PENYUSUN :
2019
Halaman Pengesahan
PENYUSUN :
ACYAR RUSADI
BERTY APRILIANI NUVA RABBANIAH
EKA RANISAFITRI SAZKIA AIZTIFA
MUHARANDY ZILMARDAH TILLA
PASORANDING
Dosen/Instruktur Dosen/Instruktur
Pembimbing 1 Pembimbing 2
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan kasih-Nya Penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Sanitasi
Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Engku Haji Daud tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data selama
mahasiswa melakukan kegiatan PKL di RSUD Engku Haji Daud.
Tujuan dari PKL ini adalah agar mahasiswa/i Prodi Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Tanjung Pinang mampu menerapkan teori yang telah diperoleh
pada saat kuliah, sehingga diharapkan mahasiswa/I terampil dalam bidang Sanitasi
Rumah Sakit khususnya di RSUD Engku Haji Daud Tanjung Uban.
ii
7. Teman-teman satu kelompok yang telah bekerja keras dalam kegiatan PKL
juga penyelesaian laporan.
8. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas segala
bantuan dan saran-sarannya.
Kami berharap laporan ini berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana gambaran umum Sanitasi Rumah Sakit yang
memenuhi standar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran, dan
usulan yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pencemaran dapat terjadi karena dirumah sakit terdapat polutan baik dalam
bentuk fisik, kimia, maupun bakteriologis. Bentuk pencemaran fisik bersumber dari
tempat antara lain bau limbah yang dihasilkan dan dari hasil pembakaran limbah
medis dari insenerator. Pencemaran kimia bersumber dari laboratorium dan laundry.
Sedangkan pencemaran mikrobiologi bersumber dari mikroba pathogen seperti
salmonella, vibrio cholera, pneoumonia, dan lain-lain
1
Oleh karena itu, maksud dari diselenggarakannya praktek Sanitasi Rumah
Sakit adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan berfikir dan
bertindak secara komprehensif dalam mengelola kesehatan lingkungan, menerapkan
prinsip penyehatan bangunan dan ruang termasuk pencahayaan, penyehatan makanan
dan minuman, penyediaan air bersih, pengamanan limbah, pengendalian vektor,
penyelenggaraan K3 Rumah Sakit, pencegahan infeksius, dan pengelolaan linen
Rumah Sakit.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Penyehatan air adalah upaya penanganan kualitas dan kuantitas air di rumah
sakit yang terdiri dari air untuk keperluan higiene sanitasi, air minum, dan air untuk
pemakaian khusus agar dapat menunjang kesinambungan pelayanan di rumah sakit.
Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan persyaratan kesehatan air dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit, maka harus dilakukan upaya
sebagai berikut:
3
harus kedap air, terlindungi dari serangga dan binatang pembawa
penyakit dan dilengkapi dengan fasilitas pengaman/proteksi seperti
pagar pengaman, kunci dan lain-lain untuk mencegah upaya
kontaminasi dan lainnya secara sengaja oleh orang yang tidak
bertanggung jawab.
3. Melakukan pembersihan, pengurasan, pembilasan menggunakan
desinfektan dengan dosis yang disyaratkan pada tangki penampungan
air untuk keperluan higiene dan sanitasi dilakukan setiap 6 (enam)
bulan.
2.3 Kesehatan Udara Rumah Sakit
a. Pencahayaan
4
1) Pada sumber bising dirumah sakit: peredaman, penyekatan,
pemindahan, pemeliharaan mesin-mesin yang menjadi sumber
bising.
2) Pada sumber bising dari luar rumah sakit: penyekatan atau
penyerapan bising dengan penanaman pohon (greenbelt),
meninggikan tembok, dan meninggikan tanah (bukit buatan).
2.4 Kesehatan Pangan Rumah Sakit
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman
yang disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan; makanan dan
minuman yang dijual di dalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah
sakit.
Bangunan Rumah Sakit adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat dan kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di
atas tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan yang digunakan untuk
penyelenggaraan Rumah Sakit.
Prasarana Rumah Sakit adalah utilitas yang terdiri atas alat, jaringan dan
sistem yang membuat suatu bangunan Rumah Sakit bisa berfungsi. Standar baku
mutu dan persyaratan kesehatan sarana dan bangunan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai persyaratan teknis bangunan
5
dan prasarana rumah sakit. Selain yang sudah diatur dari ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, terkait dengan toilet dan kamar mandi terdapat
persyaratan fasilitas toilet dan kamar mandi yaitu:
6
Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan persyaratan pengendalian vektor
dan binatang pembawa penyakit dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah
sakit, maka dilakukan upaya pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai
standar baku mutu dan persyaratan pengendalian vector dan binatang pembawa
penyakit.
7
cair untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan dan lingkungan hidup
yang ditimbulkan limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan kegiatan
rumah sakit memiliki beban cemaran yang dapat menyebabkan
pencemaran terhadap lingkungan hidup dan menyebabkan gangguan
kesehatan manusia. Untuk itu, air limbah perlu dilakukan pengolahan
sebelum dibuang ke lingkungan, agar kualitasnya memenuhi baku mutu
air limbah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Limbah Cair rumah sakit juga berpotensi untuk dilakukan daur
ulang untuk tujuan penghematan penggunaan air di rumah sakit.
8
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan
kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit.
9
BAB III
3.1 Peserta
No Nama JK NIM
3.2.2. Lokasi
Rumah Sakit Umum Daerah Engku Haji Daud yang beralamat di Jl.
Indun Suri – Simpang Busung No.1 Tanjung Uban – Bintan Utara Kabupaten
Bintan atau + 65 km dari Tanjungpinang (Ibukota Provinsi Kepulauan Riau).
10
3.2.3. Jadwal Kegiatan
11
3.3 Daftar Kegiatan Praktek
3.3.1. Manajemen Rumah Sakit
12
dilakukan terhadap lantai, dinding, langit-langit, atap, pintu dan jedela yang
ada di Rumah Sakit.
b. Limbah B3
c. Limbah Cair
13
kepada petugas di mulai dari poses pengumpulan linen kotor hingga
pendistribusian linen bersih ke setiap ruangan/gedung Rumah Sakit
14
Proses penyediaan dan
√ √ √
pengelolaan air RS
Pengelolaan sampah di
√ √
RS
Pengelolaan limbah
√ √
klinis di
Penyehatan makanan
√ √
dan minuman RS
Pengelolaan linen di RS √ √
Pengelolaan sanitasi
ruangan bangunan √ √
medis dan non medis
Pencegahan infeksius √ √
Kesehatan dan
√ √
keselamatan kerja RS
15
3.4.2. Instrument Pengumpulan Data
16
BAB IV
17
Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung
dan Provinsi Jambi
Sebelah barat berbatasan dengan Negara Singapura,
Malaysia, dan provinsi Kepulauan Riau
Sebelah timur berbatasan dengan Negara Malaysia Timur
dan Provinsi Kalimantan Barat.
18
4.1.2. Struktur Organisasi
BAGAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ENGKU HAJI DAUD
DIREKTUR
dr. KURNIAKIN W.S. GIRSANG, Sp.PD
19
INSTALASI KOMITE
4.1.3. Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi
Misi
Motto
Maklumat Pelayanan
Maklumat Pelayanan RSUD Engku Haji Daud adalah : Dengan ini, kami
menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan sesuai standar pelayanan
yang telah ditetapkan dan apabila tidak menepati janji ini, Kami siap
menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
4.2 Hasil
FORMULIR
20
Variabel Standar dan Persyaratan
No. Bobot Komponen yang dinilai Nilai Skor
Kesling
Kuantitas air keperluan hygiene dan Di unit rawat jalan semua kelas
4 100
sanitasi rumah sakit 5 L/orang/hari
21
Tidak memenuhi persyaratan
0
kualitas
Ruang pasien:
Saat tidak tidur 250 lux 10
Saat tidur 50 lux
Administrasi/Kantor minimal
10
100 lux
Ruang pasien
Memenuhi standar baku mutu untuk
2 Saat tidak tidur 45 dBa 15
kebisingan, angka disesuaikan
Saat tidur 40 dBA
22
Operasi Umum 45 dBA 10
Sinar X 40 dBA 4
Koridor 45 dBa 5
Tangga 65 dBA 5
Kantor/lobby 65 Dba 5
Farmasi 65 dBA 5
Ambulans 40 Dba 5
23
Ya 100
Tidak 0
24
Ruang perawatan pasien harus
memiliki bukaan jendela yang
dapat terbuka secara maksimal 15
untuk kepentingan pertukaran
udara.
25
ruangan dipasang dibenamkan
pada plafon (recessed).
V PENGAMANAN LIMBAH 16
Limbah padat B3
Ya 20
Melakukan pemilahan limbah non
medis
Tidak 0
Ya 20
Memenuhi ketentuan lamanya
penyimpanan limbah medis B3
Tidak 0
5 Ya 20
Memiliki TPS B3 yang berizin
Tidak 0
Limbah Cair
Ya 50
Memiliki IPAL dengan izin
Tidak 0
4
Ya 50
Hasil pengolahan limbah cair
memenuhi baku mutu
Tidak 0
26
Rumah sakit mempunyai izin
penggunaan alat dari Badan
40
Pengawas Tenaga Nuklir
(BAPETEN).
Memenuhi persyaratan
20
perlakuan terhadap linen
MANAJEMEN KESEHATAN
IX 10
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
27
sakit yang meliputi
panduan/pedoman (SK/SOP)
28
rumah sakit lingkungan rumah sakit kelas C
dan D (rumah sakit pemerintah
dan swasta) adalah memiliki
pendidikan bidang kesehatan
lingkungan/sanitasi/teknik
lingkungan/teknik penyehatan
minimal berijazah diploma D3
No. Variabel Upaya Kesling Bobot Komponen yang dinilai Nilai Skor
29
Makanan yang akan disajikan >6
jam disimpan pada suhu -50C s/d 30 30
-10C
Bersih 10 10
Menggunakan pakaian
10 10
pelindung pengolahan makanan
30
Berperilaku sehat selama bekerja 10 10
31
- -
60 23
11. Tangga 452 100 65 45 74,3 30,2
12. Poli Anak 53 200 58 45 62,6 28,9
R. Rawat Inap
13. Saat tidak tidur 98 250 45
55 58,7 28
Saat tidur 56 50 40
Sumber air bersih yang terdapat di RSUD Engk Haji Daud berasal dari
sumur yang berada di jurang belakang rumah sakit yang berjumlah 8 buah
dengan kedalaman ± 15-21 meter. Air bersih dari sumur dialirkan ke
groundtank yang berkapasitas ± 100.000 liter lalu kemudian melalu sistem
filtrasi dialirkan ke lantai 7 yang nantinya akan didistribusikan ke setiap
ruangan dengan sistem gravitasi. Pengurasan groundtank dilakukan setiap 1
tahun sekali dan untuk penggunaan air bersih dalam 12 jam berkisar 30.000
liter.
Kualitas fisik air bersh yang ada d RSUD sudah memenuhi syarat secara
fisik yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Tetapi untuk
pengujian kimia dan biologi air tidak kami lakukan karena keterbatasn alat,
namun menurut narasumber pengukuran kualitas air oleh BTKL pada tahun
2017 dan akan dilakukan pemeriksaan lagi pada tahun 2019.
32
lux dengan ambang batas 300, ruangan radiologi, tepatnya di area
sinar X yaitu 28 lux dengan ambang batas 60 lux, ruang laboratorium
yang melebihi ambang batas dengan nilai 354 lux dan ambang batas
75-100 lux, ruangan gizi yang belum memenuhi standar baku mutu
yaitu 100 dengan ambang batas 200 begitu juga dengan ruang farmasi,
tangga yang melebihi ambang batas yaitu 452 lux dari ambang batas
100 lux, poli anak yang belum memenuhi ambang batas yaitu 53 lux
dengan nilai ambang batas yag seharusnya yaitu 200 lux, dan ruang
rawat inap saat keadaan tidak tidur yang belum memenuhi ambang
batas yaitu 98 dengan nilai standar baku mutu yaitu 250 lux.
b. Kebisingan
c. Kelembaban
33
d. Suhu
Pada poin kedua yaitu hasil IKL memenuhi syarat golongan B kami
memberikan nilai 100 yang di dukung oleh pemeriksaan penyehatan makanan
dan minuman dari Kepmenkes Nomor 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dimana dari segi penilaian terdiri dari:
34
tidak berubah, dan tidak berbau busuk sedangkan untuk pemeriksaan
bakteriologisnya……………………….
2) Tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi yang bersih,
terlindung dari debu, bebas gangguan serangga dan tikus karena
kondisi dapur yang selalu tertutup, memiliki blower dan diruangan
instalasi gizi selalu diaktifkan exhauster fan. Namun untuk beberapa
bahan makanan disimpan dikeranjang yang tidak tertutup dan
diletakkan langsung di lantai.
3) Antara bahan makanan dan makanan jadi terpisah, juga suhu tempat
penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi sudah sesuai dengan
Standar Baku Mutu yang berlaku. Hal ini dibktikan dengan suhu pada
penyimpanan bahan mentah seperti daging memiliki suhu 40C dan
untuk sayur disimpan di lemari pendingin yang bersuhu 80Csedangkan
untuk makanan jadi tidak ada penyimpanan melainkan langsung
didistribusikan kepada pasien dengan mengunakan kereta dorong
tertutup, namun jalur yang digunakan bukan merupakan jalur khusus.
4) Tempat pengolahan makanan/dapur selalu dibersihkan lantainya pada
saat sebelum dan sesudah kegiatan yang dibersihkan dengan
antiseptic. Kegiatan ini dilakukan oleh cleaning service
5) Penjamah makanan tidak memiliki surat keterangan sehat yang dicek
secara berkala setiap 6 bulan melainkan surat kesehatan ada saat awal
masuk kerja dan untuk pakaian pelindung penjamah makanan
menggunakan handscoon, celemek, dan jilbab sebagai penutup kepala,
namun ada beberapa petugas yang tidak menggunakan handscoon.
6) Peralatan yang digunakan selalu dalam kondisi bersih dan juga terbuat
dari bahan yang tahan karat, tidak mengandung bahan beracun,
utuh/tidak retak juga dicuci dengan desinfektan lalu dikeringkan
dengan bantuan sinar matahari. Pencucian peralatan masak dilakukan
setiap selesai produksi yang kemudian disimpan pada rak-rak yang
35
terbuka sehingga proses pengeringan dilakukan oleh bantuan sinar
matahari
36
jumlah pengumpulan dalam satu hari yaitu 3 kali pada siang, sore dan
malam. Setelah dikumpulkan, sampah domestic disimpan di dalam
ruangan tertutup lalu diangkut ke TPA dengan pihak ketiga setiap 3 kali
dalam seminggu. Jumlah tempat sampah rumah tangga yang disediakan
berjumlah 104 buah yang dilengkapi dengan kantong hitam.
2) Limbah B3
37
pihak ketiga untuk dilakukan pemusnahan selanjutnya. Oleh karena itu
kami hanya memberikan nilai sebesar 400 dari 500.
3) Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan dari RSUD Engku Haji Daud terbagi dari
beberapa sumber, diantaranya gedung cuci darah, gedung radiologi,
gedung isolasi, gedung instalasi jenazah, gedung instalasi jiwa,
laboratorium, ICU, dan ruang bedah akan dialirkan langsung ke IPAL
untuk proses IPAL terdiri dari sebagai berikut:
1) Bak kontrol
Bak kontrol merupakan aliran dari limbah domestic , limbah
tempat cucican dan limbah medis. Didalam bak kontrol terdapat tiga
bagian yaitu tempat air limbah, saringan kasar, dan air yang sudah
disaring.
2) Screen
Screen terdapat dua bagian yaitu bar screen dan fine screen. Bar
screen merupakan saringan kasar untuk menyaring sampah yang
berukuran besar. Fine screen merupakan saringan halus untuk sampah
yang berukuran kecil atau partikel-partikel halus.
Bak sedimentasi untuk mengalirkan
3) Bak sedimentasi
Didalam bak sedimentasi terdapat Inlet pump yang berfungsi untuk
mengalirkan limbah dari bak penampung ke reactor utama
4) IPAL
Pengolahan limbah cair menggunakan mesin MBRC yang
didalamnya terdapat bak kaporit dengan kapasitas 100 liter yang
diberikan sebanyak 1 tablet kaporit selama1-2 dalam seminggu.
Kemudian dialirkan kedalam bar screen, fine screen, bak sedimen
yang dicampurkan dengan bubuk bakteri, didalam bak sedimen
38
terdapat blower yang berfungsi untuk memebrikan udara (O2) pada
sistem bioreactor (proses aerob) selanjutnya bak filtrasi yang terdapat
membran yang berfungsi untuk memisahkan padatan dan cairan pada
teknologi konvensial.
5) Aerasi
Menggunakan pipa yang dilubangi selanjutnya dialirkan ke bak
biasanya yaitu kolam ikan.
6) Sinar UV
Limbah cair disterilisasi menggunakan sinar UV setelah itu limbah
cair dialirkan ke rawa-rawa.
Untuk instalasi gizi sebelum dialirkan ke IPAL diolah terlebih
dahulu dengan menyaring lemak menggunakan greasetrap tetapi
karena ada penyumbatan salah satu pipa maka pembuangan limbah
dilakukan dengan manual yaitu dikuras dan dibuang di sekitar area
tanaman. Oleh karena itu kami hanya memberikan nilai 200 dari 400.
6. Linen Rumah Sakit
Pengelolaan linen yang ada di RSUD engku haji daud menurut hasil
observasi yang kami lakukan linen di RSUD sudah memenuhi syarat sesuai
dengan peraturan permenkes 07 tahun 2019 dengan nilai yang di peroleh yaitu
700 dari 1000 hal ini dibuktikan dengan 70% dari persyaratan perlakuan
terhadap linen sudah dilakukan yang dinilai dari beberapa hal, sebagai
berikut:
1) Pengumpulan
39
2) Penerimaan
40
kotor. Waktu pengangkutan antara linen bersih dan linen kotor
berbeda yaitu pukul 07.30 WIB dan 13.30 WIB untuk
pengangkutan linen kotor, pukul 10.30 WIB dan 16.30 WIB untuk
pendistribusian linen bersih.
7. Pencegahan Infeksius di Rumah Sakit
8. K3 Rumah Sakit
41
9. Sarana dan Bangunan Rumah Sakit
a. Toilet
c. Pintu
42
pintu ruang perawatan terbuat dari bahan dan tidak dilapisi bahan anti
benturan.
d. Atap
Atap di RSUD Engku Haji Daud terbuat dari spandex yang kuat,
tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus dan serangga
lainnya hal ini dibuktikan tidak ditemukannya tanda-tanda kehidupan
binatang pengganggu.
e. Langit-langit
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Sebaiknya rumah sakit menyediakan pagar di sekeliling
kawasan rumah sakit RSUD Engku haji daud agar tidak
menggangu keadaan disekeliling rumah sakit
2. Sebaiknya rumah sakit melengkapi alat ukur sanitasi rumah
sakit
3. Sebaiknya pihak rumah sakit lebih menegaskan kepada
karyawan yang bertugas untuk membedakan kantong sampah
medis dan non medis
4. Sebaiknya karyawan yang bertugas menggunakan APD yang
sesuai dengan standart agar tidak terjadi penularan penyakit
5. Sebaiknya pengendalian vector seperti tikus dan lalat
menggunakan lifetrap dan flygrill
6. Sebaiknya rumah sakit menyediakan ram jalur evakuasi
untuk jalan darurat .
7. Sebaiknya pihak rumah sakit yang bertanggung jawab untuk
mengelola IPAL limbah domestic yang terdapat di instalasi
gizi.
8. Sebaiknya pihak rumah sakit menyediakan papan
pengumuman atau papan warning untuk tidak membuang
binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan lain-lain
sebagainya.
9. Sebaiknya pihak rumah sakit menyediakan petugas untuk
mengawasi IPAL rumah sakit.
44
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/.2018/09/Sanitasi-
Rumah-Sakit_SC.pdf
PMK_No_7_Th_2019_ttg_Kesehatan_Lingkungan_Rumah_Sakit
45