BIODIESEL
‘‘Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Industri Kimia’’
Dosen Pembimbing:
Meriatna, ST., MT
Kelompok V:
Fuji Fahrunnisa 160130114
Wanda Maulida 160130115
Umi Rohmawati Syafa’ah
Khairunnisak
Muhammad Fahrozi
Jamaluddin
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga
bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga
kami dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet. Kami
telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam bahan
tentang Biodiesel.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami
mohon bantuan dari dosen pembimbing mata kuliah Industri Kimia.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan merupakan
alternatif bacaan yang berguna bagi pembaca lainnya. Kepada sumber yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam
penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih.
Kelompok V
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bahan baku dari pembuatan biodiesel dari CPO
2. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam memproduksi biodiesel dari
CPO
3. Mengetahui proses dalam pembuatan biodiesel dari CPO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
-Kekurangan Biodiesel
1. Biodiesel secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan diesel
konvensional.
2. Cenderung mengurangi keekonomian bahan bakar.
3. Kurang cocok untuk digunakan dalam suhu rendah karena Biodiesel murni
memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah.
4. Tidak dapat dipindahkan/diangkut melalui pipa.
5. Menghasilkan lebih banyak emisi nitrogen oksida (NOx) yang dapat
mengarah pada pembentukan kabut asap.
6. Hanya dapat digunakan untuk mesin bertenaga diesel.
7. Menyebabkan tabung bahan bakar kendaraan tua menurun keawetannya
(tambah korosi). Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air
dibandingkan dengan diesel konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi,
filter rusak, pitting di piston, dll.
8. Lebih banyak mengikat uap air, yang dapat menyebabkan masalah dalam
cuaca dingin (misalnya: bahan bakar beku, deposit air di sistem penyaluran
bahan bakar kendaraan, aliran bahan bakar dingin, pengkabutan, dan
peningkatan korosi).
9. Biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang dapat
menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan. Hal ini
bisa memicu meningkatnya kelaparan di dunia.
10. Biodiesel memiliki kandungan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan diesel konvensional, sekitar 11% lebih sedikit dibandingkan dengan
bahan bakar diesel konvensional.
2. Methanol
Methanol atau methyl alkohol atau sering juga disebut carbinol merupakan
larutan polar yang larut dalam air, alkohol, ester dan pelarut organic lainnya.
Methanol mempunyai rumus molekul CH3OH adalah alkohol aliphatic sederhana.
Reaksinya ditentukan oleh gugus hydroxyl fungsional, sedangkan reaksi terjadi
oleh gugus C – O atau O – H. Penggunaan methanol sebesar 85% digunakan
sebagai bahan baku serta bahan pelarut sintetis. Dalam hal ini methanol
direaksikan dengan trigliserida akan menghasilkan methyl ester.
Methanol mempunyai sifat fisik sebagai berikut : tidak berwarna, mudah
terbakar dan menguap, tidak berbau, mudah larut dalm air, sangat polar, dengan
spesifik gravitasi 0,7924 pada 20OC, titik didihnya 64,5OC, titik eku -97,5OC dan
flash point 12,2OC. Keberadaan methanol dalam proses transesterifikasi adalah
untuk memutuskan hubungan gliserin dengan zat asam lemak.
2. Esterifikasi
Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester.
Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis yang
cocok adalah zat berkarakter asam kuat dan, karena ini, asam sulfat, asam sulfonat
organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa
terpilih dalam praktek industrial (Soerawidjaja, 2006). Untuk mendorong agar
reaksi bisa berlangsung ke konversi yang sempurna pada temperatur rendah
(misalnya paling tinggi 120° C), reaktan metanol harus ditambahkan dalam
jumlah yang sangat berlebih (biasanya lebih besar dari 10 kali nisbah
stoikhiometrik) dan air produk ikutan reaksi harus disingkirkan dari fasa reaksi,
yaitu fasa minyak. Melalui kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi
reaksi dan metode penyingkiran air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester
metilnya dapat dituntaskan dalam waktu 1 sampai beberapa jam. Reaksi
esterifikasi dapat dilihat sebagai berikut :
3. Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi
dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan
alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol-
alkohol monohidrik yang menjadi kandidat sumber/pemasok gugus alkil, metanol
adalah yang paling umum digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya
paling tinggi (sehingga reaksi disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia
ini, biodiesel praktis identik dengan ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids
Metil Ester, FAME). Reaksi transesterifikasi trigliserida menjadi metil ester dapat
dilihat dibawah ini :
Gambar . Reaksi Transesterifikasi dari Trigliserida menjadi ester metil asam-asam
lemak
Transesterifikasi juga menggunakan katalis dalam reaksinya. Tanpa
adanya katalis, konversi yang dihasilkan maksimum namun reaksi berjalan
dengan lambat (Mittlebatch,2004). Katalis yang biasa digunakan pada reaksi
transesterifikasi adalah katalis basa, karena katalis ini dapat mempercepat reaksi.
Reaksi transesterifikasi sebenarnya berlangsung dalam 3 tahap yaitu
sebagai berikut :
Dari tabel di atas terlihat bahwa Biodiesel dari minyak sawit memiliki
senyawa utama metil ester antara lain metil palmitat, metil palmitoleat, metil
stearat dan metil oleat dimana konversi tertinggi dimiliki oleh metil palmitat
karena asam lemak ini merupakan asam lemak dominan pada minyak kelapa
sawit. Senyawa lain yang dihasilkan dari analisis dengan Gas Chromatography,
kemungkinan sebuah turunan alkil ester asam lemak. Di dalamnya ada juga metil
ester tak jenuh, yaitu metil ester palmitoleate (C16:1) meskipun persentasenya
sangat kecil. Hasil konversi yang dihitung dari masing-masing sampel yang
dianalisa oleh GC dapat ditampilkan dalam lampiran. Dan grafik di bawah ini
dapat menggambarkan tentang jumlah konversi yang terbentuk. Dari grafik di atas
kita bisa mendapatkan kesimpulan bahwa kondisi tertinggi adalah untuk daya 400
watt dan 5 % Kalsium Oksida . Daya 400 watt juga menghasilkan konversi metil
ester tertinggi dari yang lainnya , dan terlihat pada grafik jumlah katalis juga
mempengaruhi konversi metil ester, semakin banyak jumlah katalis, hasil
konversi semakin besar. Dalam grafik kita dapat melihat bahwa konversi biodiesel
terlalu kecil untuk 200 watt dan 300 watt. Handayani SP (2010) telah
membuktikan penggunaan microwave dalam pembuatan biodiesel dengan katalis
basa homogen pada 300 watt , konversi biodiesel kurang dari 70% . Hal ini diduga
bahwa daya yang diberikan masih kecil , sehingga belum mampu mereaksikan
minyak dan metanol dalam waktu 10 menit. Biodiesel mulai terbentuk pada 400
watt dan rasio mol minyak terhadap metanol adalah 1:12 . Metanol yang tidak
bereaksi dari pembuatan biodiesel dengan daya 200 watt dan 300 watt dalam
waktu 20 menit juga masih terlihat, dan hal ini mengakibatkan konversi metil
ester tidak sempurna, sedangkan untuk daya microwave 400 watt.
5.1 Kesimpulan
Biodiesel merupakan senyawa metil-ester dari proses
esterifikasi/transesterifikasi minyak nabati atau lemak hewani, salah
satunya minyak kelapa sawit (CPO)
Proses transesterifikasi merupakan proses utama pembuatan biodiesel
karena disini kunci terbentuk methyl oleat yang disebut sebagai biodiesel.
Pada tahapan proses harus ditentukan pereaksi dan katalis yang akan
digunakan, untuk bahan baku CPO maka sebaiknya pereaksi yang
digunakan methanol dengan katalis NaOH atau KOH.
Dari proses reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit didapatkan produk
samping berupa gliserin
DAFTAR PUSTAKA
https://aprianiwulan.wordpress.com/2014/12/03/flowsheet-pembuatan-biodiesel-
dengan-bahan-baku-cpo/
https://aprianiwulan.files.wordpress.com/2014/12/flowsheet-pembuatan-
biodiesel2.png
https://www.academia.edu/9325739/BAB_III_METODOLOGI_PERCOBAAN
https://www.scribd.com/document/123138856/MAKALAH-Biodiesel
http://chemeng-education.blogspot.co.id/2010/10/pembuatan-biodiesel-dari-
minyak-kelapa.html
http://ams-bloq.blogspot.co.id/2008/10/pembuatan-biodiesel-dari-cpo.html