan pertama kali oleh Siti Hajar setelah berlari-lari bolak-
balik dari bukit Safa ke bukit Marwah, ketika itu ia gelisah karena anaknya Nabi
Ismail a.s. menangis kehausan. Kemudian Allah mengutus Malaikat Jibril untuk
menunjukkan sumber air yang letaknya persis di titik hentakan kaki Nabi Ismail
a.s.
Nama yang melekat pada sumur ini, berasal dari Bahasa Arab yang artinya
“kumpul“ setelah titik mata air itu digali ketika itu Siti Hajar mulai melihat adanya
sumber air di tanah yang gersang itu, kemudian ia mengatakan,
“zammii...zammii“ (kumpullah...kumpullah). Sumur ini sempat luput dari
manusia dan kemudian baru ditemukan kembali oleh Abdul Muthallib, kakek
dari Nabi Muhammad SAW.
Pada dasarnya Sumur Zamzam ini, secara ilmiah hanyalah seperti sumur gali
pada umumnya. Seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain
dan Moin Uddin Ahmed pernah melakukan riset Sumur Zamzam pada 1971,
Riset ini dilakukan karena adanya isu yang disebarkan oleh seorang Doktor dari
Mesir yang menyatakan bahwa air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya
untuk dikonsumsi. Pernyataannya itu dikemukakan karena Doktor dari mesir
tersebut beralasan bahwa sumur zamzam adalah sebuah resapan dari laut
merah karena sumbernya yang tidak pernah habis, oleh sebab itu rawan
terkontaminasi.
Isu yang disebarkan oleh Doktor dari Mesir tersebut diragukan oleh Tariq
Hussain dan ia menyangkal pernyataan tersebut, karena Mekkah terletak 75
kilometer dari pinggir pantai, dan sulit diterima ada resapan dari laut dengan
jarak sepanjang itu.
Penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu Kerajaan Arab Saudi untuk
memperhatikan Sumur Zamzam secara intensif. Karena banyaknya
pembangunan gedung di sekitar Masjidil Haram dapat berdampak pada
kualitas dan debit air Zamzam.
Debit air pada Sumur Zamzam ini dapat mencapai 18.5 liter/detik, debit yang
cukup deras untuk sebuah sumur pada umumnya. Air keluar dari celah yang
memanjang ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 cm dengan ketinggian 30
cm, termasuk juga dari beberapa celah kecil ke arah Safa dan Marwa.
Akan tetapi jika dihitung debit yang sekian banyaknya, ternyata secara
matematis tidak dapat memenuhi konsumsi atau pengambilan air yang
jumlahnya jutaan liter dalam sehari pada saat musim haji. Oleh karena itu
Kerajaan Arab Saudi membentuk tim pengelolaan sumber air Zamzam dengan
menerapkan metode yang lebih maju. Kerajaan Arab Saudi mengambil
tindakan untuk membentuk Badan Riset Sumur Zamzam di bawah
pengawasan Saudi Geological Survey (SGS). Lembaga ini memiliki tugas
sebagai berikut:
Dahulu kala, air Zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun pada 1953
pengambilan air Zamzam telah menggunakan pompa air yang disalurkan ke
bak penampungan kemudian dialirkan lagi ke beberapa kran air yang telah di
sediakan di sekitar sumur zamzam.
Karena alasan itulah maka pemompaan air pada sumur Zamzam dihentikan,
namun hanya 11 menit pemompaan dihentikan permukaan air naik kembali ke
3.9 meter jaraknya dari bibir sumur. Hal ini membuat beberapa hidrologi
mempercai bahwa ada semacam aliran air bawah tanah yang berasal dari
gunung di sekitar Mekkah yang mengarah ke Sumur Zamzam yang disinyalir
sebagai tingginya angka debit air pada sumur itu.
Saat ini telah dibangun saluran untuk menyalurkan air Zamzam ke tangki
penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, kemudian dialirkan juga ke tangki
lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir.
Selain itu air Zamzam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk
tangki diantaranya disalurkan ke Masjidil Nabawi di Madinah Al Munawarrah.
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam ini memang unik
dan jauh berbeda dengan air mineral atau air tanah lainnya. Elemen-elemen
kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Positive ions seperti sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre),
potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
2. Negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg
per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and
ammonia (6 mg per litre).
Jumlah zat padat yang terlarut (TDS) di dalam air Zamzam amatlah tinggi, yakni
di atas 500 mg/liter. Jumlah tersebut sudah melebihi standar air mimum yang
ditetapkan oleh WHO dan Depkes RI. Berdasarkan Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010, total kepadatan yang terlarut pada air yang layak
minum adalah 500 mg/liter atau part per million (ppm).
Meskipun kandungan zat padat yang terlarut pada air Zamzam tinggi jumlahnya
dan melebihi batas yang ditetapkan oleh Depkes RI atau WHO, namun di
sinilah keunikan air Zamzam dari air lainnya. Padatan yang terlarut pada air
Zamzam sama sekali tidak membahayakan bagi tubuh, padatan itu bersumber
dari mineral yang sejatinya dapat diserap oleh tubuh.
Air Zamzam juga mengandung kalium dan natrium yang tinggi, sehingga
seharusnya dapat membuatnya menjadi basa dan ia tergolong sebagai air
alkali. Namun anehnya pH air zamzam ini tidaklah melebihi 8 seperti pada air
alkali buatan yang kerap dijumpai di pasaran. Meskipun pH-nya hanya pada
kisaran 7, namun air zamzam memiliki daya serap iodine yang jauh lebih baik
dari air lainnya. Sumber air yang seperti ini hanya ada satu di dunia yaitu di
Mekkah tempat Masjidil Haram berada.
Kehebatan daya serap iodine yang terkandung pada air zamzam dapat dicoba
langsung secara sederhana dan dapat pula dibandingkan dengan air lainnya.
Untuk dapat membuktikannya, hanya membutuhkan gelas berisi air zamzam
sebanyak 40 ml, kemudian masukkan antiseptik yang mengandung povidon
iodine seperti Betadine sebanyak 4-5 tetes. Setelah itu goncangkan gelas agar
povidon iodine tersebut larut ke dalam air, maka setelah larut, warna air yang
tadinya coklat kejinggaan menjadi bening seperti sedia kala. Secara ilmiah hal
ini terjadi karena iodine tersebut terserap oleh kandungan air zamzam.
Dengan demikian, maka air zamzam dapat pula dijadikan obat sebagai
penetralisir keasaman lambung kita. Selain dari pada itu, sangat baik sekali jika
sering meminum air zamzam ini, karena unsure kandungannya di
dalamnya dapat menghidupkan sel-sel yang telah mati, untuk
membuktikannya dapat dijadikan sebagai obat luka dengan menyiramkan luka
tersebut dengan air Zamzam ini.
Jika diamati dari hasil pengujian air zamzam, dengan kandungannya TDS-nya
yang tinggi namun tidak terdapat unsur karat besi (Fe) dan flour yang sejatinya
berbahaya jika diserap oleh tubuh, khususnya ginjal. Dapat dirasakan
kesegaraan air zamzam saat Anda berada di Mekkah, di tengah teriknya panas
matahari, kesegaran terasa usai meminum air yang luar biasa ini. kandungan
mineral tersebut bersifat organik yang dapat diserap oleh tubuh. Sedangkan
pada kandungan mineral pada air biasa dapat mengendap pada ginjal.
Air yang diperoleh dari alam pada umumnya masih terkandung mikro
organisme, yaitu sejenis kuman, ekoli, bakteri dan lainnya. Mikro organisme ini
akan mati setelah air di masak, menggunakan sinar ultraviolet atau disaring
dengan membrane < 1 mikron karena umumnya besar mikro organism ini rata-
rata 1 mikron. Namun pada air Zamzam cara seperti itu tidak berlaku, air
zamzam aman diminum langsung dari sumbernya tanpa harus melewati
beberapa tahapan proses. Karena dari hasil uji laboratium, tidak ditemukan
mikro organisme/mikro biologi yang terkandung pada air zamzam.
Keistimewaan dan keunggulan air Zamzam ini telah disabdakan oleh Nabi
Muhammad SAW jauh sebelum ahli hidrologi melakukan pengujian ilmiah,
sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Sebaik-baiknya air di muka
bumi ialah air Zamzam. Padanya ada makanan yang menyegarkan dan
penawar bagi segala penyakit.”
Berita ini sampai ke telinga Raja Faisal yang kemudian memerintahkan Menteri
Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini dan menghantar sampel air
zam-zam ke Laboratorium-laboratorium di Eropah untuk diuji.
Tariq Hussain seorang jurutera kimia yang bekerja di Institut Penapisan Air Laut untuk
diminum di Jedah, mendapat tugas menyelidikinya.
Pada masa memulakan tugasnya Tariq belum ada gambaran bagaimana telaga air
zam-zam boleh menyimpan air yang begitu banyak seperti tidak ada hadnya.
Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat terkejut apabila melihat bahawa ukuran
“kolam” telaga itu hanya 18 x 14 kaki saja (Kira-kira 5 x 4 meter).
Tidak terbayang bagaimana telaga sekecil ini boleh mengeluarkan jutaan galen air
setiap kali musim haji, dan ini berlaku sejak ribuan tahun yang lalu semenjak zaman
Nabi Ibrahim AS.
Saat tubuh menggunakan oksigen, sekitar 1-2 persen sel-sel akan menjadi rusak dan berubah
menjadi radikal bebas. Radikal bebas adalah sebutan untuk sel-sel rusak yang dapat
menyebabkan kondisi negatif tertentu. Untuk mencegah kerusakan, tubuh membutuhkan
cukup antioksidan.
Antioksidan vs Radikal Bebas
Antioksidan adalah bahan yang membantu melindungi sel-sel tubuh Anda dari efek
buruk radikal bebas. Radikal bebas dapat diperoleh secara alami dan dari luar
tubuh. Secara alami, radikal bebas adalah bahan kimia yang dihasilkan dari proses
pencernaan makanan. Sedangkan dari luar tubuh, ditimbulkan akibat asap rokok
dan radiasi. Radikal bebas yang tidak dapat ditangani tubuh dapat menjadi pemicu
berbagai penyakit kronis, seperti kanker dan sakit jantung.
Pada masa ini, terutama di kota-kota besar ketika tingkat polusi lebih tinggi, antioksidan
sangat dibutuhkan. Beban oksidatif dalam tubuh di lingkungan semacam itu jauh lebih tinggi
dibandingkan di tempat dengan tingkat polusi rendah. Tubuh Anda tidak secara alami dapat
memproduksi antioksidan sesuai kebutuhan sehingga Anda perlu mengonsumsi cukup
makanan dengan kandungan antioksidan tinggi. Untuk memerangi radikal bebas, disarankan
untuk mengonsumsi cukup makanan yang mengandung antioksidan tiap harinya.
Jenis dan Sumber Antioksidan
Terdapat berbagai jenis antioksidan. Vitamin C berperan mencegah kerusakan
dengan menangkap dan menetralisasi radikal bebas. Sementara vitamin E dapat
memecah rantai radikal bebas. Satu lagi adalah flavonoid sebagai jenis yang
terdapat dalam banyak makanan dan merupakan bagian terbesar dari antioksidan.
Tiap jenis antioksidan bekerja dengan cara yang berbeda pada bagian tubuh yang
berlainan juga. Tubuh Anda memerlukan berbagai paduan vitamin dan mineral untuk
melindungi diri dari kerusakan.
Beberapa sayur dan buah mengandung antioksidan lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Contoh antioksidan yang digunakan tubuh adalah vitamin C, E, dan betakarotin. Ketiganya
banyak terkandung dalam buah dan sayur berwarna merah, oranye, kuning, dan ungu.
Berikut ini adalah beberapa makanan sumber antioksidan utama yang disarankan untuk
dikonsumsi secara rutin.
Buah-buahan: apel, pir, anggur, jeruk, pisang, mangga, nanas, pepaya, stroberi.
Sayur-sayuran: brokoli, asparagus, tomat, kubis merah, ubi merah.
Kacang-kacangan: pecan, kenari, almond.
Selain bahan di atas, cokelat tanpa bahan tambahan, teh, dan kopi juga merupakan
sumber antioksidan yang baik. Sebisa mungkin konsumsi beragam kelompok
makanan agar mendapatkan manfaat terbaik dari semua jenis.
Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita lanjut usia yang tidak terbiasa mengonsumsi
sayur dan buah-buahan segar tiap hari akan memiliki risiko 25 persen lebih tinggi untuk
mengalami serangan jantung dalam waktu 10 tahun ke depan dibandingkan yang tidak.
Hindari memasak sayuran terlalu matang agar kandungan vitamin tidak hilang. Cara terbaik
mengonsumsi sayur adalah dengan dikonsumsi mentah atau dikukus setengah matang.