LAPORAN PRAKTIKUM
HIGIENE INDUSTRI II
PENGUKURAN PENERANGAN
UMUM DAN LOKAL DI TEMPAT KERJA
Indahwati
R0214048
PENGESAHAN
Hari…………Tanggal………….2015
Asisten, Praktikan,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang
berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi
terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan
kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan
kerjanya mendukung. Manusia akan mampu melaksanakan pekerjaannya
dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan kerja yang baik. Suatu kondisi
lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila
manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman
dan selamat. Ketidakberesan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam
waktu yang lama. Lebih jauh lagi keadaan lingkungan yang kurang baik dapat
menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak mendukung
diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif.
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengukur penerangan umum maupun lokal di beberapa titik
tempat kerja
b. Dapat mengetahui dampak penerangan terhadap pekerjaan
c. Dapat mengetahui tindakan penanganan terhadap pengaturan
penerangan di tempat kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
3. Reflected glare disebabkan oleh pantulan cahaya yang mengenai mata kita dan
pantulan cahaya ini berasal dari semua permukaan benda yang mengkilat.
Reflected glare dapat dikurangi dengan cara :
a. Mengurangi brightness atau luminance dari sumber cahaya.
b. Semua permukaan benda yang terdapat dalam lapangan penglihatan
hendaknya tidak dibuat mengkilap.
c. Meningkatkan penerangan umum.
Beberapa faktor yang menyebabkan kesilauan :
1. Luminance sumber cahaya dan sekitarnya, yaitu langit-langit, yang perlu
diberi warna muda dan disinari secukupnya.
2. Ukuran dari sumber cahaya.
3. Lokasi sumber cahaya pada lapangan penglihatan. Sumber cahaya di
tengah lingkungan kerja sangat mengganggu dibandingkan dengan sumber
cahaya yang berada dipinggir.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kesilauan, antara lain :
1. Pemilihan lampu yang secara tepat.
2. Penempatan sumber cahaya yang sangat tepat dan sesuai.
3. Penggunaan alat yang tidak mengkilat atau dapat memantulkan cahaya.
4. Penyaringan sinar matahari langsung.
Penerangan dapat digolongkan dalam beberapa kelompok.
Penerangan menurut sumbernya dibagi menjadi , yaitu :
1. Penerangan Buatan
Penerangan yang terjadi akibat sumber cahaya yang dibuat oleh
manusia, misalnya lilin, lampu, obor. Untuk mendapatkan terang cahaya
yang memadai dalam suatu ruang kegiatan, harus dipertimbangkan
iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak
penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada
dalam suatu ruangan.
2. Penerangan Alami
10
warna obyek harus diamati oleh seseorang dan dapat menyebabkan ruang
kerja menjadi tidak nyaman (panas).
2. Lampu pelepasan listrik atau Electric Discharge Lamp atau fluorescent
Lamp.
Komposisi warna cahaya yang dipncarkan oleh lampu TL
tergantung dari zat-zat flouresen yang melapisi bagian dalam tabung
lampu tersebut. Keuntungan lampu pelepasan listrik adalah :
a. Efisiensi lampu TL cukup tinggi dan umur desain cukup panjang.
Efisiensi (perubahan listrik menjadi cahaya yang dinyatakan dalam
lumen per watt) lampu TL lebih tinggi dari lampu pijar. Efisiensi
lampu TL kurang lebih 3 sampai 4 kali efisiensi lampu pijar.
Tabel 1. Efisiensi lampu pijar dan lampu TL
Jenis Lampu Efisiensi (Lumen atau Watt)
Carbon Filamen 3
Halogen Lamp 22 - 30
Fluorescent Lamp :
Warn White 44
Day Light 49
White 50
1. Langit-langit 80 – 90
2. Dinding 40 – 60
3. Perkakas (mebel) 25 – 45
4. Mesin dan perlengkapannya 30 – 50
5. Lantai 20 – 40
Bersambung
18
lanjutan
Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,
halus Tidak pemeriksaan pekerjaan mesin dan
menimbulkan perakitan yang sangat halus
bayangan
Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
Tidak sangat halus
menimbulkan
bayangan
Sumber : Asistensi penerangan.ppt
lanjutan
300 Meja dan mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia
Bersambung
dan makanan, kegiatan membaca dan
membuat arsip.
B. Perundang-undangan
21
BAB III
HASIL
1. Gambar Alat
Lux Meter
Keterangan :
a. Photo cell
Untuk menerima cahaya yang
masuk.
b. Switch range selection
Untuk mengetahui pengukuran
apa yang dipakai sesuai
intensitas cahaya.
c. Hold
Untuk pembacaan di display.
d. Display
Untuk mengetahui hasil
pengukuran.
e. On atau Off
Untuk menghidupkan atau
mematikan alat.
2. Cara Kerja
a. Menghidupkan Lux Meter.
b. Memilih obyek (meja, kursi, white board) yang akan diperiksa nilai
pantulannya.
c. Lux Meter dikalibrasi, apakah alat tersebut masih normal tidak untuk
digunakan.
23
3. Cara Pengukuran
a. Pengukuran intensitas penerangan umum : titik potong garis horizontal
pantang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi 1 meter dari
lantai.
b. Luas ruangan antara 10-100 m2 : titik potong garis horizontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 m.
c. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran dimana photocell
menghadap sumber cahaya, alat dipegeng kuarang lebih 85 cm dari
lantai.
d. Mengukur nilai pantulan pada tengah-tengah kotak bagian usahakan
posisi praktikan tidak menghalangi cahaya yang dapat ditangkap oleh
photo cell.
e. Pembacaan hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu
beberapa saat sehingga di dapat angka yang stabil.
f. Baca dan catat hasilnya.
g. Lanjutkan pengukuran pada titik ke 2 dan seterusnya, sampai dengan titik
akhir.
1. Hasil Pengukuran
Pengukuran penerangan dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 17 November 2014
Pukul : 13.00 – 15.30 WIB
Tempat : Ruang Kuliah II
Hasil : Terlampir
24
87,92
1. Reflaktan1 dinding = x 100 % = 79,3 %
110,87
101,13
2. Reflaktan2 dinding = x 100 % = 147,89 %
68,38
94,75
3. Reflaktan3 dinding = x 100 % = 256,42 %
36,95
54,1
4. Reflaktan4 dinding = x 100 % = 34,6 %
156,36
19,47
5. Reflaktan5 dinding = x 100 % = 21,71 %
89,68
5,83
6. Reflaktan6 dinding = x 100 % = 7,74 %
75,32
13,41
7. Reflaktan7 dinding = x 100 % = 14,43 %
92,93
7,31
8. Reflaktan8 dinding = x 100 % = 11,6 %
63,02
15,84
9. Reflaktan9 dinding = x 100 % = 15,48 %
102,31
65,48
10. Reflaktan1 lantai = x 100 % = 94,80 %
69,07
37,7
11. Reflaktan2 lantai = x 100 % = 52,10 %
72,36
25
23,1
12. Reflaktan3 lantai = x 100 % = 12,32 %
187,35
27,59
13. Reflaktan4 lantai = x 100 % = 34,76 %
79,37
25,66
14. Reflaktan5 lantai = x 100 % = 27,40 %
93,62
11,3
15. Reflaktan6 lantai = x 100 % = 12,01 %
94,01
2,88
16. Reflaktan7 lantai = x 100 % = 3,97 %
72,54
8,4
17. Reflaktan8 lantai = x 100 % = 16,8 %
50
0,7
18. Reflaktan9 lantai = x 100 % = 0,56 %
125
297,6
19. Reflaktan1 meubel = x 100 % = 334,79 %
88,89
20,53
20. Reflaktan2 meubel = x 100 % = 52,10 %
39,4
19,67
21. Reflaktan3 meubel = x 100 % = 20,08 %
97,91
31,67
22. Reflaktan4 meubel = x 100 % = 30,6 %
103,5
17,21
23. Reflaktan5 meubel = x 100 % = 20,40 %
84,36
8,17
24. Reflaktan6 meubel = x 100 % = 9,6 %
85,10
9,5
25. Reflaktan7 meubel = x 100 % = 15,47 %
61,41
5,22
26. Reflaktan8 meubel = x 100 % = 12,21 %
42,72
6,19
27. Reflaktan9 meubel = x 100 % = 9,8 %
63,16
26
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Langit-langit 80 – 90
2. Dinding 40 – 60
3. Perkakas (mebel) 25 – 45
5. Lantai 20 – 40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak lepas dari suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-
beda, sehingga para pekerja dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kondisi
tersebut. Manusia akan bisa mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik
dan memperoleh hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung.
Salah satunya adalah penerangan yang baik. Di beberapa tempat kerja telah
membuktikan bahwa penerangan memberikan dampak positif seperti
peningkatan produksi yang maksimal, tersedianya barang dan jasa, serta
perluasan lingkungan kerja.
Di abad ke-21 kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam
menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa
tahun terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka
ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan
adalah 20% sampai 45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan
komersial dan sekitar 3% hingga 10% untuk pemakaian energi total oleh plant
industri. Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli
penghematan energi dalam sistem penerangan. Sering kali, penghematan
energi yang cukup berarti didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk
akal. Mengganti lampu uap merkuri atau sumber lampu pijar dengan logam
halida atau sodium bertekanan tinggi akan menghasilkan pengurangan biaya
energi dan meningkatkan jarak penglihatan.
Penerangan yang baik yaitu penerangan yang memungkinkan kita dapat
melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak
perlu, berikut hal-hal yang menentukan penerangan yang baik, antara lain:
a. Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan
b. Pencegahan kesilauan
c. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan
d. Arah sinar
31
e. Warna
Pengaruh dari penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata,
dan mengakibatkan berbagai akibat buruk lainnya seperti katarak, eritema, dll.
Pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan menyebabkan kepada penurunan
performansi kerja, termasuk kehilangan produktivitas, kualitas kerja rendah,
banyak terjadi kesalahan dan kecelakaan kerja meningkat. Sehingga pentingnya
pengukuran penerangan atau pencahayaan bagi kinerja seseorang.
B. Tujuan
a. Mengetahui pengertian Intensitas cahaya.
b. Mengetahui system pencahayaan
c. mengetahui sifat cahaya
d. Mengetahui elemen yang paling penting
e. Mengerti intensitas cahaya menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
f. Mengetahui hasil pengukuran penerangan umum
g. Mengetahui hasil pengukuran penerangan lokal
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
- Mendapatkan kemampuan dan keterampilan dalam pengoperasian alat
lux meter.
- Mendapatkan kemampuan dan keterampilan dalam menganalisis
kasus-kasus yang berkaitan dengan regulasi.
2. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Mampu memberikan bekal pengetahuan bagi mahasiswa untuk
dapat memahami pengoperasian alat lux meter.
- Dapat menambah kepustakaan yang diharapkan dapat bermanfaat
untuk pengembangan ilmu dan peningkatan program belajar
mengajar.
32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Penerangan adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-
benda di tempat kerja (Budiono, 2003). Menurut Ching, (1996) ada tiga metode
untuk penerangan yaitu, penerangan umum, penerangan lokal dan penerangan
cahaya aksen. Penerangan umum atau baur menerangi ruangan secara merata
dan umumnya terasa baur. Penerangan lokal atau penerangan untuk kegunaan
khusus, menerangi sebagian ruang dengan sumber cahaya biasanya dipasang
dekat dengan permukaan yang diterangi. Berdasarkan sumbernya penerangan
dibedakan menjadi dua yaitu, penerangan alamiah dan penerangan buatan.
Sumber cahaya alamiah pada siang hari adalah matahari dengan cahayanya
yang kuat tetapi bervariasi menurut jam, musim dan tempat. Cahaya buatan
adalah cahaya yang dihasilkan oleh elemen-elemen buatan, dimana kualitas dan
kuantitas cahaya yang dihasilkan berbeda-beda tergantung dari jenisnya.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, penerangan
adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Oleh sebab itu salah satu masalah
lingkungan ditempat kerja harus diperhatikan yaitu pencahayaan. Nilai
Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux.
Dalam hal penerangan sebaiknya lebih mengutamakan penerangan alamiah
dengan merencanakan cukup jendela pada bangunan yang ada. Kalau karena
alasan teknis penggunaan penerangan alamiah tidak dimungkinkan, barulah
penerangan buatan dimanfaatkan dan inipun harus dilakukan dengan tepat.
Dalam kaitan ini perlu diingatkan adanya penerangan umum dan penerangan
khusus atau setempat (Manuaba, 1998). Penerangan yang baik memungkinkan
tenaga kerja melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa
upaya-upaya yang tidak perlu. Permasalahan penerangan meliputi kemampuan
manusia untuk melihat sesuatu, sifat-sifat dari indera penglihatan, usaha-usaha
4
34
yang dilakukan untuk melihat objek lebih baik dan pengaruh penerangan
terhadap lingkungan.
Mata di dalam fungsinya untuk melihat harus tidak dihadapkan pada beban
tambahan seperti penerangan obyek yang kurang intensitasnya sesuai dengan
keperluan. Oleh karena itu penerangan merupakan faktor lingkungan yang
sangat perlu diperhatikan karena banyak pengaruhnya terhadap kelelahan mata
dalam bekerja. Penerangan yang baik penting agar pekerjaan dapat dilakukan
dengan benar dan dalam situasi yang nyaman (Manuaba,1998).
Pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian tanpa penerangan yang
memadai, maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan mata. Terjadinya
kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai akibat tegangan yang terus
menerus pada mata, walaupun tidak menyebabkan kerusakan mata secara
permanen, tetapi menambah beban kerja, mempercepat lelah, sering istirahat,
kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu
produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan
menurunkan produktivitas kerja (Pheasant, 1993).
Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah ukuran
objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, luminansi dari
lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan dan pemantulan pada
arah si pengamat, serta lamanya melihat (Suma’mur, 1995). Faktor ukuran
objek, derajat kontras antar objek dengan sekelilingnya serta penerangan adalah
faktor-faktor yang saling mengimbangi satu dengan yang lain, misalnya suatu
objek dengan kontras kurang, dapat dilihat apabila objek tersebut cukup besar
atau bila penerangannya cukup baik. Hal ini sangat perlu diperhatikan pada
setiap jenis pekerjaan agar dalam sebuah proses produksi, pekerja dapat melihat
objek kerja dengan baik dan nyaman, tanpa upayaupaya yang melelahkan.
Upaya mata yang melelahkan menjadi sebab kelelahan mental. Gejalanya
meliputi sakit kepala, penurunan kemampuan intelektual, daya konsentrasi dan
kecepatan berpikir. Lebih dari itu, apabila pekerja mencoba mendekatkan
matanya terhadap objek untuk memperbesar ukuran benda, maka akomodasi
35
lebih dipaksa, dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau kabur yang
terkadang disertai pula perasaan sakit kepala di daerah atas mata.
Untuk mencegah kelelahan mental oleh upaya mata yang berlebihan, perlu
diusahakan beberapa cara. (Suma’mur, 1995). Ada beberapa cara untuk
mengurangi kelelahan mata, seperti perbaikan kontras, cara ini paling mudah
dan paling sederhana, serta dilakukan dengan memilih latar penglihatan yang
tepat. Cara berikutnya dengan meninggikan intensitas penerangan. Biasanya
penerangan harus sekurangkurangnya dua kali dibesarkan. Dalam berbagai hal,
masih perlu dipakai lampu-lampu di daerah kerja untuk lebih memudahkan
penglihatan. Cara terakhir adalah pemindahan tenaga kerja dengan visus yang
setinggi-tingginya. Kerja malam harus dikerjakan oleh tenaga kerja berusia
muda, yang apabila usianya bertambah, dapat dipindahkan kepada pekerjaan
yang kurang diperlukan ketelitian.
Berdasarkan SNI 03-6575-2001 tentang Tata cara perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Menyebutkan bahwa sistem
pencahayaan dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a. Sistem Pencahayaan Merata
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di seluruh
ruangan, digunakan jika tugas visual yang dilakukan di seluruh tempat
dalam ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang sama. Tingkat
pencahayaan yang merata diperoleh dengan memasang armatur secara
merata langsung maupun tidak langsung di seluruh langit-langit.
b. Sistem Pencahyaan Setempat
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang
tidak merata. Ditempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual
yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi, diberikan cahaya
yang lebih banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh
dengan mengkonsentrasikan penempatan armatur pada langit-langit di
atas tempat tersebut.
c. Sistem Pencahayaan Gabungan Merata Dan Setempat
36
1. Sumber-sumber Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat
objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya,
pencahayaan dapat dibagi menjadi :
a. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari
sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain
menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-
38
2. Sifat-Sifat Penerangan
Berdasarkan SNI 03-6575-2001 sifat penerangan dibedakan menjadi 2,
yaitu :
a. Kuantitas Cahaya
Banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu permukaan yang
menyebabkan terangnya permukaan tersebut dan sekitarnya. Kuantitas
penerangan yang dibutuhkan adalah tergantung dari tingkat ketelitian
yang diperlukan, bagian yang akan diamati dan kemampuan dari objek
tersebut untuk memantulkan cahaya yang jatuh padanya, serta
brightness dari sekitar objek. Untuk melihat suatu benda atau objek
yang berwarna gelap dan kontras antara objek dan sekitarnya jelek,
diperlukan intensitas penerangan yang tinggi (beberapa ribu lux),
sedangkan untik objek/benda yang berwarna cerah kontras antara objek
dan sekitarnya cukup baik, maka diperlukan beberapa ratus lux saja.
1) Ketelitian
2) Kemampuan objek pantul
3) brightness
b. Kualitas Cahaya
Kualitas Cahaya adalah keadaan yang menyangkut warna, arah,
dan difusi, cahaya, serta jenis dan tingkat kesilauan. Kualitas
penerangan terutama ditentukan oleh ada atau tidaknya kesilauan
langsung (direct glare) atau kesilauan karena pantulan cahaya dari
permukaan yang mengkilap (reflected glare) dan bayangan (shadows)
(Suma’mur, 1996).
1) Bayangan
2) Silau terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari interior jauh
melebihi kecerahan dari interior tersebut pada umumnya. Sumber
silau yang paling umum adalah kecerahan yang berlebihan dari
armatur dan jendela, baik yang terlihat langsung atau melalui
pantulan. Ada dua macam silau, yaitu disability glare yang dapat
40
3. Komponen Pencahayaan
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari
lampu, adalah reflector.
Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area
yang diterangi dan juga pola distribusi cahayanya.Reflektor biasanya
menyebar (dilapisi cat atau bubuk putih sebagai penutup)
atau specular (dilapis atau seperti kaca). Tingkat pemantulan bahan
reflector dan bentuk reflektor berpengaruh langsung terhadap efektifitas
dan efisiensi fitting.
4. Persyaratan
Intensitas cahaya di ruang kerja sebagai berikut :
JENIS TINGKAT KETERANGAN
KEGIATAN PENCAHAYAAN
MINIMAL (LUX)
43
halus menimbulkan
bayangan
Mengukir dengan tangan,
pemeriksaan pekerjaan
mesin
dan perakitan yang sangat
halus
1m 1m 1m 1m
1m 1m 1m 1m
3m 3m 3m 3m
3m 3m 3m 3m
3m
3m
6m 6m 6m 6m
6m
6m
Gambar 3:Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas > 100
m2 .
47
B. Perundang-Undangan
1. Undang - Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3
ayat 1 (i) yang berbunyi, ”Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai”.
2. Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 86
yang berbunyi, ”Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.
3. Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat - Syarat
Kesehatan Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja.
4. Permenakertrans No. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Penyelenggara Kesehatan.
5. Undang - undang Republik Indonesia No.1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 3 huruf h yaitu ”memperoleh penerangan yang
cukup dan sesuai”.
6. Undang - undang No 14 tahun 1969 pasal 9 tentang Ketentuan - Ketentuan
Pokok Mengenai Tenaga Kerja yaitu ”Tiap - tiap tenaga kerja berhak
mendapatkan perlindungan atas keselamatan”.
48
BAB III
HASIL
Keterangan:
a. Photo cell :fungsinya untuk menerima cahaya yang
masuk.
b. Switch range selection : fungsinya untuk mengetahui pengukuran
apa yang dipakai sesuai intensitas cahaya.
c. Hold : fungsinya untuk pembacaan di display.
d. Display : fungsinya untuk mengetahui hasil
pengukuran
e. On/Off : fungsinya untuk menghidupkan atau
mematikan alat.
5. Cara Kerja
a. Melakukan kalibrasi alat sebelum melakukan pengukuran.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi alat tersebut, masihdapat
dipakai atau tidak. Caranya yaitu :
1) Alat dihidupkan terlebih dahulu dengan menekan tombol on.
2) Menutup photo cell.
20
49
Gambar 2.
Penerangan Umum Ruang Kuliah 2
b) Pengukuran dilakukan pada salah satu sudut di mana setiap photo
cell menghadap sumber cahaya, alat dipegang ± 85 cm dari lantai.
c) Membaca hasil pada display dan mencatatnya.
d) Melanjutkan pengukuran pada titik ke-2 dan seterusnya, sampai
dengan titik terakhir.
e) Melakukan perhitungan intensitas sesuai dengan rumus.
2) Reflaktan
a) Membagi luas bidang yang bisa memantulkan cahaya menjadi 2
bagian.
b) Pengukuran dilakukan pada kedua sudut. Dimana setiap photo
cell pertama kali menghadap sumber cahaya, kemudian yang
kedua menghadap sumber reflaktan.
c) Membaca hasil pada display dan mencatatnya.
d) Melakukan perhitungan intensitas sesuai dengan rumus.
b. Penerangan Lokal
N Lokasi Titik Jenis Jenis Jam Cuaca Juml Nilai Hasi Rata- Standar
o peng kegiatan penerang ah Reflkta l rata (Lux)
ukur an lamp n (%) (Lux (Lux)
an u )
1 I Admini Buatan 08.30 Cerah 1 61,48 59,2
55,85 300
strasi
53
2. Hasil Perhitungan
a. Penerangan Umum pada RK2 D4 K3
Ruang Kuliah 2
86 + 106 + 88 + 98 + 95 + 102 + 84 + 90
= 93,625
8
𝐵
b. Reflaktan pada RK2 (𝐴 𝑥100% )
10
Mebel = 67 𝑥100% = 14,92
41
Lantai = 62 𝑥100% = 66,12
36
Dinding = 𝑥100% = 41,8
86
𝐵
c. Penerangan Lokal (𝐴 𝑥100%)
54
BAB IV
PEMBAHASAN
25
56
Sedangkan untuk refaktan dari data yang kami dapatkan untuk refaktan
yang ada sudah cukup memenuhi standar walaupun ada beberapa ruang yang masih
memiliki standar yang kurang.
Ketentuan-ketentuan tentang besarnya intensitas penerangan menurut PMP.
No. 07 Tahun 1964 adalah sebagai berikut. Intensitas penerangan yang diukur
dengan alat-alat pengukur yang baik setinggi tempat kerja yang sebenarnya atau
setinggi perut untuk penerangan umum (kurang lebih 1 m dari lantai).
Hasil tersebut dapat dianalisa menurut peraturan yang ada, sebagai berikut:
1. Menurut Suma’mur P. K., besarnya intensitas penerangan yang baik
secara umum adalah sebagai berikut :
Intensitas Penerangan
Pekerjaan Contoh-contoh
(Lux)
Tidak teliti Penimbunan barang 80 – 170
Agak teliti Pemasangan (tidak teliti) 170 – 350
Teliti Membaca, menggambar 350 – 700
Sangat teliti Pemasangan (teliti) 700 - 10.000
Berdasarkan peraturan menurut Suma’mur P. K., besarnya intensitas
penerangan pada Ruang Kuliah Kebidanan yang masuk dalam kategori dalam
pekerjaanya yang teliti membutuhkan Intensitas Penerangan sebesar 350-700
sedangkan dari hasil pengukuran kami diketahui rata-rata hanya 46,4, pada saat
dilakukan pengukuran banyak faktor yang mempengarhui penerangan diantaranya
mendung, lampu yang menyala tidak semua dan ukuran wattnya kecil, dan jendela
terlalu tinggi, sehingga rata-rata yang di dapat hanya 46,4 sangat jauh dari ketentuan
yaitu 350-700.
Menurut PMP No. 7 Tahun 1964, intensitas penerangan yang diperlukan
sebagai berikut :
a. Penerangan darurat paling sedikit harus mempunyai 5 Lux.
b. Penerangan halaman dan jalan di perusahaan paling sedikit 20 Lux.
c. Pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar paling sedikit
harus mempunyai 50 Lux.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang
dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut.
2. Sistem pencahayaan ada 5 diantaranya Sistem Pencahayaan Langsung,
Pencahayaan Semi Langsung, Sistem Pencahayaan Difus, Sistem
Pencahayaan Semi Tidak Langsung, Sistem Pencahayaan Tidak Langsung.
3. Sifat-sifat pencahayaan yang baik diantaranya Pembagian luminansi dalam
lapangan penglihatan, Pencegahan kesilauan, Arah sinar, Warna, Panas
penerangan terhadap kelelahan mata.
4. Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu,
adalah reflector.
5. Persyaratan intensitas menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
JENIS TINGKAT KETERANGAN
KEGIATAN PENCAHAYAAN
MINIMAL (LUX)
30
61
pemeriksaan
pekerjaan mesin
dan perakitan
yang sangat halus
N Lokasi Titik Jenis Jenis Jam Cuaca Juml Nilai Hasi Rata- Standar
o peng kegiatan penerang ah Reflkta l rata (Lux)
ukur an lamp n (%) (Lux (Lux)
an u )
1 Lab.Pra I Admini Buatan 08.30 Cerah 1 61,48 59,2
ktikum strasi
D4 K3 II Admini Buatan 08.33 Cerah 2 40,32 70,6
strasi
II Admini Buatan 08.36 Cerah 2 21,67 65,7
strasi
IV Admini Buatan 08.39 Cerah 2 27,69 60,3
55,85 300
strasi
V Admini Buatan 08.42 Cerah 2 7,42 57,5
strasi
VI Admini Buatan 08.45 Cerah 2 22,61 37,8
strasi
VII Admini Buatan 08.48 Cerah 2 16,84 39,9
strasi
B. Saran
1. Penerangan di tempat kerja harus di sesuaikan dan tidak terhalang obyek
yang menghalangi sumber cahaya.
2. Penerangan sebaiknya di berikan di bagian atas dan dapat menjangkau
obyek yang banyak
3. Untuk menghemat biaya, perusahaan bisa melubangi atap dan
memberikan atap yang tembus pandang di bagian tertentu sisi dari ruangan
sehingga penerangan juga dapat di terima obyek.
4. Harusnya jendela ditata tidak terlalu tinggi sehingga cahaya bisa masuk.
64
DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur. 2012. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko
Gunung Agung,p:10.
Natalia, Tifani, dkk. 2014. Hubungan Antara Intensitas Pencahayaan Dengan
Kelelahan Mata Pada Pekerja Penjahit Sektor Usaha Informal Di
Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado. Manado:
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi.
Angelina, Cory, dkk. 2009. Paparan Fisis Pencahayaan Terhadap Mata dalam
Kegiatan Pengelasan (Studi Kasus : Pengelasan di Jalan Bogor).
Bandung: Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi
Bandung.
Mahmud, Syahrir, dkk. 2013. Analisis Intensitas Pencahayaan pada Bidang Kerja
Terhadap Berbagai Warna Ruangan. Makasar: Program Studi Fisika
Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin.
Suma’mur. 2012. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV.
Haji Masagung,pp:9-17.
Tim Penyusun. 2012. Buku Pedoman Praktikum Semester III. Surakarta :
Diploma IV Kesehatan Kerja,pp 10-20.