Anda di halaman 1dari 13

Review Industri Baja

Febri Andini Putri, Fifi Juliani Syafri, Hildayati Amri dan Laila
Suryani

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Padang

Email : febriandinip99@gmail.com

ABSTRAK. Industri baja termasuk satu dari banyaknya industri yang


dibutuhkan oleh industri lain karena baja merupakan bahan baku
penting bagi industri lain secara keseluruhan maka dari itu industri
baja memiliki peranan yang penting dalam kehidupan perindustrian.
Tujuan dari jurnal ini yaitu dapat mengetahui : (1) karakteristik dan
klasifikasi baja; (2) proses pembuatan baja tahan karat (stainless
steel); dan (3) industri baja di Indonesia maupun di luar negeri.
Kesimpulan dari jurnal ini yaitu : (1) Sifat-sifat baja diantaranya
teguh, elastis, kenyal atau liat, dapat ditempa, dapat dilas dan keras;
Klasifikasi baja secara umum adalah baja karbon, baja campuran atau
paduan dan baja tahan karat; (2) Proses pembuatan baja yaitu
konventor, siemens martin dan dapur listrik; dan (3) Salah satu
industri baja di Indonesia yaitu Krakatau Steel, sedangkan di luar
negeri yaitu TATA STEEL.

Kata kunci : sifat, klasifikasi, proses pembuatan dan industri.

BAB I elektronik. Contohnya adalah industri


Pendahuluan pabrik. Industri kecil yaitu industri yang
A. Latar Belakang berhubungan dengan rumah tangga,
Industri merupakan suatu kegiatan contohnya berdagang. Industri baja
ekonomi manusia dimana kegiatannya merupakan salah satu pendorong utama
berupa mengolah bahan mentah menjadi pembangunan suatu negara[2], selain itu
barang baik itu barang setengah jadi atau industri baja termasuk salah satu industri
barang jadi atau produk utuh yang benar- kimia dasar karena memproduksi barang
benar siap untuk digunakan. Menurut setengah jadi berupa baja dan baja
Departemen Perindustrian, industri ini tersebut akan dan bisa diolah lagi
memiliki beberapa jenis diantaranya : menjadi suatu produk yang siap guna.
industri kimia dasar, industri mesin dan Baja merupakan barang setengah jadi
logam dasar serta industri kecil. Industri yang banyak digunakan di industri-
kimia dasar[1] yaitu industri yang bahan industri lain karena merupakan produk
baku utamanya berbahan dasar kimia, setengah jadi. Kebutuhan bahan baku
contoh dari industri kimia dasar ini industri besi baja dalam negeri cukup
adalah industri semen dan industri baja. besar.[3]
Industri mesin dan logam dasar Baja ialah logam campuran yang
merupakan industri yang menghasilkan berasal dari besi, dimana besi sebagai
produk setengah jadi, biasanya bahan dasarnya dan karbon sebagai bahan
berhubungan dengan barang-barang campurannya. Banyaknya karbon yang

1
terdapat pada baja sekitar 0,2% sampai pabrik pembuatan besi sebanyak 2% dan
2,1%. Manfaat adanya kandungan karbon dari pabrik pabrik yang berkenaan
dalam baja yaitu untuk mengeraskan kisi dengan otomotif[12] 1% dan selebihnya
kristal pada atom besi. Baja karbon ialah 6% untuk kebutuhan pabrik lain. Namun
baja yang terdapat unsur karbon lebih karena kurang bersaingnya Industri besi
sedikit dari 1,7%, tetapi besi memiliki dan baja yang ada di Indonesia kemudian
kadar karbon besar dari 1,7%. ditambah lagi dengan faktor mudahnya
Komponen-komponen ini selalu terdapat impor besi dan baja dari luar negeri
pada baja yaitu unsur karbon, mangan, membuat industri besi dan baja yang ada
fosfor, sulfur, oksigen, nitrogen, dan di Indonesia mengalami kebangkrutan
alumunium.[4] Unsur paduan lain yang yang dibuktikan dengan adanya PHK
biasa ditambahkan selain karbon adalah besar-besaran pada tahun 2009[13].
mangan (manganese), nikel[5] krom
(chromium), vanadium dan tungsten.[6] Berikut ini adalah sejarah singkat
Baja karbon merupakan perpaduan penemuan baja di dunia :
antara baja dan karbon dimana unsur 1. Besi pertama kali ditemukan sekitar
karbon sangat menentukan sifatnya[7], tahun 1500 SM. Pada 1100 SM, bangsa
sedangkan unsur-unsur paduan lainnya Hittites menyembunyikan produksi itu
yang biasa terkandung di baja tersebut lebih kurang 400 tahun yang dikuasai
disebabkan saat pembuatannya. oleh Asia Barat. Saat itu proses
Karakteristik dari baja karbon[8] biasanya peleburan besi sudah berkembang secara
dipengaruhi dari persen karbon dan menyeluruh.
mikrostrukturnya.[9] 2. Pada 1000 SM, Negara Mesir, Rome,
Industri baja meruapakan industri Yunani, Jews, Carhaginians dan Asiria
yang penting karna merupakan bahan tersebut mempelajari peleburan tersebut
baku dari industri yang lainnya, seperti dan mempergunakan besi untuk
digunakan dalam infrastruktur kebutuhan sehari-harinya. Kemudian
(contohnya seperti pembuatan jembatan pada tahun 800 SM, India berhasil
yang menggunakan baja sebagai bahan membuat besi setelah diinvansi oleh
utamanya), pembuatan alat-alat pabrik, bangsa Arya.
alat transportasi, otomotif.[10] Selain itu 3. Pada sekitar tahun 700 – 600 SM, Cina
baja digunakan juga untuk industri pelat mempelajari pembuatan besi dan
timah untuk kaleng makanan dan dilanjutkan pada tahun 400 – 500 SM,
minuman, kaleng cat, dan kontainer baja sudah ditemukan penggunaannya di
kimia. [11] dunia terutama di bagian Eropa.
Indonesia merupakan suatu negara 4. Tahun 250 SM akhirnya salah satu
yang mengkonsumsi serta memproduksi negara di Asia yaitu India menemukan
baja yang luas. Berdasarkan data yang cara membuat baja. Ini merupakan awal
diperoleh dari Kementrian Perindustrian, dari penggunaan baja di bagian Asia
industri besi dan baja Indonesia setelah Eropa.
berkembang sebanyak 12,74% dan pada 5. Sekitar tahun 1000 M, baja mulai
tahun 2012. Sekarang negara kita didapati mengalami pembaharuan dengan
mengkonsumsi baja sebanyak 12,53 juta adanya campuran unsur lain di dalamnya
ton. yang ditemukan pada kekaisaran Fatim
Sektor kontruksi merupakan salah satu yang disebut dengan baja damaskus[14].
sektor yang mengkonsumsi baja paling Namun hal ini masih disembunyikan dari
banyak yaitu 80%, dari sektor pembuatan negara-negara lain.
rangkaian pipa sebanyak 8%, dari sector
manufaktur sebanyak 3%, dari pabrik-

2
6. Sekitar tahun 1300 M, rahasia produksi Merupakan sifat baja yang mana baja
baja damaskus telah punah. Dan baja pun memiliki kemampuan untuk menerima
tersebar luas di daratan Asia. perubahan atau gangguan struktur yang
7. Sekitar tahun 1700 M, baja diteliti signifikan tanpa mengalami perubahan
kembali pembuatan dan penggunaannya yang merugikan berupa kerusakan atau
di Eropa.[15] kecacatan yang tampak dari luar dan
dalam kurun waktu yang singkat.
B. Rumusan Masalah 4) Dapat ditempa
Berdasarkan uraian diatas, maka Sifat baja ketika baja tersebut dalam
dapat ditentukan rumusan masalah yang proses merah pijar akan menjadi lunak
cocok untuk dibahas pada jurnal ini yaitu sehingga dapat destruksi bentuknya atau
sebagai berikut: ditempa sesuai yang diinginkan.
1. Apa saja karakteristik dan klasifikasi 5) Kekerasan [19-20]
baja? Baja memiliki struktur yang kuat
2. Bagaimana proses produksi baja tahan sehingga kekuatan tersebut dapat
karat? melawan masuknya pengotor atau
3. Apa saja industri baja di Indonesia komponen atau benda lainnya.[21]
maupun di luar negeri?
D. Klasifikasi Baja
C. Tujuan Penulisan Baja dapat dibedakan berdasarkan
1. Untuk mengetahui karakteristik dan 5 komponen sebagai berikut :
klasifikasi baja. 1. Berdasarkan komposisinya, baja[22] dapat
2. Untuk mengetahui proses pembuatan baja dibedakan menjadi 3 jenis :
tahan karat (stainless steel). a. Baja karbon
3. Untuk mengenal industri baja di b. Baja paduan rendah
Indonesia dan di luar negeri. c. Baja tahan karat

BAB II 2. Berdasarkan proses pembuatannya, baja


Pembahasan dibedakan pada 3 proses yaitu :
A. Sifat Baja a. Konventor
Beikut ini uraian beberapa sifat-sifat baja b. Siemens martin
secara umumyang perlu diketahui : c. Dapur listrik
1) Teguh
Baja memiliki sifat yang solid [16] yaitu 3. Berdasarkan bentuk produk, baja
mempunyai ketahanan terhadap tarikan, dibedakan menjadi 5 bentuk yaitu :
tekanan atau lentur sehingga baja dapat a. Pelat batangan
dibentuk atau dicetak dengan berbagai b. Tabung
macam bentuk namun tidak hancur dan c. Lembaran
tetap kokoh. d. Pita
2) Elastis e. Bentuk struktural
Merupakan sifat baja[17-18] berupa f.
kemampuan untuk berubah bentuk sesuai 4. Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi,
pembebanan yang diberikan namun baja dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
mampu mempertahankan susunan a. Baja Struktural
partikelnya dalam pembebanan tertentu. b. Baja Non-Struktural[23]
Ketika pembebanan tersebut ditiadakan
maka baja akan kembali kebentuk
semulanya.
3) Kekenyalan / Keliatan

3
Baja dikelompokkan secara Pada baja karbon kita dapat melakukan
umum dengan uraiannya berdasarkan dengan cara menambahkan satu, dua,
“Handbook of Comparative World Steel atau lebih unsur, berdasarkan pada
Standards”[24] ialah seperti dibawah ini: karakter atau sifat khususnya alloy[44]
 Baja Karbon (Carbon Steel) berdasarkan yang diinginkan.
Baja karbon ialah baja dengan a. Baja Rendah Alloy (low alloy steel) (<
kandungan karbon kurang lebih 1,7%. 8% alloying element)
Baja tersebut sering digunakan untuk Jenis baja rendah alloy[45] yang
infrastruktur. terkenal yang sering digunakan adalah
Berikut ini pembagian baja karbon : HSLA[46] (high strength low alloy) yang
a. Baja Rendah Karbon (low carbon steel) memakai campuran Nb, V, Ti, dan Al.
(<0,2 % karbon) b. Baja Tinggi Aloy (high alloy steel) (> 8%
Baja rendah karbon[25-29] ini sering alloying element)
dipakai untuk keperluan automobile body Tujuan pemanfaatan high alloy
panels[30], tin plate dan wire product[31] steel yaitu untuk meningkatkan
memerlukan kesungguhan besar maka karakteristik baja, diantaranya agar lebih
dibutuhkan kemurnian baja dengan kadar tahan korosi[47-49], lebih tahan panas dan
karbon yang rendah. Kadar unsur karbon lebih tahan aus dibandingkan baja rendah
dalam baja ini kurang dari 0,2% atau alloy.
sangat sedikit sehingga dinamakan low
carbon steel[32-35]. Baja Tahan Karat (stainless steel)
b. Baja Sedang Karbon (0,2-0,5 % Carbon) Stainless steel merupakan
Baja sedang karbon sering dipakai gabungan besi dengan paling sedikit
untuk berbagai keperluan kondisi hasil mengandung 12% unsur chromium.
quench dan tempered[36], serta ada juga Tanpa penambahan unsur lainnya,
yang dipakai untuk shaft[37-39], axle, gear, paduan besi sebanyak 12% chromium
serta crankshaft[40-41]. Kadar unsur karbon dikenal dengan baja tahan karat.
dalam baja ini sekitar 0,2% sampai 0,5% Campuran tersebut akan membuat thin
atau lebih banyak daripada baja rendah protective layer Cr2O3[50-52]. Baja stainless
karbon sehingga dinamakan medium steel[53] biasanya banyak digunakan untuk
carbon steel. keperluan di dalam rumah tangga seperti
c. Baja Tinggi Karbon (high carbon steel) peralatan makan dan minum seperti
(>0,5 % Carbon) sendok, garpu dan gelas serta alat-alat
Baja tinggi karbon sering dipakai memasak seperti kuali dan sendok
dalam spring material dan high-strength penggorengan.
wire[42]. Kadar unsur karbon dalam baja E. Proses Produksi Baja Tahan
ini besar dari 0,5% atau paling tinggi Karat (Stainless Steel)
diantara dua jenis karbon di atas sehingga Bahan utama pembuatan baja
dinamakan high carbon steel. yaitu dengan[54] besi kasar sebagai bahan
 Baja Paduan (alloy steel) utamanya dapat berupa padat, cair,
Baja paduan atau alloy steel[43] maupun besi bekas yang dibuat pada
adalah baja karbon yang di dalamnya dapur pengolahan baja[55] (skrap) dan
terdapat campuran unsur lainnya mampu beberapa paduan logam atau alloy.
mengubah sifat baja tersebut. Berikut adalah beberapa prosedur yang
Karakteristik baja diantaranya liat, cepat terdapat dalam pembuatan baja, berikut
memadat, keras, dan sebagainya dimana ini gambaran pembuatan baja dari bahan
bertujuan untuk membuat baja menjadi utamanya besi kasar : [56]
lebih berkualitas. Adanya pengotor yang
mengurangi kemurnian baja tersebut.

4
1. Proses Konvertor cair, tanpa penambahan kalsium oksida
Konventor sendiri berasal dari kata karena bisa bereaksi dengan silikon
“konversi” yang artinya pengubah. dioksida, kalsium oksida dan kalsium
Konvertor merupakan alat yang dapat silikat.
mengubah besi itu sendiri menjadi baja  Proses Thomas (Basa)
yang siap diproduksi untuk dimanfaatkan Proses thomas (basa)
selanjutnya. Konventor terbuat dari pelat menggunakan batu yang tahan akan api
baja yang menggunakan penyambung las atau dolomit [kalsium karbonat dan
atau paku keling[57]. Sisi terdalamnya magnesium (CaCO3 + MgCO3)] yang
menggunakan batu yang harus antiapi. digunakan untuk bahan pembuatan
Batu anti api[58] yang kita gunakan bagian dalam dinding. Bahan baku dibuat
terdapat sifat asam dan sifat basa dari besi kasar putih yang mengandung
tergantung kepada sifat baja yang akan fosfor antara Thomas pada lapisan 1,7-
kita olah untuk keperluan yang 2%, Mangan 1-2% dan Silikon 0,6-0,8%.
dibutuhkan. Sesudah unsur Mangan dan Silikon
Pada sisi bawah alat ini ada celah- terbakar, fosfor menciptakan oksida
celah atau lubang-lubang angin yang fosfor (P2O, dengan penambahan zat
disebut juga dengan tuyer yang kapur (kalsium oksida) dapat membuat
mempunyai fungsi sebagai saluran besi cair keluar, 3CaO + P2O5Ca3(PO4)2
tempat udara penghembus yang dikenal (terak cair).
dengan air blast[59]. Selain itu terdapat 2. Proses Siemens Martin
pula penyangga yang dilengkapi dengan Proses ini mengolah baja dengan
trunnion yang mempunyai fungsi sebagai cara meleburkan baja pada suhu tinggi.
pengatur posisis horizontal maupun Dapur Siemens Martin memiliki tungku
posisi vertikal pada konvertor. kerja yang memiliki banyak ruangan
Prosedur kerja : hampa.
• Pertama dengan cara memanaskan bahan Tungku pengolahan dapat
baku kokas sampai dengan suhu + 1500 menampung muatan dengan kapasitas 30-
derajat celcius. 50 ton. Besi bekas atau besi tua dapat
• Selanjutnya konvertor tersebut dijadikan sebagai bahan baku selain
dimiringkan dan dimasukkan ke bahan baku utamanya yaitu besi kasar.
dalamnya bahan baku kokas tadi sampai Seandainya besi digunakan terdapat
dengan + 1/8 bagian dalam konvertor kandungan fosfor, lapisan bahan dalam
tersebut. dapur akan bersifat basa. Sedangkan besi
• Tegakkan kembali konventor setelah yang kita masukkan tanpa ada kandungan
bahan baku baja tersebut dimasukkan. fosfor, lapisan dalam bahannya bersifat
• Saat tekanan udara pengolahan mencapai asam.
1,5-2 atm akan dihemuskan oleh  Sistematika kerja :
kompresor. Prinsip kerja pada pembuatan
• Terakhirnya konvertor tersebut kita dengan metode Siemens Martin
balikkan agar hasilnya di dalamnya digunakan alat regenerator menggunakan
keluar. temperatur hingga 30000C. Kegunaan
 Proses bassemer (Asam) : regenerator yaitu :
Proses pengolahan produksi baja 1. Bisa untuk menguapkan gas dan udara
menggunakan proses bassemer yaitu yang dapat menaikkan suhu dapur olah.
dengan digunakannya batu tahan api yag 2. Berfungsi sebagai fundamental atau
mengandung kwarsa asam[60] atau silikon landasan dapur.
dioksida[61-64] pada lapisan dalamnya. 3. Bisa diguanakan untuk penghematan
Bahan baku dibuat dari besi kasar kelabu penggunaan ruangan pada dapur.

5
Bahan dasar yang dapat dipakai untuk  Dapur induksi frekuensi tinggi
proses ini bisa berupa besi putih maupun Dapur ini tersusun dari kawat
besi kelabu. Pada besi kelabu[65-68] dinding dililitkan pada kumparan. Arus listrik
bagian dalamnya dilapisi dengan silikon akan bersirkulasi dalam logam dan
dioksida sedangkan pada besi putih menyababkan terjadinya pencairan.
bagian dalamnya dilapisi dengan batu
dolomit[69] (40% Magnesium karbonat + F. Penerapan penggunaan baja
60% Kalium karbonat). stainless steel atau baja tahan karat
Penerapan penggunaan baja tahan karat
3. Proses Dapur Listrik terbagi tiga yaitu :[77]
Proses dapur listrik yaitu proses 1. Sebagai perlengkapan baja tahan karat
pengolahan baja dengan cara mengontrol untuk industri makanan
temperatur peleburan dan memperkecil  Trolli makanan
unsur-unsur yang akan dimurnikan.  Trolli barang
Dapur listrik ini menggunakan arus listrik  Bowl sink[78] (Sink Bowl)
yang dapat menimbulkan panas untuk
mencairkan bahan yang akan diolah. 2. Sebagai perlengkapan baja tahan karat
Tahap permulaan pemurnian baja yaitu untuk dapur hotel
menggunakan konvertor. Selanjutnya  Penghangat piring
yaitu proses memurnikan baja dilakukan  Pengeringan handuk
pada dapur listrik agar mendapatkan baja
 Tempat sampah
dengan kualitas yang baik. Dapur listrik
itu sendiri memiliki 2 macam dapur[70],
yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur 3. Sebagai pelengkap baja tahan karat
induksi frekuensi tinggi. lainnya
 Dapur listrik busur nyala  Meja kerja
Dapur listrik busur nyala dapat  Work table knock down
menampung muatan dengan kisaran 25-  Tiang antrian (Queve Stand)
100 ton dan juga terdiri dari 3 buah
elektroda karbon diletakkan pada sisi atas G. Industri Baja
atau atap dapur. Elektroda karbon[71-72] Industri baja digunakan salah
menghasilkan busur nyala yang berfungsi satunya sebagai pemenuhan kebutuhan
untuk mencairkan logam. infrastruktur dan perkembangan ekonomi
Dapur listrik busur nyala tersebut di sebuah negara secara menyeluruh[79]
mampu memproses logam melalui proses baik negara maju maupun negara
asam maupun proses basa. Batu tahan api berkembang. Pertumbuhan ekonomi di
melapisi bagian dalam dapur. Bahan India dan Tiongkok semakin berkembang
mentah yang bisa ditambahkan ke dapur pesat akibat terjadinya kemajuan yang
adalah besi kasar. signifikan akan permintaan baja pada
Saat proses pengolahan baja[73-74] beberapa tahun belakangan ini. Terdapat
dilakukan proses[75] basa maka terak akan perusahaan baja di Tiongkok dan India [80]
teroksidasi oleh kapur yang dimasukkan merupakan perusahaan besar pada sektor
pada saat unsur campuran yang tereduksi. industri baja seperti Tata Steel, Shanghai
Berikutnya didapatkan pemisahan terak Baosteel Corporation dan Grup Shagang.
(mengandung kapur) dari baja cair. Pada Saat ini produsen baja terbesar di dunia
proses ini[76] kita harus menambahkan adalah ArcelorMittal[81-83].
campuran logam pada baja untuk Berdasarkan data pada tahun
meminimalisir terjadinya oksidasi. 2005, British Geological Survey
mengeluarkan pernyataan yang berbunyi

6
bahwa Tiongkok merupakan negara 2. Proses pembuatan bajayaitu bisa dengan
sebagai produsen baja terbesar di proses konventor, siemens martin dan
dunia[84], sekitar sepertiga produksi baja dapur listrik.
di dunia berasal dari negara Tiongkok, 3. Salah satu industri baja di Indonesia yaitu
yang kemudian disusul oleh Jepang, Krakatau Steel, sedangkan di luar negeri
Russia dan Amerika Serikat.[85] Pada yaitu TATA STEEL.
akhir 2008, industri baja sempat terjatuh
sehingga banyak menyebabkan H. Saran
pemutusan hubungan kerja.[86] Saat ini Diharapkan dengan adanya jurnal
jumlah investasi empat pabrikan baja ini, kita dapat menambah wawasan kita
lokal sekitar US$ 1,89 miliar.[87] tentang industri baja dan pemanfaatannya
Salah satu industri baja di pada kehidupan sehari-hari.
Indonesia yaitu perusahaan
Krakatau Steel. Daftar Pustaka
• Perusahaan Krakatau Steel berdiri
[1]
pada tanggal 31 Agustus 1970 dan Kusumawati, I. T. (2014). Pengaruh
diresmikan pada tahun 1977. Family Control Terhadap Profitabilitas
• Tahun 1983 dilakukan dan Nilai Perusahaan Pada Industri Dasar
pembangunan pabrik Slab Baja[88-91], dan Kimia. Business Accounting Review,
pabrik Baja Lembaran Panas dan pabrik 2(1), 170-179.
Besi Spons yang telah resmi
[2]
dioperasikan. Cahyani, C. A. (2014). ANALISIS
Berikut produk dari Krakatau Steel : DAYA SAING INDUSTRI BESI BAJA
1. Hot Rolled Coil Steel[92] DALAM RANGKA MENGHADAPI
Produk baja dihasilkan dari proses ACFTA. Economics Development
pengerolan panas. Analysis Journal, 3(2).
Penggunaan : Konstruksi umum & las,
[3]
pipa & tabung, komponen & rangka HARYADI, H., & SALEH, R. (2012).
otomotif, konstruksi kapal, baja tahan Analisis Keekonomian Bijih Besi
korosi cuaca. Indonesia. Jurnal Teknologi Mineral dan
2. Cold Rolled Coil Steel [93-102] Batubara, 8(1), 1-16.
Produk baja dihasilkan dari proses
[4]
pengerolan dingin. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Baja
Penggunaan : otomotif, pipa& tabung,
[5]
porcelain enamelware. Andinata, F., Destyorini, F., Sugiarti,
3. Wire Rod E., & Munasir, M. (2012). Pengaruh Ph
Produk batangan dari baja billet. Larutan Elektrolit Terhadap Tebal
Penggunaan: Kawat, paku, mesh, mur & Lapisan Elektroplating Nikel Pada Baja
baut, spring bed, kawat elektroda. St 37. Jurnal Penelitian Fisika dan
Aplikasinya (JPFA), 2(2), 48-52.
BAB III
[6]
Penutup Tarkono, Siahaan,G.dan Zulhanif.
A. Kesimpulan 2012. Studi penggunaan elektroda las
1. Sifat-sifat baja yaitu teguh, elastis, yang berbeda terhadap sifat
kekenyalan / keliatan, dapat ditempa, mekanikpengelasan SMAWbaja
dapat dilas dan keras sedangkan AISI1045. Jurnal mechanical. 3 (2).
klasifikasi baja secara umum adalah baja
[7]
karbon, baja paduan dan baja anti karat. Istiqlaliyah, H. (2016). Pengaruh
Variasi Media Karburasi Terhadap

7
[16]
Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Febriani, S. S., Yolanda, T., Arianti, V.
Karbon Pada Baja ST 42. Prosiding A., & Zainul, R. (2018, October 12). A
SENIATI, (Book-1). Review Solid Stated : Principles and
Methode.
[8]
Syafei N. Riset Material ANALISA
[17]
FENOMENA KOROSI PELAT PIPA SULISTIYO, R. (2007). PENGARUH
BAJA KARBON API 5L-X65 DALAM PROSES NORMALIZING TERHADAP
LARUTAN 7900 ML AIR LAUT DAN SIFAT MEKANIS BAJA S 45 C (Doctoral
100 ML AMONIAK PADA KONDISI dissertation, University of
GAS CO2 DAN H2S JENUH PADA Muhammadiyah Malang).
SUHU RUANG. EKSAKTA [Internet].
[18]
21Apr.2018 [cited 23Apr.2019];19(1):7- Masykur, M. (2011). Pengaruh
3. Temperatur Terhadap Sifat Mekanik pada
Baja Karbon Sedang St 60.
[9]
Amanto H., dan Daryanto. 1999.Ilmu ENGINEERING, 3(2).
bahan. Jakarta : Bumiaksara.
[19]
Aziza, Y. (2017). Pengaruh Kadar
[10]
https://www.lenterabisnis.com/ruang- Garam Dapur (Nacl) dalam Media
lingkup-industri-baja Pendingin terhadap Tingkat Kekerasan
pada Proses Pengerasan Baja St-60. G-
[11]
Sobandi, A., 2009. Pemakaian bahan Tech: Jurnal Teknologi Terapan, 1(1),
baku lokal pada pembuatan besi di PT. 18-25.
Krakatau Steel, Divisi Riset
[20]
Pengembangan dan Konservasi Energi Mabruri, E. (2016). Pengaruh Mo dan
PT. Krakatau Steel, Banten. 96 hal. Ni terhadap Struktur Mikro dan
Kekerasan Baja Tahan Karat Martensitik
[12]
Ishlah, T., & Geologi, P. M. P. S. D. 13Cr [The Effect of Mo And Ni on The
(2009). Potensi Bijih Besi Indonesia Microstructure and Mechanical
Dalam Kerangka pengembangan Klaster Properties of 13Cr Martensitic Stainless
Industri Baja. Buletin Sumber Daya Steels]. Metalurgi, 30(3), 133-140.
Geologi, 4(2), 13-23.
[21]
https://www.academia.edu/28608674/
[13]
Prasetyo, P. E. (2010). Struktur dan Makalah_Industri_Baja?auto=download
Kinerja Industri Besi dan Baja Indonesia
[22]
tidak Sekuat dan Sekokoh Namanya. MUTAWALLI, M. (2007). Stabilitas
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, sambungan struktur baja ringan Smart
3(1). Frame Type T terhadap beban siklik
pada bangunan rumah sederhana tahan
[14]
Suprapto, A., & Suwarno, S. (2018). gempa sistem Knock Down (Doctoral
Pengaruh Temperatur Penempaan pada dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Baja 0.5 CCrMnSi dan JIS SUP 9
[23]
terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro. https://pelatihanteknik.wordpress.com/
Jurnal Teknik ITS, 7(1), 40-45.
[24]
DS67B, A. (2004). Handbook of
[15]
http://www.kompasiana.com/ Comparative World Steel Standards
febrian.plm/ (Third ed.). (J. E. Bringas, Penyunt.)
5500aa8aa333115372511a2b/sejarah- USA.
baja

8
[25]
Ananda, T. F. (2018, December 13).
[33]
PENGARUH PROSES POST WELD Hodgson, Peter D., M. R. Hickson,
HEAT TREATMENT PADA HASIL and R. K. Gibbs. "Ultrafine ferrite in low
PENGELASAN SMAW TERHADAP carbon steel." scripta Materialia 40.10
KETANGGUHAN BAJA KARBON (1999).
RENDAH.
[34]
Liu, Gang, et al. "Low carbon steel
[26]
Wardoyo, J. T. (2005). Metode with nanostructured surface layer induced
Peningkatan Tegangan Tarik Dan by high-energy shot peening." Scripta
Kekerasan Pada Baja Karbon Rendah Materialia 44.8-9 (2001): 1791-1795.
Melalui Baja Fasa Ganda. Jurnal
[35]
Fakultas Hukum UII, 10(3). Martinez, Sanja, and Ivica Stern.
"Thermodynamic characterization of
[27]
Kuswanto, B. (2010). Perlakuan pack metal dissolution and inhibitor adsorption
carburizing pada baja karbon rendah processes in the low carbon steel/mimosa
sebagai material altrenatif untuk pisau tannin/sulfuric acid system." Applied
potong pada penerapan teknologi tepat Surface Science 199.1-4 (2002): 83-89.
guna. Prosiding SNST Fakultas Teknik,
[36]
1(1). Zuk, M., Górka, J., Czuprynski, A., &
Adamiak, M. (2016). Properties and
[28]
Tarwijayanto, D. (2013). Pengaruh structure of the weld joints of quench and
Arus Dan Waktu pelapisan hard chrome tempered 4330V steel. Metalurgija,
terhadap ketebalan lapisan dan tingkat 55(4), 613-616.
[37]
kekerasan mikro pada plat baja karbon Krause, W. R., & Edwards, G. U.
rendah aisi 1026 dengan menggunakan (2000). U.S. Patent No. 6,053,922.
cro3 250 gr/lt dan h2so4 2, 5 gr/lt pada Washington, DC: U.S. Patent and
proses elektroplating. Trademark Office.
[29] [38]
Putri, F. (2010). Analisa Pengaruh Schall, Christopher J., Jerome R.
Variasi Kuat Arus dan Jarak Pengelasan Morgan, and Frederick E. Shelton IV.
Terhadap Kekuatan Tarik, Sambungan "Surgical instruments with reconfigurable
Las Baja Karbon Rendah Dengan shaft segments." U.S. Patent No.
Elektroda 6013. AUSTENIT, 2(02). 8,763,877. 1 Jul. 2014.
[30] [39]
Short, W. T., Mentzer, C. C., & Cox, Douglas, P., LaBombard, D., Whipple,
H. W. (1988). U.S. Patent No. 4,769,100. G., & Evans, S. (2005). U.S. Patent
Washington, DC: U.S. Patent and Application No. 10/736,199.
Trademark Office.
[40]
Boyd, Richard H., and S. M. Breitling.
[31]
Lowenheim, F. A., & Hirschland, H. E. "The conformational analysis of
(1956). U.S. Patent No. 2,737,483. crankshaft motions in polyethylene."
Washington, DC: U.S. Patent and Macromolecules 7.6 (1974): 855-862.
Trademark Office.
[41]
Halkes, Gertjan P., and K. G.
[32]
Kitahara, Hiromoto, et al. Langendoen. "Crankshaft: An energy-
"Crystallographic features of lath efficient MAC-protocol for dense
martensite in low-carbon steel." Acta wireless sensor networks." European
Materialia 54.5 (2006): 1279-1288.

9
conference on wireless sensor networks.
[50]
Springer, Berlin, Heidelberg, 2007. Sabioni, A. C. S., Huntz, A. M., Silva,
F. D., & Jomard, F. (2005). Diffusion of
[42]
Budek, A. M., Priestley, M. J. N., & iron in Cr2O3: polycrystals and thin
Lee, C. O. (2002). Seismic design of films. Materials Science and
columns with high-strength wire and Engineering: A, 392(1-2), 254-261.
strand as spiral reinforcement. Structural
[51]
Journal, 99(5), 660-670. Bijker, M. D., Bastiaens, J. J. J.,
Draaisma, E. A., De Jong, L. A. M.,
[43]
Sulardjaka, S., Atmaja, S. T., Nugroho, Sourty, E., Saied, S. O., & Sullivan, J. L.
S., Adnan, F., & Cahyono, A. D. (2013). (2003). The development of a thin Cr2O3
The Effect Of Alloy Elements On Fatigue wear protective coating for the advanced
Strength Of Gray Cast Iron At Room And digital recording system. Tribology
High Temperature. ROTASI, 15(1), 23- international, 36(4-6), 227-233.
28.
[52]
Teratani, T., Suidzu, T., Tani, K., &
[44]
Darmawanti, T., Suhartana, S., & Harada, Y. (2003). Formation of Alumina
Widodo, D. (2010). Pengolahan Limbah Protective Layer on MCrAlY
Cair Industri Batik dengan Metoda Atmospheric Plasma Sprayed Coating by
Elektrokoagulasi Menggunakan Besi Chromate Processing. Journal of High
Bekas Sebagai Elektroda. Jurnal Kimia Temperature Society of Japan, 29, 247-
Sains dan Aplikasi, 13(1), 18-24. 252.
[45] [53]
https://goodminds.id/proses- Bayuseno, A. P. (2009).
pembuatan-baja/ Pengembangan dan Karakterisasi
Material Keramik Untuk Dinding Bata
[46]
Wirabuana, R. P., & Wibowo, D. B. Tahan Api Tungku Hoffman K1.
(2015). Analisis Kekuatan Paku Keling ROTASI, 11(4), 5-10.
Pada Sub-Asembly Kampas Rem Bus.
[54]
JURNAL TEKNIK MESIN, 3(1), 38-43. Zainul, Rahadian (2015) Disain dan
Modifikasi Kolektor dan Reflektor
[47]
Afandi, Y. K., Arief, I. S., & Amiadji, Cahaya pada Panel Sel Surya Al/Cu2O-
A. (2015). Analisa Laju Korosi Pada Gel Na2SO4. Project Report. FMIPA
Pelat Baja Karbon Dengan Variasi UNP, Padang.
Ketebalan Coating. Jurnal Teknik ITS,
[55]
4(1), G1-G5. Antara, I. N. G. (2008). Aging
characteristic and mechanical properties
[48]
Afandi, Y. K., Arief, I. S., & Amiadji, of formed Mg-Zn-Al-RE-Ca alloys.
A. (2015). Analisa Laju Korosi Pada Jurnal Energi Dan Manufaktur.
Pelat Baja Karbon Dengan Variasi
[56]
Ketebalan Coating. Jurnal Teknik ITS, Kelly, P. M., Jostsons, A., & Blake, R.
4(1), G1-G5. G. (1990). The orientation relationship
between lath martensite and austenite in
[49]
Karim, A. A., & Yusuf, Z. A. (2012). low carbon, low alloy steels. Acta
Analisa pengaruh penambahan inhibitor Metallurgica et Materialia, 38(6), 1075-
kalsium karbonat dan tapioka terhadap 1081.
tingkat laju korosi pada pelat baja tangki
[57]
ballast air laut. Jurnal Riset dan Ricks, R. A., Howell, P. R., & Barritte,
Teknologi Kelautan, 10(2), 206. G. S. (1982). The nature of acicular

10
ferrite in HSLA steel weld metals. Jurnal Momentum UNWAHAS 7.1
Journal of Materials Science, 17(3), 732- (2011).
740.
[66]
Karim, A. (2008). pengaruh
[58]
Sato, Y. S., Nelson, T. W., Sterling, C. penambahan Cu 0, 4% dan Ni 0, 6%
J., Steel, R. J., & Pettersson, C. O. terhadap sifat fisis dan mekanis pada
(2005). Microstructure and mechanical besi cor kelabu (Doctoral dissertation,
properties of friction stir welded SAF Universitas muhammadiyah Surakarta).
2507 super duplex stainless steel.
[67]
Materials Science and Engineering: A, Suprihanto, Agus, Yusuf Umardani,
397(1-2), 376-384. and Dwi Basuki Wibowo. "Perbaikan
Sifat Mekanis Besi Cor Kelabu Dengan
[59]
Mansour, A., & Chigier, N. (1995). Penambahan Unsur Crom Dan
Air-blast atomization of non-Newtonian Tembaga." Media Mesin: Majalah
liquids. Journal of Non-Newtonian Fluid Teknik Mesin 6.1 (2007).
Mechanics, 58(2-3), 161-194.
[68]
Rasid, Muhammad, and Ibnu Asrafi.
[60]
Ardi, N. D., & Aryanti, M. (2009). "Analisis pengaruh proses Heat treatment
Profil Resistivitas 2D pada Gua Bawah paska pengelasan terhadap sifat mekanis
Tanah Dengan Metode Geolistrik pada besi tuang kelabu." AUSTENIT 5.1
Konfigurasi Wenner-Schlumberger (2013).
(Studi Kasus Gua Dago Pakar, Bandung).
[69]
Jurnal Pengajaran MIPA, 14(2), 79-86. Maulana, I., Budio, S. P., & Hidayat,
M. T. (2015). Pengaruh Variasi Dolomit
[61]
Rahmawati, Risa S. "Struktur Padatan Material Lokal Kabupaten Bangkalan
Silikon Dioksida." Makalah jurusan Sebagai Subsitusi Agregat Dalam
Pengajaran Kimia Institut Teknologi Pembuatan Batako Terhadap Kuat Tekan
Bandung, Bandung (2009). Dan Absorbsi. Jurnal Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil, 1(3), pp-1268.
[62]
Sa’diyah, H., S. Nurhimawan, and S.
[70]
A. Fatoni. "Irmansyah, and Ginting, B. (2008). Rancangan Dapur
Irzaman,“Ektraksi silikon dioksida dari Pelebur Untuk Melebur Alumunium Dan
daun bambu,”." Pros. Semin. Nas. Fiz 5 Paduannya Dengan Kapasitas 30kg
(2016): 13-16. Untuk Keperluan Lab. Foundry.
[63] [71]
Masrur, Irmansyah. "Irzaman 2013 Nurdiansah, H., & Susanti, D. (2013).
Optimasi Kelajuan Pemanasan pada Pengaruh Variasi Temperatur
Ekstraksi Silikon Dioksida (SiO2) dari Karbonisasi dan Temperatur Aktivasi
Sekam Padi." Jurnal Biofisika 9.2: 13-20. Fisika dari Elektroda Karbon Aktif
Tempurung Kelapa dan Tempurung
[64]
Yusmaniar, Soegijono B. "Pengaruh Kluwak Terhadap Nilai Kapasitansi
Suhu Pemanasan pada sintesis silikon Electric Double Layer Capacitor (EDLC).
dioksida dari abu sekam padi." Jurnal Jurnal Teknik ITS, 2(1), F13-F18.
Sains Materi Indonesia (2007): 115-117.
[72]
Ariyanto, T., Prasetyo, I., & Rochmadi,
[65]
Pratowo, Bambang, and Kunarto R. (2012). Pengaruh Struktur Pori
Kunarto. "Peningkatan Kekerasan dan Terhadap Kapasitansi Elektroda
Ketahanan Aus Permukaan Besi Cor Superkapasitor Yang Dibuat Dari Karbon
Kelabu Melalui Proses Boronisasi." Nanopori. Reaktor, 14(1), 25-32.

11
contamination and toxicology, 90(1), 85-
[73]
Mohruni, Amrifan Saladin, and Billy 90.
Hizkya Kembaren. "Pengaruh Variasi
[82]
Kecepatan Dan Kuat Arus Terhadap Lehmann, J. (2008). Application of
Kekerasan, Tegangan Tarik, Struktur ArcelorMittal Maizières thermodynamic
Mikro Baja Karbon Rendah Dengan models to liquid steel elaboration. Revue
Elektroda E6013." Jurnal Rekayasa de Métallurgie–International Journal of
Mesin Universitas Sriwijaya 13.1 (2013): Metallurgy, 105(11), 539-550.
1-8.
[83]
Bieda, B. (2012). Life cycle inventory
[74]
Aprilian, Tomas. "Analisis processes of the ArcelorMittal Poland
produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan (AMP) SA in Kraków, Poland—basic
struktur rangka atap baja (studi kasus oxygen furnace steel production. The
proyek pembangunan rumah sakit dr. International Journal of Life Cycle
Moewardi, Surakarta Jawa Tengah)." Assessment, 17(4), 463-470.
(2010).
[84]
Prasetyo, P. E. (2010). Struktur dan
[75]
Zainul, Rahadian (2015) Disain dan Kinerja Industri Besi dan Baja Indonesia
Modifikasi Kolektor dan Reflektor tidak Sekuat dan Sekokoh Namanya.
Cahaya pada Panel Sel Surya Al/Cu2O- JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan,
Gel Na2SO4. Project Report. FMIPA 3(1).
UNP, Padang
[85]
"Long-term planning needed to meet
[76]
Zainul, Rahadian (2015) Disain dan steel demand"
[86]
Modifikasi Kolektor dan Reflektor "Steel Industry, in Slump, Looks to
Cahaya pada Panel Sel Surya Al/Cu2O- Federal Stimulus"
Gel Na2SO4. Project Report. FMIPA
[87]
UNP, Padang https://investor.id/archive/tujuh-
perusahaan-baja-investasi-us-47-miliar
[77]
Maryanti, Amanda Salsabila. 2016.
[88]
Makalah Industri Baja. Wen, G., Sridhar, S., Tang, P., Qi, X.,
https://www.academia.edu/28608674/Ma & Liu, Y. (2007). Development of
kalah_Industri_Baja fluoride-free mold powders for peritectic
steel slab casting. ISIJ international,
[78]
Arnold, D. C. (2004). U.S. Patent 47(8), 1117-1125.
Application No. 29/184,064.
[89]
McHarg, P. J., Cook, W. D., Mitchell,
[79]
"Steel Industry" D., & Yoon, Y. S. (2000). Benefits of
concentrated slab reinforcement and steel
[80]
"India's steel industry steps onto world fibers on performance of slab-column
stage" connections. ACI Structural Journal,
97(2), 225-234.
[81]
Lenart, A., & Wolny-Koładka, K.
[90]
(2013). The effect of heavy metal Swamy, R. N., & Ali, S. A. R. (1982,
concentration and soil pH on the September). Punching shear behavior of
abundance of selected microbial groups reinforced slab-column connections made
within ArcelorMittal Poland steelworks with steel fiber concrete. In Journal
in Cracow. Bulletin of environmental Proceedings (Vol. 79, No. 5, pp. 392-
406).

12
[99]
Liang, Y. F., Ye, F., Lin, J. P., Wang,
[91]
Nagai, J., Suzuki, K., Kojima, S., & Y. L., & Chen, G. L. (2010). Effect of
Kollberg, S. (1984). Steel flow control in annealing temperature on magnetic
a high-speed continuous slab caster using properties of cold rolled high silicon steel
an electromagnetic brake. Iron Steel thin sheet. Journal of alloys and
Eng., 61(5), 41-47. Compounds, 491(1-2), 268-270.
[92] [100]
Chen, R. Y., & Yuen, W. Y. D. Ray, A. K., Mishra, K. K., Das, G., &
(2001). Oxide-scale structures formed on Chaudhary, P. N. (2000). Life of rolls in
commercial hot-rolled steel strip and their a cold rolling mill in a steel plant-
formation mechanisms. Oxidation of operation versus manufacture.
metals, 56(1-2), 89-118. Engineering Failure Analysis, 7(1), 55-
67.
[93]
Cooled rolled steel :
[101]
Arvedi, Giovanni, and Giovanni Gosio. Moen, C. D., Igusa, T., & Schafer, B.
"Process and plant for obtaining steel W. (2008). Prediction of residual stresses
strip coils having cold-rolled and strains in cold-formed steel members.
characteristics and directly obtained in a Thin-walled structures, 46(11), 1274-
hot-rolling line." U.S. Patent No. 1289.
5,329,688. 19 Jul. 1994.
[102]
Tokunaga, Yoshikuni, and Masato
[94]
Ball, D. F., & Shewring, D. (1973). Yamada. "Method for the production of
Some problems in the use of Lamb waves cold rolled steel sheet having super deep
for the inspection of cold-rolled steel drawability." U.S. Patent No. 4,504,326.
sheet and coil. Non-destructive Testing, 12 Mar. 1985.
6(3), 138-145.
[]Sitorus, T. (2010). Kajian Experimental
[95]
Kawasaki, Y., Hioki, Y., Ohno, Y., dan Teoritis Efek Beban Kerja Tidak di
Ichida, K., Yamaguchi, S., Sudo, M., & Pusat Geser Terhadap Lateral Buckling
Chikazawa, B. (1989). U.S. Patent No. pada Balok Kantilever Struktur Baja
4,872,245. Washington, DC: U.S. Patent (Master's thesis).
and Trademark Office.
[]Siregar, A. P. Studi Tingkat
[96]
Ginzburg, V. B. (1993). High-quality Permeabilitas Beton Serat Baja Benrat.
steel rolling: theory and practice. CRC Smartek, 6(2).
Press.
[]BAJA, B. D. (2000). Pengetahuan
[97]
Hancock, Gregory J., Thomas Murray, Bahan Teknik.
and Duane S. Ellifrit. Cold-formed steel
structures to the AISI specification. CRC
Press, 2001.
[98]
Suh, C. M., Song, G. H., Suh, M. S., &
Pyoun, Y. S. (2007). Fatigue and
mechanical characteristics of nano-
structured tool steel by ultrasonic cold
forging technology. Materials Science
and Engineering: A, 443(1-2), 101-106.

13

Anda mungkin juga menyukai