Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya Tuhan menciptakan alam beserta isinya penuh dengan
kesempurnaan. Kesempurnaan itu tidak lain demi memenuhi kebutuhan hidup
manusia khusunya. Semua kekayaan baik benda hidup maupun benda tak hidup
yang ada di bumi dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Indonesia yang notabene merupakan negara yang cukup luas dan memiliki
sumber daya alam yang berlimpah. Hal itu didasarkan pada letak Indonesia yang
berada tepat digaris yang dilalui khatulistiwa sehingga menyebabkan Indonesia
memiliki iklim tropis dan hal itu juga kiranya yang berpengaruh terhadap
suburnya alam di negeri ini. Begitu pula secara geologis Indonesia berada pada
pertemuan tiga lempeng yang mana itu semua memungkinkan munculnya deretan
gunung api yang secara otomatis akan mendukung pertumbuhan tanaman dan
kaya akan barang tambang galian.
Kaitannya dengan barang tambang galian atau yang sumber daya mineral
tentunya hal itu bukan hal yang tabu. Sebab, sebagaimana yang kita ketahui
bersama bahwa sumber daya mineral ini memiliki peran yang cukup penting bagi
kehidupan manusia sebab dalam hidupnya manusia tidak pernah lepas dari sumber
daya tersebut. Oleh karena itu, dengan semua kecakapan yang dimiliki serta
dengan semakin majunya IPTEK maka manusia sudah sepatutnya untuk
melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan nilai guna sehingga bisa lebih
bermanfaat. Dan dalam pengelolaannya, tentu harus memperhatikan
keseimbangan antara produksi dan proteksi artinya dalam pemanfaatannya
manusia harus mampu memperthatikan pelestarian. Akan tetapi, yang lebih
penting dari itu semua kita harus tetap mengedepankan prinsip sustainable
development yaitu prinsip dimana apa yang kita nikmati sekarang harus juga
mampu untuk dinikmati oleh generasi yang akan datang.

1
Pada dasarnya dalam pemanfaatan sumber daya mineral kita harus
mengutamakan prinsip sustainable development. Mengingat sumber daya mineral
tersebut sangatlah terbatas jumlahnya dan tidak terbarukan, sekalipun
memulihkannya tentu memerlukan waktu yang lama hingga jutaan tahun
sehingga, dalam pemanfaatannya kita sebagai manusia dituntut untuk seefisien
mungkin menggunakannya. Karena hal itu, diharapkan akan mampu menopang
bagi kelancaran dan kelangsungan hidup manusia khusunya
Sumber daya mineral merupakan kebutuhan yang sifatnya esensial bagi
kehidupan manusia. Sungguh ironi limpahan sumber daya mineral yang
terkandung dan tersebar secara merata tak lantas menjadikan masyarakat di negeri
ini dapat mencicipi manisnya kesejahteraan. Hal itu, ditengarai oleh minimnya
sumber daya manusia yang berkualitas sehingga semua kekayaan alam ini belum
mampu tereksplorasi secara maksimal. Karena sebagaimana yang kita ketahui
bersama bahwa kita kalah bersaing dengan bangsa lain maka tak heran banyak
perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing sedangkan kita sebagai bangsa pribumi
hanya bagaikan budak di negeri sendiri.
Kita semua tentunya tahu bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh sang
pencipta mempunyai nilai kegunaannya masing-masing begitupun halnya dengan
sumber daya mineral ini tentunya memiliki manfaat tersendiri akan tetapi untuk
menjadikan sesuatu yang bermanfaat itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Dan
kita pun harus memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah ini dengan sebaik
mungkin dengan tidak mengeksploitasinya secara berlebihan yang tidak menutup
kemungkinan justru berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sumber daya mineral?
2. Bagaimana proses pembentukan sumber daya mineral dan batubara?
3. Potensi Sumberdaya Mineral dan Batubara di Indonesia
4. Bagaimana pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara?

2
5. Bagaimana jenis-jenis sumber daya mineral

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari sumber daya mineral
2. Untuk mengetahui proses pembentukan sumber daya mineral dan batubara
3. Potensi Sumberdaya Mineral dan Batubara di Indonesia
4. Untuk mengetahui pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara
5. Untuk mengetahui jenis-jenis sumber daya mineral

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumber Daya Mineral


Sumber daya mineral atau yang lebih dikenal dengan bahan galian
mengandung arti bahan yang dijumpai di dalam baik berupa unsur kimia,
mineral, bijih ataupun segala macam batuan. Berdasarkan bentuknya bahan
galian dibedakan menjadi tiga yaitu bahan galian berbentuk padat (misalnya
emas, perak dan gamping, lempung dll), bahan galian berbentuk cair
(misalnya minyak bumi, yodium dll), maupun bahan galian yang berbentuk
gas (misalnya gas alam).
Barang tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Untuk
mengolah barang tambang tersebut tentunya kita harus memiliki banyak
modal, tenaga ahli dan penguasaan tekhnologi yang cukup mumpuni.
Kekayaan alam Indonesia dapat dikelola oleh perusahaan swasta maupun
asing dengan syarat bahwa mereka telah mendapatkan konsensi resmi dari
Pemerintah Indonesia. Konsensi ini merupakan surat izin yang dikeluarkan
pemerintah terhadap perusahaan yang berminat untuk mengolah barang
tambang yang ada di Indonesia dengan peraturan sistem bagi hasil.
Usaha pertambangan bahan galian merupakan semua usaha yang
dilakukan oleh seseorang atau badan hukum/ badan usaha untuk mengambil
bahan galian dengan tujuan untuk dimanfaatkan lebih lanjut bagi
kepentingan manusia. Usaha pertambangan bahan galian yang dimaksudkan
dalam Undang-Undang meliputi kegiatan:
Penyelidikan Umum
Penyelidikan umum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
cadangan barang tambang yang terkandung di dalamnya.
Eksplorasi
Usaha penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih
teliti adanya sifat dan letak bahan galian.

4
Eksploitasi pengolahan dan pemurnian
Usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan
galian dan memanfaatkannya.
Pengangkutan
Usaha pemindahan bahan galian dari daerah eksplorasi, eksploitasi
atau dari tempat pengolahan ke tempat lain.
Penjualan
Usaha penjualan dari hasil pengolahan ataupun pemurnian bahan
galian.

Pertambangan secara besar-besaran di Indonesia dengan


menggunakan peralatan modern, terutama untuk pertambangan energi dan
mineral logam. Usaha pertambangan dan bahan galian dalam
pembangunan Indonsia mempunya peranan diantaranya:
a. Menambah pendapatan negara/devisa negara.
b. Memperluas lapangan pekerjaan.
c. Memajukan bidang transfortasi dan komunikasi.
d. Memajukan industri dalam negeri.
Usaha pertambangan tentunya memiliki suatu perencanaan yang
sangat matang baik untuk hal-hal yang menyakut modal, tekhnologi
ataupun sumber daya manusia yang benar-benar terampil dan memiliki
keahlian yang sangat baik. Terlepas dari itu semua yang paling pokok
adalah kita harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
sehingga pengelolaan ini tidak merugikan banyak pihak.

2.2 Proses Pembentukan Sumber Daya Mineral


Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahan galian ini merupakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Dimana jumlahnya yang
sangat terbatas dan juga pembentukan serta pemulihannya memakan
waktu yang cukup lama bahkan dapat menelan waktu hingga jutaan tahun

5
lamanya. Untuk itulah dalam pemanfaatannya kita harus mampu
menggunakannya seefektif dan seefisien mungkin.
Dibawah ini akan diterangkan lebih lanjut mengenai proses
pembentukan beberapa bahan galian/barang tambang diantaranya:

a. Minyak bumi
Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu jutaan
tahun. Minyak bumi berasal dari mikroplankton (ganggang) yang
terdapat di danau, teluk, rawa, dan laut yang dangkal. Sesudah mati,
mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar-dasar kemudian
bercampur denganlumpur sapropelium. Tekanan dari lapisan-lapisan
atas dan pengaruh magma yang mengakibatkan terjadinya
proses destilasi yang menghasilkan minyak bumi.
Kualitas minyak bumi di Indonesia terbilang cukup baik. Kadar
sulfurnya sangat rendah, sehingga mengurangi asap motor yang
menimbulkan pencemaran udara.
Perusahaan yang melakukan eksploitasi minyak bumi di Indonesia
yaitu Perusahaan minyak negara (Pertamina), sedangkan untuk pihak
swastanya yaitu PT. Caltex Indonesia dan PT. Stanvac Indonesia) dan
untuk pihak asinya yaitu Petromer Tren, Arco, Union Oil dan Javec.
Persebaran pertambangan minyak bumi di Indonesia antara lain
Nanggroe Aceh Darussalam/ NAD, Sumatera Utara, Riau dan Kep.
Riau yaitu Kep. Natuna (Pulau Sumatera), lepas pantai Teluk Jakarta
disekitar kepulauan Seribu dan di Jati Barang Indramayu (Jawa Barat),
sekitar Cepu (Jawa Tengah) , Bojonegoro, Surabaya, dan lepas patai
timur Madura (Jawa Timur), Balikpapan, Tarakan, Pulau Bunyu dan
Pulau Bekapai di lepas patai timur Samarinda (Kalimantan Timur),
Pulau Seram bagian timur di teluk Bula dan Pulau Lemun, Teluk
Seram Utara (Maluku), Sorong, Kepala Burung, Biak, dan Kasim
(Papua/Irian Jaya).

6
b. Gas Alam
Gas alam merupakan campuran beberapa hidro karbon dengan
kadar karbon yang kecil, terutama metan, propan dan butan yang
digunakan sebagi bahan bakar. Terdapat dua macam gas alam cair yang
diperdagangkan yaitu Liquified Natural atau gas alam cair (LNG)
danGas Liquified Petroleum Gas atau gas minyak bumi cair (LPG),
dipasarkan dengan nama elpiji dengan tabung gas. Elpiji ini yang
digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan pemanas lainnya.
Daerah persebarannya di Arun, NAD (Sumatera), Kamojang (Jawa
Timur), Bontang dan Kalimantan Timur (Kalimantan).

c. Batubara
Sebagian besar batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan tropis
masa prsejarah/masa karbon. Tumbuhan tersebut tertimbun hingga
berada di dalam lapisan batuan sedimen. Proses pembentukan batu
bara disebut inkolen (proses pengarangan) yang terjadi mejadi dua
(proses biokimia dan proses metamorfosis). Proses biokimia adalah
proses pembentukan batu bara yang dilakukan oleh bakteri anaerob
sehingga sisa-sisa tumbuhan yang menjadi keras karena beratnya
sendiri, tidak ada kenaikan suhu dan tekana. Proses ini menyebabkan
tumbuh-tumbuhan menjadi gambut (turf). Proses metamorfosis
merupakan proses yang terjadi karena pengaruh tekanan dan suhu yang
tinggi dan berlangsung lama. Dan proses ini tidak ada bakteri lagi.
Daerah persebaran batu bara di Indonesia yaitu di Sumatera bagian
tengah, Ombilin (Sawah Lunto), Sumatera bagian selatan, Bukit Asam
(Sumatera), di daerah Mahakam, Kalimantan bagian tenggara di Pulau
Laut (Kalimantan).

d. Tanah liat

7
Tanah liat merupakan tanah yang mengandung lempung (65%),
butir-butirnya sangat halus sehingga rapat dan sulit menyerap air.
Persebaran tanah liat ini terdapat di dataran rendah seperti di Pulau
Jawa.

e. Kaolin
Kaolin yang disebut oleh masyarakat tanah lempung putih atau
tanah liat putih merupakan endapan residual atau dapat pula terjadi
sebagai akibat proses pelapukan dan hydrothermal alterasi pada batuan
beku yang banyak mengandung feldspar dimana mineral potassium
alumunium silikat dan feldspar dirubah menjadi kaolin. Persebarannya
terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan, Jawa,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Maluku.

f. Batu kapur
Batu kapur terbentuk dari pelapukan makhluk hidup laut, seperti
karang dan sarang binatang laut. Batu kapur ini banyak terdapat di
Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

g. Pasir kuarsa
Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen, berasal dari
rombakan batuan yang mengandung silicon dioksida seperti granit,
riolit, granodiorit. Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui proses
transfortasi, sortasi dan sedimentasi . oleh sebab itu endapan pasir
kuarsa dialam tidak pernah didapatkan dalm keadaan murni. Sekalipun
ada di alam biasanya sudah tercampunr dengan lempung, feldspar,
magnetit dsb.
Persebarannya terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat,
Timurdan Selatan juga Sulawesi dan Papua.
h. Pasir besi
Pasir besi berasal dari batuan pasir yang banyak mengandung zat
besi. Persebaran pasir besi yaitu di pantai seltan Wates, Kulon Progo
bagian barat sampai ke timur Cilacap (Pulau Jawa).

i. Marmer/batu pualam

8
Marmer/batu pualam merupakan batu kapur yang telah berubah
bentuk menjadi batuan yang sangat indah setelah digosok dan
dilicinkan.

j. Batu aji/batu akik


Batu aji/batu akik merupakan mineral yang cukup keras. Warna
batu aji ini bermacam-macam seperti merah, hijau, biru, ungu, putih,
kuning dan hitam. Batu ini banyak digunakan untuk perhiasan. Batu
akik banyak ditemukan di daerah pegunungan dan di sekitar aliran
sungai. Banyak terdapat di daerah seperti Pulau Jawa.

k. Bauksit
Bauksit terjadi dari hasil pelapukan prafis yang efektif pada batuan
beku yang kaya akan alumina. Bauksit merupakan bahan dasar
pembuatan alumunium. Persebaran bauksit adalah di Pulau Bintan,
Loban, Tanjung Saluh, Pulau Kijang, Angkut, Tembeling, Kelong dan
Koyan (Riau), Pulau Singkep, Bangka Belitung, daerah Kapuas dan
Tayun (Kalimantan Barat).

l. Timah
Timah dapat dibedakan menjadi dua yaitu timah primer dan timah
sekunder (alluvial). Timah primer merupakan timah yang mengendap
pertama kali pada batuan granit, sedangkan timah sekunder adalah
timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya akibat proses
pelapukan dan erosi. Persebaran timah yaitu di Pulau Bangka,
Belitung, Singkep, Bangkinang, Riau daratan, dan lepas pantai Pulau
Tujuh (Pulau Sumatera).

m. Nikel
Nikel terbentuk karena proses pelapukan dan pencucian oleh air
hujan pada batuan peridotit yang massif. Hasil pelapukan kemudian
teronggok di permukaan sebagai mineral-mineral. Mineral ini
mengandung nikel. Daerah persebaran nikel terdapat di Soroako,
Bulubulang, Pamaloa Utara, dan Pamaloa Selatan (Sulawesi
Tenggara).

9
n. Tembaga
Tembaga berasal dari larutan cair magma yang kemudian
menyusup dan mengisi celah-celah pada patahan (diaklas). Tembaga
dalam jumlah kecil merupakan hasil sampingan dalam penambangan
emas dan perak. Persebarannya di Tembagapura (Papua/Irian Jaya),
Cikotok, Cirotan dan Palasari (Jawa).

o. Emas dan perak


Emas dan perak merupakan logam mulia. Pertambangan emas dan
perak di Indonesia dilakukan dengan cara pertambangan secara
terbuka, dan mengeruk/mendulang pasir/lumpur sungai yang
mengandung emas. Daerah persebaran di Pulau Jawa yaitu: Cikotok
(Jawa Barat), dan daerah Rejang Lembong (Bengkulu).

p. Mangan
Mangan merupakan hasil pengendapan di daerah danau dan pantai
yang terjadi pada zaman tersier. Daerah persebaran magma terdapat di
Karangnunggal dan Tasikmalaya bagian selatan (Jawa Barat), Kliripan
dan Kulon Progo (Yogyakarta) serta di sekitar Martapura
(Kalimantan).
q. Besi
Pada temperature yang tinggi, bijih besi dicampur dengan
kokas dan besi tua. Percampuan diatur dan dibakar secara merata.
Kotoran dalam bijih besi dihilangkan melalui proses reduksi yaitu
mengambil unsure oksigen dari bijih besi. Proses pembakaran pada
suhu tinggi menghasilkan cairan. Kemudian cairan tersebut dicetak
dalam bentuk tertentu. Bijih besi merupakan besi yang
kandungan/campuran karbonnya rendah.

r. Belerang
Belerang atau sulfur didapatkan dalam 2 bentuk yaitu sebagai
senyawa sulfide dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfide
didapatakan dalam bentuk galen-PbS, chalkoporit-CuFeS dan Pirit-

10
FeS. Kesemuanya terbentuk akibat proses hydrothermal, kecuali yang
yang terakhir dapat pula terjadi karena proses sedimentasi dalam
kondisi tertentu. Sedang belerang alam unsure tersebut berbentuk
kristal bercampur lumpur atau merupakan hasil sublimasi. Endapan
belerang ini terbentuk oleh kegiatan solfatara, fumarola atau sebagai
akibat dari gas dan larutan yang mengandung belerang keluar dalam
bumi melalui rekahan-rekahan, serta selalu berkaitan dengan rangkaian
gunung api aktif.
Belerang ini terdapat di Kab. Aceh Besar, Aceh Tenggara,
Sumatera Utara (Kab. Taput), Sumatera Barat (Kab. Solok), Jambi
(Kab. Kerinci), Jawa Barat (G. Papandayan, G. Galunggung, G.
Ciremai dan Tangkuban Parahu), Jawa Tengah (G. Dieng, Telaga
Terus), Maluku, Sulawesi Utara dll.

s. Fosfat
Endapan fosfat di Indonesia terdapat di gua-gua dalam berbagai
bentuk dan butiran , bongkahan sampai bongkahan besar. Endapan
fosfat guano dengan komposisi kalsium fosfat terdapat sebagai
endapan permukaan, endapan gua dan endapan bawah permukaan.
Secara garis besar proses pembentukan ketiganya adalah sama
yaitu merupakan hasil reaksi antara batu gamping dengan kotoran
burung dan kelelawar yang mengandung asam fosfat karena pengaruh
air hujan/air tanah.
Persebarannya terdapat di daerah Aceh yaitu kab. Aceh Besar dan
Aceh Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat ( Kab.Bogor, Kab. Sukabumi,
Kab. Ciamis, Pangandaran), Jawa tengah (Kab. Tegal, dan Kab.
Wonogiri), Blitar, Sumenep, Madura, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Irian Jaya dan Sulawesi Tenggara.

t. Mika
Kelompok mika (muskovit, plogopit dan biotit) terbentuk pada
tahap akhir proses pembentukan magma yang kekentalannya rendah
dan bersifat assam. Kristal mika berukuran lebar dan berlapis, relatif

11
lunak (kekerasan 2-2,5) transparan dengan warna yang bervariasi.
Muscovit ini berwarna putih, kuning dan coklat yang memiliki sifat
fleksibel dan elastis didapatkan pada batuan beku yang kaya silica dan
alumina. Sedangkan plogopit bersifat transparan dan elastis dengan
warna coklat muda atau kekuningan dan biasa terdapat pada batuan
metamorf yang kaya magnesium. Biotit berwarna hitam hingga hijau
gelap, fleksibel, elastis, dan biasa dijumpai pada batuan pegmatite,
lamprophyre, kadang-kadang pada lava batuan metaomrf.
Persebarannya terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Irian Jaya.

u. Tras
Tras pada umumnya terbentuk pada batuan volkanik yang banyak
mengandung feldspar dan silica antara lain breksi andesit, granit,
rhyolit yang telah mengalami pelapukan lanjut. Akibat proses
pelapukan feldspar akan berubah menjadi mineral lempung/kaolin dan
senyawa silica amorf. Makin lanjut tingkat pelapukan maka makin
baik mutu/kualitas tras.
Persebarannya terdapat di Pulau Sumatera, Pulau Bali, Pulau Jawa,
Nusa Tenggara dan Sulawesi.

v. Intan
Intan terbentuk bersamaan dengan pembekuan batuan ultra basa
missal peridotit dan kimberlit. Kristalisasi Intan pada kimberlite pipa
terbentuk pada kedalaman 60 mil/ lebih dalam dibawah permukaan
bumi dan temperatur 1.500-2.000C. Intan mempunyai hablur
berwarna bening tetapi kadang-kadang berwarna kebiruan, kehijauan,
kemerahan atau kuning.
Intan yang diketemukan di Indonesia terdapat di Riau, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan (Martapura),
Kalimantan Timur.

w. Asbes

12
Terjadi karena proses metamorphose (proses serpentinisasi) batuan
yang bersifat basa atau ultra basa. Berdasarkan sifatnya asbes ini
terbagi enjadi dua yaitu asbes serpentinit dan amfibol.
Tempat diketemukan Jawa Tengah (Karangsambung, kab.
Kebumen), Halmahera (Weda), Sulawesi Teggara, Nusa Tenggara
Timur dan Irian Jaya.

x. Grafit
Grafit terbentuk pada metamorphose tingkat tinggi dari batuan
yang mengandung zat organic, dapat terjadi pula karena proses
magmatisme antara lain pada pegmatite, dan juga terdapat pada
hydrothermal vein. Grafit ini sangat umum didapatkan dalam granit,
sekis, genis mika sekis ataupun batu gamping kristalin.

2.3 Potensi Sumberdaya Mineral dan Batubara di Indonesia

Mineral yang dipakai sehari hari dalam kehidupan umat manusia tidak
semuanya terdapat di Indonesia. Diperkirakan hanya 30% atau 30 Macam mineral
utama terdapat di Indonesia. Mineral tersebut adalah emas, perak, tembaga, nikel,
timah putih, timah hitam, alumunium, besi, mangan, chromit, minyak bumi, gas
bumi, batubara, yodium, berbagai garam, berbagai mineral industri (asbes,
bentonit, zeolit, belerang, fosfat, batu gamping dll), batu mulia, termasuk intan,
dan bahan bangunan. Mineral langka masih belum diketahui di Indonesia,
demikian juga uranium, hingga saat ini belum tersedia data yang rinci
mengenainya.
Beberapa mineral telah menjadi andalan sektor pertambangan di
Indonesia. Produksi dan cadangannya juga cukup besar. Timah, misalnya,
memproduksi sekitar 15% produksi dunia, sementara cadangannya lebih kurang
8% cadangan dunia. Cadangan nikel mencapai 15% cadangan dunia, tetapi
produksinya baru mencapai 10% produksi dunia. Berikut ini disampaikan
beberapa angka mengenai mineral andalan Indonesia, disertai pula beserta

13
cadangan potensinya. Klasifikasi yang dipakai adalah klasifikasi Mckelvey
(1973). Angka angka tersebut disampaikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 2.1. Perbandingan Taksiran Cadangan Mineral Indonesia dan Dunia

Taksiran cadangan

Indonesi Perbandinga
Nama Mineral a Dunia n

1 11.100.00 8%
. Timah 865 ton 0 ton

2 15 juta 100 juta 14%


. Nikel ton ton

3 126 juta 5%
. Tembaga 6 juta ton ton

32
4 milyar 663 2%
. Batubara ton milyar ton

5 Alumuniu 934 juta 139.000 0,7%


. m ton juta ton

9,1 916,6
6 Minyak milyar milyar 1%
. bumi barrel barrel

0,138
7 juta 6,9 juta 2%
. Gas bumi BSCF BSCF

Potensi minyak dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru
25% yang dieksploitasi. Menurut perkiraan, sumberdaya minyak bumi mencapai
lebih kurang 70 72 milyar barrel, sedangkan yang sudah diteliti dan sudah dapat
digolongkan sebagai cadangan baru kurang lebih 9 10 milyar barrel.
Sumberdaya dan cadangan minyak bumi Indonesia akan bertambah terus bila
eksplorasi terus dilakukan. Belum lagi potensi yang mungkin ada di dalam batuan

14
yang lebih tua (batuan Pra-Tersier), karena sejauh ini minyak dan gas bumi baru
diproduksi dari batuan berumur Tersier karena lebih dangkal letaknya. Demikian
pula potensi sumberdaya mineral lainnya yang masih bisa untuk dikembangkan.

2.4 Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara


Dalam perkembangannya, pengelolaan sumber daya mineral kini semakin
kompleks mengingat seiring dengan perkembangan zaman yang disertai dengan
perkembangan tekhnologi yang semakin canggih. Dimana, manusia dituntut untuk
selalu menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yang ada. Hal itupun yang
sekiranya membawa dampak terhadap inovasi demi inovasi yang bermunculan
saat ini. Begitupun halnya dengan sumber daya mineral yang pemanfaatannya
memiliki peran yang sangat sentral bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Dibawah ini pemanfaatan hasil tambang sebagai berikut:

1. Minyak bumi
Minyak bumi ini setelah diolah dihasilkan minyak gas (avigas),
bensol (avtur), gasoline (bensin, premium dan super 98), karosin (minyak
tanah dan minyak lampu), minyak solar, diesel dan minyak bakar, vaselin
dan paraffin (untuk industry batik dan korek api) dan aspal. Hasil olahan
tersebut dapat digunakan untuk penerangan rumah, tenaga penggerak dan
mesin pabrik, bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar pesawat
terbang dan pemanfaatan lainnya.

2. Gas alam
Gas alam ini biasanya digunakan untuk bahan bakar rumah tangga
dan keperluan industri lainnya.

3. Batubara
Batubara biasanya digunakan sebagai bahan bakar pemberi tenaga
dan bahan mentah cat, obat-obatan, wangi-wangian dan bahan bakar
peledak.

15
4. Tanah liat
Tanah liat digunakan untuk membuat gerabah dan bahan bangunan
seperti batu bata, genting dan kerajinan tangan seperti kendi dsb.

5. Kaolin
Kaolin ini digunakan sebagai bahan dasar membuat porselen.

6. Batu gamping
Batu gamping digunakan sebagai bahan perekat bangunan, bahan
pembuat semen, dan pengapur dinding.

7. Pasir kuarsa
Pasir kuarsa ini dapat digunakan untuk membuat kaca.

8. Pasir besi
Pasir besi biasanya digunakan untuk membuat besi tuang.

9. Marmer
Marmer ini biasa digunakan untuk membuat lantai dan hiasang
dinding.

10. Batu aji


Batu aji digunakan untuk perhiasan.

11. Alumunim
Alumunium merupakan logam ringan dan kuat yang digunakan
untuk industry kapal terbang, mobil, mesin-mesin dan alat-alat rumah
tangga lainnya.

12. Timah
Timah sebagai bahan untuk membuat pipa ledeng, logam patri dan
kawat telepon.

13. Nikel
Nikel dapat digunakan untuk bahan campuran dalam industry besi
baja agar kuat dan tahan karat.

14. Tembaga
Tembaga dapat digunakan untuk membuat bahan kapal dan
industry barang-barang perunggu dan kuningan.

16
15. Intan
Intan ini biasa dipergunakan untuk perhiasan bagi kaum
perempuan pada umumnya.

16. Asbes
Asbes dapat digunakan sebagai atap bangunan pengganti genting.

2.5 Jenis Jenis Sumber Daya Mineral


Departemen pertambangan dan energi menggolongkan mineral ke
dalam 3 (tiga) kelompok:

1. Kelompok A (mineral strategic),


Yang hanya dapat ditambang oleh pemerintah, tetapi perusahaan
domestik dan asing dapat menjalankan join venture(patungan) dengan
perusahaan pemerintah berdasarkan kontrak karya atau persetujuan kerja
sama. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah minyak bumi, gas alam,
bitumen cair, antransit, batubara, lignit, uranium, radium, thorium dan
mineral radioaktif lainnya, nikel, cobalt, dan timah.

2. Kelompok B (mineral vital)


Yang dapat ditambang oleh BUMN, badan usaha swasta, koperasi
maupun pribadi-pribadi warganegara. Badan swasta asing hanya sebagai
kontraktor pemerintah atau anggota minoritas pada perusahaan nasional.
Namun perusahaan asing boleh menjalankan eksplorasi melalui pemegang
izin swasta Indonesia. Kelompok ini meliputi besi, manggan,
molybdenum, chromit, yodim dan belerang.

3. Kelompok C (mineral lainnya)


Hanya boleh ditambang oleh perusahaan swasta nasional.
Perusahaan asing dapat member dana dan mengadakan kontrak pembelian

17
mineral ini. Kelompok ini meliputi gamping, tanah liat, gips, fosfat, nitrat,
asbestos, mika, granit, magnesit, jarosit, leusit, dll.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berbicara mengenai sumber daya mineral atau yang lebih dikenal
dengan bahan galian tentu bukan hal yang tabu. Mengingat kita tinggal di
Indonesia yang notabene merupakan negara yang bukan hanya terkenal
dengan keindahan alamnya semata akantetapi Indonesia pun terkenal
dengan sumber daya alam yang sangat melimbang termasuk sumber daya
mineral yang terkandung di dalamnya.
Dalam persebarannya, sumber daya mineral yang ada di Indonesia
terbilang sangat merata, buktinya hampir di setiap pulau memiliki lebih
dari satu jenis bahan galian, baik itu yang ada di darat maupun yang ada di
laut. Dan dari sekian banyak potensi bahan galian yang dimiliki tak sedikit
yang di ekspor ke luar negeri dan Indonesia pernah tegabung dalam
sebuah organisasi OPEC, namun hal itu tidak demikian halnya untuk
sekarang ini karena, kini cadangan minyak yang dimiliki oleh Indonesia
sangatlah terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
sendiripun terasa sangat sulit apalagi harus diekspor ke luar.
Sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia tentunya harus
diolah sebaik mungkin agar bisa memberikan manfaat lebih bagi
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Tapi, tentunya dalam pengolahan&
pemanfaatannya perlu menerapkan sebuah manajemen ekoefisiensi. Dalam
artian dalam pemanfaatannya sumber daya mineral ini harus secara tepat
dan berguna dengan tidak mengenyampingkan/ menomorduakan
pelestarian lingkungan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Meurah, Cut dan Wangsa Jaya.(2006). Geografi untuk SMA kelas XI.Jakarta: Phibeta.

Sukandarrumindi.(2009). Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University


Press.

19

Anda mungkin juga menyukai